Share

29. Kebakaran Jenggot

“Mundur atau aku teriak?”

Anne tak tahu sikap Varen bisa semendadak berubah begini. Harus melontarkan ancaman lebih dulu untuk membuat pria itu sadar atas perbuatannya yang jelas kurang disenangi lawan. Anne mampu meloloskan diri begitu menarik tubuh dari kaca jendela.

Varen terkekeh. “Aku nggak akan melakukan sesuatu hal yang senonoh sama kamu, Ann,” katanya. “Nggak perlu sepanik itu kali.”

“Aku minta bantuan kamu, Ren, tapi kenapa sikapmu malah begitu?” Mata Anne melirik sinis. “Kalau kamu nggak bisa bantu, tinggal bilang. Biar aku cari orang lain yang bersedia bantu.”

Anne sudah mengayunkan langkah. Bahunya bergerak naik-turun, menandakan emosi mulai memenuhi benaknya. Namun, lengannya ditarik paksa oleh Varen. Mau tak mau, kakinya berhenti.

Sebelum ia menoleh dan melempar protes, Varen lebih dulu bergerak hingga berdiri di hadapannya. Tampang pria itu kelihatan datar, tapi detik setelahnya justru menyunggingkan senyum tipis. Anne tak mengerti maksud dari itu semua, ia memilih mele
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status