Share

Chapter 6.

Beberapa pelayan datang menyuguhkan berbagai minuman keras didepannya, berikut dengan beberapa wanita penghibur yang datang menemani Tuan mereka.

Didepan sebuah meja persegi seorang joki melempar sebuah dadu menandakan permainan akan segera dimulai.

"Aku yang mulai!" Ucap sang lawan dengan wajah beringas nya. Gerardo yang berada dikursi depan lawan hanya menyeringai sinis kearahnya.

"Ingat jika malam ini kau kalah, kau harus menyerahkan seluruh saham perusahaan mu kepadaku."

"Bedebah! Bukankah malam lalu kau mengatakan jika putri ku akan menjadi jaminan mu!" Seloroh pria berperawakan tinggi besar dengan brewok yang menutup setengah wajahnya.

Gerardo tak gentar ia mengusap dagu tegasnya dengan senyum penuh kelicikan yang tak tertebak. Ya, beberapa hari yang lalu terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai hutang piutang jika malam ini pria itu berhasil memenangkan dan mengalahkan permainan casino ini maka dia akan terbebas dari hutang nya, namun jika kalah ia harus menyerahkan putri nya sebagai jaminan kepada Gerardo, namun entah mengapa malam ini tiba-tiba Gerardo berubah pikiran.

"Tiba-tiba aku tidak tertarik lagi dengan putrimu!"

"What the fuck! Kau membohongi ku." Sentaknya dengan menggebrak meja itu hingga seluruh dadu dan permainan yang ada diatasnya pun berceceran.

Gerardo tetap tenang, ia tak gentar sama sekali dengannya, area ini adalah miliknya, daerah kekuasaannya, casino ini berada dalam kekuasaannya, bisnis miliknya tempat berkumpulnya para penjudi diberbagai negara. Iya, hidup nya memang berada diantara gelap dan terang, tak melulu terang, tapi juga mengusai kegelapan. Gerardo selain dikenal sebagai pengusaha tampan yang berjaya dibalik puluhan hotel yang dimiliki perusahaan nya, juga berkuasa dibalik dunia gelap. Menjadi salah satu pengendali dan pemimpin klan mafia didalamnya. Berjudi adalah sarana hiburan baginya, selain itu ia bersama komplotan nya memiliki jaringan bisnis haram lainnya seperti night bar yang memberi pelayanan ekstra didalam nya didaerah kekuasaan miliknya.

Nama besarnya, kekuasaan yang dimiliki nya cukup membuat ia disegani dan kuat dimata hukum, dan diantara pengusaha-pengusaha gelap lainnya sehingga membuat nya tak pernah takut dengan berbagai jenis ancaman apapun.

"Aku tidak membohongi mu, kita kembali ke peraturan awal. Jika pihak piutang bebas merubah persyaratan yang diminta kapan pun tanpa harus menunggu persetujuan dari pihak terhutang!" Ucap Gerardo yang menyulut emosi pria itu.

"Persetan!" Pria itu mendekat kearah Gerardo dan hendak melakukan sebuah serangan ia mencengkram kuat kerah kemeja yang dikenakan Gerardo.

"Aku rasa putrimu tidak sebanding dengan semua hutangmu!" Ucapnya terang-terangan dengan senyum simpul yang melengkung dibibir nya.

Pria ber-berewok itu semakin geram dengannya, bagaimana bisa tiba-tiba semua nya berubah diluar dugaan. Saat dahulu Gerardo begitu menggilai putrinya bahkan ia sengaja memberinya hutang kepada pria ini hingga milyaran agar ia bisa mendapatkan putrinya sebagai jaminan. Namun tidak untuk saat ini, pria itu dibuat begitu emosi oleh Gerardo, impiannya untuk memiliki menantu milyader harus musnah seketika.

"Brengsek!" Pria itu memberikan sebuah pukulan keras, pukulan yang namun langsung ditepis oleh bodyguard Gerardo.

"Lepaskan! Biarkan sekali ini saja aku yang melumpuhkan nya sendiri." Peringat Gerardo kepada anak buah yang selalu menjaganya.

Dua bodyguard yang menahan tangan pria itu pun dilepas dan membiarkan kedua pria muda dan tua itu beradu otot.

