Di tepi sebuah danau, seorang pria dan wanita berdiri berdampingan. Mereka menatap air danau yang tenang dan menikmati tiupan angin yang sejuk.
“Natasya Aceline, gadis mandiri, cantik dan juga pintar. Selamat karena kamu sukses mendapatkan hati seorang Abimanyu Atmaja,” ucap seorang laki-laki tampan yang mengenakan setelan kemeja dan jas berwarna hitam. Pakaian itu membuat pria itu terlihat sangat tampan dan juga berwibawa.
“Abimanyu, kita berteman sejak kita masih sangat kecil. Tapi, apa aku pantas mendapatkan cinta kamu?” Gadis cantik itu mengajukan pertanyaan yang membuat pria itu mengernyitkan dahinya.
Mereka saling menatap dengan begitu dalam. Kemudian, Abimanyu menggenggam tangan Natasya dengan sangat erat.
“Natasya, kamu wanita yang baik. Kamu pantas untuk laki-laki manapun. Aku justru beruntung karena bisa mendapatkan hati kamu. Aku senang karena kita saling mencintai,” ucap Abimanyu dengan serius.
Natasya melepaskan tangan Abimanyu dan berjalan di tepi danau. Abimanyu pun mengikuti langkah Natasya yang pelan itu.
“Aku cuma anak pembantu dan kamu anak majikan. Aku dan Naraya udah menumpang hidup sama keluarga Atmaja sejak kematian orang tua kami. Aku nggak pantas untuk bersanding sama kamu,” ucap Natasya.
“Aku dan kamu saling mencintai, tapi aku rasa kita nggak bisa menikah. Keluarga kamu akan dipermalukan,” ucap Natasya sambil bersedih.
Abimanyu menarik tangan Natasya dan membuat Natasya jatuh ke pelukannya. Mereka pun seperti membeku dan saling menatap satu sama lain. Kemudian Abimanyu merapikan rambut panjang Natasya yang berantakan karena tertiup oleh angin.
“Kamu wanita yang sempurna. Kamu tau keluarga Atmaja nggak pernah memandang orang dari status mereka. Mama dan papa akan menerima kamu sebagai menantu mereka dengan senang hati,” ucap Abimanyu berusaha memberikan pengertian pada Natasya.
Natasya menjauh dari Abimanyu.
“Aku mohon, menikahlah dengan aku,” pinta Abimanyu.
“Tapi, menantu impian ayah dan ibu bukan seperti aku, Abi. Ibu pernah bilang kalau dia ingin kamu menikah dengan anak sahabatnya. Ibu akan kecewa kalau dia tau kita saling mencintai,” ucap Natasya.
“Seperti kita harus terus menyembunyikan perasaan kita dari semua orang,” tambah Natasya.
“Kita belum bicara sama mereka, jadi kita nggak bisa menebak apa yang akan terjadi. Kita harus kasih tau mama dan papa,” tandas Abimanyu.
“Aku nggak akan memaksa kamu untuk menikah sama aku kalau mama dan papa nggak setuju sama hubungan kita,” kata Abimanyu.
“Tapi, Abi,” ucap Natasya.
“Natasya, papa dan mama udah anggap kamu dan Naraya sebagai putri rumah keluarga Atmaja, mereka akan langsung terima kamu sebagai menantu mereka. Kalau mereka bisa terima kamu sebagai putri mereka, kenapa mereka akan tolak kamu sebagai menantu mereka?” ujar Abimanyu.
“Kamu setuju, ya? Ini demi cinta kita. Apa kamu akan biarkan cinta kita kandas begitu aja?” tanya Abimanyu.
Natasya akhirnya mengangguk dan mengiyakan permintaan Abimanyu.
“Iya, kita akan bicarakan itu sama ayah dan ibu,” ucap Natasya.
“Kamu harus yakin kalau mereka akan setuju. Apa yang kita pikirkan, itu yang akan terjadi,” ucap Abimanyu.
“Iya. Tapi, kamu nggak akan menentang ayah dan ibu kalau mereka nggak menyetujui pernikahan kita, kan? Aku nggak mau kamu jadi anak yang pembangkang,” ucap Natasya.
“Iya, aku janji. Aku nggak akan menentang keputusan papa dan mama. Tapi, aku yakin seratus persen kalau mereka akan setuju,” ucap Abimanyu.
“Bahkan aku yakin seribu persen,” tambah Abi, lalu tersenyum manis.
“Iya. Aku rasa pembicaraan kita cukup sampai di sini. Naraya pasti udah pulang dari kampus,” ucap Natasya.
