Dalam keheningan yang mencekam, Zhu Long berjalan mengendap-endap, menahan napas setiap kali ranting kering patah di bawah langkahnya.
Ia tahu, satu suara kecil saja bisa mengundang perhatian binatang buas yang berkeliaran di sekelilingnya. Setelah kejadian sebelumnya dengan Babi Bertanduk, ia tak ingin mengambil risiko lagi. Dengan tubuh yang masih terluka dan dantiannya rusak, ia tak punya cukup tenaga untuk bertarung. Namun, di tengah kewaspadaannya, cahaya redup berwarna ungu menarik perhatiannya. Zhu Long memperlambat langkahnya dan berjongkok di dekat sumber cahaya itu. Sepasang matanya berbinar ketika melihat herbal Bulan Ungu, tumbuh di antara akar-akar pohon tua. "Herbal Bulan Ungu?" gumamnya, tangannya terulur memetiknya. "Tak kusangka aku bisa menemukannya di tempat seperti ini." Ia menggenggam herbal itu dengan hati-hati. Herbal ini tergolong langka, hanya tumbuh di tempat yang dipenuhi energi spiritual. Khasiatnya luar biasa—dapat memulihkan luka dalam dan mempercepat regenerasi tubuh, sangat cocok untuk kondisinya saat ini. Zhu Long menyeringai. "Sepertinya aku masih cukup beruntung." Tangannya mengusap herbal itu sejenak, mengingat-ingat sesuatu. Pengetahuannya tentang alkimia yang tersimpan dalam ingatannya bukan berasal dari pengalaman sendiri, melainkan dari jiwa seorang alkemis kuat yang pernah mencoba melahapnya. "Tapi sayangnya dia tak tahu siapa lawannya," ujarnya sembari terkekeh pelan. "Pada akhirnya, dia sendiri yang kulahap." Mengingat kejadian itu, Zhu Long tak bisa menahan tawa tipis. Sebagai jiwa pengembara selama sepuluh ribu tahun, ia telah mengalami banyak pertempuran melawan jiwa-jiwa pengembara, dan sekarang semua ingatan dari jiwa yang dia lahap itu menjadi bekalnya dalam tubuh barunya. Setelah memetik herbal tersebut, ia segera melanjutkan perjalanan, menelusuri hutan dengan langkah lebih cepat. Ia harus segera mencari tempat berlindung sebelum malam tiba. Tak butuh waktu lama, akhirnya ia melihat sesuatu yang berbeda di kejauhan. Sebuah desa kecil berdiri tak jauh dari bibir hutan. Namun, ada sesuatu yang aneh—desa itu begitu sunyi, tak ada suara manusia, tak ada cahaya dari rumah-rumah. Hanya tiupan angin dingin yang meliuk di antara bangunan kayu yang tampak terbengkalai. Zhu Long berjalan memasuki desa, matanya menyapu sekeliling dengan hati-hati. Beberapa rumah tampak rusak, pintu-pintu dibiarkan terbuka, dan perabotan berantakan seakan terburu-buru ditinggalkan. "Apakah tempat ini baru saja diserang?" gumamnya. "Mungkinkah ini ulah perampok? Atau binatang buas?" Namun, rasa ingin tahunya tak cukup besar untuk membuatnya mencari jawaban. Baginya, desa ini hanyalah tempat persinggahan sementara. Yang ia butuhkan sekarang hanyalah tempat berteduh untuk mengobati luka dan memulihkan tenaga. Setelah berkeliling sejenak, ia menemukan sebuah rumah kayu kecil yang masih cukup utuh. Tanpa pikir panjang, ia mendorong pintunya yang sedikit reyot dan masuk ke dalamnya. Di dalam, hanya ada perabotan sederhana yang tertutup debu tipis. Tak ada tanda-tanda kehidupan, seolah tempat ini sudah lama ditinggalkan. Zhu Long duduk bersila di atas dipan kayu, menghela napas panjang sambil memijat tubuhnya yang masih terasa nyeri. Dantian sebagai pusat energi rohnya masih retak, dan itu membuatnya tidak bisa menggunakan kekuatannya dengan baik. "Sial… Dengan dantian seperti ini, meramu pil obat pun mustahil." Ia mendecak kesal. Tatapannya jatuh pada herbal Bulan Ungu yang kini tergenggam di tangannya. Cahaya lembut dari herbal itu berpendar dalam gelap, memberikan secercah harapan. Ia menimbang sejenak. Biasanya, untuk mendapatkan manfaat maksimal, herbal ini harus diolah menjadi ramuan dengan teknik alkimia. Namun tanpa energi roh, ia tidak bisa melakukan itu. Satu-satunya pilihan yang tersisa adalah mengonsumsinya secara langsung. Sebagai sosok jiwa pengembara yang telah lama mengamati dunia kultivasi