Share

Chapter 6.

Penulis: Alana Karin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-22 17:39:46

Beberapa pelayan datang menyuguhkan berbagai minuman keras didepannya, berikut dengan beberapa wanita penghibur yang datang menemani Tuan mereka.

Didepan sebuah meja persegi seorang joki melempar sebuah dadu menandakan permainan akan segera dimulai.

"Aku yang mulai!" Ucap sang lawan dengan wajah beringas nya. Gerardo yang berada dikursi depan lawan hanya menyeringai sinis kearahnya.

"Ingat jika malam ini kau kalah, kau harus menyerahkan seluruh saham perusahaan mu kepadaku."

"Bedebah! Bukankah malam lalu kau mengatakan jika putri ku akan menjadi jaminan mu!" Seloroh pria berperawakan tinggi besar dengan brewok yang menutup setengah wajahnya.

Gerardo tak gentar ia mengusap dagu tegasnya dengan senyum penuh kelicikan yang tak tertebak. Ya, beberapa hari yang lalu terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai hutang piutang jika malam ini pria itu berhasil memenangkan dan mengalahkan permainan casino ini maka dia akan terbebas dari hutang nya, namun jika kalah ia harus menyerahkan putri nya sebagai jaminan kepada Gerardo, namun entah mengapa malam ini tiba-tiba Gerardo berubah pikiran.

"Tiba-tiba aku tidak tertarik lagi dengan putrimu!"

"What the fuck! Kau membohongi ku." Sentaknya dengan menggebrak meja itu hingga seluruh dadu dan permainan yang ada diatasnya pun berceceran.

Gerardo tetap tenang, ia tak gentar sama sekali dengannya, area ini adalah miliknya, daerah kekuasaannya, casino ini berada dalam kekuasaannya, bisnis miliknya tempat berkumpulnya para penjudi diberbagai negara. Iya, hidup nya memang berada diantara gelap dan terang, tak melulu terang, tapi juga mengusai kegelapan. Gerardo selain dikenal sebagai pengusaha tampan yang berjaya dibalik puluhan hotel yang dimiliki perusahaan nya, juga berkuasa dibalik dunia gelap. Menjadi salah satu pengendali dan pemimpin klan mafia didalamnya. Berjudi adalah sarana hiburan baginya, selain itu ia bersama komplotan nya memiliki jaringan bisnis haram lainnya seperti night bar yang memberi pelayanan ekstra didalam nya didaerah kekuasaan miliknya.

Nama besarnya, kekuasaan yang dimiliki nya cukup membuat ia disegani dan kuat dimata hukum, dan diantara pengusaha-pengusaha gelap lainnya sehingga membuat nya tak pernah takut dengan berbagai jenis ancaman apapun.

"Aku tidak membohongi mu, kita kembali ke peraturan awal. Jika pihak piutang bebas merubah persyaratan yang diminta kapan pun tanpa harus menunggu persetujuan dari pihak terhutang!" Ucap Gerardo yang menyulut emosi pria itu.

"Persetan!" Pria itu mendekat kearah Gerardo dan hendak melakukan sebuah serangan ia mencengkram kuat kerah kemeja yang dikenakan Gerardo.

"Aku rasa putrimu tidak sebanding dengan semua hutangmu!" Ucapnya terang-terangan dengan senyum simpul yang melengkung dibibir nya.

Pria ber-berewok itu semakin geram dengannya, bagaimana bisa tiba-tiba semua nya berubah diluar dugaan. Saat dahulu Gerardo begitu menggilai putrinya bahkan ia sengaja memberinya hutang kepada pria ini hingga milyaran agar ia bisa mendapatkan putrinya sebagai jaminan. Namun tidak untuk saat ini, pria itu dibuat begitu emosi oleh Gerardo, impiannya untuk memiliki menantu milyader harus musnah seketika.

"Brengsek!" Pria itu memberikan sebuah pukulan keras, pukulan yang namun langsung ditepis oleh bodyguard Gerardo.

