Share

Diary

Banyak yang bertanya mengapa aku bertahan dibalik penjara ini? Diam-diam aku tertawa dalam hatiku? Dan tidak menghiraukannya. Sebab jiwaku sedikit tenang melihat bunga yang mekar dengan indah di taman kecilku. 

Warna putihnya yang seperti salju? melambangkan kesucian dan kesejukan? Ditambah harumnya saat aku ingin menciumnya. Hanya dikala itu aku merasa nyaman walau sementara.

Sebenarnya jatuh cinta itu tidak jauh seperti dua insan yang sedang memainkan permainan? Orang lain hanya boleh melihat? Akan Tetapi tidak boleh berpartisipasi di dalamnya.

Bertemu denganmu adalah takdir? Menjadi temanmu adalah pilihanku? Namun jika jatuh cinta denganmu adalah diluar kendaliku.

Awal Perjalanan Kisah Ini. (satu tahun sebelumnya)

Hari yang terus berganti? Tanpa terasa hari libur telah usai. Pagi ini Riska dan Claisya bersiap untuk pergi sekolah? Sementara sopir pribadi mereka telah menunggu di halaman depan, bersiap untuk berangkat.

Bel sekolah telah berbunyi? Yang menandakan waktu belajar akan segera dimulai. Pada jam pelajaran pertama! Wali  kelas memberitahukan bahwa mulai sekarang akan ada guru baru magang di kelas mereka untuk menggantikannya sementara waktu. 

Sontak semua murid langsung gembira tak terkecuali siswa perempuan karena mereka tahu yang masuk adalah seorang guru lelaki yang masih muda, dan tampan tentunya.

“Baiklah anak-anak semuanya? Coba tenang dulu!”

”Silahkan pak? Mulai sekarang! Ini adalah kelas bapak untuk mengajar. Kalau begitu saya mohon ijin ya pak.”

Wali kelas berkata sembari pergi meninggalkan kelas kami.

Namun! Siapa sangka? Bahwa guru itu adalah orang yang akan menjadi sejarah di kehidupan Riska untuk kedepannya.

“Selamat pagi! Salam semuanya.”

Guru baru itu memperkenalkan dirinya dengan tegas sambil tersenyum, dan memberikan kesan pertama yang begitu baik untuk semuanya.

“Perkenalkan nama saya Arav Adelard Adnan. Kalian bisa memanggil Arav? Mulai sekarang saya akan menjadi guru pengganti sementara. Jadi? Mohon kerjasamanya.”

Riska tidak menyangka? Bahwa pagi itu adalah awal pertemuannya dengan Arav yang akan mengubah jalan hidupnya. Hanya bersikap biasa saja, seolah tidak peduli dengan semua itu.

Suasana kelas yang sempat hening seketika? Semua mata tertuju pada Riska dan Arav! Tanpa sengaja mata mereka sempat saling bertatapan.

“Cieee ...!” semua murid di kelas itu bersorak pada kedua insan ini.

Ini tentunya membuat sebagian siswa dan siswi merasa iri? Siswa yang iri melihat Arav, sementara siswi yang iri pada Riska.

Sontak saja itu membuat Riska merasa malu? Wajahnya yang memerah terlihat begitu jelas. Namun disisi lain Arav hanya sedikit tersenyum dengan percaya diri dan tidak begitu memikirkannya. Walau dalam hatinya sedang berbunga-bunga.

Melihat Riska yang hanya bisa diam sembari menundukkan pandangannya? Arav langsung memulai pelajaran untuk menghindari kecanggungan itu.

“Guru barunya tampan juga ya,” bisik Claisya sambil mendekati Riska.

“Biasa saja kok kak,” jawab Riska pelan.

“Biasa saja! tapi wajahmu tidak bisa berbohong lho?” Claisya sambil melihat wajah Riska dari bawah, mencoba menjahili Riska.

“Kakak tidak melihat respon orang di kelas ini? Sepertinya tidak akan mungkin deh kak? Lagian, umur kita kan, ah sudahlah!”

