Share

Ranjang Panas: Selingkuh Membawa Petaka
Ranjang Panas: Selingkuh Membawa Petaka
Author: Kak Gojo

Bab 1. Celana Dalam Siapa?

Author: Kak Gojo
last update Last Updated: 2025-08-07 14:26:17

“Mas, ahh….”

Nindi mendesah nikmat ketika Daffa, suaminya memainkan dua aset kembarnya dengan lihai. Tak hanya itu saja, bibir Daffa pun tak henti-hentinya mencium leher sang istri dan meninggalkan jejak kepemilikan di sana.

Malam ini, Nindi berniat menyambut kepulangan Daffa dari perjalanan bisnisnya di China. Namun, penerbangan sang suami tertunda lima jam membuat Nindi ketiduran.

Nindi yang tertidur pulas pun langsung tersadar saat mendapati sang suami menindih tubuhnya dan menyentuhnya begitu liar.

“Mas, umm, kamu udah sampe dari tadi? Ahh….” Nindi bertanya sembari mendesah kecil. Tangan Daffa tak mau lepas dari dadanya, bahkan justru menelusup memasuki gaun tipisnya.

“Aku sangat lapar, Sayang,” bisik Daffa parau.

“Kebetulan aku udah masak, Mas. Tapi makanannya pasti udah dingin. Biar aku panasin dulu.”

Daffa mengunci tubuh Nindi yang hendak bangkit. Ia tatap Nindi penuh gairah. “Aku tidak meminta makanan yang itu.”

Nindi akhirnya paham. Ia tersenyum malu dan mempersilakan suaminya menjamah tubuhnya.

Daffa mencium tiap inci wajahnya lalu memandangnya kagum. “Kamu cantik sekali. Aku merindukanmu.”

“Aku juga merindukanmu, Mas.”

Nindi melihat wajah suaminya yang begitu dekat dengannya. Terlintas rasa khawatir di benaknya melihat wajah Daffa banjir pelu, tatapan yang berkabut, dan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan. Bahkan Nindi merasakan napas Daffa begitu pendek. Sampai akhirnya Nindi menyadari telah terjadi sesuatu pada suaminya.

“Mas, apa yang terjadi padamu? Apa kamu meminum sesuatu?” tanya Nindi cemas. “Mas, sebaiknya ka—"

Kalimat Nindi terpotong karena Daffa tiba-tiba melumat bibirnya dengan rakus. Lidah suaminya itu memaksa masuk, menguasai mulut Nindi sepenuhnya.

Gaun tipis merah menyala yang digunakan oleh Nindi membuat Daffa semakin liar. Ia menjelajahi seluruh tubuh sang istri, seolah tidak tahan lagi menahan hasrat.

Tak menunggu lama, Daffa dengan cepatnya melepas gaun sang istri. Kulit Nindi yang putih dan mulus menghipnotisnya. Ia benar-benar tak bisa mengendalikan diri. Diciumnya semua permukaan kulit itu dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Ughhh…. Mas, ahh, pelan-pelan!” Nindi merintih tatkala Daffa menghentak tubuhnya terburu-buru.

Daffa tidak menghiraukan rintihan Nindi yang memintanya untuk berhenti. Ia terus memompa dirinya memasuki tubuh Nindi lebih dalam. Tempo permainannya sangat kasar membuat Nindi hampir menangis.

“Sebentar lagi aku keluar.” Daffa semakin mempercepat goyangannya. Satu tangannya mencengkeram tangan Nindi, satunya lagi mencekik leher sang istri, membuat Nindi kehabisan napas.

Akhirnya Daffa menyemburkan cairan cintanya ke dalam rahim sang istri.

Nindi langsung mendorong tubuh Daffa menjauh dan mengambil napas sebanyak-banyaknya.

“I-ini… ini bukan kamu, Mas! Apa yang telah terjadi padamu?!” tanya Nindi di sela napasnya yang terengah-engah.

