Share

Saat Istri Berkuasa

Penulis: Azalea
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-17 07:11:34

“Ma-”

“Hana yang bakalan menggantikan posisi kamu, Nata.”

Aku terbelalak mendengar itu, begitupun Mas Nata.

Sungguh, aku tidak mengharapkan hal ini. Bahkan aku tidak ingin Mama tahu dengan cara seperti ini.

“Sebelum kamu dapat maaf dari Hana, posisi itu akan tetap ditempati Hana.” Mama berucap dengan tegas dengan sorot mata tajam.

Mas Nata tidak bisa berkata-kata, dia paling tidak berani pada Mamanya.

Sekarang aku belum bisa mengambil keputusan, semuanya harus jelas dulu. Setelah itu baru aku akan memilih untuk tetap tinggal atau pergi.

Tidak mudah bagiku untuk pura-pura baik setelah semua fakta terungkap dan hatiku tersayat.

“Hana, kamu jangan takut. Mama akan selalu ada di pihak kamu. Nata memang harus dikasih pelajaran!” Mama menggenggam erat tanganku.

Rasanya memiliki kekuatan lebih karena mama mertuaku sendiri ada di pihakku, tidak membela anaknya yang berbuat salah.

“Ma, aku mengaku salah tapi nggak gini juga dong. Masa harus Hana yang gantiin aku sih? Dia juga nggak bakalan bisa.”

Mama menyipitkan matanya, menatap Mas Nata dengan tajam, “Kalau ngaku salah ya terima hukuman ini. Bahkan apa yang kamu hadapi nggak sebanding dengan rasa sakit Hana. Keluar sana, Mama mau bicara sama Hana.”

“Tapi, Ma-”

“Keluar!”

Mas Nata menghela napas panjang lalu berjalan gontai keluar dari kamar.

“Han, Mama mohon. Selagi masih bisa dipertahankan, jangan pisah ya. Mama nggak mau nantinya Yuna yang kena dampak. Hati kamu pasti sakit banget, maaf ya, Mama egois minta hal ini ke kamu. Soalnya nggak bakalan ada yang bisa menggantikan kamu jadi menantu terbaik Mama.”

Aku tersenyum getir, “Hana ngerti kok, Ma. Hana bakalan coba.”

Hanya itu yang bisa kukatakan, aku tidak bisa menjanjikan akan bertahan karena apa yang sudah dilakukan oleh Mas Nata, hal yang sama sekali tidak bisa aku maafkan adalah kebohongan dan perselingkuhan dan Mas Nata melakukan keduanya.

Tapi memang ada benarnya dia harus diberikan pelajaran. Benar kata Mama tadi, mungkin saja Mbak Nadia hanya mengincar harta Mas Nata. Apa saat Mas Nata tidak memiliki jabatan dan uang dia masih tetap mau pada suamiku?

Sakit memang tapi aku harus bertahan sedikit.

Memikirkan masa depan Yuna salah satu yang jadi pertimbangan, rasa sakitku masih bisa ditahan tapi aku tidak mau masa depan Yuna terancam. Membayangkan dia menjadi korban broken home saja rasanya hati ini sudah teriris. Bagiku Yuna yang jadi nomor satu, mungkin jika nantinya aku tetap bertahan kemungkinannya hanya satu. Hati ini mati rasa karena sudah hilang rasa percaya.

Mama juga pasti sedih dan kecewa, sebenarnya wajar dia memintaku untuk tetap tinggal. Mama begitu baik padaku, selama menjadi menantunya tidak pernah ada satu kata pun yang beliau ucap dan menyakiti hatiku. Aku pun berat jika membuat Mama semakin sedih begini.

“Jangan lupa ambil semua kartu Nata, jangan biarkan ada sepeserpun uangnya yang dinikmati lont* itu. Mama bener-bener nggak ikhlas. Kamu boleh lakukan apapun ke Nata. Perusahaan juga Mama percayakan ke kamu. Biar besok kita langsung urus penggantian CEO.”

Setelah itu, Mama berhambur memelukku dengan erat lalu keluar dari kamar. Ternyata Mas Nata berdiri di depan pintu kamar.

Mama tidak berucap sepatah katapun lagi saat berjalan melewati anaknya itu.

“Sayang, Mas bakal melakukan apapun termasuk apa yang Mama minta. Bagi Mas yang terpenting dapat maaf dari kamu.”

“Kalau aku nggak maafin kamu gimana?”

“Mas akan berusaha. Lagi pula kamu itu wanita baik, pasti nggak mungkin menyimpan dendam. Mas ngaku, Mas khilaf.”

Aku menyeringai, “Kalau aku baik kenapa kamu masih main belakang? Sudah berapa kali kamu berzina sam-”

“Mas nggak berzina!” sangkalnya memotong perkataanku.

Hatiku kembali tersayat saat sesuatu dalam benak melintas, “Jadi ... diam-diam kamu nikahin dia, Mas?”

Dia menunduk lalu bergumam, “Maaf.”

