Roger mematikan pengaman senjatanya. Sendirian dia mengawasi Kota Tripoli dari helikopter yang ia tumpangi. Ia mendapat tugas khusus untuk memburu para milisi anti Gaia di sini bersama anggota intelejen Israel.
Diluar dugaannya, Kekaisaran Gaia mau menjalin hubungan pertemanan yang erat. Dengan persyaratan penganut Gaia bebas tinggal di sini. Serta dia mau Israel menyerahkan kunci kuil suci mereka di Yerusalem.
Roger bersama timnya yang terdiri dari robot prajurit buatan Kekaisaran Gaia. Mereka akan turun di sekitar halaman kampus SZUMC. Dari sana mereka akan bertemu militer Israel dan membantu mereka menangani pemberontak milisi anti Gaia di Kota Tripoli.
Sebelumnya saat mereka ke Tripoli. Rombongan mereka diserang dan mereka kecolongan membiarkan Atma yang tiba-tiba pingsan diculik dan disandra oleh milisi anti Gaia di sana. Tepat sekali setelah Atma tertangkap, pemerintah Tripoli tiba-tiba mendukung milisi.
“Sial. Kenapa kita bisa kecolongan.&rdq
Seminggu setelah kejadian itu. Aku sudah pulih kembali. Doa-doa terkutuk kini berputar-putar di dalam ingatanku. Diva tampaknya juga mulai berubah. Ingatan dan emosiku mulai dipermainkan olehnya.Aku juga tidak bisa melawan dirinya. Hari ini aku dan Madania sedang menikmati kencan kami di ibukota. Ibukota Gaia yang baru saja dibangun ini sangatlah indah. Arsitekturnya mirip dengan bangunan pada jaman dahulu waktu Kekaisaran Romawi.Jalan-jalannya aspal biasa, trotoar dibuat dari batu yang memancarkan cahaya saat malam hari. Bangunan menjulang tinggi dan ditata rapi. Tanaman selalu ada di mana-mana saat mata memandang.Semua ini berkat usaha dulu tapinya. Jika aku tidak memurnikan dahulu hampir 99% wilayah Gaia hal ini tidak terjadi. Atas permintaan Diva, Bioma baru yang terbentuk tidak dimurnikan dan jadi tempat tinggal makhluk evolusi baru.Seorang Lycans mendekatiku dan memberikan salam padaku. “Selamat siang Kaisar Atma, Anda menikmati makanan di
Sial harus cepat kabur dari sini. Atma masih tidak sadarkan diri di dimensi sana. Ke mana arah jalan keluarnya? Dari lorong ini tadi harus belok ke kiri kah?“Berhenti di sana!” teriak seorang penjaga yang melihatku. “Atas perintah Perdana Mentri kami harus menangkap Anda.”Segerombolan penjaga muncul James dari belakang bersenjata lengkap. “Jangan pergi! Kita bisa membicarakan sesuatu tentang mendapatkan kubus secara personal!”“Dalam mimpimu!” Aku maju menghindari senapan bius yang ditembakkan olehnya dan menyandra James. “Turunkan senjata kalian atau pemimpin faksi kalian tewas!”“Manusia berengsek!” Umpatku dan menguatkan tanganku untuk mencengkram leher James. Tapi mereka tetap menembakiku dan salah satu pelurunya mengenai leherku. Kulepas James dan berlari ke dalam ruangan lagi.Kuhantam temboknya sekuat tenaga dan hanya malah membuat James tertawa. Tapi selanjutnya dia t
Pintu kendaraan baja di buka. Kakak menemaniku untuk keluar dari kendaraan baja. Ternyata kami berada di hangar kapal induk terbang. Kapal induk ini besar sekali saat aku keluar dari kendaraan baja kerumunan warga menyorakiku.Mereka mulai menyanyikan hymne yang membuat kepalaku terasa sakit dan tertekan. Terdengar suara Diva untuk tidak mendengarkannya. “Jangan didengarkan! Jika kamu mendengarkannya maka kamu akan dikendalikan oleh ayahmu!”Mana mungkin, aku lebih memilih untuk tidak mempercayai Diva dan perlahan mencoba mendengarkannya meskipun rasa sakitnya semakin kuat. Sebuah bayangan hitam muncul di depanku dan bertambah banyak.Mereka menuntunku berjalan menggantikan kakak. Apa-apaan ini? Diva terdengar menggerutu di dalam sana. Aku kembali ke dunia nyata, aku berada dalam pelukan ayah. Madania ada di sampingnya, “Atma, suamiku.”“Aku ... .”“Nah sekarang tidurlah,” ayah menjentikkan jarinya da