Raut wajahnya terlihat kecewa atas permainan kasar Daffa malam ini. Di sisi lain, ia juga bingung dan bertanya-tanya kenapa Daffa mendadak agresif. Ini bukan gaya suaminya! Daffa biasanya memperlakukannya dengan lembut dan penuh cinta.

Namun, Daffa tak lantas menjawab. Ia justru memejamkan mata.

Nindi langsung membelalak tak percaya. “Kamu tidur?!”

Ia mendesah kesal. Bisa-bisanya Daffa tertidur pulas tanpa menjawab pertanyaannya. Tapi sedetik kemudian, ia melunak dengan sendirinya saat melihat wajah suaminya yang sudah terlelap.

“Huh … Kamu pasti capek banget ya, Mas?” Nindi berucap sembari mengusap lembut wajah Daffa, menghapus keringat di keningnya.

Nindi menatap wajah Daffa cukup lama. Banyak hal yang mengganggu pikirannya setelah Daffa bersikap agresif di ranjang. Namun semuanya sirna saat melihat wajah Daffa yang kelelahan.

Ini pasti pengaruh perjalanan bisnis yang panjang, membuat Daffa setress dan melampiaskannya di ranjang dengan agresif.

***

Tak terasa jam yang sudah menunjukkan pukul lima subuh, Nindi langsung bergegas bangkit dari ranjang dan bersiap memulai hari.

Nindia Rahayu adalah seorang perawat di salah satu rumah sakit swasta. Ia hanya tinggal berdua bersama Daffa Wijaya, pria yang sudah menjadi suaminya selama lima tahun. Mereka telah menjalin hubungan belasan tahun lamanya, sejak SMP.

Daffa sendiri juga adalah pria yang super sibuk dengan pekerjaannya sebagai CEO Zenith Corp, perusahaan yang baru berdiri tiga tahun dan dalam masa pengembangan. 

“Mas, kamu nggak ngantor?” Nindi mencoba membangunkan suaminya setelah satu jam berlalu. Ia sendiri sudah rapi dan siap untuk bekerja.

Daffa tidak merespon. Tubuhnya masih bergelung di bawah selimut tebal.

“Bangun, Mas! Ntar telat kerja loh!” Nindi masih berusaha membangunkan suaminya. “Aku udah buatin kamu sarapan. Keburu dingin, Mas! Ayo bangun!”

Nindi menghela napas kala Daffa tak kunjung membuka mata. Tatapannya lalu beralih ke barang-barang bawaan Daffa selama perjalanan bisnis kemarin. Karena masih ada waktu, Nindi pun membereskannya.

“Huh, Mas Daffa, Mas Daffa! Kebiasaan deh kamu! Baju kotor kok digabung sama yang masih bersih?” gerutu Nindi saat membuka koper suaminya.

Nindi mulai membongkar isi koper. Satu per satu baju kotor Daffa diambilnya untuk dimasukkan ke dalam keranjang. Namun, tiba-tiba pandangannya tertuju pada sesuatu yang asing di antara tumpukan baju.

Mata Nindi membulat terkejut kala melihat benda itu.

Sebuah celana dalam perempuan.

Bukan miliknya.

Nindi mengambil celana dalam itu, raut wajahnya langsung berubah serius. Kecurigaan mulai menggerogoti pikirannya. Ia menoleh ke arah Daffa yang masih pulas, lalu bergumam pelan dalam hati.

“Ini… celana siapa? Jangan-jangan Mas Daffa….”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ranjang Panas: Selingkuh Membawa Petaka   Bab 8. Memergoki Daffa di Hotel

