Home / Romansa / Rahim Sewaan / Bab 5 - (Bertemu Arini)

Share

Bab 5 - (Bertemu Arini)

Author: Nkpurna
last update Last Updated: 2025-04-29 15:48:27

Laura memandang danau indah dengan tatapan kosong. Pemandangan yang seharusnya memanjakan mata, kini hanya seperti sebuah pajangan yang menjadi pelampiasan kegalauan hati.

  Dia melirik ponselnya, terdapat beberapa pesan dari Devan yang baru sempat ia baca. Masalah yang datang akhir-akhir ini membuatnya lupa untuk sekedar berkabar. 

  Ponselnya bergetar, menandakan seseorang telah menghubunginya.

  "Halo." Laura menyapa terlebih dahulu, ia tak tahu siapa nomor baru yang menghubunginya. 

  "Laura, sore ini saya dan Arini akan mengunjungi ibumu, sekalian saya minta kamu periksa kesehatan sebelum dilakukan inseminasi." Setelah terdengar suaranya, Laura tentu tahu yang menghubunginya adalah Reno. Kali ini Reno bersikap lebih dingin, mungkin karena sedikit menjaga perasaan istrinya. 

  Laura memutar bola mata malas. Jika bisa memilih, ia ingin sekali menghentikan waktu sampai masalah ini selesai tanpa harus melibatkannya. 

  "Bisa-bisanya dia mengkhianatiku. Kamu pikir deh sayang, dia yang selalu bucin dan mau mengalah malah tega bikin perjanjian kayak gitu di belakang aku? Istri mana yang bisa terima itu begitu saja?" Seorang wanita dengan bergelayut manja, berjalan melewati tempat yang diduduki Laura, mereka berpegangan tangan dengan mesra selayaknya sepasang kekasih. 

  "Oh, jadi kamu sudah mulai ada perasaan ya sama dia? Kamu kan sudah janji untuk tidak memakai hati." jawab pria tersebut

  "Eh, nggak gitu sayang. Mana ada aku jatuh cinta sama pria modelan dia."

  Laura merasa risih mendengar obrolan yang memang bukan urusannya. Ia melenggang pergi daripada menyaksikan dua insan yang bucin sedang berdebat, hendak kembali ke rumah sakit untuk gantian berjaga dengan Ayahnya sekalian menunggu kedatangan Reno sesuai janjinya. 

  Laura menghampiri Ayahnya yang duduk di samping ranjang ibunya yang tengah tertidur, "Ayah, Reno hari ini mau datang menjenguk ibu. Tadi dia kabari Laura, dia akan datang bersama Arini. " 

  Mata Johan membelalak, kontrak Laura dan Reno ia tutup rapat dari istrinya. Tak ingin Rina kepikiran dan malah memperburuk kondisinya, membuat Johan merahasiakan semuanya dari Rina. 

  Johan menarik pelan Laura keluar ruangan. 

  "Nak, jangan sampai Reno menemui ibumu, nanti ibumu malah kepikiran kalau sampai tahu masalah kita. Lebih baik kamu bilang ke nak Reno untuk tak menemui ibumu sementara waktu, setidaknya sampai ayah siap untuk menjelaskan semuanya." pinta Johan dengan sedikit memelas. 

  Laura menganggukkan kepala, "Baiklah, maafkan aku tak berpikir sampai sejauh itu." 

Ketika Laura baru saja selesai berbicara dengan ayahnya, tiba-tiba datang sepasang suami istri yang menghampiri Laura dan Johan. 

  "Permisi Om, ternyata kalian ada di sini. Baru saja saya mau bertanya dimana ruangan Tante Rina." Sapa Reno yang datang bersama istrinya. 

  "Eh nak Reno, apa kabar?." tanya Johan dengan ramah.

  "Baik, Om. Ini saya bawakan buah untuk Tante Rina. Boleh saya masuk untuk menjenguknya?" Reno menyodorkan sebuah bingkisan berisi buah. 

  Johan memberi kode pada Laura, "Eh, nanti dulu ya, Reno. Ibu sedang tidur, lebih baik kita bicara di kafe dekat sini saja, bagaimana?" Tawar Laura yang mengerti kode dari ayahnya. 

  "Oh, begitu. Baiklah, mungkin lain kali aku bisa datang kembali untuk melihat keadaan Tante Rina. Oh iya, kenalin Om, Laura, ini Arini, istriku. " Reno memperkenalkan Arini yang sedari tadi diam di samping Reno. 

  Laura mengerutkan dahi, ia seperti mengenali orang ini. Dia memaksa memorinya untuk bekerja lebih keras, tak butuh waktu lama, ingatannya kembali pada kejadian hari ini dimana ia melihat sepasang kekasih tengah berdebat di daerah danau. 

