Share

Part 4

Author: Ida Saidah
last update Last Updated: 2022-11-05 11:59:49

Mendadak dadaku bergemuruh tidak karuan membayangkan jika ternyata Nirmala tidak ada. Bisa mati aku.

Duh! Lala. Kamu ke mana sih?

Merogoh saku celana, mengambil ponsel mencoba menghubungi nomor istri, tetapi tidak aktif.

Ya salam...

Kepanikan mulai kurasakan ketika sudah hampir setengah jam menekan bel tapi tidak kunjung ada yang membukakan pintu. Jantung ini semakin mengentak kuat, seperti ingin lepas dan terhempas dari raga.

Aku menguyar rambut frustrasi. Stres, khawatir, takut malu, itu yang sedang kurasakan saat ini.

Sekali lagi menekan bel rumah, berharap Nirmala keluar sambil menerbitkan senyuman lalu mengajakku masuk kemudian memberikan uang setelah kupuaskan.

Hening. Hanya angin yang menyapa, membelai kulit seolah sedang menertawakan diriku.

S*al!

Argh!!!

Bisa gila mendadak aku kalau begini.

ā€œCari siapa, Mas? Mbak Lala ya?ā€ tanya seorang tetangga yang kebetulan lewat di depan rumah.

ā€œIya, Bu. Tapi dari tadi nggak ada yang bukain pintu. Kira-kira pada ke mana ya penghuninya?ā€

ā€œMemangnya Mas Arya nggak tau? Mbak Lala ā€˜kan sudah pindah kemarin.ā€

ā€œPi—pindah?ā€

ā€œIya, Mas.ā€

ā€œKe mana, Bu?ā€

ā€œSaya kurang tau. Soalnya Mbak Lala dan Bi Sarni tidak bilang apa-apa sama saya!ā€

Aku menelan saliva dengan susah payah. Mendadak napas ini terasa sesak, seperti terhimpit batu besar serta hampir tidak bisa bernapas. Tubuh ini lemas seketika dan merosot tanpa disadari.

Duduk bersandar di body mobil, aku menjambak rambut sendiri. Frustrasi.

Sebenarnya ke mana perginya istri pertamaku? Kenapa dia tidak pamit kepadaku?

Ponsel dalam genggaman tiba-tiba berdering nyaring. Ada panggilan masuk dari Siska istriku tercinta.

Kira-kira ada apa ya?

Segera kugeser kutekan ikon hijau, menyapa bidadari hatiku, menanyakan ada apa dia sudah menghubungi. Padahal belum ada sehari kami berpisah, tetapi sepertinya dia sudah merindukan suaminya ini.

Emang Siska ini wanita paling sempurna dan berhati malaikat yang pernah aku temui, meskipun aku bukan yang pertama untuk dia tapi, setidaknya sikap manisnya sudah membayar semua kekurangan yang dia miliki.

Lagian, kehilangan selaput dara itu bukan serta merta karena pernah berhubungan. Bisa jadi dia pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan mahkota paling berharganya itu.

ā€œAda apa, Sayang? Kangen ya?ā€ sapaku semanis mungkin, supaya Siska juga merasakan apa yang sedang kurasa saat ini.

ā€œEmm ... belum kangen, sih. ā€˜Kan baru beberapa jam berpisah.ā€ Jawaban istri membuat hati ini mendadak perih laksana sedang tertancap ribuan panah Pandawa Lima yang mematikan Bisma secara perlahan.

Aku sudah gede rasa serta bahagia setengah mati, eh, malah dia bilang belum rindu.

Lantas, untuk apa dia menghubungi kalau tidak kangen?

ā€œMas, transfer uang sekarang ya. Dua juta. Aku lagi di salon, pengen manjain tubuh supaya nanti pas kamu pulang pangling dan tambah cinta sama aku!ā€

Aku menelan ludah dengan susah payah. Kepala saja rasanya sudah mau pecah karena tidak berhasil menemui Nirmala, sekarang dia malah minta uang dua juta.