Sudah menikah dan sengaja membawa wanita itu menjadi tetangga baruku. Apa maksudnya dengan itu?

Kuulurkan sebelah tangan padanya. Mas Nata langsung mendongak dan meraih uluran tanganku.

“Terima kasih, sayang.”

Dengan kasar aku menepisnya, “Terima kasih apaan, mana sini. Aku minta semua kartu kamu, kamu cuman boleh pegang uang cash yang aku kasih.”

Matanya terbelalak, “Sayang ....”

“Katanya mau berusaha dapat maaf dari aku, ya buktiin dong, Mas. Masa karena hal ini saja kamu sudah ngeluh.”

“Nggak ngeluh tapi ....”

“Nggak terima! Ya sudah, aku bisa pulang sendiri kok ke rumah orang tuaku.”

“Jangan! Oke, Mas turuti kemauan kamu.”

Mas Nata menyerahkan dompetnya padaku. Kuambil semua kartu berharga itu dan menyerahkan kembali dompet yang hanya berisi KTP dan juga SIM.

“Seratus ribu sehari harusnya cukuplah ya.”

“Yang ... jangan tega begitu dong.”

“Tega? Tega siapa aku sama kamu hah?”

Mas Nata langsung bungkam.

“Mulai besok posisi kamu, aku yang tempati dan kamu harus mulai mempersiapkan berkas lamaran dan cari kerja di tempat lain.”

“Jangan bercanda, Hana!”

“Aku serius. Kamu lupa soal peraturan di kantor soal karyawan laki-laki yang tidak boleh memiliki dua istri apalagi selingkuhan? Kamu karyawan juga disana karena Mama yang punya perusahaan jadi ya ... terima saja.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Alexandria Labiran
ia benar skaliii,,rumah 02 jg diambil biar tau RS pst uangx dr suamix
goodnovel comment avatar
Elihsuminar Suminar
bagus tafi ..buat emosi
goodnovel comment avatar
Elihsuminar Suminar
suka sekali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Hati Beku Meleleh

    "Enak?" Yuna tersenyum melihat suaminya menghabiskan semangkuk mi instan ditambah satu piring nasi."Enak, Dek. Makasih ya.""Lain kali kalau Mas mau makan apapun bilang aja.""Nggak usah, Dek. Semoga aja besok udah bisa makan apapun lagi.""Oh ya, Mas. Aku hamil tau." Yuna memberitahu dengan santainya, bahkan tidak seperti istri lain yang memberikan kabar bahagia itu pada suaminya.Afnan terbelalak. "Kamu … hamil?"Yuna mengangguk pasti. "Iya. Kamu nggak seneng, Mas?" Ia masih memperhatikan raut wajah Afnan.Lelaki itu tampak kaget makanya diam membeku. Detik berikutnya malah berhambur memeluk sang istri seraya berulang kali mengucap syukur. Matanya sampai berkaca-kaca saking bahagianya.Rasanya tentu saja berbeda saat ia mendengar Yuna hamil anak pertama mereka. Saat itu keduanya belum menerima pernikahan yang ada. Berbeda dengan sekarang yang sudah saling mencinta meski tidak diungkap dengan kata."Mas seneng banget, sayang. Makasih ya."Berubahnya panggilan Afnan yang tiba-tiba be

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Saat Suami Ngidam

    “Ma, kenapa aku hamil lagi sih.” Pundak Yuna lemas.“Loh, kok tanya Mama sih? Takdirnya memang begini, harus kamu syukuri.”“Tapi Kia masih kecil, Ma. Kalau aku hamil lagi, siapa yang jagain Kia.”Hana terkekeh geli. “Kamu itu hamil, Yuna. Bukan sakit.”“Ya ... tetap aja, Ma.”Memang berat bagi Yuna, di usia muda ia sudah akan memiliki dua orang anak. Bahkan anak pertamanya saja belum genap satu tahun, sudah mendapatkan adik.Afnan belum tahu soal ini, ia sedang istirahat karena setelah makan tadi malah isi perutnya keluar lagi. Sedangkan ibu hamilnya malah tidak merasakan apa-apa, tidak seperti kehamilan pertamanya. Hanya saja lebih sensitif dan mudah marah.“Di kehamilan kedua, kamu dan Afnan berbagi. Dia yang ngalamin mualnya kamu yang hamilnya.”Yuna menghela napas panjang. “Pantes nggak ada tanda-tanda kayak dulu pas aku hamil Kia. Ternyata Mas Afnan yang merasakan tanda-tandanya.”“Kalian tinggal di sini dulu, sampai Afnan bisa beraktivitas normal lagi.”Yuna mengangguk. “Iya, M

