Share

Suami Kedua

Author: Lala uniq
last update Huling Na-update: 2023-03-10 16:42:47

Pukul 19:00 pun tiba….

Trining … terdengar suara dari handphoneku tanda pesan masuk. 

[Lihatlah keluar gerbang rumahmu Nona, saya berada di mobil hitam menunggumu, tidak perlu takut, kamu boleh membawa Ayahmu jika khawatir aku culik]

Apa-apaan ini, aku diamkan saja. 

10 menit

15 menit, bahkan sampai 30 menit. 

[Saya masih menunggu, berharap Nona mau menemui]

Diam terus di kamar aku pun, gelisah. 

"Pak itu di luar mobil siapa ya, kok parkir depan rumah kita?" tanya Mamah kepada Bapak. 

"Kurang tahu, Mah. Mungkin saja tamu tetangga kita."

Aku yang mendengar obrolan mereka pun akhirnya penasaran dan keluar gerbang untuk melihat, benar saja tak lama kaca mobil di buka dan seorang laki-laki melambaikan tangannya. 

_______

Entah apa yang merasukiku saat itu aku bertengkar hebat dengan Mamah hanya karena lagi-lagi Mamah membicarakanku dengan paratetangga, aku tak terima ketika Mamah bilang kalau Aa anakku anak setan, yah, maksud setan di sini Mamah mengatai Kang Andi. 

Soal Mamah menghinaku, aku bisa terima tapi karena kali ini Mamah menghina anakku akhirnya aku pun murka, lalu pergi dari rumah tanpa sepengetahuan Bapak. Saat inilah aku memutuskan untuk pergi dengan Andre dan menikah dengannya, mungkin ini terdengar gila tapi itulah kenyataannya. 

"Kamu yakin mau menikah denganku?" tanya Andre. 

"Ya, asalkan kamu membawaku pergi jauh dari sini."

"Kamu mau ke mana? Akan kuturuti tapi aku punya usaha di Singapura apa kamu mau jika kita tinggal di sana saja."

Akhirnya aku pun mengiyakan, aku menikah hanya di catatan sipil setelahnya aku pun ikut pindah ke Singapura berharap bisa melupakan semuanya. 

Jujur sebenarnya Andre hanya sebuah pelarian saja, tak ada rasa cinta dalam hatiku, tapi ia bersikap sangat baik terhadap anakku. 

Ada hal yang aneh darinya setelah menikah dia tidak pernah menyentuhku layaknya pasangan suami istri, aku yang masih normal tentu saja mengharapkan itu. Ia memberiku segalanya kecuali nafkah bathin. 

"Apa aku begitu menjijikan sehingga kamu tidak mau menyentuhku?"

Andre hanya diam dan menarik nafas. 

"Katakan Andre, untuk apa kau menikahiku? Jika aku hanya kau jadikan pajangan saja!"

"Maafkan aku, Vi. Jujur saja aku sangat mencintaimu aku juga menyayangi anakmu, ta-pi …."

"Tapi apa?"

Andre menarikku dalam pelukannya, lalu ia meraih tanganku dan memasukannya kedalam celananya, aku menyentuh miliknya, kami saling bertatapan dan berkali-kali aku memainkannya, tetapi miliknya tak kunjung berdiri. 

Aku kembali memandangnya ia pun mengangguk dan terlihat matanya berkaca-kaca. 

"Aku tidak punya kemampuan untuk itu, Vi. Demi Tuhan aku akan melepaskanmu, aku tahu kamu tersiksa. Akan kuurus surat cerai kita kembalilah ke Indonesia, akan kuberikan sejumlah uang untuk kompensasi karena selama ini kamu sudah jadi istri yang baik. Hari ini juga aku TALAK kamu Evita binti Marwan!"

Mendengar ucapannya aku pun hanya terdiam berusaha mencerna semuanya, Andre meninggalkanku sendiri di kamar sedangkan aku masih terkejut bagai kena aliran listrik, apa aku akan menjanda untuk yang kedua kalinya, setelah tiga tahun menikah mengapa aku baru tahu kalau dia ... Ya Tuhan … apakah ini karma karena aku kawin lari, menikah tanpa restu dari orang tua. 

Setelah hari ini tak lagi kulihat Andre, yang datang menemuiku hanya asisten juga pengacaranya, mereka mengurus semua berkas untuk kepulanganku ke Indonesia. Tak tanggung-tanggung Andre memberiku harta yang bagiku cukup banyak, mungkin tak akan habis jika hanya kugunakan untuk aku juga Aa. Aku tak perlu khawatir untuk masa depan Aa. 

"Bu Evita ini semua berkas yang harus anda tandatangani," ucap asisten Andre. 

"Di mana Andre? Tolong saya ingin bertemu dengannya sebelum pulang ke Indonesia."