Serangan demi serangan diberikan oleh pria ber-berewok itu kepada Gerardo, tangkisan dan serangan balik pun diberikan Gerardo pula, ia tak mau dikalahkan, tak masalah segala tenaganya harus terkuras yang terpenting musuhnya harus lumpuh dihadapan nya.

Sebuah tendangan berhasil Gerardo hindari, pria itu melompat diatas meja yang membuat musuhnya mengejarnya dan ikut menyerang lagi Gerardo diatas meja itu, tangan kuat nan berototnya berhasil menangkisnya dan membalikkan keadaan. Gerardo berhasil mengunci pria itu dan membalikkan tubuhnya membanting keras pria itu ke lantai. Botol-botol minuman dan gelas yang berdiri di atas meja itu berserakan pecah diatas lantai seiring tubuh besar yang terlempar itu diseret oleh Gerardo.

Suasana menjadi tegang seketika, pria tampan nan bengis itu sudah terlihat seperti seorang macan yang lepas. Ia menuntaskan seluruhnya, membuat seluruh orang yang berada disana berhamburan menjauhi keributan itu, joki casino, pelayan dan wanita penghibur pun menjauhi keributan itu, mereka menyaksikan nya dari jarak yang aman.

Gerardo melompat dari atas meja itu kembali menyerang pria paruh baya itu dan menindihnya mengunci tubuh nya yang tertelungkup dibawah dan mengancam nya.

"Aku sudah tidak tertarik lagi dengan putrimu maka malam ini juga serahkan seluruh saham perusahaan mu, atau jika kau mau aku akan mengantar mu ke neraka untuk membayar lunas hutang-hutang mu sekarang!" Seru Gerardo dengan menodongkan sebuah pistol disamping kepala pria itu.

Charles- nama pria itu, seseorang pun datang setelah mendapat kabar keributan itu, ia berteriak kencang mendekat kearah mereka.

"Ayah!"

"Hentikan Tuan Gerardo! Aku mohon, aku berjanji akan membayar semua hutang ayahku!" Mohonnya dengan deraian air mata yang meluncur.

Wajah cantik nan sembab itu terlihat begitu memohon kepada Gerardo, gadis cantik anak perempuan satu-satunya Charles yang menjadi primadona kelas pebisnis gelap sepertinya itu terlihat begitu menaruh harap. Banyak yang bertaruh untuk mendapatkan dia termasuk dirinya dulu, paras cantiknya serta pesona kemolekan lekuk tubuh yang dimiliki nya menjadi daya tarik dan magnet pria-pria dewasa.

Namun entah mengapa saat ini ia menjadi tak tertarik sama sekali dengannya, apakah semua itu karena kehadiran Shena?

"Dengan apa kau akan membayarnya?"

"Sa-saya siap menjadi budak ranjang anda!" Ucapnya tegas walaupun sedikit terbata.

Gerardo memicingkan matanya lalu menyunggingkan senyum smirk, "simpan saja tenaga mu untuk melayani pria lain, karena aku sudah tidak menginginkan mu lagi!" Balas Gerardo.

Gadis itu memicingkan mata tak mengerti, mengapa disaat ia sudah menyerah tiba-tiba keputusan nya berubah.

"What? Apa maksud anda Tuan? Apa kau sudah memiliki kekasih?"

"Itu bukan urusan mu. Yang aku mau saat ini hanya ayah mu membayar hutang, dengan menyerahkan seluruh saham yang dimiliki perusahaan nya."

"Ti-tidak, kalau saham ayah ku jatuh ditangan Tuan semua, bagaimana nasib keluarga kami? Ayah akan bangkrut dan hutang ayah sudah banyak."

"Itu urusan mu. Atau jika kau mau ada pilihan lain." Gerardo melirik kearah senjata yang sedang tertodong itu.

"Tidak! Jangan, biarkan ayahku tetap hidup. Aku akan membujuk ayahku untuk menyerahkan semua saham nya."

"Tidak akan! Dia pria licik dan serakah!" Seloroh Charles yang terkukung dibawah himpitan tubuh Gerardo.

Begitu mendengar umpatan itu satu tembakan pun berhasil meluncur mengenai tubuh Charles.

Dorr!

"Ayah!" Teriak Rebecca-nama gadis itu, saat melihat peluru itu sudah menembus bahu atas ayahnya.