  Ah mungkin saja hanya mirip., Ttadi hanya melihat sekilas, mungkin aku hanya salah orang, monolog Laura dalam hati. 

  Laura, Reno, dan Arini pergi ke sebuah kafe yang tak jauh dari rumah sakit. Tentu saja untuk mengenalkan pada Arini tentang orang yang akan Renoia jadikan ibu pengganti. 

  Setelah saling memperkenalkan diri, Arini terlihat tak ramah, ia menelisik Laura dari atas sampai bawah, penampilan Laura yang sederhana tapi terlihat cantik natural membuatnya sedikit merasa takut tersaingi. 

  "Bagaimana Laura? Kamu sudah siap untuk melakukan serangkaian tes kesehatan sebelum dilakukan inseminasi?" tanya Reno memastikan. 

  Laura menganggukkan kepala, "Tapi sebelum melakukan inseminasi, aku ada satu permintaan." Laura menundukkan kepala dengan jemari yang ia mainkan. 

 "Belum juga kamu melakukan tugas pertamamu, tapi sudah berani mengajukan permintaan." ketus Arini.

"Sayang." Reno memegang tangan Arini dengan lembut, ia mengisyaratkan agar Arini mau diam. 

"Katakan Laura, apa yang kamu inginkan?" tanya Reno dengan tenang. 

"Sebelum inseminasi itu dilakukan, aku ingin kamu  menikahi aku." Laura masih menundukkan kepalanya, ia tak mampu menatap dua pasang bola mata di depannya yang pasti akan kaget dan bahkan menolaknya. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahim Sewaan   Bab 66 - ( Bertemu Devan )

    "Jadi ini, Devan, proyek yang aku maksud. Gedung ini milik Wijaya Corp yang sudah lama tidak digunakan. Aku dengar, Wijaya Corp akan menggunakan gedung ini kembali, untuk dijadikan cabang baru yang akan dirintis. " Ujar Jefri seperti seorang roomtour yang menjelaskan langsung pada tempatnya. Devan hanya menganggukkan kepalanya, sambil menatap satu persatu sudut yang ditunjukkan Jefri. "Apa sudah ada gambaran tentang apa saja yang akan kamu renovasi?" Tanya Devan lebih lanjut. "Tentu saja. Sekitar delapan puluh persen akan diubah total. Dan selebihnya akan disesuaikan dengan desain pilihan yang mereka inginkan. Pembangunannya akan dimulai dari minggu depan, nanti gambaran tugasnya akan aku berikan. " Ujar Jefri menjelaskan. "Oke, sedikitnya aku mulai memiliki gambaran. " Ujar Devan percaya diri. "Goodjob. Ini yang membuat aku percaya diri dengan mengajakmu bekerja sama. Kamu pasti akan cepat tanggap dengan jobdesk yang diberikan.

  • Rahim Sewaan   Bab 65 - ( Penculikan )

    Laura tersadar dengan tangan yang diikat dibelakang. Laura memicingkan matanya, menatap sekeliling. Tempat yang asing, dengan penampakan barang-barang bekas yang berserakan. Dimana aku? Mengapa aku bisa ada disini? Batin Laura meringis, ia ingin berbicara, berteriak dan meminta pertolongan. Namun naasnya, mulutnya tertutup rapat dengan lakban yang tak bisa ia raih. Laura mengerang, mengeluarkan suara yang tak bisa dijelaskan. Mencoba berontak dan ingin segera keluar dari tempat asing tersebut. Tiga orang berbaju hitam datang, sepertinya mereka mengetahui Laura telah tersadar. "Wah, Nona, rupanya kamu sudah bangun." Ujar salah seorang pria, lalu mengelus lembut wajah Laura yang sedang bergetar menahan rasa takut. "Tidak usah takut, kami tidak akan menyakitimu. Hahaha" Ujar pria yang lain, lalu tertawa seakan ada sesuatu yang lucu. Laura hanya mampu menggelengkan kepalanya, dahinya mengucurkan keringat, dan kakinya sed

  • Rahim Sewaan   Bab 64 - ( Selingkuh )

