Share

Chapter 7.

"tidak akan pernah!" Tolak Shena dengan tatapan tajam.

Gerardo tak menyerah, pria itu membawa tubuh itu dalam dekapannya dan mencumbui puncak kepalanya.

"Well. Mungkin kamu belum siap! Ini juga terlalu cepat, tapi tak apa aku suka itu. Aku akan menunggu mu." Ucapnya dengan tenang.

Apa-apaan ini, menunggu? Ini tidak bisa. Shena tidak bisa terus berada dalam jerat nya, hidup dalam rasa khawatir akan kemesuman nya.

"Lepaskan, Gerardo!"

"Sicilia tolong aku!"

Ia terus meronta dari kukungan pria itu, memukul-mukul dada keras didepannya dan menghentakan keningnya mengenai tepat di hidung mancung pria itu.

"Awh!" Pekik Gerardo lalu melepas dekapan itu, ia menyentuh hidung nya yang sedikit memar akibat pukulan keras Charles semalam.

Shena terhenyak melihatnya, ia mencoba mengulurkan tangannya menyentuh hidung itu.

"Kau perempuan atau laki-laki Hem? Kenapa sejak kemarin kau selalu melukai ku!" Seru Gerardo seakan-akan mengharap belas kasihnya.

Ia memicingkan matanya, kenapa pria ini malah seakan-akan menyalahkan nya padahal ia hanya melakukan pembelaan diri.

"Ini hidung mu memang sudah ada bekas lukanya." Ucap Shena yang memperhatikan hal itu.

Bukan menjauh, Gerardo malah berakting untuk mendapatkan perhatian darinya dengan merintih. Ia berpura-pura mendesis kesakitan.

Tentu perasaan Shena yang mudah tersentuh pun sedikit memberinya rasa iba.

"Tunggu!" Pinta Shena lalu berjalan mendekati lemari pendingin mengambil air dingin dengan mangkuk dan kain. Ia menitah Gerardo untuk duduk disebuah sofa dan membantunya mengompres luka itu.

Dengan sentuhan yang sangat telaten ia melakukan nya pelan-pelan mengompres bekas lebam yang ternyata tidak hanya satu.

"Apa kau habis berantam?" Ia mengompres pada bagian pelipis matanya yang terlihat membiru.

"Tentu ini bekas tonjokan mu saat kau meracuni ku malam itu." Jawabnya dengan menatap intens wajah gadis didepannya. Ia tersenyum melihat ekspresi terkejut Shena mendengar penjelasan itu.

'apa iya aku melakukan nya sekuat ini sampai-sampai membekas biru. Jangan sampai kau membohongi ku Gerardo!' gumam Shena dengan terus mengompres luka itu.

Gerardo tersenyum mendapatkan perhatian seperti ini, ternyata cukup mudah mendapatkan belas darinya cukup dengan berakting dan berlaku seolah-olah sedang terluka, mungkin cara ini akan terus ia lakukan sampai Shena benar-benar mau disentuh olehnya.

Pandangan keduanya saling bertemu saat jarak wajah keduanya kian dekat.

Entah mengapa ada sebuah debar yang tiba-tiba bergemuruh didalam hati Shena, tatapan nyalang bola mata berwana hazel itu sangat memikat.

"Eghem!"

Dehem Sicilia yang baru saja menuruni anak tangga, ia cukup tertegun melihat pemandangan didepannya apalagi melihat kedatangan Gerardo diapartemen nya.

Keduanya pun terkejut melihat kedatangan Sicilia lalu mengarahkan pandangannya kesana.

Melihat tatapan tajam dari Sicilia, Shena pun baru menyadari mengapa ia malah membantu mengobati pria ini hanya karena rasa iba nya. Oh ya ampun ini tidak bisa, pria itu akan semakin ngelunjak jika ia terlalu baik dengannya. Cepat-cepat Shena pun menyingkirkan kembali alat kompresnya.

"Apa sepagi ini kau sudah datang kemari? kau mengacaukan sarapan pagi klien ku Mr. Gerardo!" Seru Sicilia.

"Apa kau tak mengijinkan ku untuk menemui klien mu Sicilia?"

Mendengar percakapan keduanya Shena menilai jika kedatangan Gerardo kali ini tanpa campur tangan Sicilia, karena wanita itu pun tidak menahu kedatangan nya. 'jadi pria ini yang nekad datang kesini sendiri!' batinnya.

"Klien ku memiliki jam tayang yang tinggi, ia butuh nutrisi yang cukup karena setelah ini ia akan ada pekerjaan pothoshoot." Ungkapnya.

"Dimana? Aku akan menjemput nya."

Oh, demi apa Gerardo malah mencecar nya.

Sicilia tak langsung menjawab ia malah memberi nya kode dengan mengedikkan bahu nya, Gerardo pun paham dengan maksudnya. Tak ada yang mudah kecuali didapat dengan uang, ya hanya itu.

***

Kilat blitz dari kamera menyala terang seiring jepretan yang berhasil diambilnya, didepan sana seorang model cantik tengah beradu pose untuk menampilkan lekuk tubuhnya, makeup serta gaya busananya.

Penata rias dan penata style pun ikut andil dalam pengambilan gambar itu.

Hingga beberapa saat setelah berhasil mengambil beberapa gambar, seseorang datang menghampiri Shena.

"Oke untuk pemotretan hari ini selesai."

"Terimakasih!"

"Sepertinya kekasih mu sudah menunggu."

"Kekasih?" Shena pun terkejut mendengarnya lalu mengedarkan pandangannya ke sudut ruangan seseorang sedang duduk disofa dengan satu kaki yang bertumpu sedang menatap kearahnya.

'oh my God!'