Tuhan, berat sekali cobaan yang mendera hidupku saat ini. Semoga segera menemukan jalan keluar dan bisa membayar semua hutang yang melilit.

ā€œMas, kamu dengar nggak sih? Transferin aku uang sekarang ya? Aku tunggu!ā€ katanya lagi.

ā€œApa, Dek? Halo...Dek? Halo...ā€ Aku pura-pura tidak mendengar dan buru-buru mematikan sambungan telepon juga menonaktifkan ponsel.

Sekarang aku tidak tahu harus ke mana dan bagaimana. Kalau langsung pulang Siska akan curiga dan merajuk jika tidak kuberikan uang kepadanya. Tapi kalau terus-terusan di jalan seperti ini, aku bisa kelaparan dan kehausan. Sementara di rekening hanya tersisa seratus ribu saja.

Lebih baik aku mendatangi rumah Jojo dan meminta dicarikan solusi olehnya. Dia ā€˜kan punya banyak kenalan. Siapa tahu ada salah satu temannya yang mau meminjamkan uang kepadaku.

Sambil merapalkan doa menyalakan mesin kendaraan roda empat milikku, membelah jalanan kota Mangga menuju kediaman Jojo. Aku disambut ramah oleh pria berambut kribo itu dan langsung dibuatkan kopi sebagai ucapan selamat datang.

Padahal, aku sangat berharap dia menyuguhi nasi Padang karena perut sudah terasa lapar. Nasib...nasib.

ā€œAda apa Ar. Tumbenan mampir?ā€ tanya Jojo setelah kami sama-sama duduk di ruang tamu.

Setelah berbasa-basi sebentar kuceritakan semua masalah yang menimpa, dari A sampai Z supaya dia mengerti dan bisa memberikan solusi.

ā€œKamu bisa bantu carikan pinjaman tidak, Jo. Seratus juta saja kalo ada. Kalo nggak ada tujuh puluh lima juga nggak apa-apa. Yang penting aku nggak malu karena nggak bisa bayar WO dan bisa nurutin kemauan istri baru aku,ā€ kataku penuh harap.

Jojo menghela napas panjang lalu membuangnya secara perlahan. Dia terlihat berpikir, mengusap wajah lalu menyenderkan punggung di penopang kursi.

ā€œLagian kamu, Ar. Mbok ya kalo belum mampu itu nggak usah sok-sokan poligami. Kamu hidup saja masih pas-pasan. Nyari duit masih ngos-ngosan dan kalau nggak ada Lala kamu nggak bisa apa-apa. Eh, pake bergaya punya istri dua. Sekarang kamu bingung sendiri ā€˜kan? Makanya hidup itu mendingan ngukur kemampuan saja, Ar. Nggak usah banyak tingkah, biar nggak tambah susah!ā€ Bukannya memberi solusi malah ceramah panjang lebar. Dasar kawan tidak ada guna.

ā€œKamu mau bantuin aku apa enggak?!ā€ tanyaku mulai emosi.

ā€œAgak susah cari pinjaman segitu, Ar. Kecuali kamu punya sertifikat rumah atau surat-surat lainnya. Misal BPKB gitu. ā€˜Kan mobil kamu bagus, tuh. Kayaknya tipe mobil seperti ini masih bisa buat jaminan pinjaman uang tujuh puluh jutaan sampai seratus, asal ada BPKB-nya.ā€

Kini giliran aku yang menghela napas dalam-dalam, sebab buku pemilik kendaraan bermotornya ada sama Nirmala.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
siti fhia
sekeluarga ga tau malu si arya
goodnovel comment avatar
Putri Leo
Bilang Siska yg terbaik,gk salh tu
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Hati malaikat ndasmu. Matre sama kayak lu sekeluarga iya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Resepsi Pernikahan di Rumah MertuakuĀ Ā Ā Ending

