Share

Revenge and Love
Revenge and Love
Penulis: Dearla Official

1. Cinta

Di tepi sebuah danau, seorang pria dan wanita berdiri berdampingan. Mereka menatap air danau yang tenang dan menikmati tiupan angin yang sejuk.

“Natasya Aceline, gadis mandiri, cantik dan juga pintar. Selamat karena kamu sukses mendapatkan hati seorang Abimanyu Atmaja,” ucap seorang laki-laki tampan yang mengenakan setelan kemeja dan jas berwarna hitam. Pakaian itu membuat pria itu terlihat sangat tampan dan juga berwibawa.

“Abimanyu, kita berteman sejak kita masih sangat kecil. Tapi, apa aku pantas mendapatkan cinta kamu?” Gadis cantik itu mengajukan pertanyaan yang membuat pria itu mengernyitkan dahinya.

Mereka saling menatap dengan begitu dalam. Kemudian, Abimanyu menggenggam tangan Natasya dengan sangat erat.

“Natasya, kamu wanita yang baik. Kamu pantas untuk laki-laki manapun. Aku justru beruntung karena bisa mendapatkan hati kamu. Aku senang karena kita saling mencintai,” ucap Abimanyu dengan serius.

Natasya melepaskan tangan Abimanyu dan berjalan di tepi danau. Abimanyu pun mengikuti langkah Natasya yang pelan itu.

“Aku cuma anak pembantu dan kamu anak majikan. Aku dan Naraya udah menumpang hidup sama keluarga Atmaja sejak kematian orang tua kami. Aku nggak pantas untuk bersanding sama kamu,” ucap Natasya.

“Aku dan kamu saling mencintai, tapi aku rasa kita nggak bisa menikah. Keluarga kamu akan dipermalukan,” ucap Natasya sambil bersedih.

Abimanyu menarik tangan Natasya dan membuat Natasya jatuh ke pelukannya. Mereka pun seperti membeku dan saling menatap satu sama lain. Kemudian Abimanyu merapikan rambut panjang Natasya yang berantakan karena tertiup oleh angin.

“Kamu wanita yang sempurna. Kamu tau keluarga Atmaja nggak pernah memandang orang dari status mereka. Mama dan papa akan menerima kamu sebagai menantu mereka dengan senang hati,” ucap Abimanyu berusaha memberikan pengertian pada Natasya.

Natasya menjauh dari Abimanyu.

“Aku mohon, menikahlah dengan aku,” pinta Abimanyu.

“Tapi, menantu impian ayah dan ibu bukan seperti aku, Abi. Ibu pernah bilang kalau dia ingin kamu menikah dengan anak sahabatnya. Ibu akan kecewa kalau dia tau kita saling mencintai,” ucap Natasya.

“Seperti kita harus terus menyembunyikan perasaan kita dari semua orang,” tambah Natasya.

“Kita belum bicara sama mereka, jadi kita nggak bisa menebak apa yang akan terjadi. Kita harus kasih tau mama dan papa,” tandas Abimanyu.

“Aku nggak akan memaksa kamu untuk menikah sama aku kalau mama dan papa nggak setuju sama hubungan kita,” kata Abimanyu.

“Tapi, Abi,” ucap Natasya.

“Natasya, papa dan mama udah anggap kamu dan Naraya sebagai putri rumah keluarga Atmaja, mereka akan langsung terima kamu sebagai menantu mereka. Kalau mereka bisa terima kamu sebagai putri mereka, kenapa mereka akan tolak kamu sebagai menantu mereka?” ujar Abimanyu.

“Kamu setuju, ya? Ini demi cinta kita. Apa kamu akan biarkan cinta kita kandas begitu aja?” tanya Abimanyu.

Natasya akhirnya mengangguk dan mengiyakan permintaan Abimanyu.

“Iya, kita akan bicarakan itu sama ayah dan ibu,” ucap Natasya.

“Kamu harus yakin kalau mereka akan setuju. Apa yang kita pikirkan, itu yang akan terjadi,” ucap Abimanyu.

“Iya. Tapi, kamu nggak akan menentang ayah dan ibu kalau mereka nggak menyetujui pernikahan kita, kan? Aku nggak mau kamu jadi anak yang pembangkang,” ucap Natasya.

“Iya, aku janji. Aku nggak akan menentang keputusan papa dan mama. Tapi, aku yakin seratus persen kalau mereka akan setuju,” ucap Abimanyu.

“Bahkan aku yakin seribu persen,” tambah Abi, lalu tersenyum manis.

“Iya. Aku rasa pembicaraan kita cukup sampai di sini. Naraya pasti udah pulang dari kampus,” ucap Natasya.

“Emangnya kenapa kalau Naraya udah pulang dari kampus?” tanya Abimanyu.

