Share

Perempuan Bernama Arsila

Author: Azalea
last update Huling Na-update: 2024-03-17 07:09:55

“Mama nggak ada nelpon kok.”

Keningku berkerut mendengar penuturan Mama mertua.

“Oh, mungkin aku salah dengar, Ma. Ya udah, aku tutup ya, Ma. Mau mandiin Yuna soalnya.”

Tanganku mengepal. Mas Nata membohongiku, semua ini semakin memperjelas kalau dia ada main dengan perempuan lain. Aku tidak akan mungkin hanya diam saja, rumah tanggaku di ujung tanduk.

“Mama, cakenya habis.”

“Iya.” Kulempar benda pipih itu ke atas ranjang.

Dadaku bergemuruh karena rasa sesak yang menyiksa. Masih tidak menyangka Mas Nata sampai hati mengkhianati janji suci pernikahan kami.

“Yuna mau lagi.”

“Nggak boleh, Yuna udah habisin semua loh. Kalau papa lihat pasti marah, nanti beli lagi. Tapi bukan hari ini oke?”

Dia merengut kesal dengan bibir yang mengerucut, “Tapi dibeliin 'kan?”

“Iya. Enak cakenya?” Kuusap lembut rambutnya yang hitam legam sedikit bergelombang itu.

“Enak.”

“Nanti Yuna bantu Mama buat ikan bakar ya. Kemarin siapa yang bilang mau makan ikan bakar?”

“Yuna.” Dia mengangkat tinggi-tinggi tangannya dengan senyum lebar.

“Pintar. Minum dulu, habis itu kita mandi. Yuna bau acem habis joging sama papa.”

Dia cengengesan lalu meraih gelas di atas meja.

Korban sesungguhnya adalah Yuna. Aku tidak bisa membayangkan jika nantinya aku dan Mas Nata berpisah, selama masih bisa diperbaiki aku akan bertahan meski harus berdarah-darah.

Aku pernah juga ada di posisi menjadi korban broken home meski akhirnya orang tuaku kembali bersama. Saat itu aku merasa dunia benar-benar hancur, dan aku tidak mau Yuna merasakan hal yang sama.

Mungkin orang akan berpikir bertahan demi anak adalah keputusan yang bodoh. Tapi mereka tidak tahu bagaimana rasanya ada diposisi anak itu. Akan kucari tahu penyebabnya, berharap masih bisa dipertahankan meski rasanya akan menyakitkan.

“Mama kenapa nangis?”

“Nggak kok.” Dengan cepat, aku menyeka buliran bening yang berjatuhan di pipi, “Mama kelilipan.”

“Ayo mandi, Mama.”

“Iya, ayo. Yuna duluan ke kamar mandi, Mama simpan dulu ini ke dapur.” Aku meraih piring dan gelas yang sudah kosong membawanya ek dapur.

Kutarik napas dalam-dalam, mencoba untuk membuat perasaan lebih tenang. Dalam satu hari kebahagiaanku hancur seketika padahal bukti belum ada di depan mata, tapi kecurigaan sudah memenuhi benak.

“Sayang.”

Aku terlonjak merasakan sebuah tangan yang tiba-tiba melingkar di perut.

“Kita titip Yuna ke Mama ya.”

Sekuat tenaga aku menahan diri agar tidak meledak apalagi belum memiliki bukti.

“Kenapa?”

“Nggak kangen berduaan apa? Yuna juga kayaknya butuh adik.”

Kedua tanganku mengepal di sisi tubuh, membayangkan dia pernah menyentuh wanita lain dengan tangannya itu membuat hati seperti disayat.

“Mas.” Aku langsung melepaskan diri saat dia mulai mengikis jarak, “aku mau mandikan dulu Yuna.”

Kutinggalkan dia di dapur.

***

Mas Nata sudah terlelap dari tadi. Ponselnya tergeletak di atas nakas.

Ini saatnya aku untuk memeriksa isi benda pipih itu, aku tidak pernah sama sekali ada keinginan untuk memeriksanya karena percaya pada Mas Nata. Tapi kepercayaanku malah dikhianati.

Pertama yang kucari adalah aplikasi berlogo gagang telepon, karena itu yang akan digunakan untuk komunikasi. Namun tidak ada apa-apa di sana, semuanya tampak normal. Semua sosial media sudah kubuka tapi tidak ada juga.

Begitu pintarnya dia menyembunyikan semua dariku.

