Share

Rahasia wanita gelandangan
Rahasia wanita gelandangan
Penulis: GODDESS

1: Map Amplop

بسم الله الرحمن الرحيم

Seina merasakan perutnya terasa lapar saat mengawasi seorang pria yang mencari sesuatu di dalam kotak sampah, memperhatikan pria itu mendapat donat dan makan dengan lahap, dia langsung ikut mencari makannan dalam kotak sampah.

Pengemis yang melihat Seina yang mendekatinya langsung berlari. Mengintip dari kejauhan melihat  Seina yang berjalan semakin mendekat. Pengemis itu ketakutan dia berpikir bahwa Seina akan memarahinya.

Tapi hal yang tidak terduga terjadi, Seina malah berhenti tepat di kotak sampah dan mencari sesuatu di dalamnya. Seina mengambil sebuah donat yang dilapisi coklat lalu duduk disamping tempat sampah, memakanya dengan tenang. Pengemis yang melihat Seina mencari makanan dia langsung perlahan mendekat  untuk ikut mencari makanan. Pintu restaurant terbuka “Apa yang kamu lakukan di sini cepat pergi!” seru sang penjaga.

Pengemis itu langsung langsung berlari dengan tergesa-gesa, dia bahkan tidak memperhatikan orang lain yang berjalan, akhirnya dia  menabrak orang lain hingga terjatuh.

“Tuan, apakah anda baik-baik saja?” tanya pelayan.

Pria itu langsung berdiri dan berlari menjauh dari pelayan.

Pelayan itu melihat sebuah map yang tergeletak di lantai.

“Tuan berkasmu terjatuh.” Pelayan itu melihat kesegala arah mencari keberadaan pria yang meninggalkan map tadi, tapi sayangnya dia tidak menemukan keberadaannya.

“Bos datang!”

Mendengar kata tersebut, pelayan itu langsung masuk ke dalam restaurant tanpa mempedulikan map amplop yang masih tergeletak di lantai.

Seina yang kenyang setelah memakan donat pun langsung pergi, berjalan menunduk menatap lantai. Tatapannya terpaku pada sebuah map yang tergeletak di bawah, mengambilnya untuk mengipasi dirinya yang dari tadi merasa kepanasan akibat teriknya siang hari.

Setelah Seina pergi, sebuah mobil berwarna merah datang diikuti oleh dua mobil pengawal yang menjaga di belakangnya. Pria itu adalah Alistar seorang superstar yang paling sensasional di tahun ini.

Alistar berjalan dengan penuh percaya diri memasuki resturant.

Suara bel terdengar saat pria itu membuka pintu, beberapa pasang mata mencuri padang padanya.

“Pelayan!” teriaknya

Pelayan yang memang sudah bersiap langsung siagap, manajer yang mendengarnya langsung mengintip dari balik pintu.

“Iya Tuan, ada yang bisa saya bantu?” ucapnya ramah.

“Di mana map yang tadi saya tinggal di sini.”

“Maaf, tapi saya tidak tahu, Tuan.”

Menundukkan kepalanya dan jawaban tersebut membuat Alistar jengkel.

“Bagaimana bisa kamu tidak tau?” bentaknya.

Pelayan itu mempertahankan senyum ramahnya.

“Saya akan mengeceknya, tunggu sebentar lagi Tuan.”

Alistar langsung duduk dengan menyilangkan kakinya.

Sang pelayan langsung pergi.

Masuk ke dalam sebuah ruangan di mana ada manajer dan beberapa staf yang memandangnya.

Alistar mengetuk-ngetukkan jarinya pada meja kayu dan sesekali melihat jam yang menunjukkan pukul 11.35 WIT.

Para pengawal menjaga jarak darinya saat merasa Alistar marah.

Alistar semakin tidak sabar. “Rion kenapa lama sekali?!”

Rion langsung mendekat.

“Saya akan mengeceknya Tuan.”

Rion pergi memeriksa situasinya, dia adalah asisten kepercayaannya.

“Cepatlah!” ujarnya.

Semakin keras mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya, sambil melihat sekeliling sampai tatapannya bertabrakan dengan  seorang anak kecil yang menatapnya dengan matanya yang bulat, terlihat sangat lucu.

Mata itu jernih terlihat sangat polos, perlahan amarahnya mereda.

“Jangan menatap, dia itu om-om penculik anak.”