“Abi, dia akan cariin keberadaan aku. Aku harus pulang sekarang. Hari ini aku nggak ke kantor ayah karena aku janji akan temani ibu dan Nara jalan-jalan,” ucap Natasya.

“Tunggu dulu, kita akan pulang sama-sama,” ucap Abimanyu.

“Kamu kan harus kembali ke kantor. Jam makan siangnya udah habis,” ucap Natasya.

“Aku nggak akan balik ke kantor, tapi akan pulang ke rumah. Aku akan siapkan dialog untuk bicara sama mama dan papa,” kata Abimanyu.

“Dialog? Apa perlu kamu siapkan dialog? Kamu nggak perlu siapkan dialog apapun. Katakan apa yang ada di dalam hati kamu,” ucap Natasya.

“Sekarang pergi ke kantor dan aku akan pulang,” titah Natasya.

“Gimana aku bisa biarin wanita secantik kamu pergi sendirian? Gimana kalau kamu ketemu sama laki-laki lain dan laki-laki itu jatuh cinta ke kamu?” ujar Abimanyu.

“Siapapun berhak mencintai aku, tapi cinta aku hanya untuk kamu,” ucap Natasya.

Abimanyu pun tersenyum lebar mendengar pernyataan Natasya yang menyentuh hatinya.

“Kalau begitu kita sama. Cinta Abimanyu juga hanya untuk Natasya Aceline,” ucap Abimanyu.

“Ya, ya. Aku akan pergi sekarang. Sampai ketemu di rumah nanti malam,” ucap Natasya.

“Tunggu dulu. Jangan katakan apapun sama Naraya, ya. Kita harus tetap merahasiakan ini dari Naraya. Kita harus buat Naraya terkejut,” ucap Abimanyu.

“Nggak, aku akan kasih tau Nara kalau sebenarnya kita saling mencintai. Nara itu sosok adik dan juga sahabat, aku nggak bisa sembunyikan ini lebih lama lagi,“ kata Natasya.

“Sebelum kamu bicara sama ibu dan ayah, aku harus kasih tau Nara lebih dulu,” ucap Natasya.

“Saat sampai di rumah, aku akan langsung kasih tau Naraya,” tambah Natasya.

Okay, aku ngalah. Jangan lupa minta hadiah sama Naraya. Dia akan jadi orang pertama yang tau tentang kisah cinta kita,” ucap Abimanyu.

“Iya, aku pasti akan minta hadiahnya,” ucap Natasya.

“Dah,” ucap Natasya sambil melambaikan tangannya kepada Abimanyu.

“Dah, cintaku. Hati-hati di jalan,” ucap Abimanyu sambil tersenyum dan melambaikan tangan hingga Natasya tak terlihat lagi di pandangannya.

Saat berjalan dan berusaha menghentikan taksi, tiba-tiba telfon Natasya berdering. Taksi yang Natasya hentikan berhenti dan Natasya langsung masuk, lalu duduk.

“Pak, jalan! Saya akan kasih tau alamatnya nanti,” ucap Natasya.

Natasya melihat ponselnya yang tadi berdering dan saat ini kembali berdering.

“Nara, dia pasti udah sampai di rumah Atmaja dan lagi cariin aku karena aku nggak ada di sana,” ucap Natasya, lalu menerima panggilan suara yang masuk itu.

“Halo, Naraya. Kamu pasti cariin kakak, kan? Kakak akan sampai di rumah Atmaja lima menit lagi karena kakak baru aja pergi ke danau,” ucap Natasya.

“Kakak, tolong aku, Kak. Laki-laki ini akan melecehkan aku,” ucap wanita yang menelepon Natasya.

Mendengar suara Naraya yang ketakutan membuat Natasya merasa cemas.

“Naraya, kamu ada di mana? Naraya kasih tau keberadaan kamu!” titah Natasya.

“Hotel Kencana,” ucap Naraya sambil menangis ketakutan, lalu seorang laki-laki merebut ponsel Naraya dan membantingnya hingga hancur.

“Kamu hanya harus pasrah, kenapa kamu menelfon?!” bentak laki-laki di hadapan Naraya.

“Tolong biarkan aku pergi dari sini. Aku nggak mau masa depan aku hancur. Kakak aku akan kecewa sama aku,” pinta Naraya dengan sangat memohon.

Laki-laki itu hanya tersenyum licik dan mulai melepaskan pakaiannya. Lalu, dia mendekati Naraya yang ketakutan di atas kasur dengan spei berwarna putih.

“Naraya,” ucap Natasya dengan sangat cemas.

“Pak, putar balik dan tolong antar saya ke Hotel Kencana,” titah Kanaya.

“Baik, Bu,” jawab sang supir taksi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status