Beranda / Romansa / SAHABATKU MADUKU / 10 - Masakan Nayla

Share

10 - Masakan Nayla

Penulis: Pena_Receh01
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-29 14:41:22

10 - Masakan Nayla

Arga masuk ke kamarnya, terlihat Afnan yang tertidur disajadah masih memakai mukena, senyuman terukir di bibir. ia mendekat dan mengendong Afnan membopong ke kasur dengan hati-hati. Menatap paras ayu sang istri, dirinya membelai pipi Afnan dengan sayang lalu mengecupnya.  Merasa terusik Afnan membuka matanya, dan mengerjap lucu saat netra coklat terangnya menangkap wajah Arga. Senyum sendu terpatri di bibir ranumnya

"Bahkan aku berhalusinasi, saat dirimu sedang bersama Nayla," gumam Afnan.

Arga mengecup bibir Afnan lalu tersenyum. "Apa setelah ini kamu akan berpikir aku halusinasimu hmmm," ujarnya.

Afnan mengerjap lagi lalu mengucek matanya. "Aku beneran Mas Arga, bukan halusinasiku?" tanya lagi sambil meraba wajah prianya, dibalas anggukan.

"Harusnya kamu di kamar Nayla! ini malam pertama kalian, pasti Nayla menunggumu," geram Afnan bangun dan mendorong Arga untuk keluar dari kamarnya.

Pria itu berbalik lalu memeluk pinggangnya erat. "Nayla yang menyuruhku ke sini, sayang!" sahut Arga menjelaskan dan sesekali mencium dagu Afnan.

"Ahhhh, kamu memang pengertian Nay," gumam Afnan senyuman terbingkai di bibirnya.

"Jadiiiii, aku pengen bikin anak sama kamu," ucap Arga mengendong Afnan membawanya ke kasur dan melakukan ritual suami-istri.

***

Sinar mentari masuk ke celah gorden membuat wanita yang sedang meringkuk terbangun, ia mengucek matanya sesekali menguap dan meregangkan otot-ototnya. 

"Ahhhh, sudah pagi ternyata," gumam Nayla melirik jam dinding yang menunjuk angka enam.

Ia segera bangkit lalu melakukan ritual mandinya, setelah selesai bergegas keluar untuk membantu Afnan yang sedang memasak di dapur.

"Pagi Afnan," sapa Nayla di sisinya.

Wanita itu menoleh lalu menyunggingkan senyuman. 

"Pagi Nayla, nyenyak tidurnya? pasti kamu capek," ujar Afnan memotong wortel.

"Ahhhhh, iya, letih sekali tubuhku ini. Aku bantu ya," ucap Nayla tangannya meraih beras dan mencucinya.

"Iya." 

"Kamu juga lelah ya Afnan, sampe lupa gak ngeringin rambut," kekeh Nayla mengoda Afnan yang sudah memerah pipinya.

"Pagi sayang, lagi ngobrol apa nih? kayanya seru," sapa Arga mengecup pipi Afnan membuat ia menjadi salah tingkah.

"Ahhhh, romantisnya," goda Nayla melihat Afnan dan Arga bergantian.

"Pagi Nay," sapa Arga tersenyum, membuat Nayla terpaku sebentar.

"Pagi juga Mas," sahut Nayla segera mengalihkan tatapannya ke beras yang ia cuci lalu segera memasuk ke magic com.

"Mas bisa bantu?" tanya Arga menatap kedua istrinya.

"Tak usah, kamu duduk manis aja di kursi," ucap mereka kompak dan menuntun Arga duduk di kursi makan.

"Mau masak apa nih?" tanya Arga.

"Sop ayam, sama tempe goreng," sahut Afnan membuat Arga mengeryitkan dahinya.

"Heh, bukannya kamu gak bisa masak itu ya?" tanya Arga hati-hati.

Afnan terkekeh lalu tersenyum. "Siapa yang bilang, aku yang memasak. Nayla yang memasak Mas, Afnan cuma potong-potong aja," jawab Afnan membuat Nayla menoleh.

"Ohhhh, oke," sambung Nayla setelah mencerna ucapan Afnan, ia berjalan ke tempat Afnan berada dan mulai memasak.

Setelah selesai mereka menyajikan masakan di meja makan, lalu segera duduk disamping Arga. Afnan segera menyendok nasi, sop ayam dan tempe goreng lalu menaruhnya dihadapan Arga.

"Aku makan Nay," ucap Arga melirik Nayla yang menatapnya sedari tadi.

Nayla mengerjapkan matanya lalu tersadar. "Eh, iya Mas," jawab Nayla gugup sambil menundukan kepalanya.