    Buk!Aku meringis kesakitan ketika sebuah bola sepak tidak sengaja mengenai kepala. Seorang anak laki-laki berusia sekitar tiga belas tahunan berjalan setengah berlari ke arahku, mengambil bola tersebut sambil berkali-kali mengucap kata maaf.ā€œAku nggak sengaja, Pak. Tadi nendangnya terlalu kenceng!ā€ ucapnya penuh dengan penyesalan.ā€œIya, gak apa-apa. Ngomong-ngomong, siapa nama kamu?ā€ tanyaku seraya mengusap lembut rambut bocah berseragam SMP itu, merasa kagum dengan sikapnya yang santun juga mau mengakui kesalahan. Pasti dia terlahir dari keluarga paham agama, sebab dari cara dia berbicara juga sikapnya, menunjukkan betapa suksesnya sang orang tua mendidik anak tersebut.ā€œNama aku Azam, Pak!ā€ Dia mengulas senyum tipis, menunjukkan kedua ceruk di pipinya, menambah kesan tampan di wajah bocah itu.ā€œAzam. Nama yang bagus.ā€ā€œTerima kasih. Nama Bapak sendiri siapa?ā€ā€œArya.ā€ā€œSekali lagi aku minta ma

  • Resepsi Pernikahan di Rumah MertuakuĀ Ā Ā POV Siksa 2

    Samar-samar terdengar suara panik beberapa orang, akan tetapi aku tidak bisa meminta bantuan kepada siapa pun, karena suaraku tercekat di kerongkongan. Tidak bisa mengucapakan kata, karena semakin lama semakin terasa kehabisan napas.Membuka mata perlahan, lalu menutupnya kembali mengadaptasi cahaya yang menyilaukan. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, merasa nyeri di perut bagian bawah dan tidak bisa menggerakkan sebagian anggota tubuh. Perut juga sudah terlihat mengempis, tidak sebesar tadi saat sebelum aku jatuh dan terbentur. Apa aku sudah melahirkan?Pintu kamar rawat inapku terbuka perlahan. Seorang perawat datang dengan buku catatan pasien di tangan, mengulas senyum tipis kepadaku lalu mengecek infus yang menggantung di tiang penyangga.ā€œSuster, kenapa saya tidak bisa menggerakkan tubuh bagian bawah saya?ā€ tanyaku penasaran, karena kedua kaki terasa sudah mati rasa.ā€œMungkin efek anestesi, Bu. Ibu kan habis menjalank

  • Resepsi Pernikahan di Rumah MertuakuĀ Ā Ā POV Siska

    ā€œPerut sialan. Kenapa sakit banget begini sih? Bayi kurang ajar, kenapa kamu nggak mati saja!ā€ umpatku kesal, seraya memukuli perut yang terasa sakit. Sudah mulas dari dua hari yang lalu, tetapi anak ini tidak juga keluar. Bikin semua terasa nyeri dan tidak nyaman saja. Argh! Menjerit histeris, meremas-remas perut yang kian terasa nyeri juga mendorongnya agar si bayi lekas lahir. ā€œSepertinya harus dirujuk ke rumah sakit dan menjalani operasi caesar, Bu. Soalnya bayinya sungsang!ā€ Ucapan bidan kembali terngiang di telinga, membuat diri ini kian frustrasi dibuatnya. Boro-boro buat operasi caesar. Buat makan saja Senin Kamis. Jual diri juga tidak laku karena wajah terlihat jelek dan perut gendut. Paling banter dapet tamu dari kelas teri, yang bayarannya pake duit recehan, bau apek lagi badannya. Mas Arya juga. Pake dipenjara segala, padahal aku sedang mengandung. Bodoh banget memang itu laki-laki. Hanya menabrak orang sa