    Nindi menghiraukan Miranda. Ia menerobos masuk ke dalam kamar.Miranda sontak membulatkan mata. Ia langsung menegur Nindi. “Apa-apaan ini, Bu? Mana sopan santun Ibu? Jangan asal masuk ke kamar orang!”Miranda mencegat Nindi yang ingin melangkah lebih jauh. “Ibu gak boleh nyelonong aja! Keluar, Bu!”Nindi mendorong tubuh Miranda. “Minggir kamu! Jangan halangi jalan saya!”Miranda masih tak terima. Ia bahkan menarik lengan Nindi kuat. “Ibu bisa saya laporkan ke polisi! Ibu mau dikenakan pasal karena sudah melanggar privasi saya?!”“Jangan berani menyentuh saya!” balas Nindi. Ia berusaha terlihat kuat. Air matanya sudah mengering, namun emosionalnya masih terasa.“Ibu Nindi!” teriak Miranda.Nindi berjalan dengan degup jantung tak karuan. Ia tergesa memasuki kamar orang. Pandangannya beredar ke penjuru ruangan. Tangannya bahkan mengobrak-abrik selimut di ranjang, berharap menemukan Daffa bersembunyi di bawah sana.“Di mana? Di mana kamu sembunyikan suami saya?!”“Ibu ini apa-apaan?! Ibu

  • Ranjang Panas: Selingkuh Membawa Petaka   Bab 7. Ajakan Bercinta dari Wanita Lain?

    Nindi meraba-raba dada atletis Daffa, tapi tak menemukan adanya tanda merah di sana.‘Mana? Mana bekas ciuman itu? Kenapa nggak ada?’Nindi menggila karena tak menemukan apa pun. Ia bahkan mengenduskan hidungnya, menghirup aroma dari leher dan dada Daffa.Daffa awalnya merasa aneh dengan gerak-gerik Nindi. Tapi ia juga tak menyangkal. Hasratnya naik karena sentuhan Nindi benar-benar luar biasa.“Sayang, sini aku masukin sekarang.”Daffa mulai menurunkan resleting celananya, tapi Nindi menahannya.“Kita lakukan di rumah saja, Mas.”Daffa mengernyit. “Kenapa? Katamu sudah tak tahan.”Nindi akhirnya turun dari pangkuan Daffa. “Benar katamu, Mas. Nanti ada yang melihat kita. Jadi sebaiknya, kita pulang saja.”“Hmm, baiklah, Sayang.”*Setibanya di rumah, Daffa langsung membawa tubuh Nindi ke ranjang.“Mas, enghh….”Nindi tak kuasa menahan desahannya kala Daffa meremas kedua payudaranya.“Kamu sungguh luar biasa, Sayang. Tubuhmu selalu berhasil membuatku tegang,” bisik Daffa parau. Lidahnya

  • Ranjang Panas: Selingkuh Membawa Petaka   Bab 6. Mari Bercinta, Mas!

    Pukul empat sore, Nindi sudah bersiap-siap pulang.“Kamu mau ke mana, Nin?” tanya Kiara bingung.“Aku mau pulang, Ra. Nggak enak badan.”Kiara melipat tangan di dada. Ia menatap Nindi lelah. “Apa ini soal Daffa? Kamu mau nyari apa sih, Nin? Kalau kamu izin terus, lama-lama kamu ditegur pimpinan loh!”Nindi tidak peduli. Ia tetap melanjutkan langkahnya.Kiara mengejar sampai ke parkiran. “Nindi!” teriaknya. “Kalau kamu mau memastikan apa benar Daffa selingkuh, periksa saja tubuhnya!”Nindi mengangkat satu alisnya. “Maksudmu?”“Pria yang berselingkuh memang pintar beralibi, tapi dia tidak bisa menyembunyikan jejak perselingkuhan di tubuhnya, kan? Cobalah lihat dada suamimu, mungkin saja ada bekas ciuman di sana. Juga, periksa aroma tubuhnya. Mungkin parfum wanita itu masih tercium di tubuh suamimu.”Tanpa menunggu lama, Nindi langsung bergegas meninggalkan rumah sakit.***Saat ini, Nindi sudah berada di area kantor Daffa. Ia menunggu di dalam mobil sembari menunggu jam lima sore.Sebel

  • Ranjang Panas: Selingkuh Membawa Petaka   Bab 5. Kamu Kemana Aja, Mas?

