Share

Rahim Kedua Untuk Sang Pewaris
Rahim Kedua Untuk Sang Pewaris
Penulis: Narika

Bab 1. Dia Adalah Keith

“Kalian anggap apa aku ini?! Siapa yang menyetujui pernikahan itu? Siapa itu Keith? Tidakkah kalian semua tahu?!”

“Sahara—”

“Kenapa?! Kenapa aku tidak bisa memutuskan apa yang terbaik untuk hidupku sendiri? Kenapa kalian selalu melakukan ini padaku?”

Ruang tamu itu hening sejenak, lalu kembali terdengar isak tangis Sahara yang berlari ke kamarnya sebelum membanting pintu hingga tertutup. 

Dia benar-benar mengabaikan ayahnya yang kini terduduk sambil memegang dada. Jantungnya berdegup kencang, pandangannya nyaris gelap beserta pendengaran yang berdengung tak karuan.  

• • • 

Pintu kamar didorong terbuka bertepatan dengan Sahara yang baru saja keluar dari kamar mandi, wanita itu sedikit bersuka cita dan berseru, “Kakak! Aku—”

“Sudah lama menungguku pulang, Sahara?” 

“Keith?!” Sahara refleks berlari dan ingin mendorong pintu kamarnya agar kembali tertutup. Seluruh rambut ditubuhnya berdiri karena waspada. Bukan kakak laki-lakinya yang datang, tapi Keith?! “Untuk apa kamu datang?!” 

Seluruh kekuatan yang dia kerahkan sama sekali tidak berguna di bawah dominasi laki-laki itu. Keith tampaknya hanya menggunakan sedikit tenaga, dan pintu malang itu dengan mudah kembali didorong terbuka. 

“Kamu! Berhenti di sana!” Sahara berteriak, suaranya bergetar karena panik beserta amarah yang tak bisa dikendalikan. “Jangan masuk ke dalam kamarku!” 

Wanita itu menatap tak berdaya ke arah hijabnya yang tergeletak jauh dari jangkauan. Sejenak dia lupa, jika seseorang yang berdiri di pintu kamar saat ini adalah Keith yang telah menikahinya. 

Berdiri tegak dengan tubuhnya yang besar dan jangkung, Keith mengamati dengan raut datar pada penolakan Sahara yang membabi buta. Emosi semacam itu sama sekali tidak memengaruhinya.

“Biarkan aku masuk, Sahara.” 

Sahara sekali lagi merinding di sekujur tubuh. Demi Tuhan, tak pernah sekalipun dia membayangkan bahwa hal semacam ini akan terjadi dalam hidupnya. Sekarang dia menjadi pasangan yang sah bagi sosok yang begitu asing, bahkan tak pernah ingin dia bayangkan untuk bersatu dalam hidup berumah tangga. 

Semua warna terkuras habis dari wajahnya, Sahara melihat dengan ngeri ke arah Keith yang kini melangkah masuk melewati batas toleransi. 

Sahara tidak ingin mendongak pada sosok Keith yang menjulang tinggi di hadapan, dia juga tidak lagi memedulikan soal helai rambutnya yang terpampang tanpa penghalang. 

“Tidak bisakah kamu menunggu di luar? Kita tidak pernah dekat sebelumnya, juga—” Kalimatnya terputus, Sahara melangkah mundur hingga punggungnya membentur pintu saat Keith memangkas jarak di antara mereka dengan seringai di wajahnya.

Telapak tangan Keith terangkat dan mendarat di sekitar lehernya, membuat Sahara tersentak dan refleks ingin menepis. 

“Kualifikasi apa yang kamu miliki?” Keith menyeringai semakin lebar, tapi sorot matanya sangat beku hingga Sahara bahkan tidak berani mengerjap dan hanya bisa meremas jari-jarinya. 

Ibu jari Keith berhenti di atas permukaan di mana nadinya berdenyut. Air mata Sahara jatuh, dia sangat takut, mengantisipasi kiranya kapan Keith memutuskan untuk mencekiknya sampai mati. 

Keith menundukkan kepala hingga Sahara bisa merasakan napasnya yang menyembur di atas wajahnya, dia kemudian mendengar Keith berbisik di sisi telinga, “Kamu sewajarnya bersikap layak sebagai barang yang sudah kubeli.”

