Share

Bab 5: Menamai Bola Bulu

last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-08 22:37:32

Melihat wajah dua bola bulu yang bersikeras ingin ikut, Lian Qiyue mengernyitkan alis cantiknya.

“Kalian ini terlalu mencolok kalau kubawa keluar, semua orang pasti memperhatikan.”

“Kalau ada yang tertarik dan langsung menculik kalian, aku belum tentu bisa melindungi,” gumamnya sambil menyentuh dagunya dengan ujung jari telunjuk.

“Kami punya cara mengatasinya!” seru bola bulu hitam sambil melompat-lompat penuh semangat.

“Betul . Betul… betul.. Sambung bola putih.

Seketika, di bawah tatapan terkejut Lian Qiyue, kedua bola bulu—yang satu hitam, yang satu putih—mengecil dengan cepat. Mereka berubah menjadi dua manik mungil, lalu melompat ke rambut Lian Qiyue tampak seperti hiasan kepala biasa dan hampir tak bisa dikenali.

Mulut Lian Qiyue membentuk huruf ‘O’. Ia benar-benar tidak tahu dua makhluk kecil itu punya kemampuan semacam ini.

Dengan begini segalanya jadi jauh lebih praktis.

“Tapi kalian tidak boleh berulah saat ikut denganku, hanya boleh bicara lewat telepati tidak boleh bersuara langsung,” tegasnya.”

Jika kedua makhluk ini bergerak-gerak di kepalanya dan suara mereka terdengar orang lain, bukankah ia akan dianggap aneh atau bahkan makhluk gaib?

“Baik!” Bola Hitam.

“Baik.. baik.. baik.. “ Bola Putih.

Bola bulu hitam dan putih mengangguk patuh demi bisa ikut bermain di luar, mereka siap mematuhi semua aturan!

Melihat mereka akhirnya diam, Lian Qiyue tersenyum kecil kehadiran dua makhluk kecil ini membuat harinya terasa lebih hidup dan ceria.

Kota Kekaisaran, dengan jalan utamanya yang membentang sepanjang sepuluh li, dipenuhi orang-orang yang lalu lalang.

Pedagang kaki lima memenuhi sisi jalan, menjajakan aneka barang kecil dan pernak-pernik, suara mereka berteriak menarik pelanggan menggema di sepanjang jalan.

Berjalan di tengah keramaian ini, Lian Qiyue merasa seolah kembali ke masa seribu tahun yang lalu.

Namun, dua suara kecil yang terus bergema di pikirannya jelas mengingatkannya bahwa ia bukan lagi Lian Qiyue yang dulu.

“Bagaimana kalau aku beri kalian nama?” katanya tiba-tiba, matanya berbinar.

Dua makhluk kecil itu selalu bersama dan tanpa nama, susah membedakan mereka. Bola bulu hitam dan putih saling melirik lalu memandangnya penuh harap.

"Bola bulu putih, kau kupanggil Zhenzhu (mutiara) Dan kau yang hitam, namamu Wumo (tinta hitam pekat)"

Senyuman Lian Qiyue melengkung puas dengan pilihan nama itu.

Namun seketika, kedua makhluk kecil itu memucat tatapan yang tadinya berbinar berubah menjadi penuh keberatan.

“Kenapa aku yang putih malah dipanggil Zhenzhu (Mutiara)? Aku lebih cocok dengan nama gagah seperti ‘Wumo’!” protes bola bulu putih.

“Aku juga keberatan! Nama ‘Wumo’ terlalu lembut untukku !” gerutu bola bulu hitam.

Lian Qiyue mengangkat dagu angkuh. “Karena kalian selalu ingin bertukar tempat, sekarang kalian punya kesempatan. Bukankah menyenangkan?”

“Tidak adil!” seru mereka bersamaan.

“Keputusan sudah final!” sahut Lian Qiyue sambil tersenyum cerah, mengabaikan protes mereka. Dalam hatinya, ia memuji kejeniusannya sendiri. Nama-nama itu sangat cocok!

Saat Lian Qiyue melangkah lebih jauh ke tengah keramaian suara gaduh dari depan menarik perhatiannya.

“Cepat lihat! Pangeran Xian Tianye diganggu lagi!”

“Aduh, Pangeran Xian Tianye memang malang. Wajahnya tampan, tapi kakinya lumpuh, sekarang malah dipermalukan oleh Putra Mahkota dan para bangsawan lainnya.”

“Dari dulu dia memang tak pernah disukai Kaisar. Sudah jadi rahasia umum. Siapa suruh dia cuma anak luar nikah?”

Satu per satu suara simpati dan bisik-bisik menyebar di kerumunan, sampai ke telinga Lian Qiyue.

--- Putra Haram Sang Kaisar

Pangeran Tianye ?

Putra haram?