“Hei ...! dia hanya guru yang sedang magang? Sepertinya dia masih mahasiswa deh. Pasti tidak jauh berbeda dengan kita. Lagi pula, peduli amat dengan umur,” jawab Claisya sambil melotot gemas pada Riska.

“Pasti ke depannya sudah bisa ditebak deh kak? Siap-siap saja menghadapi rumor dan gosip lagi seperti biasa,” gumam Riska.

Di tengah Arav memberikan materi pelajaran? Dia juga memperhatikan kelakuan Riska dan Claisya yang sedang berbisik di tengah pelajaran berlangsung. Namun Arav malah membiarkannya dan hanya tersenyum di tengah pelajaran itu. Arav tahu, mereka sedang membicarakan dirinya.

Tanpa terasa bel kembali berbunyi yang menandakan waktu pulang telah tiba. Suara yang indah ditunggu-tunggu semua siswa telah berbunyi.

Di depan gerbang sekolah Riska dan Claisya  menunggu untuk dijemput. Mereka berdua berdiri sambil melihat suasana di sekitar.

Namun saat keadaan sudah menjadi sepi? Mobil mereka masih belum juga datang! Dan mereka sempat dikejutkan oleh suara?

“Tin ... tin ...!”

Terdengar suara klakson mobil dari arah belakang mereka. Yang ternyata saat mereka melihat ke belakang malah bukan sesuatu yang mereka harapkan.

“Sedang menunggu siapa anak-anak Bapak yang cantik ini?”

Yang ternyata itu adalah Arav dengan motornya. Ia mencoba menjahili kedua muridnya itu dengan mengagetkan mereka dari belakang. Ternyata sejak tadi, Arav sebenarnya memperhatikan mereka dari kejauhan.

Arav sengaja memberi motornya klakson mobil! Ini karena kebiasaannya yang suka sering menjahili kawan di kampusnya.

“Ihh ...! buat kaget kami saja bapak? Bapak sengaja ingin membuat jantung kami copot ya pak?”

Dengan kesal Claisya melampiaskan unek-unek nya.

“Haha ...! maaf-maaf? Bapak tidak bermaksud begitu kok,” jawab Arav sambil tertawa puas menggaruk kepalanya.

“Lagian kalian ini kenapa belum pulang sih? Yang lain sudah dari tadi pulang, kalian berdua masih saja di sini? Sedang menunggu siapa? Dijemput pacar kalian,” lanjutnya.

Sontak saja mendengar itu, kedua pipi Riska langsung merah merona.

“Eng-enggak kok pak?” jawab Riska spontan.

Melihat tingkah lucu Riska, Arav hanya diam sambil menatapnya.

Tidak lama kemudian, akhirnya mobil yang menjemput mereka tiba.

“Maaf Non, Saya terlambat. Sebelumnya saya harus ke rumah sakit! Anak saya tiba-tiba pingsan. Sehingga harus saya antar. Ma-maaf kan saya nona.”

Dengan perasaan bersalah sopir mereka mencoba memberikan pengertian kepada mereka berdua.

“Huh ...! sudah tidak apa-apa pak? Ayo kita langsung berangkat, makin lama di sini ... membuat saya seperti obat nyamuk saja,” jawab Claisya sambil menghela nafasnya.

Namun Arav tiba-tiba ingin mengatakan sesuatu pada mereka yang telah berada dalam mobil itu.

“Tu-tunggu?”

Arav terlambat? mobil yang mereka naiki telah pergi terlalu jauh.

“Bukankah ini seperti milik gadis yang pemalu tadi?” gumam Arav sambil memungut sesuatu.

Di tengah perjalanan! Riska yang terlihat gelisah sambil sedang mencari sesuatu di dalam tasnya merasa kebingungan.

“Apa yang kamu cari dek? Dari tadi kelihatan gelisah?” penasaran tanya Claisya.

“Kak! padahal tadi aku ingat betul! Aku memegangnya kok?” jawabnya sambil merogoh sisi dalam tasnya.