Anak kecil itu sangat ketakutan dan bersembunyi ke dalam pelukan ibunya, sepertinya dia tidak tau siapa Alistar.

Alistar marah “Pengawal! Usir semua pengunjung disini!”

Para pengawal mengusir para pelanggan dengan paksa.

“Apa-apan ini kalian tidak bisa seenaknya!” Marah salah satu pengunjung.

Alistar tidak memperdulikannya dia hanya menyilangkan tangan didada menatap pengunjung yang protes diusir  paksa.

“Tuan...” sapa Riko.

Alistar mengangguk, Riko membisikan sesuatu.

Dengan marah Alistar menendang meja.

“Pelayan!” seru Alistar.

Manajer sangat ketakutan dia memandang pegawainya yang juga menundukkan kepalanya.

“Jika tidak ada yang datang maka akan saya pastikan kalian semua akan menjadi gelandangan abadi!”

Manajer datang diikuti pelayan di belakang.

“Selamat siang Tuan” Sapa manajer.

“Masih berani anda muncul di hadapan saya?” sinisnya.

‘Ada sendiri yang menyuruh kami datang.Monolognya

“Di mana map itu?”

Manajer langsung bersimpuh diikuti oleh pelayan dibelakangnya. “Ampuni kami Tuan…setelah pegawai saya memeriksanya dan melihatnya di CCTV, ternyata map tersebut sudah diambil oleh seorang pengemis.”

Setelah pegawainya yang terakhir melihat map amplop mencarinya ternyata sudah hilang, dan setelah melihat cctelevisi ada seorang wanita yang mengambilnya.

“Pengemis?” murkanya.

“Akh…sialan.”

“Menjaga kertas saja tidak becus, dasar bodoh kalian!” cecarnya.

Manajer ingin sekali membantahnya tapi dia masih sayang dengan nyawanya.

“Dalam waktu 1X24 jam aku ingin kalian menemukan map itu jika tidak, habis kalian.” ancamnya.

Alistar pergi dengan menendang pintu.

Manajer dan para pelayan menghela nafas lega saat melihat Alistar pergi.

“Kau!” seru manajer.

Manajer langsung memukul pelayannya yang tadi membuat mereka dalam masalah.

“Seharusnya tadi kamu ambil saja map bukan malah meningglkannya!”

“Berhenti! Jangan salahkan aku!” ucapnya.

Salah satu dari pelayan mencoba menyelamatkan rekanya yang di amuk manajer.

Di dalam mobil Alistar sangat marah.

Rion yang melihatnya sudah terbiasa dia dengan acuh memainkan tabletnya.

“Bos, ini dia wanita yang mengambil map tersebut.”

Alistar melihatnya seorang wanita dengan gaun putih yang terlihat sangat cantik.

“Hahaha…ini sudah sangat jelas bukan, dia melakukan ini karena ingin mencuri perhatian dari saya.” ujarnya.

Alistar tersenyum, kemarahannya hilang.

“Saya terlalu tampan dan kaya.”

“….” Rion.

“Rion, arahkan pengawal untuk mencari wanita yang ada di  video.”

“Baik Bos!”

“Saya akan mengabulkan harapannya untuk melihat ketampananku” ucapnya.

Rion sama sekali tidak berani membalas perkataan Bos-nya.

‘Wanita yang mencari perhatian dari Bos pasti ingin cepat mati.’ Rion membatin sambil menatap prihatin wanita itu.

“Kalau begitu, turunlah!” usirnya.

“Apa?”

Alistar langsung mengusir Rion dan sang sopir.

Mereka turun dengan melihat Alistar yang mengemudi mobil menyelinap dari celah-celah mobil lain, bahkan mobil pengawal juga tidak ikut mengikutinya.

“….” Rion dan sang sopir saling memandang lalu melihat mobil Alistar yang sudah tidak terlihat lagi.

Waktu terus berganti hingga tak terasa langit sudah gelap, Seina hanya duduk memeluk erat tubuhnya karena dingin yang menusuk. Tatapannya sayu melihat jalanan yang sepi, ketika matanya hampir terpejam, sebuah mobil berhenti tepat di depannya, kaca mobil diturunkan, memunculkan wajah seseorang dari masa lalunya. Matanya berkaca-kaca ketika melihat seseorang itu berlalu.

‘Dia….’

الحمد لله

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status