"Lepaskan! Biarkan sekali ini saja aku yang melumpuhkan nya sendiri." Peringat Gerardo kepada anak buah yang selalu menjaganya.

Dua bodyguard yang menahan tangan pria itu pun dilepas dan membiarkan kedua pria muda dan tua itu beradu otot.

Serangan demi serangan diberikan oleh pria ber-berewok itu kepada Gerardo, tangkisan dan serangan balik pun diberikan Gerardo pula, ia tak mau dikalahkan, tak masalah segala tenaganya harus terkuras yang terpenting musuhnya harus lumpuh dihadapan nya.

Sebuah tendangan berhasil Gerardo hindari, pria itu melompat diatas meja yang membuat musuhnya mengejarnya dan ikut menyerang lagi Gerardo diatas meja itu, tangan kuat nan berototnya berhasil menangkisnya dan membalikkan keadaan. Gerardo berhasil mengunci pria itu dan membalikkan tubuhnya membanting keras pria itu ke lantai. Botol-botol minuman dan gelas yang berdiri di atas meja itu berserakan pecah diatas lantai seiring tubuh besar yang terlempar itu diseret oleh Gerardo.

Suasana menjadi tegang seketika, pria tampan nan bengis itu sudah terlihat seperti seorang macan yang lepas. Ia menuntaskan seluruhnya, membuat seluruh orang yang berada disana berhamburan menjauhi keributan itu, joki casino, pelayan dan wanita penghibur pun menjauhi keributan itu, mereka menyaksikan nya dari jarak yang aman.

Gerardo melompat dari atas meja itu kembali menyerang pria paruh baya itu dan menindihnya mengunci tubuh nya yang tertelungkup dibawah dan mengancam nya.

"Aku sudah tidak tertarik lagi dengan putrimu maka malam ini juga serahkan seluruh saham perusahaan mu, atau jika kau mau aku akan mengantar mu ke neraka untuk membayar lunas hutang-hutang mu sekarang!" Seru Gerardo dengan menodongkan sebuah pistol disamping kepala pria itu.

Charles- nama pria itu, seseorang pun datang setelah mendapat kabar keributan itu, ia berteriak kencang mendekat kearah mereka.

"Ayah!"

"Hentikan Tuan Gerardo! Aku mohon, aku berjanji akan membayar semua hutang ayahku!" Mohonnya dengan deraian air mata yang meluncur.

Wajah cantik nan sembab itu terlihat begitu memohon kepada Gerardo, gadis cantik anak perempuan satu-satunya Charles yang menjadi primadona kelas pebisnis gelap sepertinya itu terlihat begitu menaruh harap. Banyak yang bertaruh untuk mendapatkan dia termasuk dirinya dulu, paras cantiknya serta pesona kemolekan lekuk tubuh yang dimiliki nya menjadi daya tarik dan magnet pria-pria dewasa.

Namun entah mengapa saat ini ia menjadi tak tertarik sama sekali dengannya, apakah semua itu karena kehadiran Shena?

"Dengan apa kau akan membayarnya?"

"Sa-saya siap menjadi budak ranjang anda!" Ucapnya tegas walaupun sedikit terbata.

Gerardo memicingkan matanya lalu menyunggingkan senyum smirk, "simpan saja tenaga mu untuk melayani pria lain, karena aku sudah tidak menginginkan mu lagi!" Balas Gerardo.

Gadis itu memicingkan mata tak mengerti, mengapa disaat ia sudah menyerah tiba-tiba keputusan nya berubah.

"What? Apa maksud anda Tuan? Apa kau sudah memiliki kekasih?"

"Itu bukan urusan mu. Yang aku mau saat ini hanya ayah mu membayar hutang, dengan menyerahkan seluruh saham yang dimiliki perusahaan nya."

"Ti-tidak, kalau saham ayah ku jatuh ditangan Tuan semua, bagaimana nasib keluarga kami? Ayah akan bangkrut dan hutang ayah sudah banyak."

"Itu urusan mu. Atau jika kau mau ada pilihan lain." Gerardo melirik kearah senjata yang sedang tertodong itu.

