Lian Qiyue memeriksa kondisi tubuhnya dengan cermat. Sejak usia lima tahun dia telah divonis tidak memiliki masa depan dalam dunia kultivasi karena dantiannya hancur total.
Namun, setelah penyelidikan menyeluruh, dia menemukan bahwa dantiannya yang hancur ternyata telah diperbaiki pada suatu waktu yang tidak dia ketahui. Meskipun dia tidak memahami alasan di baliknya, kenyataan itu adalah berkah yang luar biasa baginya. Hanya dengan meningkatkan kultivasinya secepat mungkin dia bisa membalikkan keadaan yang pasif ini. Lian Qiyue yakin, setelah kejadian hari ini Lian Ruo dan Xian Rong tidak akan mencari masalah dengannya dalam waktu dekat. Namun, ketika dia bersiap untuk mulai berkultivasi tiba-tiba terdengar suara kekanak-kanakan di benaknya. “Xian Rong itu menjijikkan sekali!" "Aku rasa Lian Ruo jauh lebih tak tahu malu!" Suara lain yang sedikit tajam segera menyusul. Suara-suara tak masuk akal itu membuat mata Lian Qiyue membelalak, tak ada siapa pun di ruangan itu selain dirinya. Dari mana asal kedua suara itu? “Siapa kalian?" tanyanya sambil mengernyit, tatapan matanya yang jernih menelusuri sekeliling ruangan dengan waspada. Namun, pertanyaannya seolah tenggelam tanpa jawaban, kedua suara itu malah terus berdebat tanpa henti seakan tak menyadari keberadaannya. “Aku bilang Xian Rong itu menjijikkan!” “Dan aku bilang Lian Ruo lebih menyebalkan!” “Xian Rong menyebalkan!” “Lian Ruo menyebalkan!” Lian Qiyue mengangkat suaranya, menyela pertengkaran yang tidak masuk akal itu, “Berhenti berdebat! Keduanya sama-sama menyebalkan!” “Hmph!” “Hmph!” Kedua suara itu mendengus kesal akhirnya berhenti bertikai. “...OOO…”. Siapa kalian sebenarnya? Tunjukkan diri kalian!” serunya dingin. Setelah beberapa saat, suara kekanak-kanakan yang manja terdengar, sedikit menggerutu, “Tuan, Anda galak sekali!” “Benar! Kalau Anda tidak membiarkan kami keluar, bagaimana kami bisa keluar?” Suara lainnya ikut menimpali. Wajah Lian Qiyue menunjukkan keraguan. “Tuan? Membiarkan kalian keluar?” “Ya!” “Betul.. betul… betul. ” “Kalian ada di mana?” tanyanya lagi, kini lebih tenang. “Kami ada di dalam Cincin Kekacauan yang ada di tangan Tuan!” Mendengar itu, tatapan Lian Qiyue langsung tertuju pada cincin antik di jarinya. Cincin itulah yang membawanya melintasi waktu dan ruang, rupanya cincin itu memiliki nama: Cincin Kekacauan. “Tuan, cukup hubungkan kekuatan mental Anda dengan Cincin Kekacauan, maka Anda akan dapat memasuki ruang di dalamnya,” jelas salah satu suara itu. Pikiran Lian Qiyue mulai bergerak ia memisahkan sebagian kecil dari kekuatan mentalnya, lalu mengarahkannya ke Cincin Kekacauan. Sesaat kemudian, sebuah gelombang kejut menyapu benaknya, dan dirinya pun terserap ke dalam sebuah ruang baru. Di depan matanya terbentang sebuah istana raksasa, dihiasi perpaduan warna hitam dan putih yang megah memancarkan aura sakral yang sangat kuat. Kesan berat, penuh sejarah, agung dan bermartabat langsung menyelimuti suasana, membuat siapa pun yang melihatnya merasakan kekaguman dari dalam hati. Dinding istana yang halus memantulkan bayangan dirinya. Berdiri di hadapan bangunan yang sangat besar dan megah itu, Lian Qiyue terlihat kecil dan tak berarti. Mata phoenix hitamnya terbelalak penuh rasa takjub. "Inikah dunia di dalam Cincin Kekacauan? Luar biasa..." Selama ini, dia hanya tahu bahwa Tas Qiankun memiliki ruang internal untuk menyimpan barang. Tapi tak pernah terbayangkan olehnya bahwa sebuah cincin bisa menyimpan ruang sebesar dan semegah ini! “Gggrrrakkk!” Pintu berat di depan istana itu terbuka perlahan, seolah tak pernah disentuh selama ribuan tahun. Suara gesekannya menggema, menggetarkan hati. Lian Qiyue melangkah perlahan masuk, dan aula utama yang luas langsung menyambut pandangannya... --- Bola Bulu yang Bisa Bicara Balairung utama itu dikelilingi oleh berbagai pola aneh nan rumit yang memancarkan kesan mendalam dan misterius. Ruangannya luas dan hening, menyerupai sebuah alun-alun kecil. Paduan warna hitam dan putih yang kontras