Arga hendak menyuapkan makanan tetapi ditahan Afnan, ia melirik Afnan dan menaikan alisnya seperti berkata, apa?

"Mas, belum baca doa," tegur Afnan membuat Arga tersenyum lalu membaca doa dan makan.

Mereka sarapan dengan tenang sampai semuanya habis tak tersisa, apalagi Arga yang terus nambah membuat senyuman mengembang dari bibir Nayla. Setelah membaca doa sesudah makan, Arga langsung berceloteh.

"Masakanmu mirip sekali dengan masakan Omah," tutur Arga tersenyum.

"Ahhhh, iya, aku jadi rindu Omah," sahut Afnan tersenyum luka.

"Ahhhhh, alhamdulillah, apa Omah datang kemarin di pesta pernikahan kita?" tanya Nayla ria.

"Dia sudah bahagia, di surga sana Nay," jawab Arga lirih lalu menunduk mengepalkan tangannya.

Nayla membulatkan matanya, lalu menunduk merasa bersalah. "Maaffff, aku gak bermaksudnya," ujarnya lirih sambil meremas baju.

"Tak apa Nay, kamukan gak tau," tutur Afnan menenangkan Nayla sambil mengelus bahunya, dibalas senyuman kecil oleh Nayla.

"Aku mau ke kantor," ucap Arga tiba-tiba sambil berdiri lalu masuk ke kamarnya.

Mereka menatap punggung Arga yang menjauh, lalu Afnan mengembuskan napas pelan. "Tenanglahhhh,  jangan khawatir, nanti juga Mas Arga, seperti biasa. Ia hanya merindukan Omah," ujar Afnan menenangkan Nayla yang mulai menitihkan air matanya.

"Aku mau ke kamar juga, mau berangkat kerja," ucap Nayla berlalu tanpa menunggu jawaban Afnan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • SAHABATKU MADUKU   75 - Sebuah janji

    75 - Sebuah Janji "Kenapa kalian dia saja?" tanya Afnan melirik semuanya. "Eh, ayoo makan," ajak Nayla dengan suara gugup, membuat Afnan menatapnya curiga. "Nayla!" panggil Afnan membuat wanita itu mengembuskan napas lalu membalas tatapan Afnan. "Ada apa, Mbak? ayoo makan, ini enak lho," ujar Nayla merasa tatapan Afnan semakin membuatnya sesak. "Kalian sembunyiin apaan?" tanya Afnan lagi, menatap semua orang yang berada di dalam. "Ayo sayang, katanya mau makan, makanan ini," seru Arga hendak menyuapi Afnan tetapi wanita itu tolak. "Massss, jawab pertanyaanku!" Arga mengembuskan napasnya kasar, lalu bersandar di dinding. "Rahimmu diangkat, kamu tidak akan bisa hamil lagi," ucap Arga seperti petir menyambar ke diri Afnan, wanita itu diam membuat semua orang khawatir. "Apa! Kamu pasti bohong 'kan, Mas!" raung Afnan dengan matanya sudah banjir dengan air yang terus berjatuhan. "Mbak, kamu harus ikh

  • SAHABATKU MADUKU   74 - Mereka anak kita

    74 - Mereka anak kitaSenyuman terpatri di bibir Arga, saat mendapatkan telepon dari istri keduanya, bahwa Afnan sudah sadar semenjak koma. Ia melangkah dengan tergesa - gesa sambil menuntun anak - anaknya, karena Leon dan Leana ingin berjalan."Ayo Nak, kita harus cepat - cepat ke ruangan Bund, soalnya Bunda sudah bangun dari tidur panjangnya," jelas Arga berusaha agar anak - anaknya melangkah lebih cepat."Wah, Unda uda angun, Eana engen enger cuala Unda," kata Leana dengan girang sambil loncat - loncat."Iya sayang, Ayah juga rindu suara Bunda," sahut Arga dibalas anggukan oleh Leana.Setelah sampai Arga langsung membuka pintu, matanya melihat Afnan tengah makan disuapi Nayla."Mas," ucap Afnan spontan dengan mata berkaca - kaca, terlihat sorot rindu dari manik keduanya."Sayang, akhirnya kamu bangun," ucap Arga lalu melangkah bersama Leana dan Leon mendekati brankar Afnan."Mas rindu kamu," kata Arga lalu meraih