“Emangnya kenapa kalau Naraya udah pulang dari kampus?” tanya Abimanyu.
“Abi, dia akan cariin keberadaan aku. Aku harus pulang sekarang. Hari ini aku nggak ke kantor ayah karena aku janji akan temani ibu dan Nara jalan-jalan,” ucap Natasya.
“Tunggu dulu, kita akan pulang sama-sama,” ucap Abimanyu.
“Kamu kan harus kembali ke kantor. Jam makan siangnya udah habis,” ucap Natasya.
“Aku nggak akan balik ke kantor, tapi akan pulang ke rumah. Aku akan siapkan dialog untuk bicara sama mama dan papa,” kata Abimanyu.
“Dialog? Apa perlu kamu siapkan dialog? Kamu nggak perlu siapkan dialog apapun. Katakan apa yang ada di dalam hati kamu,” ucap Natasya.
“Sekarang pergi ke kantor dan aku akan pulang,” titah Natasya.
“Gimana aku bisa biarin wanita secantik kamu pergi sendirian? Gimana kalau kamu ketemu sama laki-laki lain dan laki-laki itu jatuh cinta ke kamu?” ujar Abimanyu.
“Siapapun berhak mencintai aku, tapi cinta aku hanya untuk kamu,” ucap Natasya.
Abimanyu pun tersenyum lebar mendengar pernyataan Natasya yang menyentuh hatinya.
“Kalau begitu kita sama. Cinta Abimanyu juga hanya untuk Natasya Aceline,” ucap Abimanyu.
“Ya, ya. Aku akan pergi sekarang. Sampai ketemu di rumah nanti malam,” ucap Natasya.
“Tunggu dulu. Jangan katakan apapun sama Naraya, ya. Kita harus tetap merahasiakan ini dari Naraya. Kita harus buat Naraya terkejut,” ucap Abimanyu.
“Nggak, aku akan kasih tau Nara kalau sebenarnya kita saling mencintai. Nara itu sosok adik dan juga sahabat, aku nggak bisa sembunyikan ini lebih lama lagi,“ kata Natasya.
“Sebelum kamu bicara sama ibu dan ayah, aku harus kasih tau Nara lebih dulu,” ucap Natasya.
“Saat sampai di rumah, aku akan langsung kasih tau Naraya,” tambah Natasya.
“Okay, aku ngalah. Jangan lupa minta hadiah sama Naraya. Dia akan jadi orang pertama yang tau tentang kisah cinta kita,” ucap Abimanyu.
“Iya, aku pasti akan minta hadiahnya,” ucap Natasya.
“Dah,” ucap Natasya sambil melambaikan tangannya kepada Abimanyu.
“Dah, cintaku. Hati-hati di jalan,” ucap Abimanyu sambil tersenyum dan melambaikan tangan hingga Natasya tak terlihat lagi di pandangannya.
Saat berjalan dan berusaha menghentikan taksi, tiba-tiba telfon Natasya berdering. Taksi yang Natasya hentikan berhenti dan Natasya langsung masuk, lalu duduk.
“Pak, jalan! Saya akan kasih tau alamatnya nanti,” ucap Natasya.
Natasya melihat ponselnya yang tadi berdering dan saat ini kembali berdering.
“Nara, dia pasti udah sampai di rumah Atmaja dan lagi cariin aku karena aku nggak ada di sana,” ucap Natasya, lalu menerima panggilan suara yang masuk itu.
“Halo, Naraya. Kamu pasti cariin kakak, kan? Kakak akan sampai di rumah Atmaja lima menit lagi karena kakak baru aja pergi ke danau,” ucap Natasya.
“Kakak, tolong aku, Kak. Laki-laki ini akan melecehkan aku,” ucap wanita yang menelepon Natasya.
Mendengar suara Naraya yang ketakutan membuat Natasya merasa cemas.
“Naraya, kamu ada di mana? Naraya kasih tau keberadaan kamu!” titah Natasya.
“Hotel Kencana,” ucap Naraya sambil menangis ketakutan, lalu seorang laki-laki merebut ponsel Naraya dan membantingnya hingga hancur.
“Kamu hanya harus pasrah, kenapa kamu menelfon?!” bentak laki-laki di hadapan Naraya.
“Tolong biarkan aku pergi dari sini. Aku nggak mau masa depan aku hancur. Kakak aku akan kecewa sama aku,” pinta Naraya dengan sangat memohon.
