Share

Bab.2 hari kedua Dirut

Author: 3traTigatra
last update Last Updated: 2021-07-12 09:44:52

Hari yang menjanjikan dan menyenangkan bagi Amara. Saat ia tiba di kantor dengan antusias ingin membaca semua laporan yang akan di serahkan oleh Ken dan Luck

Ken datang lebih awal dan telah menunggu nya dengan 20 map laporan

"Kalau non menginginkan laporan lebih detail dari tiap pabrik, ada ratusan laporan seperti ini diruangan saya, saya akan meminta orang untuk membantu saya memindahkan nya ke sini dan akan saya bawakan laporan operasi nya sebentar lagi." Ucap Ken meletakan tumpukan map di atas meja rapat di ruang  kerja Amara lalu ia keluar dan kembali lagi membawa satu troli tumpukan laporan dan meletakan dengan hati-hati di meja rapat Amara.

Amara shock, ia terdiam melihat banyak nya laporan yang di bawa Ken karena tidak mungkin ia membaca seluruhnya dengan cepat

"Tidak mungkin aku mencari fakta-fakta yang ku butuhkan diantara tumpukan data ini," kata nya dalam hati. Amara menyadari rencana nya tidak lah efektif, ia akan menghabiskan waktu berbulan-bulan hanya untuk membaca tumpukan laporan itu. Ia hanya menyempatkan membuka beberapa data dan akhir nya menyerah. Ia duduk dan menghela napas dalam-dalam dan melihat komputer di samping meja tulis nya.

"Eva, bisakah kau kesini!" Panggil Amara

Saat Eva menghampiri nya ia bertanya "Apa anda bisa mengunakan komputer ini?"

"Tidak non, saya belum pernah mengunakan nya." Ucap Eva terkejut

"Siapa yang bisa membuka kode nya?" Tanya Amara

"Ada orang di bagian pemprosesan data yang memasang nya delapan bulan lalu. Tetapi ia sudah tidak bekerja di sini. Nanti saya cek dulu siapa yang bisa membuka kode nya." Ucap Eva

"Lalu siapa yang biasa mengunakan komputer ini selama terpasang?"

"Tidak ada. Mantan presiden yang lalu tidak suka mengunakan komputer pribadi."

"Mengapa di pasang dikantor nya, jika ia tidak menyukai nya?"

"Awal nya hanya sebagai demontrasi dan kemudian di wajibkan semua eksekutif harus memiliki satu."

"Siapa yang mengambil keputusan?"

"Bagian pengendalian komputer."

Amara menghubungi nomor Ken

"Tolong utus seseorang kemari untuk membuka kode komputer di ruangan ini, mungkin saya bisa mengambil informasi dari komputer ini." Kata Amara saat telepon nya terhubung

"Segera non. Saya senang non tertarik dengan komputer." Kata Ken

Setengah jam kemudian Ken bersama seorang pemuda tiba di ruangan Amara, asisten muda itu mencoba membuka kode di komputer itu untuk mendemontrasikan keistimewaan nya.

Amara tidak tertarik dengan penjelasan asisten muda itu. Melihat raut wajah Amara Ken mulai berucap

"Komputer ini terhubung dengan jaringan informasi perusahaan. Lewat komputer ini non bisa melihat informasi yang sama seperti laporan yang tadi saya bawa dan bisa mengakses ratusan laporan dengan cepat." 

Amara tidak merasa lega dengan apa yang di dengar nya. Ia sadar bahwa laporan di meja kerja nya hanya duplikasi data yang tersimpan dalam memory komputer. Entah ia harus membaca datanya atau dalam bentuk kertas, tetap saja tetap saja tidak akan menemukan apa yang ia cari.

Sementara Amara masih berpikir , Ken melanjutkan kata-katanya. "Kami akan dengan senang hati memberikan pelayan pada non untu mengakses informasi yang tersedia dan mengajari cara mengakses data."

"Mungkin nanti saja. Masalah saya bukan tidak bisa mengakses data.  Namun, saya rasa di komputer ini, saya tidak akan menemukan apa pun yang saya cari. Kalian boleh pergi." Kata Amara

Amara merasa kecewa, ia sadar bahwa rencana nya untuk menemukan penyebab masalah tidak ke sampaikan. Beberapa saat ia larut dalam pikiran nya. Terdengar ketukan dari pintunya. 