Dua istilah itu melintas cepat dalam benak Lian Qiyue, ia memang memiliki sedikit pemahaman tentang Pangeran Tianye ini. Jika dirinya adalah salah satu bahan tertawaan para penduduk ibu kota kekaisaran seusai makan malam, maka pria itu bisa dibilang adalah bahan lelucon yang kedua.

Tiga tahun lalu, sang kaisar tiba-tiba saja mengangkat seorang pria asing yang tak dikenal siapa pun menjadi pangeran memicu kegemparan besar di dalam istana. Pria itu bernama Rong Tianye.

Meski para pejabat istana ramai-ramai mengkritik keputusan tersebut, sang kaisar bergeming. Ia tetap mengangkat Rong Tianye sebagai pangeran dan bahkan memberinya berbagai penghargaan.

Sejak saat itu, Kerajaan Velora memiliki seorang pangeran yang cacat.

Desas-desus pun segera menyebar. Banyak yang berspekulasi bahwa Rong Tianye adalah putra haram sang kaisar. Kalau bukan begitu, bagaimana mungkin seseorang yang tidak berguna dan bahkan cacat bisa mendapatkan gelar pangeran?

Namun, sang kaisar tidak memberikan penjelasan apa pun. Ia tampak seolah-olah menyetujui rumor itu dengan diam. Seiring waktu semua orang menerima identitas Rong Tianye begitu saja.

Awalnya, banyak yang mengira sang kaisar sangat menyayangi Rong Tianye karena tetap memberinya penghargaan meski dikecam.

Tapi siapa sangka, perhatian yang hangat itu hanya bertahan selama satu tahun. Setelahnya, sikap sang kaisar menjadi dingin dan status Rong Tianye pun merosot drastis.

Lian Qiyue berjalan perlahan menuju arah keramaian. Mungkin karena merasa senasib, ia merasakan secercah rasa ingin tahu terhadap Rong Tianye.

Di seluruh ibu kota kekaisaran yang luas ini mungkin hanya pria itu yang bisa menyamai kehidupan tragisnya.

Saat memasuki kerumunan, Lian Qiyue mengikuti arah pandang orang-orang dan melihat beberapa sosok berdiri di lantai dua Paviliun Zuixian.

Matanya langsung tertumbuk pada sosok yang paling ia benci.

Xian Rong... !!!

Wajah Pangeran Mahkota itu dipenuhi kesombongan. Ia memandang remeh sosok berjubah emas pucat yang duduk tenang di hadapannya.

"Rong Tianye, menurutmu apa yang akan terjadi jika aku tak sengaja menyenggolmu hingga jatuh dari lantai tiga ini?” tanya Xian Rong, senyum mengejek tergurat di sudut bibirnya. Nada main-mainnya menunjukkan bahwa ia menganggap Rong Tianye tak lebih dari mainan.

Lian Qiyue memperhatikan punggung pria berjubah emas pucat itu, tidak diragukan lagi itulah Rong Tianye.

"Kalau Yang Mulia Putra Mahkota ingin ‘tak sengaja’, apa yang bisa hamba lakukan?” jawab Rong Tianye ringan.

Suaranya tenang, nyaris malas namun menyiratkan ejekan halus—ibarat angin sepoi yang menampar jiwa, membangkitkan kesan bebas dan tak peduli.

Xian Rong terdiam, alisnya berkerut. Menatap wajah damai di hadapannya ia hampir merasa seolah-olah dirinya yang sedang dipermainkan.

Ia membenci sikap tak acuh Rong Tianye. Seolah-olah tidak ada yang bisa menyentuhnya, seolah-olah dirinya-lah yang berada di atas segalanya dan Xian Rong hanyalah badut yang lucu untuk ditertawakan.

“Saudaraku, orang cacat seperti dia bisa apa?” ujar Pangeran Kedua Xian Liang, sambil tertawa ringan tak menyadari ketegangan antara Xian Rong dan Xian Tianye.

"Kalau kita dorong, kan bisa langsung tahu,” lanjutnya.

Begitu kalimat itu selesai, Xian Liang berpura-pura tersandung dan dengan kedua tangannya mendorong Rong Tianye keluar dari pagar pembatas!

Terdengar suara kayu patah, diikuti dengan siluet emas yang jatuh dari lantai tiga!

Mata Lian Qiyue menyipit tajam. Xian Rong benar-benar keji!

Kedua kaki Rong Tianye sudah lumpuh, namun Xian Rong tetap tak mau melepaskannya!

Senyum sinis perlahan muncul di mata gelap Lian Qiyue. Bukankah memang begitu tabiat Xian Rong? Menendang orang yang sedang jatuh.

Baik dirinya maupun Rong Tianye, sama-sama menjadi sasaran penghinaan lelaki hina itu!