“Memangnya apa yang hilang? Dari tadi bagaimana maksudnya?” sahut Claisya semakin menambah penasarannya.

”Sepertinya Diary ku jatuh deh kak,” gumam Riska.

Di saat Riska ingin mengajak berputar balik lagi ke arah sekolah? Namun Claisya yang tidak setuju akan hal itu.

“Sudahlah dek? Besok pasti ketemu lagi kan. Lagian kita sudah sejauh ini kok? Masa balik lagi! Yang ada pasti sudah diambil orang, itu.”

Riska yang menahan kegelisahannya saat itu kembali hanya terdiam setelah mendengar perkataan Claisya. Riska yang mengira bahwa Claisya yang tidak memahami betapa pentingnya Diary itu bagi Riska.

Padahal sudah lama Claisya tahu bahwa Diary itu sangat penting bagi Riska? Pernah suatu hari, Riska yang menangis seharian karena kehilangan Diary nya? Dan berhenti menangis setelah Claisya memberikan Diary itu. Yang ternyata Riska hanya lupa di mana ia terakhir kali menyimpan Diary nya.

“Bukan itu masalahnya kakak ...! bagaimana jika ada orang yang membaca tulisanku yang sungguh lebai itu.”

Melalui perasaan yang malu Riska memeluk Claisya dengan gemas.

“Aduhh ...! aku tidak bisa membayangkannya lho kak? Jika ada orang lain yang tahu? Pasti aku jadi ejekan satu sekolah kali ini,” lanjutnya sambil menutupi mukanya.

Wajah yang semakin memerah bagaikan membara dimakan api semakin jelas terlihat dari Riska saat itu. Ia yang memejamkan matanya sambil menghayalkan yang berlebihan akibat kepanikannya? Semakin membuat hasrat Claisya untuk menjahilinya.

“Tidak usah berlebihan Riska? Minta doa saja! Yang menemukan itu pak Jarwi? Pasti dikembalikannya deh.”

Dengan sedikit nada tertawa ucap Claisya.

(pak Jarwi, guru yang paling ditakuti satu sekolah alias guru killer)

Tentunya itu semakin menambah gelisah Riska? Sementara itu Claisya tertawa puas melihat keadaan Riska yang sekarang ini.

“Ahh ... kakak ...! kenapa harus dia sih? Hem ...?” teriak Riska sembari melepaskan pelukannya dengan wajah yang cemberut.

Claisya yang mencoba merangkul Riska kembali, walaupun Riska sedikit menolak ajakan itu. sembari menenangkannya agar Riska tidak terlalu lama berada dalam kegelisahan.

“Haha! Sudah? Pasti aman kok. Ini kan bukan pertama kalinya! Dan akhirnya pasti ketemu juga kan?” sambil menepuk punggung Riska.

Namun tidak lama dari itu, ternyata Riska sudah tertidur di pelukan Claisya. Bahkan setelah mereka sampai di rumah ia masih saja tertidur. 

Claisya yang tidak tega membangunkannya? Akhirnya memilih untuk tidur juga setelah memberitahu ke sopir mereka untuk membiarkan mereka berada sejenak dalam mobil itu.

Disisi lain? Ternyata Claisya yang mengetahui bahwa Diary nya itu aman-aman saja, yang sudah berada di tangan orang yang tepat. Karena dia sempat melihat ke belakang! Saat Arav memanggil mereka di depan gerbang sekolah tadi? Sambil melihat Arav yang memungut sesuatu? Dan sesuatu itu terlihat tidak asing dimata Claisya.

Benar saja? Dari bentuk, warna dan ukuran. Itu adalah Diary milik Riska.

Claisya yang langsung tahu bahwa itu adalah buku milik Riska? Sebenarnya ingin memberitahunya pada Riska. Namun? Mereka sudah terlanjur pergi jauh.

Sambil sempat terlintas ide di kepala Claisya? dan dengan alasan tertentu, Claisya memurungkan  niatnya itu sambil tersenyum lebar kegirangan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status