Rahasia Pengantin

Rahasia Pengantin

Oleh:  Yenita Wati  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
35Bab
3.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ia hidup dengan limpahan kasih sayang, harta, serta kepercayaan penuh dari keluarganya. Namun satu malam yang buruk menimpanya saat ia diam-diam ikut berpesta dengan teman-temannya. Dan sejak hari itu, ia pun berubah. Dari sosok yang berisik, bertindak sesuka hati dan arogan, menjadi orang yang penyabar, penurut dan selalu tersenyum apapun yang terjadi, meski itu melukai hatinya. Ia tak pernah menunjunkkan kesedihan kepada siapapun. Karena ia ingin memendam semuanya sendiri. "Karena bagiku, dengan tersenyum, aku dapat melupakan segala rasa sakit ku." Alezha.

Lihat lebih banyak
Rahasia Pengantin Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Sahrus Miladia
Semangat kak...
2022-03-21 07:33:20
0
35 Bab
Perjodohan
Prolog Alezha Armadja, seorang gadis cantik, anak dari pasangan Reyza Armadja dan Alea Prasetya. Berumur dua puluh lima tahun. Memiliki watak yang periang, arogan, dan banyak tingkah. Namun, semuanya berubah sejak malam itu. Dimana ia harus merasakan luka sepanjang hidupnya tanpa bisa mengatakannya pada siapapun. Diumur yang sudah matang, Alezha tak kunjung mau menikah karena hal itu. Tak ada pilihan lain, ayah dan ibunya memilih menjodohkannya dengan seorang pria yang bernama Kaysan Anderson, seorang CEO Anderson Group. Karena tidak ada cinta diantara mereka, maka kesepakatan di atas kertas pun terjadi. Menjalani biduk rumah tangga yang seperti itu membuat Alezha merasa tertekan namun ia tidak bisa mengungkapkannya. Hanya tawa dan senyum yang selalu menghiasi harinya. Hingga saat ia tak kuat menahan semua beban, ia memilih mundur dari sandiwara itu dengan tetap tersenyum dibalik
Baca selengkapnya
Pertemuan
Beberapa hari kemudian, Alezha dan kedua orang tuanya pergi ke sebuah restoran. Mereka akan bertemu dengan calon suami Alezha, yaitu Kaysan Anderson dan juga orang tuanya. Rayden dan Erlangga tidak ikut karena ini khusus pertemuan untuk kedua calon suami istri itu.Sesampainya di tempat tujuan, mereka segera turun dari mobil. Alezha menatap restoran yang sangat sepi. Ia yakin bahwa keluarga Anderson sudah mereservasi tempat itu demi makan malam ini.Perlahan, mereka melangkahkan kaki menuju dalam restoran. Mereka di sambut oleh pelayan dan menajer restoran bak tamu agung."Silakan masuk, Tuan, Nyonya, Nona," ucap sang manajer sambil menunduk memberi hormat.Mereka pun dibimbing menuju sebuah ruangan yang berisi sebuah meja dengan enam kursi. Sepertinya ruangan itu hanya di khususkan untuk tamu penting mereka.Terlihat tiga orang sedang berdiri menyambut mereka. Dua orang yang sudah tua tersenyum ramah. Sedangkan anak mereka hany
Baca selengkapnya
Pertemuan kedua
"Maaf, apakah kalian akan bercerai?" tanya Calya ragu-ragu. Alezha dan Kaysa tampak saling bertatapan. Ada keraguan di wajah Alezha karena orang tua mereka berteman baik. Lain halnya jika hanya rekan kerja, mungkin mereka lebih mudah bercerai. "Kami akan memikirkan bagaimana caranya. Kau tenang saja, aku juga tidak ingin lama-lama berada di dalam hubungan ini." Alezha memberi pengertian kepada Calya meski ia pun ragu apakah bisa melakukannya. Sedangkan Kaysan masih menatap Alezha dengan heran. 'Ada apa dengan wanita ini? Dia seperti sedang menyembunyikan masalah namun tetap tersenyum. Aku bisa membaca pergerakannya saat ini. Terdapat banyak keraguan dalam dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?' batin Kaysan. "Terima kasih, Alezha, aku menghargai usahamu. Sepertinya benar, kau wanita yang baik, sama seperti ibumu. Siapa yang tidak kenal dengan Nyonya Alea? Sudah cantik, baik pula," puji Calya.