ini, Zhu Long setidaknya menyimpan ribuan teknik penyembuhan dalam benaknya. Menyembuhkan dantian yang sedikit rusak bukanlah perkara besar, dan masalah seperti ini tergolong masih dapat di selesaikan dengan mudah. Salah satu teknik penyembuhan yang Zhu Long pahami adalah teknik "Pemurnian Jiwa Ekstrim". Dengan menanfaatkan herbal Bulan Ungu mentah-mentah, ia akan memobilisasi energi yang masuk langsung ke dantiannya untuk membentuk lapisan baru yang lebih kuat. Namun untuk melakukan teknik ini, seseorang memerlukan intensitas kesadaran jiwa yang kuat, karena pada dasarnya jiwa yang lemah tak akan sanggup menahan gejolak energi roh mentah dari herbal Bulan Ungu. Tapi bagi Zhu Long, ia tak perlu banyak khawatir, jiwanya adalah sosok yang tak berasal dari dunia ini dan telah hidup selama ribuan tahun. Masalah kerusakan dantian ini hanyalah sesuatu yang kecil untuknya. Satu-satunya yang dia khawatirkan adalah tubuhnya sendiri. Apakah tubuh manusia ini sanggup bertahan dari rasa sakit yang akan timbul selama peroses penyembuhan ini? Zhu Long menguatkan tekadnya. "Berbahaya, tapi hanya ini satu-satunya cara." Mengkonsumsi herbal mentah seperti ini bisa berisiko—jika tubuhnya tidak mampu menahan efeknya, bisa saja kandungan energi dalam herbal itu justru merusak tubuhnya lebih parah. Namun, membiarkan dantiannya dalam kondisi rusak lebih lama akan lebih berbahaya lagi. Itu bisa menyebabkan kecacatan permanen. Ia menarik napas dalam, memantapkan tekadnya. Dengan gerakan tegas, ia menggigit buah bulat ungu yang tumbuh di puncak herbal itu. Rasanya sedikit pahit, namun diiringi sensasi hangat yang langsung menyebar ke seluruh tubuhnya. Tak butuh waktu lama, energi kuat dari herbal itu mulai bereaksi di dalam tubuhnya. Zhu Long mengepalkan tangannya, merasakan tubuhnya mulai menerima efek dari herbal mentah itu. Di dalam ruangan gelap dan hening itu, hanya suara napas berat Zhu Long yang terdengar. Keringat deras mengalir di pelipisnya, membasahi tubuhnya yang bergetar karena gelombang energi panas yang mengamuk di dalam tubuhnya. Giginya bergemeletuk menahan rasa sakit yang begitu intens, seakan ribuan bilah pedang menusuk setiap saraf dalam tubuhnya. 'Apapun yang terjadi, aku harus bertahan! Rasa sakit ini bukanlah apa-apa!' Ia menguatkan tekadnya dalam-dalam, menolak tunduk pada penderitaan sekecil itu. Di dalam ranah jiwanya, ia dapat melihat dantiannya—sebuah bola biru yang mengambang dalam lautan kesadaran. Namun, bola itu tidak lagi sempurna. Retakan besar menjalar di mana-mana, menutupi lebih dari setengah permukaannya seperti kaca yang hampir pecah. Dan kini, dengan efek herbal Bulan Ungu yang bekerja, energi roh mulai mengalir deras, memasuki tubuhnya melalui delapan jalur meridian yang terbuka. Arus itu berputar, mengamuk liar, menumpuk di pusat dantiannya yang terlihat rapuh. Wushh! Zhu Long tiba-tiba merasakan tekanan luar biasa dari dalam tubuhnya. Dantiannya, yang sudah dalam kondisi lemah, kini dipaksa menerima energi dalam jumlah besar. Ia bisa merasakan guncangan hebat dari dalam, seolah-olah dantiannya akan meledak kapan saja. "Grrrah!!" Suara geramannya menggema di dalam rumah kayu itu, tubuhnya melengkung menahan sakit. Setiap helai ototnya terasa akan robek, seakan tubuhnya dihantam gelombang badai pedang yang tak terlihat. Energi roh yang liar seakan ingin merobek jalur meridiannya, menyiksa tubuhnya dengan sensasi seperti dibakar hidup-hidup. Namun, Zhu Long bukanlah orang yang mudah menyerah. Sepuluh ribu tahun sebagai jiwa pengembara telah menempanya menjadi seseorang yang tak kenal takut. Ia telah bertarung melawan jiwa-jiwa kuat, bahkan beberapa yang pernah menguasai dunia. Ia telah melahap jiwa alkemis legendaris, kultivator kuno ataupun jiwa mahluk iblis, mengambil pengetahuannya dan menjadikannya bagian dari dirinya. Dan kini, ia juga memiliki janji yang harus ditepati. Janji kepada jiwa Zhu Long yang asli—untuk membalaskan dendam tubuh ini kepada mereka yang telah mengkhianatinya. 