Laki-laki itu hanya tersenyum licik dan mulai melepaskan pakaiannya. Lalu, dia mendekati Naraya yang ketakutan di atas kasur dengan spei berwarna putih.
“Naraya,” ucap Natasya dengan sangat cemas.
“Pak, putar balik dan tolong antar saya ke Hotel Kencana,” titah Kanaya.
“Baik, Bu,” jawab sang supir taksi.
Natasya sampai di sebuah hotel besar yang di depannya bertuliskan 'HOTEL KENCANA'. Natasya langsung turun dari taksi dan lari ke dalam hotel dengan terburu-buru.“Maaf, apa bisa berikan informasi tentang wanita bernama Naraya? Naraya Aceline nama lengkapnya,” ucap Natasya kepada resepsionis di hotel itu dengan sangat terburu-buru.“Maaf, kami tidak bisa berikan informasi apapun kepada orang asing,” ucap resepsionis itu.“Tapi, adik saya ada di hotel ini dan dia ada dalam bahaya,” ucap Natasya.“Tunjukkan keberadaan adik saya,” teriak Natasya.“Tolong kasihani saya, saya yatim piatu dan saya hanya punya adik saya. Kalau terjadi sesuatu sama adik saya, saya nggak akan bisa hidup. Saya mohon tunjukan
Natasya dan Ibu Rubi menyusul Abimanyu dan Pak Adam. Saat turun dari mobil, Natasya dan Ibu Rubi begitu terkejut karena mereka sampai di depan sebuah rumah sakit jiwa.“Bu, apa ini alamat yang di kasih sama Abi?” tanya Natasya.“Iya, Natasya. Tapi, ini rumah sakit jiwa,” ucap Ibu Rubi heran.Tak lama kemudian Abimanyu dan Pak Adam menghampiri mereka berdua tepat di depan rumah sakit jiwa.“Abi, apa ini? Ini rumah sakit jiwa,” ucap Natasya.“Iya, Natasya. Ini memang rumah sakit jiwa. Dokter bilang kalau Naraya mengalami gangguan mental karena ketakutannya yang berlebih, itu sebabnya Naraya harus dirawat di sini untuk sementara waktu,” ucap Abimanyu dengan berat hati.“Nggak mungkin. Nara adalah wanita yang kuat. Nara nggak mungkin mengalami itu,” ucap Natasya begitu sangat terpukul.“Ayah. Sejak kecil Naraya dan Natasya jadi putri kalian. Ayah nggak akan bohong sa
Natasya semakin sedih dan terpukul setelah melihat pelaku yang melecehkan Naraya. Saat sampai di kediaman Atmaja, Abimanyu langsung merangkul Natasya masuk ke dalam rumahnya. Abimanyu menyuruh Natasya untuk duduk di ruang tamu, Natasya pun duduk dan Abimanyu berdiri di dekatnya. Kemudian orang tua Abimanyu datang menghampiri mereka.“Ma, Pa, aku dan Natasya bertemu Narendra Adijaya. Natasya semakin terpukul karena melihat laki-laki biadab itu,” kata Abimanyu.“Kalian ketemu Narendra?” tanya Ibu Rubi.“Iya,” jawab Abimanyu.“Natasya,” panggil Ibu Rubi, lalu Ibu Rubi duduk di samping Natasya dan merangkul Natasya.“Nak, kamu jangan sedih lagi. Ibu dan ayah janji akan bantu kamu untuk mencapai tujuan kamu,” ucap Ibu Rubi.Natasya menatap mata Ibu Rubi dengan mata yang berkaca-kaca.“Ibu dan ayah sudah berbicara dan kami punya rencana supaya kamu bisa membalas perlak
Saat Natasya dan Abimanyu masih bicara di atas, tiba-tiba Ibu Rubi muncul dan membuat keduanya terkejut.“Mama, ada apa?” tanya Abimanyu.“Abimanyu, kita harus bersandiwara saat makan malam nanti. Keluarga Adijaya akan datang ke sini dan membicarakan perjodohan sambil makan malam,” kata Ibu Rubi.“Natasya, kamu harus siapkan diri kamu. Jangan sampai mereka curiga sama kita. Kamu nggak boleh terlihat sedih di depan mereka dan kamu nggak boleh memperlihatkan kebencian kamu pada Narendra,” titah Ibu Rubi.“Iya, Bu. Natasya akan lakukan yang terbaik. Natasya akan buat mereka terkesan, yang paling utama adalah Narendra Adijaya,” ucap Natasya dengan sorot kebencian.“Kami akan memperkenalkan kamu sebagai putri angkat keluarga ini, adik dari Abimanyu,” ucap Ibu Rubi.“Iya, Bu. Aku akan panggil Abimanyu dengan sebutan kakak,” kata Natasya.