Baca selengkapnya
Pernikahan
Selama makan, terdengar dentingan sendok milik Kaysan. Alezha yang tidak nyaman mendengarkan pun langsung melirik tanpa berkata apapun. Kaysan yang menyadari lirikan Alezha langsung berkata, "Aku sudah menyuruhmu menambah poin tetapi kau tidak mau. Aku tidak memperbolehkan ada dentingan karena aku suka mendengar dentingan dari piringku sendiri," ucap Kaysan dengan santainya. Membuat Alezha hanya geleng-geleng kepala. Ia pun kembali mengingat saat dulu ia sering mendenting-dentingkan sendoknya untuk mengganggu Rayden yang sangat risih mendengar suara dentingan sendok dan garp "Lalu, apa kau juga suka kentut sembarangan?" tanya Alezha ingin meyakinkan. "Tidak, dari semua poin itu, aku hanya melakukan yang ini saja. Seperti katamu, aku tidak akan melakukan hal memalukan seperti itu "Baguslah." Alezha tersenyu Mereka pun segera mengabiskan makan siang, lalu bubar, ke tempat tujuan ma
Baca selengkapnya
Malam Pertama
"Beruntungnya aku mempunyai menantu penurut dan ramah seperti ini." Kayla mengusap pipi Alezha lalu memeluknya. Alezha merasakan bahwa Kayla begitu amat menyayanginya meski mereka hanya mertua dan menantu saja. Hal itu menambah poin rasa bersalahnya pada seluruh keluarganya. "Berbahagialah kalian. Kalianlah kebanggan kami. Semoga langgeng sampai ke anak cucu." Reyza memeluk Alezha dan Kaysan bersamaan. "Jaga diri kalian, jangan pernah berpikir untuk berpisah atau itu akan menyakiti kami," sambung Reyza. Ia serta merta memeluk putri satu-satunya itu. Yang teramat cantik dan disanjung banyak orang. Ucapan Reyza mampu meluluhlantakkan perasaan Alezha. Ia sudah berjanji dengan Calya untuk berpisah dengan Kaysan. Namun kini papanya malah mengatakan hal yang mustahil ia lakukan. Sekali, lagi, ia merasa menjadi orang yang paling jahat bagi keluarganya maupun Kaysan. "Terima kasih, Papa," s
Baca selengkapnya
Wanita Solehah
Pagi pun menjelang. Seperti biasa, Alezha melaksanakan sholat subuh. Namun ia tidak menemukanbruangan untuk sholat. Maka ia memutuskan untuk melaksanakan sholat di samping ranjangnya. Samar-samar Kaysan membuka matanya. Ia langsung dapat melihat sosok yang tengah memakai mukena berwarna putih sedang melakukan gerakan seperti sholat. 'Alezha? Melaksanakan sholat?' batin Kaysan. 'Oh ya tentu saja, dia anak dari orang-orang yang Sholeh dan sholehah.' "Kau sudah bangun? Masih ada waktu melaksanakan sholat," ujar Alezha saat sudah selesai melaksanakan sholat. "Ah, ya. A,,,aku akan melaksanakan sholat." Kaysan bangkit dari ranjangnya. Ia pun segera menuju kamar mandi dengan membawa ponsel. Jelas sekali ia tidak tahu menahu tentang sholat karena nyaris tidak pernah melaksanakannya. Mungkin beberapa kali saat ada praktik sholat di sekolahnya. Ia membuka ponsel saat sudah memasuki kamar m
Baca selengkapnya
Bulan Madu