  • SAHABATKU MADUKU   73 - Nestapa terguncang

    73 - Nestapa terguncangDua tahun kemudian ...Seorang pria dengan telaten menyisir rambut istrinya, yang masih terbaring di brankar. Tubuh wanita itu kurus, surainya semakin panjang, tetapi matanya masih betah terpejam selama dua tahun ini."Sayang, kapan kamu membuka mata? aku sangat merindukanmu, anak kita juga," ucapnya pelan, sungguh ia tak sanggup rasanya, saat mendengar perkataan dokter tadi pagi."Apakah kamu tidak menyayangi kami? kenapa tertidur terlalu lama, ini sudah mau dua tahun sayang. Ayo buka matamu," pintanya lagi, lalu mengecup pipi yang tirus itu."Leana, sebentar lagi ulangtahun lho, bersama Leon, ayo bangun kita rayakan bersama," bujuknya menggenggam lengan wanita yang terpasang infus. "Tolonggggg, bangunlah. Kami sangat merindukanmu," bisiknya ditelinga sang istri."Aku salat dulu, ya. Di sini kok sambil menunggu adikmu dan anak kita," ujarnya melangkah ke toilet untuk berwudhu.***"S

  • SAHABATKU MADUKU   72 - Kecelakaan

    72 - KecelakaanNayla tengah berbincang di cafe milik sahabatnya yaitu Zahra, ia sesekali meneguk kopi dengan perlahan. Sebenarnya dia menahan sesuatu terlihat dari wajahnya yang pucat."Duh, kenapa perutku sakit dan mulas ya, pinggangku juga terasa panas," erang Nayla memegang perutnya."Mungkin kamu mau melahirkan, Nay. Ayo kita cepat - cepat ke rumah sakit," ajak Zahra ia lekas membantu sahabatnya berjalan lalu dia antar menggunakan mobilnya."Rasanya semakin sakit, Zah," rengek Nayla, ia bergerak dengan gelisah."Sabar Nay, coba kamu telepon Mbakmu, kasih tau kalau mau lahiran," perintah Zahra, Nayla mengangguk ia segera merogoh tas mencari ponselnya dan menelepon Afnan."Assalamualaikum, Mbak," ucap Nayla sambil menahan rasa sakit yang hilang timbul."Walaikumsalam, ada apa Nay? kok kamu kaya ke sakitan gitu," sahut Afnan khawatir."Sepertinya aku mau lahiran, Mbak. Aku dan Zahra sedang dalam perjalan ke rumah sakit,

  • SAHABATKU MADUKU   71 - Kebahagiaan

    71 - kebahagiaanArga menatap puas seseorang yang berada dibalik jeruji besi, ia melangkah lalu mengulas senyum saat Farhan bangkit dan mendekatinya."Lepaskan aku sialan! beraninya kau memasukanku ke sini!," maki Farhan menatap tajam Arga, membuat pria itu terkekeh."Kau pantas disana, dan siap - siap pergi ke pengadilan agar tau selama apa kau tempat ini," kelakar Arga sambil terus memegang perutnya, karena tidak kuat dengan tawanya yang tak berhenti."Aku pergi, tidak ada waktu berurusan denganmu," ucap Arga sinis lalu pergi meninggalkan Farhan yang sangat marah.***Setelah Farhan menjalani persidangan, akhirnya di dijatuhkan hukuman penjara selama sebelas tahun. Faresta tidak bisa membantu sama sekali, karena pengacara yang dibawa Anisa dan Nayla sangat hebat.Pria itu sudah dikawal oleh polisi saat mendekati Anisa yang tengah menggendong Haidar, ia mengulas senyum."Selamat kau menang, Anisa," ujar Farhan menatap Haid

  • SAHABATKU MADUKU   70 - Meminta restu

    BAB 70MEMINTA RESTUDavid berjalan ke ruangan CEO, untuk bertemu Arga. Melangkah dengan santai, lalu membuka pintu tanpa mengetuk pintu, membuat Arga yang tengah fokus kesal karena terganggu."Awas jika membawa berita tidak penting," ancam Arga menaruh berkas di meja, ia menatap kesal ke arah David yang sudah dihadapannya."Kau harus menaikan gajiku," ucap David sombong, lalu menarik kursi untuk di duduki."Cepatlah katakan! aku ingin segera menyelesaikan pekerjaanku," seru Arga."Farhan sudah ditangkap, dia sekarang di kantor polisi," kata David membuat bibir Arga melengkung membentuk senyuman."Baguslah, nanti kutranfer uangmu, sebagai hadiah," ujar Arga membuat David langsung tersenyum."Terimakasih, Bro. Sekalian kasih gue cuti dong," ucap David senang."Nanti, bantu aku mengerjakan ini semua. Baru kuberi cuti beberapa hari," seru Arga, David mengangguk semangat."Nanti aku bantu, agar cepat selesai." Dav

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status