'Aku tak bisa menyerah sekarang!' Zhu Long menarik napas panjang, memaksa pikirannya untuk tetap fokus. Dengan kesadaran jiwanya yang kuat, ia menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada. Matanya terpejam rapat, ekspresinya keras menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, sementara pikirannya berkonsentrasi penuh untuk mengendalikan energi liar dalam tubuhnya. 'Aku bisa merasakannya… retakan pada dantianku mulai tertutupi…' Setiap denyut rasa sakit membawa efek luar biasa pada penyembuhan dantiannya. Zhu Long mulai memaksa tubuhnya berkultivasi, menarik dan mengatur energi yang mengamuk agar mengalir dengan lebih tenang dan terkontrol. Pelan namun pasti, retakan pada dantiannya mulai menyusut. Energi roh yang tadinya menghantam dantiannya tanpa kendali, kini mulai menyesuaikan diri dengan alirannya. "Ini dia!" Dengan satu dorongan terakhir, Zhu Long merapalkan teknik kultivasi yang pernah ia pelajari dari ingatan seorang ahli kuno. Teknik kultivasi "Sutra Dewa Seribu Kehidupan". Gelombang energi roh perlahan terkendali, mengalir lebih stabil melalui meridian-meridiannya, mengisi dantiannya dengan esensi yang lebih padat dan kuat. Energi yang tadinya meluap-luap kini berangsur-angsur terserap. Perlahan-lahan, bola biru yang sebelumnya retak kini kembali utuh, terlihat tenang, dan bersinar terang di dalam ranah jiwanya. Kini dantiannya telah pulih dari kerusakan yang begitu parah. Zhu Long membuka matanya. Nafasnya masih sedikit tersengal, tubuhnya basah oleh keringat, namun rasa sakit itu telah hilang. Yang tersisa hanyalah kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya. "Hufft~" Ia menghembuskan napas panjang, membiarkan sensasi kelegaan menyelimuti dirinya.Keesokan harinya, fajar menyingsing, mewarnai langit dengan rona keemasan. Di sebuah gang sempit di pinggiran Kota Yongzu, tempat yang jauh dari hiruk pikuk pelelangan, Zhu Long berhadapan dengan kelima pria yang ia beli. Udara pagi yang kering terasa dingin di kulit, kontras dengan panas yang akan datang beberapa jam lagi."Sebelumnya aku mau tahu, dari mana asal kalian?" tanya Zhu Long, suaranya tenang, namun penuh dengan otoritas. Ia menatap setiap pria satu per satu, mengamati ekspresi mereka.Xian Taizun, sosok yang tampak paling tua di antara mereka, segera menjawab dengan sopan, wajahnya datar tanpa emosi. "Kami tak berasal dari manapun, kami hanyalah budak Anda sekarang." Ia telah hidup sebagai budak untuk waktu yang lama, dan ia tahu betul bagaimana cara menghadapi tuannya. Menjawab dengan jujur adalah hal yang paling aman.Zhu Long diam sesaat, matanya menyipit. Ia tidak terkesan dengan jawaban itu. "Menurut kalian, apa pantas mengeluarkan puluhan ribu batu roh hanya untuk
Berbagai barang dan pusaka terus dikeluarkan dalam pelelangan Klan Hu. Setiap pusaka yang muncul memiliki kegunaan dan keistimewaan unik tersendiri. Namun, kebanyakan para tamu yang hadir tidak mengetahui nilai sejati dari pusaka-pusaka itu. Alhasil, banyak pusaka berharga jatuh ke tangan mereka yang kaya raya ataupun orang-orang yang hanya suka mengoleksi.Zhu Long yang duduk di meja paling pojok, hanya menatap acuh tak acuh. Selain Guci Awan Mimpi yang dia dapatkan, hampir tidak ada satu pun pusaka lain yang membuatnya tertarik. Ia tidak terkejut. Kebanyakan dari pusaka ini adalah artefak biasa yang dihias, atau pusaka kuno yang sudah rusak dan tidak berguna."Gelang Giok Hitam dan Cermin Hati Iblis cukup bagus. Namun sangat disayangkan, pusaka-pusaka itu rusak dan sulit diperbaiki." gumamnya, matanya memindai dua pusaka yang baru saja dilelang. Sebagai seorang yang pernah hidup sebagai jiwa pengembara selama ribuan tahun, Zhu Long tahu bahwa pusaka-pusaka itu, jika dalam kondisi