"Ini adalah satu peringatan keras, untuk menentukan pilihan kalian. Sebelum akhirnya aku akan menembakan peluru ini kekepala ayah mu!" Ucap Gerardo memperingati lalu memasukkan kembali senjata itu kedalam sakunya.

"Ayah! Bertahanlah!" Isak tangisnya tak terbendung lagi melihat kondisi Charles yang sudah berlumur darah.

Tanpa belas kasih apapun untuk mereka Gerardo membangkitkan tubuhnya dan menjauh.

"Kalian bereskan kekacauan ini!" Perintah Gerardo kepada anak buahnya.

Ia berjalan keluar dari tempat itu dan mendapati Ernest yang menghampiri nya.

"Kau tidak apa Tuan?"

"Ada apa kau kemari?"

"Aku mendengar jika kau baru saja ribut dengan Tuan Charles!"

"Aku sudah melumpuhkan nya."

"Kau menembaknya?"

"Hanya peringatan."

"Oh iya, batalkan tiket penerbangan ku, kau pulang saja dahulu bawa Johan dan tahan dia di markas bawah tanah. Cecar dia dan berinya siksaan sampai dia mau mengakui perbuatannya." Ucapnya seraya berjalan keluar dari tempat itu.

Ernest berfikir sejenak, apa alasan Tuan nya ini menunda kepulangan nya atau ada kaitannya dengan suatu hal? Mendengar kekisruhan barusan saat Gerardo tak tertarik lagi dengan Rebecca, Ernest bisa menyimpulkan jika sepertinya ketertarikan Gerardo dengan Shena sudah cukup akut.

"Apa ini semua karena gadis itu?"

"Siapa maksud mu?" Tanya Gerardo berhenti dan berbalik melirik Ernest yang berjalan mengikuti dibelakangnya.

"Kau menunda kepulangan mu karena kau masih ingin bersama nya?" Tebak Ernest.

Gerardo tersenyum sekilas lalu melanjutkan kembali langkahnya tanpa membalas dengan ucapan.

Dilain sisi Rebecca berusaha keras meminta bantuan kepada orang untuk membawa ayahnya kerumah sakit, tangisnya tak terbendung lagi melihat tubuh lemas ayahnya digotong oleh beberapa orang.

'ayah benar Tuan Gerardo itu pria licik! Aku akan mencari tahu siapa perempuan yang sedang dekat dengannya, sampai-sampai dia berani menolak ku.' tekadnya saat berjalan mengiringi tubuh ayahnya.

***

Harum aroma sandwich yang baru saja dikeluarkan dari microwave terhidu begitu harum, Shena mengeluarkan sepotong sandwich isi daging itu dan meletakkan nya diatas piring. Ia mengaduk lagi segelas susu hangatnya lalu membawanya bersama sepiring sandwich itu untuk diletakkan diatas meja makan.

Namun saat ia berbalik tiba-tiba ia dikejutkan dengan kedatangan pria yang tersenyum nakal kearahnya, pria yang dengan penampilan berantakan nya serta luka lebam diwajahnya itu duduk dikursi bar yang berada dibalik meja makan diapartemen Shena.

"Hkk!"

Gadis itu pun terpaku membuka lebar bibirnya, ia terkejut bukan main saat sepagi ini seorang pengacau sudah tiba ditempat nya. Siapa lagi yang mengijinkan nya kemari?

Gerardo menuruni kursi lalu mendekat kearah Shena yang masih terhenyak, ia meraih segelas susu itu lalu menyesap nya dengan sensual.

"Aku suka sarapan dengan susu apalagi jika diambil dari tempat nya langsung!" Godanya dengan menjilati sisa cairan putih itu diujung bibirnya, itu tidak terlihat seksi melainkan terlihat sangat menjijikan dimata Shena.

"Brengsek!" Umpat nya lalu meletakkan sandwich itu diatas meja dan menjauh dari Gerardo.

Pria itu pun mengikutinya lalu menarik lengan Shena dan membuat nya berbalik menatap dada lebarnya.

"Akh! Lepaskan!"

"Sekali saja berikan kehangatan untuk ku maka aku akan memberikan lebih banyak dari temuan yang kau dapatkan di saku jas ku semalam!" Ucapnya.

Shena pun tertegun mendengarnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status