Gadis itu berjalan keluar dari ruangan itu tanpa memperdulikan Gerardo yang sejak tadi menunggunya.

Melihat dirinya tak dihiraukan, pria itu pun mengejar Shena.

"Hei!"

"Apa tidak ada pekerjaan lain, selain mengikuti ku?" Seloroh Shena menatapnya.

"Ya, memang tidak ada."

"Menjauhlah dan berhenti mengikuti ku." Pekik Shena, ia merasa semakin risih dengan kedatangan nya yang tak terduga, jika seharusnya ia sudah memiliki banyak rencana untuk menjatuhkan Gerardo dan membebaskan pamannya maka saat ini ia dibuat kehilangan fokus olehnya. Ia tak akan mungkin bisa berpikir kritis saat pria itu selalu mengikutinya.

Gerardo tak berhenti mengejarnya, sejak pertama melihat Shena ia langsung begitu terobsesi dengan tubuhnya. Entah mengapa keinginan nya begitu besar bahkan mengalahkan tawaran Rebecca dan wanita penghibur lain nya yang menawarkan diri secara suka rela.

Pria itu mengejar Shena yang berjalan cepat keluar dari gedung itu dengan menarik tangannya.

"Aw!"

Ia menarik paksa dan membawanya masuk kedalam mobil miliknya yang sudah terparkir didepan gedung itu.

Suasana mencekam tiba-tiba terasa saat mobil yang singgahinya berisi beberapa pria, ia tak tahu siapa mereka tapi yang jelas saat melihat tatapan dan perawakan besar tubuh mereka Shena menjadi bergidik.

"Lepaskan aku Gerardo! Jika kau macam-macam dengan ku lagi, maka aku tidak akan segan-segan untuk mengebom rumah keluarga mu!" Ancamnya tak gentar, iya tiba-tiba sebuah ide muncul begitu saja dialam fikirannya. 'sepertinya aku memang harus merealisasikan nya, menyewa Damian lagi untuk merakit bom peledak.' Gumamnya dengan seringai menantang yang tak takut dengan pria didepannya.

Namun mendengar ancaman dari gadis disebelahnya, Gerardo justru malah menyunggingkan senyum simpul ia tak merasa takut sama sekali dengan ancaman itu. Ia merasa jika ini hanya sebuah lelucon atau gertakan saja untuknya lagi pula Shena tidak akan mungkin bisa melakukan itu, seluruh rumah keluarganya dijaga ketat oleh pengaman, kalaupun jika memang benar ia melakukan nya maka ia tak akan segan untuk membunuh Johan atau memperkosa Shena saat ini juga dan menjadikan nya budak.

Membayangkan itu semua Gerardo malah kian tersenyum lebar, melihat tekad dan keberanian yang kuat dari Shena ia menjadi tertantang seperti apa kekuatannya selama diranjang.

"Jalan!" Perintah Gerardo kepada seorang supir yang duduk dibangku depan.

Shena hanya menatap waspada kalau-kalau pria ini akan berbuat sesuatu. Diliriknya secara bergantian pria disebelah lalu ke dua pria yang duduk didepan, seseorang itu menyupir mobil dan yang duduk disebelahnya ia tidak tahu, penampilan mereka semua serba hitam dengan raut wajah yang beringas. 'mungkinkah mereka bodyguard Gerardo? Apa pria sebejat dia masih membutuhkan perlindungan? Cih, kau sangat pengecut.' umpat Shena kepada pria itu.

Keduanya hanya terdiam, suasana terasa hening dan mencekam. Gerardo pun tak berbicara apa-apa pandangan nya hanya lurus kedepan. Keindahan suasana sore saat melewati kawasan jalan yang menghubungkan ke time square pun tak merubah kepanikan Shena. Isi kepalanya hanya dipenuhi dengan kewaspadaan.

Beberapa saat mobil itu melaju, sang sopir pun berhenti didepan sebuah lobby pintu apartemen.

Seseorang yang duduk disebelah kemudi berjalan membuka pintu mobil untuk Gerardo, begitu pria itu keluar ia langsung membuka pintu untuk Shena.

"Mengapa kau membawa ku kemari? Aku ingin pulang!" Pekik Shena menolak pria itu.

"Aku hanya ingin mengajak mu menonton pertunjukan di penthahouse ku."

Ia mengernyitkan kening dengan ajakan penuh tanda tanya dari Gerardo.

"No! Aku tidak akan membuang-buang waktu ku untuk hal yang tidak penting."

"Ini penting baby, kau pasti akan sedih melihat serial drama nya." Ucap Gerardo menarik pergelangan tangan Shena.

Namun gadis itu berusaha meronta menjauh dari ajakan pria itu. Ia berusaha menjauh dan akan berlari darinya, namun apa yang terjadi Gerardo malah justru menarik tubuh itu dan membopongnya masuk kedalam apartemen.

"Oh damn it! Turunkan aku Gerardo!" Ronta Shena seraya memukul-mukul punggung pria itu.

Gerardo tak mendengarkan segala penolakan gadis itu ia tetap berjalan masuk kedalam gedung tinggi tempat huniannya itu.

Saat mereka berjalan masuk, tanpa mereka ketahui seseorang nampak mengamati kebersamaan mereka dari kejauhan.

Sosok itu mengenakan Hoodie besar yang menutup kepala dan rambutnya, ia nampak sedikit mengumpat dari tempatnya agar tak diketahui oleh anak buah Gerardo.

"Jadi ternyata Tuan Gerardo sedang dekat dengan model Asia itu! Ini gak bisa dibiarin. Apa kurangnya aku? Aku tak kalah cantik darinya. Lihat saja apa yang akan lakukan kepada wanita itu." Gumamnya bermonolog seraya mengeratkan kepalan tangannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status