    Desahan dan erangan saling bersahutan, senada dengan gerakan yang mengguncang ranjang di apartemen milik Arini yang menjadi hadiah ulang tahunnya dua tahun yang lalu. Apartemen mewah dengan view pusat kota menjadi saksi bisu pergumulan panas yang sudah terjadi hingga puluhan kali itu. Arini mengerang hebat, setelah dirinya mencapai klimaks, kepuasan yang selalu ia dapat saat ia bersama dengan Gery. Tempat di samping Arini berbaring menjadi berguncang hebat, saat Gery menjatuhkan badannya setelah berhasil menembak peluhnya. Keringat mereka saling bercucuran, dan napas tersenggal membuat keduanya menetralkan diri dengan menatap langit-langit kamar tersebut. "Terima kasih sayang, hari ini kamu menepati janjimu. " Ujar Gery sambil mengusap anak rambut Arini yang menghalangi wajahnya, lalu mengecup bibirnya dengan lembut. Arini hanya tersenyum sambil mengatur napasnya yang masih tersenggal. Seakan belum puas dengan pergumulan panas yang baru saja terjadi, Gery mulai memai

  • Rahim Sewaan   Bab 63 - ( Devan dan Jefri )

    "Sayang, aku senang sekali, akhirnya kamu pulang dan bisa menemani masa kehamilanku ini. Pokoknya kamu harus janji, kamu nggak boleh berangkat lagi ke Australia." Ujar Dina dengan lembut. Ia bergelayut manja pada kekasih gelapnya yang baru dua hari datang dari Australia. Devan melepas pegangan tangan Dina dengan perlahan. "Dina, aku sudah bilang. Jangan bersikap seperti ini jika kita sedang di area umum. Kamu harus ingat, hatiku tidak akan pernah bisa lepas sepenuhnya dari Laura. Namun, sebagai lelaki sejati, aku tidak akan lepas dari tanggung jawab. Aku tidak akan lari dari anak itu. Aku akan bantu membiayai anak itu, namun aku tidak bisa menikahimu. " Ujar Devan dengan tegas. Dina mengerucutkan bibirnya setelah Devan berbicara dengan lantang bahwa ia masih mencintai Laura. Usaha kerasnya selama ini, hingga menjebak Devan dan akhirnya mengandung seorang anak, ternyata tidak bisa menjadi alasan yang kuat. Dina menegakkan badannya, lalu memainkan minuman dihadapannya. "Aku

  • Rahim Sewaan   Bab 62 - ( Kemana Laura? )

    Melihat Pak Bejo seperti dalam keadaan berdebat, Keysa merasa geram, ada masalah apa yang membuat Pak Bejo tak kunjung memasuki mobil kembali. "Kak, sepertinya ada yang harus diselesaikan. Kakak nggak apa-apa kan kalau aku tinggal sebentar? Aku akan menghampiri Pak Bejo untuk menanyakan apa yang terjadi. " Tanya Keysa perlahan. "Kamu yakin mau menghampiri mereka?" Laura malah balik bertanya, dan tersirat kekhawatiran yang tiba-tiba. Keysa mengangguk mantap. Anak muda seperti Keysa, tidak akan bisa hanya berdiam begitu saja saat melihat sesuatu yang janggal terjadi. "Oke, kamu hati-hati, jaga emosi. Biasanya orang-orang seperti itu pandai memancing emosi. " Ujar Laura memperingatkan, setelah dirinya mulai merasa tenang, Laura bisa lebih berfikir kritis. Keysa hanya tersenyum lalu keluar dari mobil tersebut. Tanpa mau mendengarkan percakapan mereka, Keysa segera angkat suara untuk menanyakan kepastiannya. "Jadi sebenarnya mau kalian itu apa? Kita hanya mau melewati jal

  • Rahim Sewaan   Bab 61 - ( Kepolosan Keysa )

    Keysa menghembuskan napas lega saat Tari telah melenggang pergi meninggalkan Villa. "Hem, jadi seperti ini rasanya berada dalam sebuah masalah yang ditutup-tutupi." Ujar Keysa dengan pelan. Laura tersenyum. " Hidup itu sebuah drama. Terkadang, tidak semua orang harus tahu apa yang sedang terjadi pada hidup kita. Nikmatilah, ini hanya sebuah kerikil yang sedang menguji kekuatan hati." "Ya ampun, ya ampun, kakak iparku ini ternyata bisa sepuitis ini. " Ujar Keysa memuji dengan senyum canda yang menggoda. Laura tertawa, namun terhenti saat menyadari satu kata yang dirasa aneh. "Kakak ipar?" Keysa yang juga ikut tertawa langsung berhenti. Lalu ia mengerutkan keningnya. " Ada yang salah?" Tanya Keysa memasang wajah polos. Laura menggelengkan kepalanya. "Sedikit aneh, tapi its oke, aku tidak masalah. " Ujar Laura berusaha tenang, hatinya merasa senang. Dianggap sebagai kakak ipar, itu hal yang spesial, namun mengingat posisinya, tentu Laura tahu diri. Mungkin kata 'sementara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status