"Saya bawakan laporan yang non minta." Kata nya Luck dari balik pintu

"Silahkan masuk dan duduk." Ucap Amara

Luck memandangi Amara

"Sepertinya ada yang membebani pikiran non, apa ada yang tidak beres?" Tanya Luck 

"Ya, tetapi saya masih belum tau apa masalahnya?" Kata Amara kecewa

"Ijinkan saya menyampaikan ini terlebih dahulu bahwa tidak semua informasi yang non minta itu ada, telah saya kumpulkan informasi sebisa saya, ke empat map ini mungkin hanya bisa menjawab beberapa pertanyaan non kemarin. Silahkan hubungi saya lagi jika non Amara butuh bantuan saya. Saya rasa keberadaan saya saat ini disini tidak akan bisa membantu nona." Ucap Luck meletakkan keempat map yang dibawa nya dan bergegas pergi.

Setelah kepergian Luck, Amara berdiri dan mondar-mandir dalam ruangan nya. Ia pandangi tumpukan laporan serta map yang sangat banyak dalam ruangan itu, lalu ia duduk memejamkan mata nya.

Ia ingin menemukan informasi kunci, tetapi bagaimana cara nya? Ketika ia membuka mata ia melihat susunan organisasi TNcorp di yang terpajang di dinding. Namun, itu pun tak memberinya informasi, dengan menarik napas dalam Amara memutuskan kembali membaca korespondensi yang telah diterimanya. Ia tiba-tiba kembali menemukan sebuah surat yang sama dengan surat yang telah ia buang kemarin, luar biasa singkat tanpa alamat atau nomor telepon. Bunyi nya, " Yang terhormat nona Amara Daft : jangan menyerah. Saya bisa membantu Anda memecahkan masalah Anda." Tertanda, "Pemberi Informasi."

Amara ingin mengetahui lebih lanjut. "Pemberi Informasi, yang benar saja! Bagaimana orang ini bisa tau bahwa aku mempunyai masalah dan aku sudah mulai menyerah? Apa ia adalah tokoh misterius?" Kata nya dalam hati lalu ia panggil Eva untuk bertanya pada nya

Saat Eva telah berada di hadapan nya

"Eva, apa kau tau seseorang yang di sebut Pemberi Informasi?" Tanya Amara memastikan

"Siapa?" Eva balas bertanya dengan raut wajah binggung

"Pemberi Informasi." Jawab Amara 

"Rasa nya belum pernah saya dengar dan tidak pernah ada." Jawab Eva menahan tawa

"Ya sudah lah, kau boleh pergi. Mungin ini adalah keajaiban." Ucap Amara dan kembali ia menyibukkan diri membaca tumpukan laporannya

Siang itu telepon ruangan Eva berdering saat Amara sedang keluar makan siang

"Bisa saya bicara Nona Amara?" Terdengar suara yang ramah 

"Maaf, non Amara masih makan siang. Boleh saya tau dari mana dan ada perlu apa?" Tanya Eva ingin memastikan 

"Katakan pada nya dari Pemberi Informasi," 

Eva pun tertawa. " Kau ini bercanda, rasa nya Anda tidak akan menemui Nona Amara dalam keadaan positif sekarang ini."

"Saya tau, itu lah sebabnya saya menelpon, saya ingin memberitahukan pada nya kebetulan kamis pagi saya ke daerah sana dan saya mau mampir untuk berjumpa dengan non Amara. Apa Anda berwenang mengatur janji bagi Non Amara?" Tanya nya

"Ya." Jawab Eva, sedikit terkejut mendengar ketegasan orang misterius ini, ia pun periksa jadwal Amara dan ternyata kosong. Jadi Eva menambahkan Pemberi Informasi dalam buku janji nya.

"Apa Anda telah membuat janji temu untuk kami? Tanya Pemberi Informasi  memastikan 

"Ya." Jawab Eva singkat

"Pukul berapa saya bisa bertemu dengan nya?"