    "Kamu dari mana, Mas? Ditelepon kok nggak diangkat? Chat-ku juga nggak dibalas," cecar Nindi.Daffa tersentak kaget mendapati Nindi ada di rumah, duduk di tepi ranjang sembari menatapnya tajam. “Loh, Sayang? Kamu tidak kerja?”"Jawab aku, Mas! Kamu dari mana saja?!" ulang Nindi, tak sabar.Tadi Nindi mengecek kamar Mila, ternyata pembantunya itu sudah tidur. Namun, Nindi masih mencurigai suaminya."Kamu kan sudah tau, Sayang. Aku ada urusan sama klien.""Terus kenapa teleponku nggak diangkat?!" geram Nindi."Ponselku mati, Sayang. Kehabisan baterai," jawab Daffa sambil mendekati Nindi, mencoba meredakan ketegangan.Nindi sontak menutup hidung. Aroma alkohol begitu lekat di tubuh Daffa. “Kamu minum, Mas?”“Iya, Sayang. Aku tidak bisa menolak ajakan minum klienku. Untungnya aku tidak sampai mabuk seperti kemarin.”Nindi hanya bisa menghembuskan napas. “Lain kali kabari aku, Mas! Walaupun hp kamu mati, kamu cari cara untuk menghubungi aku! Kamu bisa pinjem hp temenmu, Mas. Aku khawatir k

  • Ranjang Panas: Selingkuh Membawa Petaka   Bab 4. Undangan Makan Malam

    Sore ini, Daffa mengajak Nindi ke rumah orang tuanya untuk menghadiri undangan makan malam khusus merayakan keberhasilan proyek Wijaya Group.Sesampainya di kediaman Wijaya, mereka disambut oleh suasana ruang tamu yang megah. Nindi mendadak terlihat gugup, Daffa pun menyadari hal itu."Sayang, rileks," bisik Daffa sambil menggenggam tangan Nindi.Nindi menarik napas panjang. Ia memang selalu gugup setiap kali akan bertemu dengan mertuanya. Meskipun sudah lima tahun menyandang status menantu, ketakutan itu tak pernah hilang.“Kalau Mama berkata sesuatu yang menyakitimu, abaikan saja,” kata Daffa.Nindi mencoba menelan ludahnya yang terasa pahit. Ia tahu betul bagaimana sifat Yunita. Ibu mertuanya itu memiliki lidah yang tajam, selalu ada saja perkataan tak terduga yang meluncur dari bibirnya, menusuk perasaan Nindi hingga ke ulu hati.Tak lama, Yunita bergabung di ruang tamu. Senyum tipis terukir di bibirnya saat pandangannya beralih dari Daffa ke Nindi. “Kalian datang lebih awal,” sap

  • Ranjang Panas: Selingkuh Membawa Petaka   Bab 3. Ternyata Suamiku....

    “Kamu… kenapa kamu basah-basahan begitu?” tanya Nindi penuh selidik.“Maaf, Bu. Saya habis keramas, tapi lupa bawa handuk. Jadinya baju saya ikutan basah.”Nindi bergeleng kecil. Tanpa banyak bicara, Nindi bergegas ke kamarnya. Ia membuka pintu perlahan, penuh keraguan. Pandangannya langsung tertuju pada ranjangnya.Nindi menghela napas lega. Ternyata Daffa masih tidur. Dan skenario buruknya pun sama sekali tidak terjadi.Nindi mendekati suaminya, menatap wajah Daffa yang terlihat begitu tenang dalam tidurnya. Namun, ketenangan itu tidak mampu meredakan badai di hati Nindi. Bagaimana Daffa bisa tidur senyenyak itu, sementara ia sendiri dilanda kegelisahan yang luar biasa?Nindi merasa ada yang tidak beres. Daffa harusnya sudah bangun dan bersiap-siap ke kantor. Tapi, Daffa justru masih tidur sampai saat ini.Pikiran buruk pun kembali menyerang Nindi. Mungkinkah suaminya baru selesai bercinta dengan Mila, lalu karena kelelahan, Daffa kembali tertidur? Begitu pula Mila yang langsung ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status