"Tidak! Jangan, biarkan ayahku tetap hidup. Aku akan membujuk ayahku untuk menyerahkan semua saham nya."

"Tidak akan! Dia pria licik dan serakah!" Seloroh Charles yang terkukung dibawah himpitan tubuh Gerardo.

Begitu mendengar umpatan itu satu tembakan pun berhasil meluncur mengenai tubuh Charles.

Dorr!

"Ayah!" Teriak Rebecca-nama gadis itu, saat melihat peluru itu sudah menembus bahu atas ayahnya.

"Ini adalah satu peringatan keras, untuk menentukan pilihan kalian. Sebelum akhirnya aku akan menembakan peluru ini kekepala ayah mu!" Ucap Gerardo memperingati lalu memasukkan kembali senjata itu kedalam sakunya.

"Ayah! Bertahanlah!" Isak tangisnya tak terbendung lagi melihat kondisi Charles yang sudah berlumur darah.

Tanpa belas kasih apapun untuk mereka Gerardo membangkitkan tubuhnya dan menjauh.

"Kalian bereskan kekacauan ini!" Perintah Gerardo kepada anak buahnya.

Ia berjalan keluar dari tempat itu dan mendapati Ernest yang menghampiri nya.

"Kau tidak apa Tuan?"

"Ada apa kau kemari?"

"Aku mendengar jika kau baru saja ribut dengan Tuan Charles!"

"Aku sudah melumpuhkan nya."

"Kau menembaknya?"

"Hanya peringatan."

"Oh iya, batalkan tiket penerbangan ku, kau pulang saja dahulu bawa Johan dan tahan dia di markas bawah tanah. Cecar dia dan berinya siksaan sampai dia mau mengakui perbuatannya." Ucapnya seraya berjalan keluar dari tempat itu.

Ernest berfikir sejenak, apa alasan Tuan nya ini menunda kepulangan nya atau ada kaitannya dengan suatu hal? Mendengar kekisruhan barusan saat Gerardo tak tertarik lagi dengan Rebecca, Ernest bisa menyimpulkan jika sepertinya ketertarikan Gerardo dengan Shena sudah cukup akut.

"Apa ini semua karena gadis itu?"

"Siapa maksud mu?" Tanya Gerardo berhenti dan berbalik melirik Ernest yang berjalan mengikuti dibelakangnya.

"Kau menunda kepulangan mu karena kau masih ingin bersama nya?" Tebak Ernest.

Gerardo tersenyum sekilas lalu melanjutkan kembali langkahnya tanpa membalas dengan ucapan.

Dilain sisi Rebecca berusaha keras meminta bantuan kepada orang untuk membawa ayahnya kerumah sakit, tangisnya tak terbendung lagi melihat tubuh lemas ayahnya digotong oleh beberapa orang.

'ayah benar Tuan Gerardo itu pria licik! Aku akan mencari tahu siapa perempuan yang sedang dekat dengannya, sampai-sampai dia berani menolak ku.' tekadnya saat berjalan mengiringi tubuh ayahnya.

***

Harum aroma sandwich yang baru saja dikeluarkan dari microwave terhidu begitu harum, Shena mengeluarkan sepotong sandwich isi daging itu dan meletakkan nya diatas piring. Ia mengaduk lagi segelas susu hangatnya lalu membawanya bersama sepiring sandwich itu untuk diletakkan diatas meja makan.

Namun saat ia berbalik tiba-tiba ia dikejutkan dengan kedatangan pria yang tersenyum nakal kearahnya, pria yang dengan penampilan berantakan nya serta luka lebam diwajahnya itu duduk dikursi bar yang berada dibalik meja makan diapartemen Shena.

"Hkk!"

Gadis itu pun terpaku membuka lebar bibirnya, ia terkejut bukan main saat sepagi ini seorang pengacau sudah tiba ditempat nya. Siapa lagi yang mengijinkan nya kemari?

Gerardo menuruni kursi lalu mendekat kearah Shena yang masih terhenyak, ia meraih segelas susu itu lalu menyesap nya dengan sensual.

