Aku tidak ingin membahas apa yang terjadi di sana. Mencium bau makanan enak dari bawah. Aku turun dari kamarku ke lantai 2 menuju dapur yang ada di lantai 1. Kakak masih memasak makan malam untukku dan dirinya.
“Ada sebuah buku kuno yang kakak temukan untukmu. Cari di saku jas kakak.” Kakakku menunjuk jasnya yang ada di tiang gantungan dekat pintu depan.
“Akan kucari.” Aku berjalan perlahan mendekati pintu. Tapi langkah kakiku semakin berat dan diriku melemas. Aku kenapa ini? Sesampainya di dekat gantungan aku malah terjatuh dan tidak bisa bangkit lagi.
Pintu depan terbuka lagi. Mengejutkan sekali, ayah datang bersam para tim peneliti. Kakak melihatnya dengan santai. Ayah melihatku jatuh di depan pintu membantuku berdiri. “Kamu kenapa?”
Si brengsek ini sudah memasang gelang sialan ini. Menyiksa diriku atas nama sains dan ilmu pengetahuan serta menyelamatkan manusia. Memasang wajah tidak bersalah dipegangnya tanganku, &l
Kami sudah sampai di kampus. Suara doa itu terdengar lagi. Aku menahan rasa sakit yang timbul dari suara doa terlarang itu. Kami pun menuju area latihan kami.Roger dan kawan-kawan sudah ada di sana. Dia tampak sedang memberikan arahan pada teman-teman lainnya. Lalu melihatku dan Madania. “Wah, pagi-pagi tampak mesra.”“Bukan seperti itu!” seruku dan Madania.“Bergandengan tangan dengan erat. Apa yang cocok untuk mendeskripsikan kalian berdua.” Ucap Roger lagi. “Pembagian posisi tetap sama. Berhubung Atma ada bersama kita sekarang. Aku masih menimbang-nimbang apa yang cocok untuknya.”“Karena fleksibilitasnya yang luar biasa. Serta dia punya kemampuan yang banyak. Kurasa posisi spesialis cocok padanya.” Roger memberikan sebuah lencana padaku. Lencana bergambar beruang dengan segitiga di belakangnya. “Keuntungan spesialis senjata yang kamu kuasai banyak.”“Latihannya juga
Ide darinya memang bagus sekali. Baiklah, aku akan menghampirinya sendiri dan bilang niatku dengan tulus untuk membantunya. Kira-kira di mana orang tua itu? Oh ya, sehabis ini aku masih ada acara dengan instruktur Roux.“Instruktur Roux saya di sini.” Aku menemui Roux di ruangan para instruktur berkumpul. Setelah itu dia membawaku pergi naik kendaraannya.“Aku meminta bantuanmu untuk menyembuhkan ibuku.” Katanya. “Itu ada minuman soda kalau kamu mau.”“Terima kasih.” Aku mengambil minuman soda di tempat cup mobil darinya dan meminumnya. Perjalanan kami tiba-tiba berbelok ke tempat yang aneh. Masih termasuk area rural Kota 01 tapi agak lebih jauh bahkan hanya beberapa km saja sudah sampai di kubah pelindung.“Yang kamu minum adalah obat bius. Selamat tidur selama aku akan menculikmu dan bermain denganmu. Sekutu pasti akan membayarku mahal dengan mendapatkanmu.” Roux tersenyum bengis.Aku pe
Apalagi ini sistem pasangan? Aku sama sekali tidak tahu tentang hal ini. Tapi dengan berkata seperti itu ayah telah berhasil pergi. Aku mengambil napas lega dan duduk di lantai.Melirik ke arah gelang hitam terkutuk ini. Gelang ini menjadi baru seperti semula. Madania membuka sebuah kantong belanjaan di atas meja. “Mau makan?”“Apa itu? Aku minta penjelasan soal sistem pasangan dong.” Kataku dan duduk di depannya.“Sama seperti hubungan Roger dan Vivian.” Jawab Madania memerah malu. Menyadari hal tersebut aku juga sempat tersipu.“A-air panasnya sudah siap pasti. Sana mandi duluan!” ucap Madania sedikit gagap. “Akan kucarikan bajuku yang longgar untukmu. Aku akan bergabung denganmu nanti.”“Ha? Ha? Hah?”“Kamu masih ingat janjimu waktu di Kuril?” tanya Madania lagi.Aku bertanya pada bayangan yang ada di dalam diriku. “Apa yang kamu lakukan di Ku
“Kamu tidak boleh ikut.” Katanya dan tersenyum manis. “Tugasku ini. Jangan khawatir, tidak berbahaya kok.”Ya mana mungkin aku melepasmu setelah melihatmu terkapar tadi di depan asrama? Aku harus ikut pokoknya dan mengawasinya. Dari perkataan Komandan Vina, Atma sering diperlakukan kasar oleh ayahnya untuk diuji coba. Aku harus mengikutinya dan memastikan itu tidak terjadi.“Aku tetap mau ikut.” Balasku. Bila tidak apa yang akan terjadi pada kekasihku ini? Aku curiga pada ayahnya. Sekaligus mau mencari tahu apa rahasia Silverstars.Aku tidak ingin pria yang menjadi cinta pertamaku ini mati. Aku tidak ingin menyesal seperti ibu juga. Meskipun dia menjadi Diva pun aku akan tetap bersamanya. Adler menatapku tanpa ekspresi.Kemudian dia berbalik dan menyuruh kami menyelesaikan belanjanya. Setelah mengajari Atma cara membayar di kasir. Kami pergi keluar dan mendapati banyak sekali warga berkerumun.“Terkenal nih