Mataku tertuju pada email miliknya, entah kenapa aku penasaran dan ingin membuka. Biasanya pasti dipakai untuk pekerjaan, siapa tahu dia pakai untuk selingkuh karena memang orang zaman sekarang tidak ingin ketahuan selingkuh sampai melakukan berbagai cara. Kirim pesan lewat merchant, m-banking atau apalah itu.

“Arsila Yalina Laisa.” Keningku berkerut membaca nama paling atas.

Dengan susah payah aku meneguk saliva lalu menyentuh layar untuk melihat isinya.

[Sweetheart *emoticon hati.]

Hanya satu kata dan membuatku terluka.

Banyak sekali foto-foto mereka, tanganku sampai gemetar. Apa mungkin wanita muda ini yang Yuna maksud? Apa dia tinggal di sekitar sini juga?

Mas Nata main belakang dengan anak ingusan. Bahkan terlihat dari wajahnya gadis ini usianya bahkan masih belasan.

“Sayang, kamu lagi apa? Kenapa belum tidur?”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Sekongkol

    “Awas aja Ganta kalo macem-macem apalagi sampai nyakitin Mas Afnan.”Yuna tidak akan tinggal diam jika Ganta sudah melewati batasnya. Ia mencoba untuk menghubungi Angel untuk menanyakan lanjutan isi chat malah ponsel Angel mendadak tidak aktif.Karena perasaannya tak enak, ia memutuskan untuk menelpon suaminya. Menunggu beberapa lama sampai dijawab pemilik gawai.“Mas, kamu dimana? Kamu baik-baik aja 'kan?”“Halo ….”Mata Yuna melebar. “Loh, kenapa-”Belum selesai bicara, panggilan diputus secara sepihak dari sana membuat pikiran Yuna semakin kacau apalagi yang menjawab panggilan suara perempuan.“Siapa yang ….” Dadanya bergemuruh, cemburu membakar hati.Yuna yang tersulut emosi tak bisa mengendalikan diri. Dengan tergesa melangkah keluar dari kamar, ia berniat mencari keberadaan suaminya itu.“Mau kemana?”“Titip dulu, Kia ya, Ma.”“Iya tapi kamu mau kemana?”“Ada urusan.” Yuna menjawab tanpa menoleh pada mamanya.“Kenapa dia, Yang?” Nata datang dari dapur membawa sekaleng minuman so

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Rencana Jahat Sang Mantan

    “Cowok kampung kayak gitu bukan sainganku.” Ganta menyeringai.Dari dalam mobil ia melihat Afnan yang keluar dari rumah dengan Kiarra dalam gendongannya. Tak lama Yuna menyusul. Mereka akan pergi ke villa untuk menemui orang tua Yuna sebentar. Yuna juga ingin di sana karena sudah rindu dengan mama dan papanya.Ganta memarkirkan mobilnya di tempat yang tak terlihat oleh Yuna jadi ia memantau dengan leluasa. Ia sangat percaya diri kalau Yuna akan kembali padanya. Karena bersaing dengan Afnan hanya akan merendahkan harga dirinya pikir Ganta.Lelaki angkuh itu tidak tahu saja kalau pemuda kampung seperti Afnan yang membuat Yuna jatuh hati dan takut kehilangan bukan pemuda kota sombong dan sok tampan seperti Ganta. Mungkin sebelumnya memang Ganta jadi prioritas tapi kali ini posisi Ganta sudah digantikan oleh Afnan.Yuna dan Afnan diikuti sampai mereka sampai di villa. Ganta tidak bisa lagi melihat ke dalam karena pagar villa itu langsung tertutup rapat, ia memutuskan untuk kembali ke peng

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Baru Prasangka

    “Mas ….” Mata Yuna berkaca-kaca. Buliran bening itu mulai berjatuhan.“Loh? Kenapa nangis.”“Kamu marah sama aku, Mas? Tadi 'kan aku udah jelasin, semua salah paham. Gantanya aja yang masih deketin aku.” Dengan kasar ia mengusap pipinya yang basah. “Aku juga nggak suka diganggu begini.”Tiba-tiba Yuna yang tukang marah menjadi mellow begini. Sungguh tidak terlihat seperti Yuna biasanya, Afnan bahkan sampai terheran-heran karena ini kali pertamanya melihat sang istri menangis begini.“Saya nggak marah. Kenapa kamu nangis?”“Kamu pasti marah 'kan?” Yuna mengulangi pertanyaannya.Afnan menggeleng. “Saya nggak marah.”Yuna memalingkan wajahnya, memilih untuk berbaring di samping Kiarra yang sudah terlelap.Afnan masih berdiri dengan kerutan di keningnya karena tingkah sang istri yang tak biasa. Tidak mau membuat suasana semkain tidak enak, Afnan memilih untuk diam saja.Ia sama sekali tidak marah seperti yang dituduhkan oleh Yuna, percaya kalau istrinya sudah tidak berhubungan dengan Gant

