Home / Rumah Tangga / Ranjang Panas Suamiku / Bab 61. Mendengar Suara Desahan

Share

Bab 61. Mendengar Suara Desahan

Author: Kak Gojo
last update Last Updated: 2025-09-18 20:00:32

Malam itu, Nindi terlihat gelisah. Sudah pukul tujuh malam, namun Daffa belum juga memberi kabar. Ia bolak-balik mengecek ponselnya. Chat yang ia kirimkan sejak satu jam lalu belum juga terbaca.

Sepuluh menit kemudian, ponselnya bergetar. Sebuah balasan masuk dari Daffa.

[Maaf, Sayang. Kurasa aku tidak bisa menemanimu makan di luar. Aku harus lembur]

Membaca pesan itu, Nindi merasa kecewa. Namun, ia mencoba berlapang dada.

[Baiklah, Mas. Kamu semangat ya kerjanya!]

Balasan Daffa datang lagi, seolah mencoba menenangkan.

[Kalau kamu beneran ngidam bebek goreng, ajak saja Mila makan bersamamu. Aku akan mengirim uang untuk kalian. Kamu bisa membelinya dalam porsi yang banyak!]

Nindi menghela napas. "Padahal yang aku mau itu makan bersama kamu, Mas. Bukan soal ngidam bebek gorengnya," gumamnya lirih.

Nindi pun tersenyum getir, menyadari kenyataan pahit yang kini menghantui hari-harinya. Namun, demi menghibur hatinya sendiri, Nindi a

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
juxelian
buruan... .
goodnovel comment avatar
Kak Gojo
sabar yak, kita buat Wilona h4ncur dulu, baru next nya Daffa.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ranjang Panas Suamiku   Bab 68. Rencana Licik Nindi

    Saat Daffa pulang dari kantor hingga menjelang tidur, Nindi diam-diam mengawasi gerak-geriknya.Daffa terlalu pintar, kini ia tidak lagi menunjukkan kegugupannya.Saat ditanya Nindi ke mana tadi siang, Daffa justru berdalih bahwa ia sedang meeting di luar dan menggunakan mobil kantor, makanya mobil pribadinya masih terparkir di halaman.Nindi hanya mengangguk saja, menerima jawaban Daffa. Ia yakin itu semua adalah kebohongan, namun ia tidak ingin berdebat.****Pagi ini, seperti biasa, Nindi dan Daffa sarapan bersama."Mas, nanti aku bawain makan siang, ya. Jadi, kamu jangan makan di luar!" kata Nindi.Daffa terlihat keberatan. "Apa tidak repot, Sayang? Kamu tidak boleh sering-sering ke luar rumah. Kasihan kamu nanti capek.""Aku nggak repot sama sekali, Mas. Malahan aku senang kalau bisa mengantarkan makan siang untukmu tiap hari. Entah kenapa, aku makin kangen sama kamu, Mas. Nggak mau pisah terlalu lama." Nindi meng

  • Ranjang Panas Suamiku   Bab 67. Bercinta di Rumah Sakit

    Begitu tidak mendapati Daffa di ruangannya, Nindi tidak langsung pergi. Ia memutuskan untuk menggeledah ruangan itu. Ia yakin sekali Daffa memiliki ponsel cadangan yang dipakai untuk berkomunikasi dengan selingkuhannya. Dengan ponsel itu, ia bisa mendapatkan bukti lebih banyak agar Daffa tidak bisa menyangkal lagi."Awas kamu, Mas! Begitu aku dapat bukti kalau kamu benar-benar selingkuh, siap-siap saja, aku langsung gugat cerai tanpa pikir panjang!" geram Nindi.Nindi menggeledah meja kerja Daffa, membuka semua laci. Namun, tak ada apa pun di sana. Ia beralih ke sofa tamu, berpikir mungkin ponsel itu diselipkan. Ia juga mengecek belakang dispenser, bahkan belakang lukisan yang tergantung. Tak ketinggalan, ia mengobrak-abrik tanah di pot bunga di pojok ruangan. Namun semuanya sia-sia. Nindi tidak berhasil menemukan po

  • Ranjang Panas Suamiku   Bab 66. Ugh, Masukin!