Gelang di tanganku akhirnya di lepas oleh ayah. Aku dan bayanganku akhirnya bisa bertukar tubuh. Aku menuruti rencana ayahku untuk mengambil alih dunia. Pertunjukkan kekuatanku kemarin pasti akan membuat negara netral dan negara lainnya berpikir dua kali untuk mengganggu.“Ayo kita ambil kubus berikutnya.” Kata bayangan yang muncul di hadapanku.“Ayo.” Ucapku.Aku meminta ayah mengantarku ke kuil. Para pendeta dan pembantu pendeta memberikan jalan untukku dan membuka ruangan rahasia itu lagi. Sang bayangan memberi tahu cara membuka pintunya. Pasukan kemarin dan makhluk aneh kemarin bangkit lagi dan memberi jalan.Pintu kedua terbuka, sebuah tangga dari akar terbentuk. Prajurit dari tanah dan batu itu melarang siapapun selain aku masuk ke dalam sini. Aku mengamati sturktur dan relief yang ada di tembok ini.“Ini menggambarkan apa?”“Kehidupan kaumku dulu. Kaum yang dipilih oleh Gaia sendiri.”
Esok pagi, aku dipanggil oleh ayah di labnya. Wajahnya tampak marah sekali dan tidak enak untuk dilihat. Tiba-tiba dia memukulku begitu saja. “Kamu pikir aku tidak tahu? Kamu berencana mempermainkan ayah?”Ayah menunjukkan monitor di mana kakak disandra. “Anakku sendiri mengkhianatiku. Untung aku menemukan data rahasia ini.”Aku memohon pada ayah agar membebaskan kakak. Data-data rahasia yang dipegang kakak dibeberkan di hadapanku. Ayah yang emosi kini melampiaskannya padaku. Soal kekuatanku? Dia memasang versi baru dari gelang itu.Kulihat kakak juga memohon agar ayah tidak menyiksa diriku. Ayah menatapku dengan tajam, “Kurasa kamu perlu dicuci otak sebentar. Untuk kakakmu, aku akan membuangnya bersama pasanganmu. Bersyukurlah karena aku tidak membunuh mereka.”“Madania? Jangan sentuh dia ayah! Jangan sentuh kakak juga! Jangan apa-apakan mereka!” pintaku.“Kalian berdua akan kucuci otak bersama
Menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan cukup membosankan semua. Diva dari tadi menggangguku bilang kalau semua yang ada di buku ini salah semua. Terkadang dia juga memberi bocoran tentang apa yang kubaca.Mentang-mentang sudah ada sejak Bumi diciptakan begitu ya? Jadi tahu semuanya tetapi tidak tahu lokasi kuil tubuhnya sendiri? Terkadang aku masih kaget hanya melihat bayangan ada wajahnya.Seperti melihat hantu kadang aku berteriak jika dia tiba-tiba muncul di depanku. Yah bayangkan saja kalian melihat muka saja dan sebagian tubuhnya lain hanya berupa bayangan.Waktu istirahat selesai. Jadwal kami adalah latihan bersama tim kami. Aku bertemu dengan Madania tepat di depan stadion latihan. Dia bersama Roger dan anggota tim lainnya.“Yang Mulia.” Sapa Roger.“Er. Aku lebih suka bila kalian memanggilku seperti biasanya.” Balasku.“Madania beruntung sekali. Menemukan pasangan tiba-tiba menjadi calon ratu.&rdqu
Apa sebenarnya maksud dia? Diva tidak mau menjelaskan lebih banyak lagi. Aku menghormatinya dan tidak bertanya apa-apa lagi. Tiga hari telah berlalu, tubuhku menurut Diva sudah aman untuk kembali.Kulihat Madania tidak henti-hentinya merawat diriku selama 3 hari. Diva mengijinkanku untuk kembali ke tubuhku. Mataku terbuka perlahan-lahan.“Ah kamu bangun!” Madania yang mengetahui aku terbangun memelukku. Dengan segera dia membantuku untuk duduk di kasur.“Terima kasih.” Balasku. “Sudah merawatku selama aku tidak bangun.”“Huh! Memang sudah kewajibanku kan. Ki-kita kan pasangan sekarang.” Balas Madania dengan sedikit rona merah dipipinya.“Apa yang terjadi di luar?” tanyaku padanya.“Warga Silverstars berkumpul di luar dan menanyakan kepada perdana mentri, ayahmu, soal kekalahan pertama Silverstars melawan RKAT.” Jawabnya. “Akibat kesalahan fatal dari ayahmu. Lalu ke