Bibir Keith jatuh di cuping telinga Sahara, membuat wanita itu mengerutkan kening seolah dia baru saja dipatuk oleh ular dan kalajengking. Keringat dingin mengalir di dahinya, bergidik saat Keith mengelus rambut panjangnya.

Keith mundur tepat ketika Sahara hampir mati karena menahan napas, kemudian melenggang santai ke dalam kamar dengan tatapan tertuju pada koper yang terbuka dan baju-baju yang berserakan. Keith tampaknya tahu sekilas tentang apa yang direncanakan Sahara sebelumnya, tapi dia tidak ingin ambil peduli mengenai hal itu. 

“Kenapa kamu setuju menikah denganku?” Sahara bertanya setelah berusaha keras menenangkan diri, menatap sosok Keith yang kini berdiri memunggunginya. Hanya ketika dia tidak berhadapan langsung dengan mata itu, Sahara mampu sedikit menumbuhkan keberaniannya. 

Dia tidak bisa menunggu, dia takut dengan apa saja yang akan terjadi di antara mereka. Keith adalah orang gila, yang bisa melakukan banyak hal gila untuk membuatnya menderita.

Berlawanan dari apa yang Sahara pikirkan, dengan acuh tak acuh Keith menjawab, “Ibuku yang menginginkan seorang wanita sepertimu untuk mengandung anakku.” 

“Apa?” 

“Apa?” Keith mengangkat satu sudut bibirnya, lalu kembali bertanya dengan nada mencibir, “Memangnya apa lagi yang kamu harapkan?”

“Tapi–” Sahara merasa ini konyol, alasannya sangat tidak masuk akal. Mereka berdua sudah dewasa dan tahu jika pernikahan bukanlah sebuah permainan. “Keith, aku adalah seorang janda.” 

“Dan kamu sudah punya istri!” Sahara mengingatkannya, barangkali Keith lupa. “Bukankah kamu menikah dengan Kayla? Kenapa ibumu memilihku untuk mengandung anakmu?!” Sahara ingat mereka pernah berpapasan sekali.

Ibu macam apa yang menginginkan putranya menikahi janda, menafkahi seseorang yang sudah pernah dimiliki lelaki lain, dia sendiri bahkan enggan hanya dengan memikirkannya. 

Saat ini, Keith berbalik dan tiba-tiba menyerbu ke arah Sahara. Dia menjepit rahang Sahara yang tampak sangat kecil di bawah cengkeramannya. Keith memberi peringatan di sela giginya yang terkatup “Jangan menyebut Kayla, tidak ada yang mengizinkanmu untuk membawa-bawa namanya.”

Mendapatkan serangan seperti itu, Sahara tentu saja tidak bisa lagi berkata-kata. Seluruh tubuhnya seolah jatuh ke dalam kolam es, semua rasa sakit hanya berpusat pada dadanya yang berdenyut-denyut nyeri saat Keith melihatnya dengan benci.

“Apakah kamu menganggap derajatmu lebih tinggi dari Kayla? Hanya karena ibuku memilihmu, kamu berpikir dirimu lebih berharga?!” Keith jelas-jelas sedang berteriak, tapi tidak ada seorang pun yang datang untuk memeriksa keadaannya. Orang tuanya benar-benar sudah lepas tangannya, tanpa belas kasih mendorongnya ke dalam cengkeraman Keith.

Sahara hanya bisa memejamkan mata erat-erat saat Keith kembali melanjutkan, “Kamu tahu berapa banyak kekuasaan dan kekayaan yang kumiliki sebagai calon pewaris utama, dan berpikir bahwa kamu sangat beruntung? Kamu akan menderita, Sahara–”

Keith mengencangkan rahang, nama Kayla yang muncul dari mulut Sahara seolah-olah telah menyentuh titik sakitnya. “Kupastikan kamu akan menderita.”

Komen (3)
goodnovel comment avatar
NIESCOOL
menarik kak
goodnovel comment avatar
Azzurra
tulisannya oke banget kak....
goodnovel comment avatar
Chubby Misso
KEREN BGT Kak tulisannya ...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status