Natasya turun ke bawah dengan memakai dress berwarna putih yang menutup sampai ke bawah lututnya. Lengannya pun panjang karena Abimanyu sengaja memilih pakaian tertutup untuk Natasya. Seluruh orang di ruang makan langsung menatap Natasya dengan kagum, begitu juga dengan Narendra.Tuhan, apa dia bidadari yang jatuh dari langit? batin Narendra.“Natasya, ayo cepat kemari, Nak! Semua orang sudah menunggu kamu,” titah Pak Adam.“Iya, Ayah,” jawab Natasya.Natasya pun mendekat dan menyapa semua orang dengan senyum manisnya.“Selamat malam semuanya,” ucap Natasya sembari tersenyum dengan posisinya yang masih berdiri.“Malam, Nak. Ternyata putri Pak Adam sangat cantik dan juga sopan,” puji Pak Farhan.“Iya, Pak Farhan. Natasya memang wanita yang sangat luar biasa. Kalian tidak akan menemukan wanita yang lebih baik dari Natasya untuk putra kalian, Narendra,” uca
Setelah acara makan malam selesai, Natasya berdiri sendirian di balkon dengan memakai pakaian tidurnya.“Sekarang semua orang udah setuju dengan perjodohan aku dan Narendra. Aku akan segera menikah dan aku akan hancurkan laki-laki itu,” ucap Natasya sambil menatap bintang-bintang. Tanpa ia sadari, air mata mulai mengalir dari matanya.Kemudian Abimanyu datang dengan membawa selimut, dia menempelkan selimut itu ke badan Natasya sembari berkata, “Malam ini dingin, aku nggak mau kamu kedinginan,” ucap Abimanyu, lalu mengalihkan pandangannya ke langit.“Hapus air mata itu!” titah Abimanyu sembari menatap Natasya yang berdiri di sampingnya.Natasya pun menuruti perintah, Abimanyu. Natasya menghapus air matanya dan Abi meletakkan tangannya di atas tangan Natasya.“Aku nggak suka ada air mata di mata kamu. Aku udah sering bilang sama kamu dan kamu juga udah janji nggak akan na
“Natasya, kamu ke kantor sama aku atau sama papa?” tanya Abimanyu kepada Natasya yang sedang sarapan di ruang makan.“Lebih baik kalian berdua pergi duluan. Papa mau temani mama ke rumah teman mama,” ucap Pak Adam.“Iya, Pa,” ucap Abimanyu.“Apa benar kalian berdua saling mencintai seperti yang dibilang sama mama?” tanya Pak Adam.“Iya, Pa. Kami berdua saling mencintai,” jawab Abimanyu tanpa rasa ragu sedikitpun.“Masalah yang terjadi membuat kalian berdua tidak bisa bersatu untuk saat ini. Papa bahagia, tapi papa juga sedih karena kalian belum bisa bersatu walaupun kalian saling mencintai,” ucap Pak Adam.“Iya, Pa. Kami berdua bisa mengerti keadaan. Cinta Abimanyu dan Natasya sangat penting. Tapi, keadilan untuk Naraya juga sangat penting,” ucap Abimanyu.“Abimanyu dan Natasya akan bersatu setelah balas dendam itu tercapai,” imbu
“Siapa yang kirimkan foto ini?” tanya Narendra pada dirinya sendiri.Dia terus mengamati foto Naraya dan kemudian dia menemukan sebuah surat yang juga ada di dalam paket yang dia terima.“Foto wanita dan surat. Aku nggak paham sama orang yang kirim paket ini. Buat apa kirim paket ini ke aku?” tanya Narendra heran.Narendra membuka surat itu dan membacanya di dalam batin.Hi, Narendra! Apa kamu masih ingat wajah ini? Wajah ini adalah wajah wanita yang kamu lecehkan. Kamu akan menerima balasan karena telah melecehkan aku. Narendra, aku nggak akan biarkan kamu hidup tenang setelah kamu melecehkan aku dan menghancurkan masa depan aku. Kamu nggak akan pernah bahagia. Aku akan hancurkan kamu! Kamu akan sangat hancur dan kamu akan menyesali perbuatan kamu.“Orang yang sangat aneh. Kenapa ada orang yang berani kirim foto dan surat seperti ini? Apa orang ini nggak tau siapa aku?