Negara Amerika, Los Angeles- Alezha dan Kaysan baru saja sampai di sebuah hotel paling terkenal di kota itu. Langsung saja ia menelepon keluarganya dan mengabarkan kalau mereka sudah sampai dengan menggunakan SIM card yang ada di negara itu. "Kenapa tidak diangkat, ya?" gumam Alezha. "Waktu negara ini dan negara kita berbeda delapan jam. Bisa kau bayangkan kalau di sini pukul tujuh malam, maka di sana puku tiga pagi," ujar Kaysan. "Oh iya, aku lupa. Ya sudah, aku kirim pesan saja." Alezha langsung mengirimi pesan kepada orang tuanya dan mertuanya bahwa mereka sudah sampai. "Ayo, makan malam. Aku yakin kau pasti lapar," ajak Kaysan. "Tidak hanya aku, kau juga pasti lapar, 'kan?" "Tentu saja, ayo, beres-beresnya besok saja." Kaysan langsung berjalan keluar kamar diikuti oleh Alezha. Mereka makan di restoran yang ada di
Baca selengkapnya
Noda Masa Lalu
Kejadian dimana Alezha harus kehilangan kehormatannya. Flashback On Dua tahun yang lalu. "Ayolah Alezha, aku mohon. Ikutlah berpesta dengan kami," rengek Sofi, sahabat Alezha. "Tidak bisa, Sofi. Kau tahu 'kan aku sangat sibuk bekerja. Lagipula, mama dan papa pasti melarang ku berpesta apalagi sampai ke bar." Alezha mencoba menolak. "Alezha, ini pesta sekaligus reuni SMA. Kau tidak rindu pada teman-teman kita." "Tentu saja aku merindukan mereka, tetapi aku tidak bisa pergi ke sana. Kenapa tidak di restoran saja? Kita bisa makan dan mengobrol sepuasnya." "Ah, kau ini. Tidak asyik jika hanya di restoran. Ayolah, aku tahu kau tidak pernah ke tempat itu 'kan. Anggap saja ini pertama dan terakhir kalinya kau kesana. Apa kau tidak penasaran bagaimana rasanya berpesta di sebuah bar?" Sofi terus saja membujuk Alezha. "Tapi bag
Baca selengkapnya
Dendam
Alezha telah sampai di rumah Sofi. Segera ia mengetuk pintu rumah besar itu dengan hati yang kalut hingga ketukannya seperti orang yang ingin melabrak. Tak berselang lama, keluarlah seorang wanita separuh baya yang merupakan pembantu Sofi. "Dimana Sofi?" tanya Alezha dengan wajah tegangnya. "Nona Sofi bilang, Nona bisa menemuinya di kamar." Tanpa menunggu lagi, Alezha langsung masuk ke rumah itu menuju kamar Sofi. Sakit di area khusunya pun tidak dirasakannya lagi karena perasaan yang kalut terbakar emosi. "Sofi!" Alezha menggedor-gedor pintu kamar Sofi. Pintu pun terbuka dengan Sofi yang sedang mengulas senyuman liciknya. "Alezha, kejutan sekali kau datang kesini?" "Tutup mulutmu! Apa yang telah kau lakukan padaku?" Alezha menerobos masuk ke kamar Sofi dengan perasaaan yang terbakar emosi. "Aku t
Baca selengkapnya
Kedatangan Calya
Alezha terbangun dari tidurnya saat subuh menjelang. Ia pun bergegas pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Namun, saat ia sudah di depan pintu toilet, ia terkejut dengan keluarnya Kaysan dengan hanya memakai handuk yang terlilit di pinggangnya. Membuat tubuh bagian atasnya terlihat jelas. Bentuk tubuh yang diidamkan semua wanita dengan bulu-bulu halus di bagian dada."Aaaaaa." Alezha berteriak sambil menutup matanya dengan kedua tangannya."Hei, kenapa berteriak? Harusnya aku yang marah karena kau ingin mengintip ku."Mendengar ucapan Kaysan, Alezha langsung menurunkan kedua tangan dari wajahnya. "Apa? Mengintip? Aku tidak melakukannya. Aku hanya ingin mengambil wudhu.""Sudah ketahuan mengintip, malah mengelak. Sudahlah, aku mau memakai bajuku." Kaysan pergi dari hadapan Alezha, menuju ruang ganti.Alezha menarik nafas panjang lalu mengeluarkannya perlahan. "Sabar Alezha, kau harus sabar. Ayo tersenyum." Ia pun kembali te
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status