menciptakan keharmonisan yang sulit dijelaskan. Di sisi kiri dan kanan balairung terdapat dua lorong yang mengarah ke bagian belakang. Saat itulah suara kekanak-kanakan yang familiar kembali terdengar. “Tuan !!!” “Tuan !!!” Lian Qiyue menoleh ke arah suara itu dan melihat dua benda asing, satu hitam dan satu putih sedang menggelinding ke arahnya. Benar….. menggelinding… !! Matanya membelalak, mengamati dengan seksama kedua makhluk kecil itu. Ekspresinya pun berubah menjadi campuran antara terkejut dan geli. Di hadapannya kini ada dua bola bulu, satu berwarna putih dan satu lagi hitam. Seluruh tubuh mereka diselimuti bulu halus, membuat mereka terlihat seperti hiasan bulu lembut yang biasa dijadikan gantungan. Namun jika diperhatikan lebih dekat, ternyata kedua bola bulu itu memiliki mata dan hidung—mereka adalah makhluk hidup! Sepasang mata bulat seperti anggur menatapnya lekat-lekat, berkedip-kedip penuh harap. “Tuan!” Bola bulu putih memanggil dengan suara lembut, sambil menggosok-gosokkan tubuhnya ke kaki Lian Qiyue. Bola bulu hitam tak mau kalah, segera menyusul dan menggesekkan tubuhnya ke kaki lainnya. “Tuan!” Bola putih melotot ke arah bola hitam. “Dia itu tuanku!” “Tuanku!” bola hitam bersikeras membalas. Melihat kedua bola bulu itu hendak bertengkar lagi, Lian Qiyue cepat-cepat memotong, “Bisakah salah satu dari kalian menjelaskan apa sebenarnya Cincin Chaos itu?” “Aku bisa!” Bola putih melompat-lompat, lalu menjawab, “Cincin Chaos adalah artefak kuno yang berasal dari masa Benua Noxus. Ia bisa membantu kultivator menjadi ahli yang tak tertandingi!” “Kalau begitu, apakah perjalananku ke dunia ini berhubungan dengan Cincin Chaos?” Bola hitam ikut melompat, “Tuan sudah melakukan pengenalan darah saat pertama kali menemukan Cincin Chaos. Tapi karena cincin itu telah lama tidak diakui oleh siapa pun, fluktuasi energinya menjadi terlalu besar dan menyebabkan badai spasial. Itulah sebabnya tuan akhirnya berpindah dunia.” Melalui jawaban dari kedua bola bulu yang sangat antusias itu, Lian Qiyue akhirnya memahami asal-usul perpindahannya ke dunia ini. Tak pernah terbayangkan olehnya bahwa cincin yang ia temukan secara tak sengaja memiliki latar belakang sebesar itu! Konon, siapa pun yang menjadi tuan dari Cincin Chaos akan memiliki potensi menjadi ahli tertinggi. Ia hanya menemukannya secara kebetulan tetapi cincin itu malah mengakuinya sebagai tuan. Falam rangkaian kejadian yang tampak acak namun terarah, ia pun terbangun sebagai putri kandung dari Jenderal Agung di Velora. Ia pernah mendengar soal pusaka atau warisan yang ditinggalkan oleh para ahli, tapi tak pernah menyangka bahwa suatu hari ia akan benar-benar memilikinya sendiri. Dengan dipandu oleh kedua bola bulu itu, Lian Qiyue melangkah menuju ruang batu di belakang balairung utama. Menurut mereka, di dalamnya terdapat teknik kultivasi yang sangat kuat. Ruangan batu itu kosong, hanya terdapat satu panggung tinggi di tengah yang memancarkan cahaya hitam dan putih yang samar. Cahaya dua warna itu terus berputar dan berpadu, memancarkan kekuatan misterius yang secara halus memikat kesadaran siapa pun yang menatapnya. Lian Qiyue perlahan menaiki panggung itu dan di sana ia melihat sebuah buku hitam pekat berada tepat di pusat cahaya tersebut. Buku tua itu mengeluarkan aura berat dan kuno, seolah memancarkan sihir yang mampu membuat orang tenggelam di dalamnya. 《Kitab Pemanggilan iblis》! Tiga kata sederhana dan kuno itu seolah menyimpan kekuatan tak terbatas — menyebabkan siapa pun yang melihatnya merasa gentar. Hanya dengan satu tatapan, Lian Qiyue bisa merasakan bahwa teknik ini bukanlah sesuatu yang biasa! Ia mengulurkan tangan, lalu langsung mengambil 《Kitab Pemanggilan Iblis》 itu. Begitu kitab itu diambil, cahaya yang berkelap-kelip tadi perlahan menghilang. Namun saat ia membuka halaman pertamanya, tiba-tiba rasa nyeri yang tajam menusuk otaknya. Sejumlah besar informasi mengalir masuk langsung ke dalam pikirannya—dan sensasi sakit kepala hebat pun