"Maaf Bu Evita kami tidak tahu, kami hanya diperintahkan untuk mengurus berkas-berkas saja."

Aku benar-benar kecewa, mengapa Andre malah menghilang sejak hari di mana dia memberikan Talaknya, padahal mungkin masih bisa dibicarakan tapi dia malah memilih melepasku. 

_____

Aku pulang….

Setibanya di Indonesia aku malah bingung harus ke mana, pulang kerumah Bapak dan Mamah rasanya malu, untuk sementara aku menginap di Hotel lalu mencari informasi tentang Kang Andi melalui akun media sosial teman-temannya. 

Akhirnya aku temukan, ternyata Kang Andi sudah menikah lagi dan menetap di Bandung, mengapa takdir berpihak padanya, sedangkan aku? 

"Bunda, kenapa kita di sini? Di mana Papah Andre? Aku kangen Bunda," tanya anakku Aa Alfarizi. 

Aku memeluk Aa, tak kusangka jika ia merindukan Andre padahal Ayah kandungnya Kang Andi, aku tak tega tapi untuk kembali pada Andre pun sepertinya sudah tak mungkin. 

Aku memutuskan untuk tinggal di Bandung, aku ingin Aa mendapatkan kasih sayang Ayahnya kembali, aku tak rela Kang Andi bahagia sementara pernikahanku kembali hancur. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Rumah Tangga Hancur Karena Komunitas Grup   SELESAI.

    "Teh Evita!""Iya, ini aku Dit? Apa kabar?" ucapku sambil mengulurkan tangan. "Kabar baik," Ia pun menatap Amir juga Bapak. "Oh, iya. Dit. Kenalkan ini suamiku, Amir dan ini Bapakku."Dita pun menangkupkan kedua tangannya, lalu mempersilahkan kami masuk. "Mari masuk, Teh. Pak … eh Aa apa kabar?""Kabar baik, Umi Dita, Aa kemari karena kangen sama Kinara, Aa yang paksa Bunda untuk datang kemari, di mana Kinara, Umi?""Kinara ada di dalam, mari masuk….""Ada siapa, Um?" tanya Kang Andi dari dalam. Bukan menjawab Dita malah agak salah tingkah, sepertinya dia memang terkejut dengan kehadiranku."Ayo mari masuk," Lagi-lagi Dita menawari kami untuk masuk ke dalam rumahnya. Baru juga kakiku melangkah tiba-tiba saja Kang Andi muncul dari balik pintu. Seketika mata kami beradu, Kang Andi terlihat lebih kaget melihatku, entah mengapa ada perasaan aneh yang kembali menjalar di hatiku. "Kang, apa kabar?" tanyaku berbasa-basi. "Ba-baik," Jawabnya, melihat Bapak ia pun segera mencium tangan Ba

  • Rumah Tangga Hancur Karena Komunitas Grup   Bab. 53

    "Ya ampun, kamu mau apalagi, Mir? Apa kamu belum puas?"Amir tak menjawab pertanyaanku, tapi lagi-lagi dia mengulang ritual tadi, tapi kali ini di kamar mandi. Setelah ia kehabisan tenaga, aku pun segera membersihkan diri, kutinggalkan saja dia di kamar mandi, kalau tidak, kapan akan selesai. Saat aku hendak memakai baju, tiba-tiba ponsel Amir terus saja berdering, kulihat sebuah nama di layar ponselnya. 'Si Bawel'Siapa yang dia tulis Si Bawel, penasaran kuangkat dan kujawab saja. Belum juga aku berucap, dari sebrang terdengar suara perempuan. "Halloo, Mir. gimana jadi ngga? Jangan bilang batal cuma gara-gara istri kamu, ya. Kamu pernah bilang kamu bakal selalu utamain aku. Awas kalau kamu ingkar janji, hallo, halooo, Mir, kok kamu diam saja!""Ma-af, Amirnya sedang mandi.""Isshhh!" Seketika perempuan tadi mematikan ponselnya seperti marah. Kusimpan kembali ponsel Amir dan tak mau terlalu memikirkannya.Setelah Amir selesai mandi. "Sayang tadi ada yang telpon kamu, aku bilang

  • Rumah Tangga Hancur Karena Komunitas Grup   Bab. 52

    "Apa maksud kamu, Amir?""Maaf, maaf kan, aku sayang, aku hanya sedang pusing." Ia mencoba meraih kedua tanganku dan kembali mencumbuiku. Namun, aku merasa hambar setelah mendengar ucapannya tadi. Segera kulepaskan kedua tangannya, lalu beranjak ke kasur untuk tidur. Laki-laki seperti apa yang aku nikahi, mengapa masih pengantin baru saja, sudah berucap yang membuatku sakit hati. Esoknya … pagi-pagi aku meminta izin kepada Amir, aku memutuskan untuk tinggal di rumah Bapak saja, sebenarnya untuk membeli rumah pun, aku mampu. Aku hanya ingin tahu saja, sejauh mana tanggung jawab Amir. "Mir, kita sudah pernah bicara, kan. Kalau aku tidak betah tinggal di sini, kita tinggal di rumah Bapak saja, kasian beliau cuma sendirian, seandainya Bapak menikah barulah nanti kita cari rumah baru.""Terserah kamu, saja, Vi. Tapi orangtuaku bilang, mereka akan membangun rumah untuk kita, di lahan sebelah sana." Amir menunjuk sebuah lahan kosong samping rumah orangtuanya."Ya, itu sich terserah, kan.