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Ternyata

    Setelah kejadian itu, Afnan berhari-hari mengalami mual muntah sampai Yuna bingung sendiri karena berulang kali diperiksa dokter mengatakan Afnan baik-baik saja.“Nis, jangan-jangan abang kamu diguna-guna lagi,” celetuk Yuna dengan muka tak berdosanya.“Hush! Mbak, jangan percaya yang kayak begitu. Nggak boleh.” Nisa saja yang lebih muda sama sekali tidak percaya akan hal mistis yang Yuna curigai sebagai pemacu suaminya seperti ini.“Aku harus datangi si Rinda.” Yuna bangkit, menyerahkan Kiarra pada adik iparnya, “Titip ya.”“Mbak mau kemana?”“Ke rumah si Rinda, sejak minum kopi di sana. Abangmu jadi sakit begini.”Yuna sampai melarang Afnan keluar rumah, apalagi lelaki itu tampak lemah, letih, lesu.Orang tua Yuna sudah kembali ke kota, tapi mereka tetap menanyakan soal kabar Afnan yang sampai sekarang masih belum membaik.“Mau apa?”“Titip Kia pokoknya. Kalau Mas Afnan nanyain, bilang aku keluar sebentar.”Terbiasa jalan kaki, ia tidak merengek lagi untuk diantar kesana kemari.Gan

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Masih Dicurigai

    Karena kondisi Afnan yang menurut Yuna memprihatikan wanita itu memaksa suaminya untuk melakukan pemeriksaan dan hasilnya tidak ada yang mencurigakan. Dokter bilang Afnan tidak apa-apa, hanya demam biasa dan kelelahan.Apa jangan-jangan dia bohong karena mau berduaan sama Rinda? Tapi badannya kok bisa panas? Apa kebetulan.Pikiran negatif menguasai otak Yuna. Ia paling tidak bisa berpikir postif pada orang lain. Apalagi sudah dihadapkan sesuatu yang tidak disukainya.Memilih menginap di villa karena orang tua Yuna masih ingin bersama dengan cucu mereka sebelum nanti harus kembali ke kota. Kedepannya tidak akan mudah untuk mencuri waktu bertemu sang cucu karena kesibukan Nata. Pria paru baya itu bukan pengangguran, ia seorang pimpinan perusahaan yang tentu saja pekerjaannya menggunung.“Saya pulang saja, biar kamu sama Kia di sini.”Tatapan tajam Yuna menghunus. “Nggak, kamu harus di sini. Apa kata ibu nanti kalau aku biarin kamu yang sakit sendirian di rumah.”“Saya nggak apa-apa kok.

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Sekongkol

    “Awas aja Ganta kalo macem-macem apalagi sampai nyakitin Mas Afnan.”Yuna tidak akan tinggal diam jika Ganta sudah melewati batasnya. Ia mencoba untuk menghubungi Angel untuk menanyakan lanjutan isi chat malah ponsel Angel mendadak tidak aktif.Karena perasaannya tak enak, ia memutuskan untuk menelpon suaminya. Menunggu beberapa lama sampai dijawab pemilik gawai.“Mas, kamu dimana? Kamu baik-baik aja 'kan?”“Halo ….”Mata Yuna melebar. “Loh, kenapa-”Belum selesai bicara, panggilan diputus secara sepihak dari sana membuat pikiran Yuna semakin kacau apalagi yang menjawab panggilan suara perempuan.“Siapa yang ….” Dadanya bergemuruh, cemburu membakar hati.Yuna yang tersulut emosi tak bisa mengendalikan diri. Dengan tergesa melangkah keluar dari kamar, ia berniat mencari keberadaan suaminya itu.“Mau kemana?”“Titip dulu, Kia ya, Ma.”“Iya tapi kamu mau kemana?”“Ada urusan.” Yuna menjawab tanpa menoleh pada mamanya.“Kenapa dia, Yang?” Nata datang dari dapur membawa sekaleng minuman so

  • Rahasia di Ruang Kerja Suamiku   S2 - Rencana Jahat Sang Mantan

    “Cowok kampung kayak gitu bukan sainganku.” Ganta menyeringai.Dari dalam mobil ia melihat Afnan yang keluar dari rumah dengan Kiarra dalam gendongannya. Tak lama Yuna menyusul. Mereka akan pergi ke villa untuk menemui orang tua Yuna sebentar. Yuna juga ingin di sana karena sudah rindu dengan mama dan papanya.Ganta memarkirkan mobilnya di tempat yang tak terlihat oleh Yuna jadi ia memantau dengan leluasa. Ia sangat percaya diri kalau Yuna akan kembali padanya. Karena bersaing dengan Afnan hanya akan merendahkan harga dirinya pikir Ganta.Lelaki angkuh itu tidak tahu saja kalau pemuda kampung seperti Afnan yang membuat Yuna jatuh hati dan takut kehilangan bukan pemuda kota sombong dan sok tampan seperti Ganta. Mungkin sebelumnya memang Ganta jadi prioritas tapi kali ini posisi Ganta sudah digantikan oleh Afnan.Yuna dan Afnan diikuti sampai mereka sampai di villa. Ganta tidak bisa lagi melihat ke dalam karena pagar villa itu langsung tertutup rapat, ia memutuskan untuk kembali ke peng

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status