langsung menghantamnya. —--“Cuma seratus koin emas, kau tak perlu menjual dirimu sendiri, bukan?” ujar Lian Qiyue, menahan dorongan untuk meledak kesal.Rong Tianye mengangguk malu-malu. “Menyebalkan sekali! Aku sudah jadi milikmu, kenapa masih bicara soal uang? Uang itu bisa merusak perasaan, kau tahu!”Melihat ekspresi Rong Tianye yang seperti itu, wajah Lian Qiyue berubah kaku. Ia benar-benar tak bisa membayangkan bahwa seorang pangeran terhormat bisa sebegitu tidak tahu malunya!Hanya demi seratus koin emas, pria itu bahkan rela bertingkah manja dan menggoda seperti anak kecil. Tampaknya, harapannya untuk mendapatkan koin emas itu benar-benar sirna.“Anggap saja aku sedang sial!” serunya dengan marah. Ia benar-benar telah tertipu oleh wajah pria itu!Tanpa berkata lebih lanjut, Lian Qiyue mengambil dua bola bulu dan berjalan menuju kerumunan. Ia benar-benar tidak ingin berbicara lagi dengan pria aneh itu. Jika terus bersama, ia khawatir tak bisa menahan diri untuk tidak mendorongnya jatuh dari lantai tiga
Namun, suara benda berat menghantam tanah yang dinanti-nanti tak pernah terdengar yang terdengar justru teriakan minta tolong. "Astaga! Kakak, tolong aku!" Suara panik itu penuh ketakutan dan gemetar—dan tak lain berasal dari Pangeran Kedua, Xian Liang! Barulah semua mata menoleh ke arah restoran di lantai 3 dan ketika melihat apa yang terjadi mereka membelalak penuh kebingungan. Xian Liang ternyata tergantung di pagar kayu yang patah antara lantai dua dan tiga tubuhnya terjepit dan tak bisa naik atau turun, hanya bisa meronta dengan panik sambil berteriak meminta pertolongan. "Pfft!" Seseorang menjadi yang pertama tertawa, dan segera saja kerumunan meledak dalam tawa lepas. “Hahaha.. ha ha ha ha…!” Ternyata, pakaian Xian Liang robek saat jatuh dan menyingkap bagian bokongnya yang pucat—menjadikannya bahan tertawaan! "Bokong Pangeran Kedua putih banget!" Suara pelan terdengar dari kerumunan dan semua orang tertawa semakin keras. "Ha ha ha ha ha! Hari ini kita bisa bilang pe
Melihat wajah dua bola bulu yang bersikeras ingin ikut, Lian Qiyue mengernyitkan alis cantiknya. “Kalian ini terlalu mencolok kalau kubawa keluar, semua orang pasti memperhatikan.” “Kalau ada yang tertarik dan langsung menculik kalian, aku belum tentu bisa melindungi,” gumamnya sambil menyentuh dagunya dengan ujung jari telunjuk.“Kami punya cara mengatasinya!” seru bola bulu hitam sambil melompat-lompat penuh semangat.“Betul . Betul… betul.. Sambung bola putih.Seketika, di bawah tatapan terkejut Lian Qiyue, kedua bola bulu—yang satu hitam, yang satu putih—mengecil dengan cepat. Mereka berubah menjadi dua manik mungil, lalu melompat ke rambut Lian Qiyue tampak seperti hiasan kepala biasa dan hampir tak bisa dikenali.Mulut Lian Qiyue membentuk huruf ‘O’. Ia benar-benar tidak tahu dua makhluk kecil itu punya kemampuan semacam ini.Dengan begini segalanya jadi jauh lebih praktis.“Tapi kalian tidak boleh berulah saat ikut denganku, hanya boleh bicara lewat telepati tidak boleh bers
Lian Qiyue memeriksa kondisi tubuhnya dengan cermat. Sejak usia lima tahun dia telah divonis tidak memiliki masa depan dalam dunia kultivasi karena dantiannya hancur total.Namun, setelah penyelidikan menyeluruh, dia menemukan bahwa dantiannya yang hancur ternyata telah diperbaiki pada suatu waktu yang tidak dia ketahui.Meskipun dia tidak memahami alasan di baliknya, kenyataan itu adalah berkah yang luar biasa baginya.Hanya dengan meningkatkan kultivasinya secepat mungkin dia bisa membalikkan keadaan yang pasif ini.Lian Qiyue yakin, setelah kejadian hari ini Lian Ruo dan Xian Rong tidak akan mencari masalah dengannya dalam waktu dekat.Namun, ketika dia bersiap untuk mulai berkultivasi tiba-tiba terdengar suara kekanak-kanakan di benaknya. “Xian Rong itu menjijikkan sekali!""Aku rasa Lian Ruo jauh lebih tak tahu malu!" Suara lain yang sedikit tajam segera menyusul.Suara-suara tak masuk akal itu membuat mata Lian Qiyue membelalak, tak ada siapa pun di ruangan itu selain dirinya.