"Aku suka sarapan dengan susu apalagi jika diambil dari tempat nya langsung!" Godanya dengan menjilati sisa cairan putih itu diujung bibirnya, itu tidak terlihat seksi melainkan terlihat sangat menjijikan dimata Shena.

"Brengsek!" Umpat nya lalu meletakkan sandwich itu diatas meja dan menjauh dari Gerardo.

Pria itu pun mengikutinya lalu menarik lengan Shena dan membuat nya berbalik menatap dada lebarnya.

"Akh! Lepaskan!"

"Sekali saja berikan kehangatan untuk ku maka aku akan memberikan lebih banyak dari temuan yang kau dapatkan di saku jas ku semalam!" Ucapnya.

Shena pun tertegun mendengarnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 10.

    Pagi itu Kalista mengerjapkan matanya yang terasa berat, terbangun dari tidurnya semalam, dia menggeliatkan tubuhnya dan merasakan seluruh badannya remuk, seperti telah di tumbuk. Ototnya seakan menegang, seperti telah melakukan olahraga berat yang jarang dia lakukan. Saat itu pula dia merasakan keanehan pada tubuhnya, dia membuka matanya lebih lebar dan terkejut melihat seorang pria terlelap dengan begitu tenang di sebelahnya, degup jantungnya pun berdebar amat kencang setelah ia menghabiskan malam yang panas dengan seseorang pria asing. Saat itu pula sebuah ingatan mengulang lagi di kepalanya tentang kejadian semalam. Kalista memejamkan matanya menahan resah yang membalut dirinya, dia telah mabuk setelah menenggak alkohol dan berakhir di ranjang setelah berkenalan dengan pria asing. Oh, yaampun. Sekarang baru terasa penyesalan itu, Kalista menyandarkan tubuhnya pada headboard dengan air mata yang berlinang, dua tangannya menangkup wajah menahan semua kesedihan dalam kenyataan

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 9.

    Gadis dalam balutan gaun selutut itu lalu mengerlingkan mata, "sudah ku katakan aku tidak sedang patah hati jadi jangan bicarakan tentang mantanku atau siapapun itu," "Tapi aku tidak bisa kau bohongi dengan sorot matamu, katakan saja jika kau memang ingin marah, aku akan mendengarkan semua celotehanmu." Kalista terdiam, jika keluarganya telah mengabaikannya seakan tak peduli padanya tapi pria asing ini malah menawarkan dirinya untuk mendengarkan keluh kesahnya. "Baiklah, jika kau memaksa, seharusnya beberapa hari yang lalu aku sudah menikah, tapi satu hari sebelum pernikahan itu tiba kekasih ku datang dan membatalkan pernikahan itu jika mantan kekasihnya hamil. Lalu dia mengundang ku ke pernikahan itu, aku tidak tahu akan datang dengan siapa." Pria itu menyimak dengan pandangan lurus ke depan lalu magut-magut dan menghela nafas, entah apa yang dia tangkap dari cerita lawan bicaranya malam itu. "Untuk apa datang ke sana? Itu tidak penting." "Tidak penting? Mungkin menurutmu tidak,

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 8.

    Ting!Pintu lift pun terbuka, pemandangan yang ditunjukkan adalah sebuah ruangan yang sangat luas dengan berbagai furniture modern yang melengkapinya. Dinding kaca transparan yang menutup rapat hunian itu menampilkan pemandangan indah kota Manhattan dari atas, bangunan tinggi, lampu-lampu gedung dan kerlap-kerlip pemandangan jalan menjadi hal yang menarik disini.Namun apa yang ia saksikan tak membuat Shena berhenti meronta, ia terus memukuli punggung pria itu. "lepaskan aku!"Pria itu tak memperdulikan teriakan Shena.Beberapa saat kemudian Gerardo membawa Shena memasuki sebuah ruangan dengan penerangan yang gelap, ia tidak bisa melihat dengan jelas ruangan seperti apa ini, semuanya nampak gelap hanya terlihat sebuah sofa yang tampak dari sorot cahaya ketika pintu itu terbuka.Gerardo menutup kembali pintu kamarnya, mendudukkan Shena disebuah sofa itu, lalu meraih sebuah remote dan menyalakan sebuah layar yang sangat lebar didepannya.Pria itu mendudukkan dirinya disebelah Shena dan

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 7.

