Share

8. Lil Fight

Sesudah kelas selesai, Owen buru-buru ke ruang TBK kampus setelah salah satu temannya memberi tahu tentang Hana yang berulah sebagai Hani. Gadis itu dipanggil ke ruang bimbingan dan konseling karena membuat keributan. Entahlah, Owen tidak ada waktu mendengarnya dan langsung berlari ke gedung inti kampus.

Di depan ruangan TBK, beberapa mahasiswa curi dengar ada yang sedang terjadi di dalam dan mengintip melalui kaca. Owen merangsek di antara kerumunan dan masuk ke dalam ruangan.

Hana dan seorang gadis yang Owen kenal sebagai Rachel duduk di kursi yang berjauhan. Rachel mendelik tajam pada Hana yang membalasnya dengan tatapan santai.

“Pak, ada apa ini?” tanya Owen pada Pak Ridwan, dosen konselor yang membawa keduanya ke ruang itu.

Pak Ridwan menggeleng-geleng. “Tanya saja pacar kamu,” jawabnya sarat akan kelelahan. Kelihatan sudah lelah dengan keduaya.

“Ada apa?” tanya Owen menggeram kecil. Saudari tunangannya itu sangat mengetes kesabarannya belakangan ini.

“Kenapa lo gak tanya dia? Dia duluan yang mulai.” Hana menunjuk Rachel yang memegangi pipinya.

“Heh, lo duluan yang mulai ya!”

“Rachel, mau berapa kali lagi kamu membuat keributan? Jika bukan karena orang tua kamu, kamu pasti akan dikeluarkan sejak dulu,” kata Pak Ridwan menengahi. “Dan kamu, Hani, setahu Bapak kamu itu anak yang baik. Kenapa meninju anak Rachel sampai berdarah?”

“Dia tampar saya duluan, Pak.”

“Dia yang—”

“Cukup!” Sekali lagi, bapak itu berseru. “Bapak sudah dengar dari saksi. Rachel, kamu diskors. Hani, karena ini kesalahan pertama kamu, bapak hanya akan kasih peringatan. Tapi jika kamu berulah, bapak juga akan skors kamu.”

“Baik, Pak. Terima kasih,” ujar Hana menggendong tasnya. Bagus, dia sudah berat-berat bawa buku malah tidak masuk kelas satu pun—karena Hana akan langsung pulang. Malas juga kalau ketemu siapa saja yang mengungkit kejadian di kantin.

Sekilas info yang Hana dapatkan soal gadis yang bertengkar dengannya. Dia dari jurusan Ilkom alias Ilmu Komunikasi, yang artinya dari FHISIP. Entah semester berapa, yang jelas Hani itu juniornya—berarti di atas semester 2. Dan kayaknya, dia itu tipe mahasiswa yang asal absen dan tugas menyuruh orang mengerjakannya. Belum lagi orang tuanya itu orang berada bagi kampus.

Satu lagi. Melihat respons orang-orang, kayaknya Hani memang tak pernah terlibat dengan masalah apa pun. Good, trouble will come to Hana.

Owen menariknya jauh dari gedung inti kampus. Oh, jelas bisa ditebak apa yang selanjutnya akan terjadi. Hana menyentak tangannya yang ditarik Owen ketika dia hendak menariknya ke lantai atas. “Apa-apaan itu?” geram Owen.

“Apa sih?” Hana balik bertanya dengan tampang innocent-nya.

“Tadi pagi lo gak ada. Sekarang dateng-dateng lo malah buat masalah. Lo pengen nama Hani sejelek apa buat balas dendam?”

Plak!

Tak bisa menahan kesabaran, Hana kelepasan menampar Owen tepat di pipi kanannya. Lelaki itu melotot tak percaya, tapi tidak ada niatan membalas. Untungnya tak ada siapa-siapa di sana atau Hana akan dibawa kembali ke ruang TBK dan akan menerima skors.

“Gue ingetin sama lo. Mulai dari sekarang, gue gak akan segan-segan bales lo kalau buat gue marah,” peringat Hana pergi meninggalkan Owen yang mematung.

Maanovpy

Jangan lupa kasih rating cerita ini ya guys supaya author makin semangat ngetiknya hehe

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status