Share

Part 6

Ragu-ragu berjalan menghampiri Nirmala yang tengah asik bercengkerama dengan Pak Irsyad, menyapa perempuan yang masih menyandang status sebagai istriku itu tapi ekspresinya terlihat begitu datar seolah tidak mengenali diriku.

"Kamu ke mana saja, La? Mas nyariin kamu dari kemarin. Mas kangen," ucapku dengan suara bergetar, apalagi ketika Pak Irsyad menatap tajam serta tidak suka ke arahku.

"Kamu kenal sama laki-laki itu, La?" tanya pria dengan tuksedo hitam itu kepada Nirmala.

"Enggak, Kak!" Nirmala menggeleng.

"La, kamu boleh marah dan kecewa sama Mas. Tapi tolong jangan begitu. Kamu itu istrinya Mas. Masa malah bilang nggak kenal sama Mas?!" protesku kesal.

"Arya. Kamu jangan kurang ajar sama pacar saya, atau nanti saya pecat!"

"Pak, Bapak ditipu sama perempuan ini. Dia sudah menikah dengan saya setahun yang lalu. Bapak jangan percaya sama dia. Dia bukan perempuan baik-baik!"

Buk!!

Sebuah tinju mendarat di rahang. Aku meringis kesakitan sementara Nirmala hanya menatap tanpa mencegah. Bahkan terlihat bahagia melihat suaminya dianiaya.

Benar-benar tidak punya perasaan wanita satu ini.

"Kamu jangan pernah menjelekkan Nirmala atau kamu akan saya pecat!" acam Pak Irsyad seraya menghadiahi tinju sekali lagi.

"Pak, saya tidak bohong. Dia itu..."

"Diam, atau saya pecat!" potong Pak Irsyad sambil menatap tajam. Dia lalu mengusap lembut rambut istri yang tergerai, mendorong kursi rodanya meninggalkan diriku yang sedang meringis kesakitan sendiri.

Ah, s*alan!

Kenapa dia gampang sekali berpaling ke hati yang lain? Padahal status pernikahan kami saja belum berakhir. Dia masih istri sahku dan selamanya akan begitu. Aku tidak akan melepaskan Nirmala meskipun harus menebalkan muka mengemis cintanya kembali.

Tidak lama kemudian Jojo datang bersama temannya. Gegas merapikan baju, menatap ke arah parkiran sambil menahan cemburu melihat Pak Irsyad tengah membantu istriku masuk ke dalam mobil.

Pokoknya besok aku akan membawa bukti-bukti dan menunjukkannya ke Pak Irsyad kalau Nirmala itu memang milikku.

"Udah lama nunggu?" tanya Jojo sembari menepuk pundakku.

"Mayan. Kamu lama banget, Jo!"

"Aku nungguin Pak Handoyo dulu. Oh iya. Kenalin, ini orang yang mau membantu kamu, Ar!"

Laki-laki dengan perut buncit khas bandot tua di sebelah Jojo mengulurkan tangan dan segera kusalami sambil menyebut nama.

Setelah berbasa-basi juga membahas masalah hutang, Pak Handoyo menyodorkan selembar kertas berisi surat perjanjian yang isinya lumayan membuat napas ini mendadak sesak, apalagi melihat bunga yang tertera. Lima puluh persen. Dan dalam surat perjanjian juga ditulis kalau aku sampai terlambat membayar satu hari saja, maka harus membayar denda sebesar sepuluh persen per hari dari angsuran.

Gila! Ini mah pemerasan namanya.

"Apa bunganya tidak bisa dikurangi, Pak. Lima puluh persen itu terlalu besar. Saya butuh uang seratus juta berarti harus membayar seratus lima puluh juta dong?" protesku kurang setuju.