  • Rumah Tangga Hancur Karena Komunitas Grup   Sifat Asli

    "Vi, maaf ya, buat kami tidak nyaman." ujar Mamah. "Tidak apa-apa, Mah.""Sebentar ya, Vi. Mamah mau nemuin yang punya hajat dulu, setelahnya kita pulang, eh ngga pulang juga, sich. Ya kita belanja dulu lah, ke Mall, atau perawatan dulu gitu ke salon." "Yasudah, Evita tunggu di sini, ya. Mah."Mamah pun berlalu pergi, Lagi-lagi aku terjebak di sekumpulan ibu-ibu. "Siapa itu? Cantik ya?" ujar seorang ibu yang menggunakan kebaya marun. "Itu, menantunya Bu Camat." Jawab ibu-ibu yang berada di sampingnya. "Oh, yang katanya janda itu?""Husss, jangan kenceng-kenceng nanti orangnya denger."Tak tahan aku pun menegur mereka, kali ini aku tidak boleh diam seenak hati mereka membicarakanku. "Kenapa, Bu? Ibu mekbucarakan saya? Iya saya memang menantunya Bu Camat dan saya memang janda, memangnya ada masalah apa ya?""Maaf, Neng … maaf, jangan diambil hati.""Saya tidak mengambil hati, saya cuma bertanya pada ibu-ibu semua, emang ada masalah apa dengan status saya? Toh pasangan saya saja me

  • Rumah Tangga Hancur Karena Komunitas Grup   Pov. Evita 3

    Aku bersiap hendak berangkat arisan dengan Mamah Amir. "Yang, kamu sudah rapi?""Iya, aku titip Aa, ya," ucapku kepada Amir. Lalu aku pun pamit kepada Aa yang sedang main game di dalam kamar. "Aa, Bunda berangkat dulu ya, sama Enin. Baik-baik ya, sayang.""Iya, Bunda. Aa sudah janjian sama Papah mau ke rumah kakek, tapi Aa mau ajak Bibi ya, Bun.""Iya, sayang. Ajak saja," Ku kecup kening Aa lalu memeluknya. Aku pun segera turun ke bawah menemui Mamah. "Vi, kamu sudah siap? MasyaAllah menantu Mamah cantik banget, gadis-gadis juga kalah sama kamu, Vi.""Ah, Mamah. Bisa saja."Saat hendak berjalan keluar tiba-tiba saja Papah Amir memanggil. "Eh, kalian sudah mau pergi, apa tidak butuh supir?""Ngga perlu, lah, Pah. Biar Evita saja yang nyetir, iya, kan. Mah? " Mamah terserah kamu saja, Vi. Tapi lagi pula tidak begitu jauh, kok dari sini.""Memang Arisan di mana Mah?" tanya Papah Amir. "Itu, arisan di rumah Bu Broto.""Bu Broto yang rumahnya di Blok F?""Iya.""Oh, kirain Papah di

  • Rumah Tangga Hancur Karena Komunitas Grup   Pov. Evita 2

    Pov Evita. Tak lama Amir mendorong perempuan tadi. "Kang Amir! Kok aku didorong."Amir seperti memberi kode pada perempuan itu, akan kehadiranku. Tapi perempuan itu tetap tidak mengerti kode dari Amir, dia terus saja nyerocos, berbicara tanpa jeda. "Kang, kenapa kamu ganti nomor? Aku mau menghubungi kamu benar-benar susah, kamu bilang mau balik lagi ke Jakarta, tahunya kamu malah betah tinggal di kampung! Aku kesepian, Kang."Kulihat tukang bubur pun nampak melirik kearahku, kubiarkan saja, adegan itu berlangsung, ingin tahu saja apa yang bisa Amir jelaskan padaku, entah mengapa tidak ada rasa cemburu dalam hatiku. Amir pun menghampiriku tanpa perduli pada perempuan yang masih nyerocos itu. "Vi, kenalin ini temanku Alesha, dia teman kerjaku di jakarta dulu."Aku melirik santai saja, kulihat Amir nampak gelagapan sendiri, mungkin tak enak hati dengan kejadian tadi. "Alesha! Kenalkan ini istriku, Evita," ujar Amir kepada perempuan itu, kulihat perempuan yang Amir panggil Alesha it

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status