Beberapa warga yang menonton segera memalingkan wajah. Pangeran Tianye memang menyedihkan namun mereka hanya rakyat biasa. Apa yang bisa mereka lakukan?

— Catatan Author Tambahan:

Zhenzhu (珍珠) = nama bola bulu putih (berarti mutiara)

Wumo (乌墨) = nama bola bulu hitam (berarti tinta hitam pekat)

---

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik    Bab 7: Nona, aku sudah jadi milikmu.

    “Cuma seratus koin emas, kau tak perlu menjual dirimu sendiri, bukan?” ujar Lian Qiyue, menahan dorongan untuk meledak kesal.Rong Tianye mengangguk malu-malu. “Menyebalkan sekali! Aku sudah jadi milikmu, kenapa masih bicara soal uang? Uang itu bisa merusak perasaan, kau tahu!”Melihat ekspresi Rong Tianye yang seperti itu, wajah Lian Qiyue berubah kaku. Ia benar-benar tak bisa membayangkan bahwa seorang pangeran terhormat bisa sebegitu tidak tahu malunya!Hanya demi seratus koin emas, pria itu bahkan rela bertingkah manja dan menggoda seperti anak kecil. Tampaknya, harapannya untuk mendapatkan koin emas itu benar-benar sirna.“Anggap saja aku sedang sial!” serunya dengan marah. Ia benar-benar telah tertipu oleh wajah pria itu!Tanpa berkata lebih lanjut, Lian Qiyue mengambil dua bola bulu dan berjalan menuju kerumunan. Ia benar-benar tidak ingin berbicara lagi dengan pria aneh itu. Jika terus bersama, ia khawatir tak bisa menahan diri untuk tidak mendorongnya jatuh dari lantai tiga

  • Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik    Bab 6 : Mencuri Ayam, Tapi Kehilangan Beras

    Namun, suara benda berat menghantam tanah yang dinanti-nanti tak pernah terdengar yang terdengar justru teriakan minta tolong. "Astaga! Kakak, tolong aku!" Suara panik itu penuh ketakutan dan gemetar—dan tak lain berasal dari Pangeran Kedua, Xian Liang! Barulah semua mata menoleh ke arah restoran di lantai 3 dan ketika melihat apa yang terjadi mereka membelalak penuh kebingungan. Xian Liang ternyata tergantung di pagar kayu yang patah antara lantai dua dan tiga tubuhnya terjepit dan tak bisa naik atau turun, hanya bisa meronta dengan panik sambil berteriak meminta pertolongan. "Pfft!" Seseorang menjadi yang pertama tertawa, dan segera saja kerumunan meledak dalam tawa lepas. “Hahaha.. ha ha ha ha…!” Ternyata, pakaian Xian Liang robek saat jatuh dan menyingkap bagian bokongnya yang pucat—menjadikannya bahan tertawaan! "Bokong Pangeran Kedua putih banget!" Suara pelan terdengar dari kerumunan dan semua orang tertawa semakin keras. "Ha ha ha ha ha! Hari ini kita bisa bilang pe

  • Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik    Bab 5: Menamai Bola Bulu

    Melihat wajah dua bola bulu yang bersikeras ingin ikut, Lian Qiyue mengernyitkan alis cantiknya. “Kalian ini terlalu mencolok kalau kubawa keluar, semua orang pasti memperhatikan.” “Kalau ada yang tertarik dan langsung menculik kalian, aku belum tentu bisa melindungi,” gumamnya sambil menyentuh dagunya dengan ujung jari telunjuk.“Kami punya cara mengatasinya!” seru bola bulu hitam sambil melompat-lompat penuh semangat.“Betul . Betul… betul.. Sambung bola putih.Seketika, di bawah tatapan terkejut Lian Qiyue, kedua bola bulu—yang satu hitam, yang satu putih—mengecil dengan cepat. Mereka berubah menjadi dua manik mungil, lalu melompat ke rambut Lian Qiyue tampak seperti hiasan kepala biasa dan hampir tak bisa dikenali.Mulut Lian Qiyue membentuk huruf ‘O’. Ia benar-benar tidak tahu dua makhluk kecil itu punya kemampuan semacam ini.Dengan begini segalanya jadi jauh lebih praktis.“Tapi kalian tidak boleh berulah saat ikut denganku, hanya boleh bicara lewat telepati tidak boleh bers

  • Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik    Bab 4: Siapa yang Paling Menjengkelkan