"Saya hanya ingin membantu dan memberi solusi masalah yang sedang Mas hadapi. Kalau Mas Arya nggak mau ya nggak masalah. Saya nggak rugi!" ucap Pak Handoyo sambil menyenderkan punggung di penopang kursi. "Bagaimana? Kalau Mas setuju uangnya langsung saya transfer. Mas Arya tinggal tanda tangani surat perjanjian ini, menyerahkan fotokopi KTP dan KK, juga sertifikat rumahnya."

Aku berpikir sejenak, memijat pelipis yang mendadak berdenyut hebat.

"Ya sudah. Saya setuju!"

"Oke. Silakan tanda tangani surat ini." Dia menyodorkan beberapa lembar kertas bermeterai, menyuruhku membacanya terlebih dahulu tapi aku rasa tidak perlu. Bikin tambah puyeng aja kalo harus baca tulisan sebanyak itu.

Setelah semua urusan beres, segera menghubungi Ibu, menyuruhnya mengantar sertifikat rumah serta surat-surat yang Pak Handoyo minta ke kafe detik ini juga. Tidak sabar rasanya ingin membungkam mulut Mbak Naomi juga menunjukkan kalau aku memang mampu dan tidak bisa diremehkan.

Sebenarnya kalau boleh jujur, satu sudut hatiku merasa kurang yakin kalau Pak Handoyo itu orang yang amanah. Sebab dia mau meminjamkan uang sebesar itu tetapi tidak menyurvei rumah juga lokasinya. Agak mencurigakan memang. Tapi sudahlah. Lagi kepepet.

Tidak lama kemudian Ibu datang membawa map berwarna biru berisi sertifikat rumah miliknya, menyodorkannya ke Pak Handoyo lalu meminta pria bertubuh tambun itu segera mentransfer uang yang aku minta.

"Kalau bisa tambahin lima puluh, Pak. Jadi kami pinjamnya seratus lima puluh juta!" ucap Ibu penuh semangat.

"Oke. Boleh!" Pak Handoyo mengambil gawainya, mentransfer uang yang aku minta menggunakan dua rekening berbeda.

"Terima kasih, Pak!" ucapku setelah melihat mutasi rekening di mobile banking.

"Sama-sama. Tapi ingat, sesuai perjanjian yang sudah Mas tanda tangani, kalau Mas sampai lima bulan berturut-turut tidak membayar angsuran, rumah Mas akan kami sita."

Glek!

Aku meneguk saliva dengan susah payah. Apa apaan ini. Kenapa aku tidak teliti dan membacanya dulu tadi.

Bodoh. Aku memang bodoh!

Huh! Semua gara-gara Nirmala. Aku harus terlilit hutang sebanyak ini dan terancam kehilangan rumah jika tidak bisa membayar.

"Ya sudah, Ar. Aku pulang dulu." Jojo beranjak dari duduknya dan menyalami tanganku.

"Kenapa masih berdiri, Jo. Mau minta duit calo? Tenang saja, nanti aku transfer!" ucapku saat melihat Jojo masih berdiri mematung di hadapanku.

"Aku nggak minta upah, Ar. Insya Allah tabunganku masih cukup untuk makan satu tahun ke depan. Aku cuma mau mengingatkan kamu, supaya menggunakan uang itu baik-baik. Jangan terlalu dipaksakan jika hidup kita masih pas-pasan. Sebaiknya kamu juga segera jujur sama Siska tentang siapa kamu sebenarnya, juga tentang Nirmala. Kalau kamu jujur, insya Allah istri baru kamu tidak akan banyak menuntut!" Seperti biasanya, dia memberi ultimatum panjang lebar seperti seorang ustaz. Padahal masa lalunya juga begitu buruk. Bekas preman dan tukang mabuk.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Lucky Dorkas
ceraikan saja nirmala laki² benalu sukurin bikin melarat aja
goodnovel comment avatar
Rohani Syg Keluargany
laki" tak berguna
goodnovel comment avatar
Cyreunn Hong
heran tiada wang mau Kawin banyak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status