    "tidak akan pernah!" Tolak Shena dengan tatapan tajam.Gerardo tak menyerah, pria itu membawa tubuh itu dalam dekapannya dan mencumbui puncak kepalanya."Well. Mungkin kamu belum siap! Ini juga terlalu cepat, tapi tak apa aku suka itu. Aku akan menunggu mu." Ucapnya dengan tenang.Apa-apaan ini, menunggu? Ini tidak bisa. Shena tidak bisa terus berada dalam jerat nya, hidup dalam rasa khawatir akan kemesuman nya."Lepaskan, Gerardo!""Sicilia tolong aku!"Ia terus meronta dari kukungan pria itu, memukul-mukul dada keras didepannya dan menghentakan keningnya mengenai tepat di hidung mancung pria itu."Awh!" Pekik Gerardo lalu melepas dekapan itu, ia menyentuh hidung nya yang sedikit memar akibat pukulan keras Charles semalam.Shena terhenyak melihatnya, ia mencoba mengulurkan tangannya menyentuh hidung itu."Kau perempuan atau laki-laki Hem? Kenapa sejak kemarin kau selalu melukai ku!" Seru Gerardo seakan-akan mengharap belas kasihnya.Ia memicingkan matanya, kenapa pria ini malah seaka

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 6.

    Beberapa pelayan datang menyuguhkan berbagai minuman keras didepannya, berikut dengan beberapa wanita penghibur yang datang menemani Tuan mereka.Didepan sebuah meja persegi seorang joki melempar sebuah dadu menandakan permainan akan segera dimulai."Aku yang mulai!" Ucap sang lawan dengan wajah beringas nya. Gerardo yang berada dikursi depan lawan hanya menyeringai sinis kearahnya."Ingat jika malam ini kau kalah, kau harus menyerahkan seluruh saham perusahaan mu kepadaku.""Bedebah! Bukankah malam lalu kau mengatakan jika putri ku akan menjadi jaminan mu!" Seloroh pria berperawakan tinggi besar dengan brewok yang menutup setengah wajahnya.Gerardo tak gentar ia mengusap dagu tegasnya dengan senyum penuh kelicikan yang tak tertebak. Ya, beberapa hari yang lalu terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai hutang piutang jika malam ini pria itu berhasil memenangkan dan mengalahkan permainan casino ini maka dia akan terbebas dari hutang nya, namun jika kalah ia harus menyerahka

  • Ranjang Hangat Sang Mafia   Chapter 5.

    Ponsel itu masih berdering panjang, Shena yakin jika yang menghubungi nya adalah Daniel, ia berusaha mengatur deru nafasnya yang terengah lalu berucap, "Lepaskan tanganku, adik ku menelpon ku!"Gerardo memicingkan mata mendengar kata adik. Oh iya, ia lupa beberapa poin yang pernah disebutkan Joseph kala mengulik informasi tentang gadis ini salah satunya jika Shena memiliki seorang adik laki-laki."Aku tidak akan melepaskan mu dan membiarkan nya begitu saja." Gerardo mengulurkan tangannya mengambil sebuah ponsel yang tergeletak diatas nakas, mengangkat panggilan itu dan mengeraskan suaranya. Tentu Gerardo ingin mendengar juga percakapan mereka."Brengsek! Kau tak memberikan ku kesempatan sama sekali." Umpat Shena menatap pria yang tak berhati sama sekali ini.Sementara pria itu tak melepaskan jerat tubuhnya sama sekali, ia tetap membiarkan gadis ini terkukung dibawahnya dengan bertumpu pada sikunya ia menatap lamat wajah dan ekspresi yang ditunjukkan Shena."Kak Anna aku masih akan menu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status