Kurang 15 menit lagi sampai bangunan dari Kota 5029 terlihat, kubahnya sangat disayangnya transparan. Aha! Kepikiran suatu strategi yang bagus. Tanpa harus bersusah payah menjebol kubah. Apakah harus ada manusia yang kuampuni? Bagaimana mereka yang berdoa untukku aku ampuni? Entah bagaimana reaksi mereka saat tahu orang yang mereka mintai berkat dan doa adalah orang yang akan mengatur ulang Bumi? Oke saatnya kembali ke strategi. Aku menghentikan kendali otomatisnya dan berhenti sebentar. Aku suruh para manusia mutan, mutan, mayat hidup untuk bersembunyi di balik pasir. Mengubur diri mereka dengan pasir dan tidak akan keluar sebelum aku berhasil melubangi kubah atau memasuki kubah dan menonaktifkan kubah bagi mereka. Atma kumasukkan ke dalam kristal lagi dan bayangannya sudah muncul. “Perlu bantuanku? Terima kasih Diva membuatku berhenti sebentar melihat mimpi buruk.” “Tahu protokol memasuki kubah? Kita akan menyamar sebentar.” Aku turun dari mobil baj
Pria tua itu tidak mau menjawab. Kalau begini bakal membuang waktu lama. Kupegang dahinya dan mendapatkan informasi langsung dari otaknya. Hmmm, ada di bawah tanah markas pusat? Aku harus kembali lagi ke sana dong. Setelah mendapat informasi yang kuinginkan. Aku mengeluarkannya dari duniaku dan meremukkan kepalanya. “Terima kasih atas informasinya.” “Kamu benar-benar tidak mengerti belas kasihan.” Ucap bayangan Atma yang berjongkok dan mendoakan jasad pria tua itu. “Kukira setiap dewi itu baik. Ternyata ada yang sepertimu.” “Tidak semuanya baik dan jahat.” Balasku. “Cepat masuk lagi.” “Siap.” Atma memasuki duniaku yang lain. Aku bergerak menuju markas pusat. Para penjaga menghentikanku, tapi kali ini tidak perlu pengecekan. Kubantai semuanya bisa kan? Aku menghentikan waktu, satu persatu penjaga di sini aku renggut semua jantungnya dan menyisakan jasad dengan luka bolong di dadanya. “Atma, kamu mau makan?” “Makan manusia? Tidak.” balas
Setelah berjalan kaki selama dua hari tanpa henti. Akhirnya sampai juga di perimeter markas besar di dekat tembok ini. Kusembuhkan tubuhku dahulu dan berkemah di dekatnya. Dari pengamatanku keamanannya ketat sekali.Mereka mengganti penjaga setiap 1 jam 2 kali. Tembok menuju markas besar sangat tinggi, walaupun itu bukan masalah bagiku karena bisa terbang. Tapi mereka sudah memakai peluru anti Gaia semua, yang sepertinya tipe terbaru.Manusia masih berpikir bisa membunuh dewa mereka kah? Tapi capek juga yah seperti ini terus. Bagaimana kalau aku menyuruh Atma yang ke sana. Risikonya juga tinggi sekali jika Atma tiba-tiba tidak mau bertukar.“Kamu menunggu apa?” tanya Atma di dalam sana.“Mengumpulkan informasi. Aku masih tidak mau menggunakan kekuatanku secara berlebih.” Jawabku.“Mau kubantu?” tanya Atma.“Tidak. kamu hanya berperan seperti ini saja dan memberitahuku di mana letak komputer utamanya.
Aku dimasukkan ke dalam sebuah ruangan introgasi berukuran 4x6 meter. Ada kaca satu arah dan aku disuruh menunggu di sini sendirian dengan beberapa buah-buahan dan minuman. Entah apa yang mereka tunggu dan tidak menanyaiku langsung.Setengah jam kemudian seseorang masuk ke sini. Dari pakaiannya tampak ia seorang petinggi militer. Dia menyuguhkan secangkir minuman coklat kepadaku. “Anda seorang penyihir?”“Penyihir? Kurasa bukan. Lalu mengapa tanganku diborgol? Kalian takut? Tenang, jangan khawatir. Aku ke sini dengan niatan yang baik tanpa ingin melukai siapapun.” Aku mengucapkannya dengan lembut dan halus.Pria militer ini tampak khawatir. “Tapi cara Anda mempraktekkan sihir membangkitkan orang mati ke salah satu anak buah saya cukup brutal. Oleh karena itu Anda kami borgol. Takutnya Anda akan berulah lagi.”“Hal konyol macam apa itu. Aku tadi hanya mempraktekkan sedikit. Mau contoh yang tidak brutal?” Aku
Suasana mulai menggelap. Kami berhenti di salah desa yang memiliki penginapan. Pemilik penginapan ketakutan melihat kami. Zaidin mendekati gadis anak pemilik penginapan di balik konter resepsionis.“Sedia berapa kamar?” tanya Zaidin.“Kosong tiga puluh lebih. Dengan 5 kamar fasilitas kelas utama sisanya kelas biasa.” Jawab gadis itu.“Aku sewa semuanya dan tutup tempat ini. Mari kita jalan-jalan sebentar Thoma. Sepertinya di desa ini banyak perempuan cantiknya.” Kata Zaidin dan mengajakku keluar.Gaya bangunan desa ini sangatlah kuno. Mereka masih terbuat dari tanah dan sangat primitif sekali. Hanya penginapan saja yang terlihat sedikit moderen. Apakah ini dulunya desa wisata tempat preservasi bangunan kuno?“Sepertinya saya tidak usah ikut Tuanku.” Jawabku. “Saya takut dengan wanita.”“Wajib ikut.” Zaidin memukul perutku lagi. “Kalau tidak ikut akan kuhajar lebih