Ledakan !!!Suara dentuman keras menggema di seluruh ruangan ketika tubuh Xian Rong terhempas jatuh ke atas tempat tidur. Desiran udara dan benturan kayu menandai kekacauan yang terjadi dalam sekejap mata.Brakkk… !!Cracckk !! suara tulang patah.Suara tulang patah terdengar tajam dan menyakitkan saat hidung Xian Rong menghantam keras permukaan ranjang mematahkannya seketika. Rasa sakitnya begitu mendadak dan membakar membuat matanya terpejam rapat saat ia mengerang keras.“Ah—!” Teriaknya melolong, tangan gemetar memegangi hidungnya darah hangat merembes dari sela-sela jari.Dunia di sekelilingnya mulai kabur seakan rasa sakit mengaburkan realita…. Dia berusaha bangun dengan limbung.Lian Qiyue memandanginya dengan sorot mengejek, mata gelapnya mengilat bagai kilat malam…. Hatinya dipenuhi dendam, namun wajahnya tetap tenang. ‘Kalian berdua telah menyebabkan kematian pemilik tubuh ini... ‘‘Maka tunduklah terimalah harga diri kalian yang hancur sebagai penghormatan terakhir.’Seme
Senyum dingin mengendap dalam hati Lian Qiyue, tetapi wajahnya tetap wanita buta yang lemah, suaranya terdengar lembut penuh kepasrahan “Kakak, aku…”Namun sebelum ia sempat melanjutkan Xian Rong menarik tangan Lian Ruo ke sisinya, senyum cabul melintas di wajahnya. Tangannya yang tak tahu malu menjalar ke tubuh Lian Ruo memperlihatkan rasa kepemilikan yang menjijikkan.“Ruo'er, syukurlah seandainya si sampah itu sudah mati. Untuk apa kamu masih peduli padanya.?” Seandainya Lian Ruo tidak memaksa ingin datang menjenguk ia bahkan tak akan mau melirik wanita buta menyedihkan dan menjjijikan ini.Ia, Putra Mahkota yang agung dari Kerajaan Velora harus menanggung hinaan karena memiliki tunangan seperti Lian Qiyue.Banyak bangsawan diam -diam menertawakannya menyebutnya pangeran malang yang tersangkut dengan beban tak berguna.Butuh waktu dan siasat agar pertunangan itu akhirnya dibatalkan. Namun betapa menyebalkan ketika kabar menyebar bahwa wanita itu mencoba bunuh diri dengan menelan
Sakit.... !!!!!!Ledakan rasa sakit membakar otaknya kepalanya seperti dipukul dengan gada besi, tubuhnya seakan dilindas puluhan kereta perang yang melaju tanpa ampun. Sakit luar biasa…..Setiap persendian terasa retak seperti diloloskan satu persatu dari sambungan dan kulitnya panas seperti tersiram logam cair. Sensasi itu menjalar cepat, membakar dari ujung kaki hingga ubun-ubun dan menenggelamkan dirinya dalam siksaan yang sulit dibayangkan.Kata “sakit’” tidak cukup mewakili apa dia rasakan…..Lian Qiyue menggeliat nafasnya berat seperti tercekik dalam kabut pekat. Ia membuka mata perlahan, kelopaknya terasa berat, bulu matanya lengket seolah telah lama tertutup. Cahaya yang masuk ke dalam pupilnya sempat menyilaukan, namun ia memaksa diri untuk melihat.Apa yang tampak di depannya membuat jantungnya mencelos.Langit-langit kayu, tirai ranjang yang usang, aroma jamu yang pahit dan bau darah menguar samar di udara. Tempat ini... sama sekali asing ia langsung terdorong untuk dudu