    Lian Qiyue memeriksa kondisi tubuhnya dengan cermat. Sejak usia lima tahun dia telah divonis tidak memiliki masa depan dalam dunia kultivasi karena dantiannya hancur total.Namun, setelah penyelidikan menyeluruh, dia menemukan bahwa dantiannya yang hancur ternyata telah diperbaiki pada suatu waktu yang tidak dia ketahui.Meskipun dia tidak memahami alasan di baliknya, kenyataan itu adalah berkah yang luar biasa baginya.Hanya dengan meningkatkan kultivasinya secepat mungkin dia bisa membalikkan keadaan yang pasif ini.Lian Qiyue yakin, setelah kejadian hari ini Lian Ruo dan Xian Rong tidak akan mencari masalah dengannya dalam waktu dekat.Namun, ketika dia bersiap untuk mulai berkultivasi tiba-tiba terdengar suara kekanak-kanakan di benaknya. “Xian Rong itu menjijikkan sekali!""Aku rasa Lian Ruo jauh lebih tak tahu malu!" Suara lain yang sedikit tajam segera menyusul.Suara-suara tak masuk akal itu membuat mata Lian Qiyue membelalak, tak ada siapa pun di ruangan itu selain dirinya.

  • Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik    Bab 3: Baru Bunga Dari Hutang Yang Akan Dipanen.

    Ledakan !!!Suara dentuman keras menggema di seluruh ruangan ketika tubuh Xian Rong terhempas jatuh ke atas tempat tidur. Desiran udara dan benturan kayu menandai kekacauan yang terjadi dalam sekejap mata.Brakkk… !!Cracckk !! suara tulang patah.Suara tulang patah terdengar tajam dan menyakitkan saat hidung Xian Rong menghantam keras permukaan ranjang mematahkannya seketika. Rasa sakitnya begitu mendadak dan membakar membuat matanya terpejam rapat saat ia mengerang keras.“Ah—!” Teriaknya melolong, tangan gemetar memegangi hidungnya darah hangat merembes dari sela-sela jari.Dunia di sekelilingnya mulai kabur seakan rasa sakit mengaburkan realita…. Dia berusaha bangun dengan limbung.Lian Qiyue memandanginya dengan sorot mengejek, mata gelapnya mengilat bagai kilat malam…. Hatinya dipenuhi dendam, namun wajahnya tetap tenang. ‘Kalian berdua telah menyebabkan kematian pemilik tubuh ini... ‘‘Maka tunduklah terimalah harga diri kalian yang hancur sebagai penghormatan terakhir.’Seme

  • Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik    Bab 2: Topeng-Topeng Kemunafikan

    Senyum dingin mengendap dalam hati Lian Qiyue, tetapi wajahnya tetap wanita buta yang lemah, suaranya terdengar lembut penuh kepasrahan “Kakak, aku…”Namun sebelum ia sempat melanjutkan Xian Rong menarik tangan Lian Ruo ke sisinya, senyum cabul melintas di wajahnya. Tangannya yang tak tahu malu menjalar ke tubuh Lian Ruo memperlihatkan rasa kepemilikan yang menjijikkan.“Ruo'er, syukurlah seandainya si sampah itu sudah mati. Untuk apa kamu masih peduli padanya.?” Seandainya Lian Ruo tidak memaksa ingin datang menjenguk ia bahkan tak akan mau melirik wanita buta menyedihkan dan menjjijikan ini.Ia, Putra Mahkota yang agung dari Kerajaan Velora harus menanggung hinaan karena memiliki tunangan seperti Lian Qiyue.Banyak bangsawan diam -diam menertawakannya menyebutnya pangeran malang yang tersangkut dengan beban tak berguna.Butuh waktu dan siasat agar pertunangan itu akhirnya dibatalkan. Namun betapa menyebalkan ketika kabar menyebar bahwa wanita itu mencoba bunuh diri dengan menelan

  • Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik    Bab 1: Gadis Tak Berguna

    Sakit.... !!!!!!Ledakan rasa sakit membakar otaknya kepalanya seperti dipukul dengan gada besi, tubuhnya seakan dilindas puluhan kereta perang yang melaju tanpa ampun. Sakit luar biasa…..Setiap persendian terasa retak seperti diloloskan satu persatu dari sambungan dan kulitnya panas seperti tersiram logam cair. Sensasi itu menjalar cepat, membakar dari ujung kaki hingga ubun-ubun dan menenggelamkan dirinya dalam siksaan yang sulit dibayangkan.Kata “sakit’” tidak cukup mewakili apa dia rasakan…..Lian Qiyue menggeliat nafasnya berat seperti tercekik dalam kabut pekat. Ia membuka mata perlahan, kelopaknya terasa berat, bulu matanya lengket seolah telah lama tertutup. Cahaya yang masuk ke dalam pupilnya sempat menyilaukan, namun ia memaksa diri untuk melihat.Apa yang tampak di depannya membuat jantungnya mencelos.Langit-langit kayu, tirai ranjang yang usang, aroma jamu yang pahit dan bau darah menguar samar di udara. Tempat ini... sama sekali asing ia langsung terdorong untuk dudu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status