Kediaman Klan Hu, salah satu klan dagang terbesar di Kota Yongzu, ramai dengan pengunjung dari seluruh penjuru kota. Mereka datang tak lain adalah untuk menghadiri acara pelelangan besar yang akan segera dimulai. Suasana malam itu begitu hidup, dipenuhi dengan bisikan, tawa, dan aroma hidangan yang menggugah selera. Di gerbang utama, para penjaga yang berotot dengan kulit gelap dan mata tajam mengawasi setiap tamu yang masuk, memastikan tidak ada penyusup yang tidak diinginkan.Di bawah gelapnya malam yang diterangi cahaya bulan purnama yang bersinar terang digiring bintang yang berkelap-kelip, aula utama tempat pelelangan Klan Hu tampak meriah oleh berbagai jenis seni hiburan-hiburan.Di panggung-panggung kecil yang tersebar di seluruh aula, para penari bercadar dengan pakaian seksi menari-nari, gerakan mereka anggun dan menggoda, memikat perhatian para tamu. Di setiap meja, minuman dan hidangan mewah disajikan, menguarkan bau harum yang memanjakan indra. Para pelayan, dengan seny
"Dari zaman kuno hingga sekarang, ternyata Klan Xianyu belum sepenuhnya musnah. Mereka pernah terlibat dalam perang para dewa di wilayah Laut Mati, namun sebagian anggota klan itu menyebar ke seluruh penjuru dunia kultivasi. Salah satu klan kuat yang diburu oleh ras iblis," gumam Zhu Long, matanya menatap ke kejauhan saat ia melesat melewati hutan.Ia baru saja menerima warisan dari Kaisar Kong Ming, sebuah entitas dari masa lalu yang misterius. Warisan itu tidak hanya memberinya kekuatan, tetapi juga sebuah misi dan tujuan baru dalam hidupnya. Ia tidak lagi hanya memikirkan balas dendam, tetapi juga tentang takdir sebuah klan yang nyaris punah.Dengan warisan itu, Zhu Long kini memiliki tujuan baru: untuk mencari dan mengumpulkan sisa-sisa anggota Klan Xianyu yang masih hidup. Ia tahu, tugas ini tidak akan mudah. Klan Xianyu adalah klan yang kuat, dan keberadaan mereka sangatlah dirahasiakan. Mereka mungkin bersembunyi di tempat-tempat yang paling tidak terduga.Walaupun ia tak tahu
Dalam tiga bulan kemudian, kompetisi antar murid Sekte Xuanli berakhir. Hutan Zuku, yang sebelumnya merupakan wilayah tak bertuan yang dipenuhi bahaya, kini sebagian besar sudah terjamah oleh para murid sekte. Secara alami, wilayah tersebut sudah menjadi milik Sekte Xuanli.Di samping menggarap Tambang Dewa yang kini sudah hancur—setidaknya di mata publik—Perkumpulan Tianzhao berhasil menjamah hutan yang begitu luas hingga ribuan hektar. Menjadikan mereka salah satu kelompok yang berhasil menggarap tanah terbesar di Hutan Zuku. Pencapaian ini adalah hasil dari kejelian Lin Ming dan kekuatan tak terduga Zhu Long.Perkumpulan Tianzhao, terutama Lin Ming, akhirnya menjadi sorotan topik terpanas para murid. Semua orang penasaran bagaimana kelompok kecil itu berhasil mengalahkan Perkumpulan Moyan yang sudah mengakar kuat di sekte. Banyak murid yang tertarik bergabung dengan Perkumpulan Tianzhao, tetapi banyak pula yang beranggapan bahwa perkumpulan itu sangat mencurigakan. Mereka tidak bi
Kabar tentang kekalahan Perkumpulan Moyan dalam perebutan Tambang Dewa di Hutan Zuku menyebar luas di kalangan murid Sekte Xuanli. Berita itu mengalir cepat, dari bisikan ke bisikan, hingga sampai di telinga Niu Feng.Saat ini, di dalam kediamannya yang mewah, sebuah cangkir teh yang terbuat dari giok pecah berantakan di atas meja, serpihannya berserakan di mana-mana. Jelas, Niu Feng sangat marah atas kerugian besar yang kelompoknya alami. Ia tidak pernah menyangka bahwa Perkumpulan Moyan akan mengalami kekalahan telak seperti ini, apalagi di tangan sebuah kelompok kecil yang baru terbentuk."Niu Han! Kenapa dia bisa begitu ceroboh? Bisa-bisanya dia kalah dari kumpulan murid-murid sampah itu, bahkan sampai kehilangan nyawanya." geram Niu Feng, tatapannya muram.Ia bangkit dari tempat duduknya, berjalan mondar-mandir di dalam ruangan, pikirannya dipenuhi kemarahan dan kebingungan. "Perkumpulan Tianzhao hanyalah kelompok yang baru terbentuk tak lama ini. Dibandingkan para anggotan