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Mantan Pembuat Onar

    "Ganta.""I miss you so bad, Baby." Ganta hendak melangkah mendekati Yuna."Oh, Mas ini selingkuhannya Yuna pasti," celetuk Bu Nani."Jangan sembarangan ya, Bu!" Yuna naik pitam."Saya calon …." Ganta menyeringai, sengaja menggantung perkataannya."Ganta, apa-apaan sih. Sana pulang, ngapain kesini?" Yuna tidak mau Ganta malah membuatnya semakin malu."Aku kesini mau jemput kamu, Baby.""Rumah aku di sini, kamu nggak usah macem-macem ya! Kita udah putus, sekarang kamu pergi dari sini."Keributan yang terjadi mengundang penasaran beberapa tetangga yang lain.Ingin sekali Ganta menarik paksa tangan Yuna agar wanita itu ikut dengannya. Namun ia sadar dengan melakukan itu yang ada Yuna malah semakin tidak suka padanya."Buka blokirannya, kalau nggak … nanti aku datang lagi.""Iya. Sana pergi."Yuna bisa bernafas lega saat Ganta akhirnya pergi. Ia harus segera menyelesaikan urusannya dengan Ganta. Padahal hubungan mereka sudah berakhir."Yuna, Yuna. Tampang aja polos.""Ternyata bener punya

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Tamu Tak Diundang

    Senyum di bibir Yuna tidak luntur, hatinya berbunga setelah kerinduan yang berbulan-bulan ini tertahan akhirnya bersambut. Pipinya memanas mengingat apa yang terjadi tadi malam. Kali kedua untuk mereka tapi tentu saja berbeda karena melakukannya dalam keadaan sadar sepenuhnya, bukan efek dari obat perangsang.Masih dengan posisi yang sama, Yuna mendongak. Menatap Afnan yang masih terlelap, gurat lelah nampak jelas. Afnan memang masih lelah setelah perjalanan ke kota tapi ulah Yuna lelah Afnan semakin bertambah. Rencananya sudah berhasil, Yuna sangat yakin setelah ini Afnan tidak akan mungkin kepincut oleh Rinda.Tok. Tok.“Bu … Ibu ….” Yuna terperanjat, ia malah kembali memejamkan mata. Tidak mau kalau Afnan tahu ia lebih dulu bangun dari lelaki itu.Afnan langsung terjaga mendengar suara adiknya. Dengan gerakan perlahan ia menarik tangannya yang dijadikan bantal oleh Yuna. Menyambar baju dan memakainya dengan asal karena takut suara Nisa akan membangunkan kedua bidadarinya yang masih

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Rencana Menggoda Suami

    Untung saja Yuna belum menanggalkan cardigan yang dipakainya. Jadi ia bisa menyelamatkan harga dirinya. Malunya tidak ada obat kalau sudah tampil menggoda dan Afnan masih menolak.Meskipun kesal, Yuna tidak memperlihatkannya. Ia belajar untuk menahan diri apalagi Afnan baru saja kembali setelah perjalanan jauh yang menguras tenaga."Hari masih panjang, ini masih siang. Nggak etis juga kalau siang-siang ada suara meresahkan." Ia mencoba menghibur diri lalu keluar dari kamar.Setidaknya ia harus membuat hatinya lebih tenang.Ia memilih merebahkan tubuhnya di tempat biasa Afnan berbaring setiap malam."Keras banget. Betah dia tiap malem tidur di sini? Kalau aku yang tidur di sini bisa-bisa sakit semua badanku."Yuna mengambil posisi duduk, tidak nyaman berbaring dengan kondisi tempat yang tak nyaman. Padahal baru beberapa detik, bayangkan Afnan yang beberapa malam ini tidur di sana. Ia sama sekali tidak protes.Tidak ada larangan dari Yuna untuk Afnan tidur dengannya, hanya saja lelaki i

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status