    Mulai hari ini, Nindi bertekad mencari tahu kebenarannya.Semalam, Daffa tampak gugup saat Nindi menemukan bekas ciuman di tubuhnya.Kecurigaan Nindi semakin kuat karena Daffa sama sekali tidak membicarakan apa pun di meja makan pagi ini.Setelah Daffa berangkat kerja, Nindi membuka laptopnya dan kembali memantau ponsel Daffa dari sana.Nindi benar-benar bingung. Jika suaminya berselingkuh dengan Wilona, mengapa ia tidak pernah menemukan pesan apa pun di antara mereka?"Ini aneh sekali," gumamnya heran. "Sekalipun mereka nggak selingkuh, setidaknya Mas Daffa pernah chatan sama Wilona. Entah itu membahas bisnis, jadwal rapat, atau yang lain. Kan mereka partner bisnis?"Nindi menghela napas. "Tapi ini kosong sama sekali! Apa mereka emang nggak pernah chatan ya? Tapi mustahil!"Nindi pun mulai berpikir lebih jauh. "Apa jangan-jangan Mas Daffa punya hp lain yang nggak aku tau, ya?" tebaknya.Seketika Nindi meyakini prasangkanya itu

  • Ranjang Panas Suamiku   Bab 65. Terbongkar Sudah

    Mendengar suara Wilona yang histeris, para pelayan segera berlarian ke sumber suara.Nindi pun mengikuti mereka. Nindi terkejut melihat Nanik berada di pangkuan Wilona dalam keadaan pingsan. Tatapannya lalu beralih pada Daffa."Apa yang terjadi, Mas?" tanya Nindi.Daffa mengangkat bahu. "Aku tidak tau. Aku dari toilet dan langsung mendapati Bu Nanik terbaring di lantai. Lalu aku cepat-cepat memanggil Bu Wilona."Nindi pun mengambil alih Nanik dari Wilona. Nindi melakukan pertolongan pertama. "Denyut jantungnya lemah sekali. Kita harus segera ke rumah sakit."Sopir pribadi keluarga Hadikusuma pun datang, membawa Nanik ke mobil, diikuti oleh Wilona.Sementara Nindi dan Daffa mengikuti dari belakang dengan mobil mereka.Mereka sudah menunggu beberapa jam.Wilona bergerak gelisah, berjalan mondar-mandir di depan IGD.Sementara Nindi duduk cemas sembari menggenggam tangan Daffa. "Semoga Bu Nanik nggak kenapa-kenapa ya, Mas."

  • Ranjang Panas Suamiku   Bab 64. Ahh, Lagi, Daffa!

    Miranda, sekretarisnya, masuk tanpa mengetuk."Biasakan mengetuk dulu sebelum masuk!" hardik Daffa.Miranda tersenyum tipis. "Maaf, Pak. Saya sudah mengetuk, tapi Bapak tidak menyahut."Ternyata Daffa terlalu asik mengobrol sampai tidak mendengar ketukan Miranda. "Ya sudah, apa keperluanmu?"Miranda lalu meletakkan dokumen di meja Daffa untuk ditandatangani.Tanpa membacanya, Daffa langsung membubuhkan tanda tangannya. Ia ingin Miranda segera pergi.Di seberang telepon, Wilona terus berbicara, tetapi Daffa tidak merespon. Ia tidak tau kalau ponsel Daffa disimpan di laci."Hanya ini saja, kan?" tanya Daffa dingin."Iya, Pak." Miranda mengangguk.Daffa memberi kode agar Miranda segera pergi.Begitu Miranda keluar, barulah Daffa kembali bersuara. "Maaf, tadi ada Miranda."Wilona membuang napas. Setelahnya, ia terpikirkan sesuatu. "Daffa, aku punya ide. Kalau kamu ingin kita bertemu, atur saja makan malam bersa

  • Ranjang Panas Suamiku   Bab 63. Kembali Hangat

    Malam itu, Daffa pulang dengan langkah gontai. Nindi menyambutnya di depan pintu, membantu sang suami melepaskan jas dan dasi."Mau mandi atau makan dulu, Mas?" tanyanya lembut.Daffa melepaskan dasinya, menyisakan kemeja yang sudah kusut. "Mandi dulu. Gerah," jawabnya singkat sambil berjalan menuju kamar mandi.Di tangan Nindi sudah ada kemeja Daffa yang baru saja dilepas. Naluri seorang istri membuatnya penasaran. Ia mengendus kemeja itu. Hidungnya mencari-cari aroma asing yang mungkin menempel, tapi yang tercium hanya aroma parfum Daffa yang samar dan aroma vanila, wangi parfumnya sendiri yang tadi menempel karena pelukan singkat mereka di pintu.Nindi menghela napas lega. Ia kembali memeriksa riwayat perjalanan Daffa di laptop. Terlihat rute yang dilalui hanya seputar kantor. Bibirnya tersenyum kecil. Mungkin kecurigaan itu hanya perasaannya saja.Setelah mandi, Daffa langsung merebahkan diri di ranjang. Ia lalu menarik selimut hingga ke dada.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status