  • Resepsi Pernikahan di Rumah MertuakuĀ Ā Ā Part 111

    ā€œSudah, jangan ribut. Mbak Delima melakukan itu juga karena terpaksa. Karena dia takut kehilangan Ayah. Jadi, sebaiknya masalah ini diselesaikan dengan kepala dingin, jangan pakai emosi,ā€ timpal Lala dengan intonasi sangat lembut.ā€œDia bukan takut kehilangan Ayah, tapi takut kehilangan harta Ayah!ā€ā€œPa, Mama mohon. Jangan usir Mama dari sini. Maafkan Mama. Mama khilaf, dan Mama janji tidak akan melakukannya lagi. Mama juga akan mengembalikan uang Lala yang sudah Mama ambil, tapi dengan cara dicicil. Soalnya sudah buat beli mobil untuk Ibu dan buat beli berlian. Aku minta maaf, Pa. Ampun. Jangan usir Mama.ā€ Mbak Delima mencekal kaki Ayah sambil menangis tersedu.ā€œOke, Papa mau kasih kamu kesempatan sekali lagi, tapi, jatah bulanan kamu Papa kurangi separo. Anggap saja itu hukuman dari Papa, karena kesalahan yang sudah kamu perbuat. Papa benar-benar nggak nyangka kamu bisa sejahat itu sama Papa dan anak aku. Padahal, selama ini Papa tidak pernah pilih

  • Resepsi Pernikahan di Rumah MertuakuĀ Ā Ā Part 110

    Astagfirullah ... kenapa malah tiba-tiba jadi berprasangka buruk terhadap Mbak Delima? ā€œAyo, Virgo, Lala, silakan masuk!ā€ Mbak Delima terlihat begitu ramah. Aku merangkul pundak Nirmala, sementara tangan kiriku menggandeng Alexa. Kami duduk di kursi ruang tamu, bergabung dengan yang lainnya akan tetapi tidak terlihat keramahan sama sekali di wajah keluarga ibu tiri istriku. Entahlah. Mungkin hanya perasaanku saja, atau memang mereka tidak suka dengan kedatangan kami bertiga. ā€œKenapa kalian nggak pernah ngasih kabar? Kalian juga nggak pernah bertandang ke rumah, padahal ayah itu kangen banget sama kalian,ā€ ucap Ayah membuat dahi ini berkerut-kerut, menatap wajah mertua dengan mimik bingung. Kami tidak pernah memberi kabar? Bukannya dia sendiri yang selalu menolak panggilan dari kami, juga tidak pernah membalas pesan yang aku maupun Nirmala kirimkan. ā€œMaaf, Ayah. Bukannya ...ā€ ā€œPah, bisa minta tolong ambilin

  • Resepsi Pernikahan di Rumah MertuakuĀ Ā Ā Part 109

    Membuka pintu, mengulas senyum tipis lalu mempersilakan Irsyad untuk masuk ke dalam.ā€œAda apa, Syad? Tumben mampir?ā€ tanyaku tanpa basa-basi, apalagi ketika melihat netra di balik kacamata itu terus saja menyisir ke seluruh penjuru ruangan, seolah sedang mencari sesuatu di dalam rumahku. Pasti dia sedang mencari Nirmala. Tidak akan kubiarkan mantan tunangan istriku bertemu dengan Nirmala, walau hanya sedetik saja.ā€œSaya datang ke sini hanya ingin mengantar undangan.ā€ Dia menyodorkan sebuah surat undangan dengan tinta emas, dan di sampul undangan tersebut terdapat foto dirinya bersama seorang wanita.Alhamdulillah. Akhirnya mantan tunangan Nirmala mendapatkan jodoh, sehingga aku tidak perlu lagi khawatir kalau dia mengganggu kekasih hatiku nanti.ā€œSelamat, ya, Syad. Semoga kalian berbahagia, dan cepet dapet momongan nanti. Kaya saya nih. Ces pleng.ā€ Aku terkekeh, tetapi entah mengapa ekspresi lawan bicaraku terlihat tidak senang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status