"Sekitar pukul 10:00." Jawab Eva

"Ok! Terima kasih, atas bantuan Anda." Ucap Pemberi Informasi mengakhiri panggilan nya

"Lihat bagaimana nya nanti." Ucap Eva dalam hati

Setelah makan siang Amara kembali ke ruangan nya, Eva menghampiri nya dan berkata

"Non tadi ada telepon dari seseorang yang mengaku dia adalah Pemberi Informasi."

"Apa kata nya?" Tanya Amara masih membaca laporan di tangan nya

"Ia ingin bertemu Anda hari kamis pagi."

Amara menatap Eva lalu bertanya. "Apa jawaban mu?"

"Ya, telah saya jadwalkan pertemuan untuk non dan Pemberi Informasi sekitar pukul 10:00. Apa non tidak keberatan?" Tanya Eva

"Tidak masalah, saya akan berjumpa dengan nya, saya hanya ingin tau dan pastikan siapa Pemberi Informasi yang misterius ini? Pasti kan saat dia datang, persilahkan untuk segera bertemu saya." Ucap Amara

"Ya. Akan saya atur." Jawab Eva meninggalkan ruangan Amara

Setelah Eva pergi, Amara melanjutkan membaca beberapa laporan sebelum habis waktu jam pulang, sama seperti kemarin. Hari ini ia pun tidak menemukan informasi yang ia butuh kan untuk masalah TNcorp.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab. 21 anak ku Prioritas ku

    Amara yang teburu-buru membuat para karyawan merasa heran, Amara Daft dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana juga disiplin, entah apa yang membuatnya tiba-tiba meninggalkan kantor tanpa memperdulikan meeting yang masih berlanjut dengan para manejer.Gaung Sam yang juga melihat tingkah aneh Amara Daft dengan wajah sedikit memuat bergegas mengejarnya, firasatnya mengatakan apa yang terjadi berhubungan dengan putri mereka. Saat keluar dari pintu kantor Amara Daft sudah berlalu dengan mobilnya, Gaung Sam segera menghubungi salah satu kenalannya yang bekerja di bandara untuk mengecek daftar penumpang untuk hari ini.Setelah itu Gaung Sam kembali keruang meeting untuk menyelesaikan pembahasan dengan para manejer***Pukul empat sore Amara tiba di kota A, kota dimana putri semata wayangnya melanjutkan studi, ia bergegas menuju klinik asrama Putrinya setelah menghubungi guru pembimbing akademi.Hampir sejam perjalanan Amara tiba di Klinik asrama d

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab. 20 kekawatiran yang membebani

    Saat meeting Sang Pemberi Informasi sering kali mencuri pandang pada Amara Daft. Amara Daft sama sekali tifak memperdulikan kehadiran Sang Pemberi Informasi, ia hanya fokus pada pembahasan meeting saat itu dan berharap masalah TNcorp bisa cepat terselesaikan agar ia dapat segera mengakhiri kerjasama bersama Sang Pemberi Informasi.Waktu menunjukan pukul dua belas siang hari meeting bersama para manejer dan Sang Pemberi Informasi diakhiri dengan perjamuan makan siang bersama, Eva mempersilahkan semua untuk menyantap makan siang yang telah tersedia sebelum mereka melanjutkan kegiatan mereka pada saat itu. Amara Daft memilih kembali ke ruang kerjanya dan menyantap makan siangnya disana, ia ingin menghindari Sang Pemberi Informasi, namun tanpa ia sadari Sang Pemberi Informasi mengikuti langkahnya keruangan kerjanya dan membuat Amara Daft tudak bisa lagi menghindarinya."Apa kau harus seperti ini? Jika kau pikir kau dapat menghindari ku, maka ku pastikan pada mu, aku akan menca

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.19 menghindarpun tak bisa

    Kisah pahit yang selalu ingin dilupakan Amara Daft, cerita dibalik perjalanan hidupnya yang membuat Amara berjuang keras menjalani hari-hari dengan menyibukan diri dengan larut dalam dunia kerjanya hingga ia melupakan semua kenangan pahit untuk kesalahan yang telah ia perbuat di masa lalu..Tok ... tok ...tok ...Suara ketukan dari balik pintu ruang kerja Amara membuatnya tersentak kaget dan tersadar akan lamunan pahit yang masa lalunya."Iya, silahkan masuk.""Maaf Non, rapat sepuluh menit lagi akan di mulai," ucap Eva saat tiba di hadapan meja Amara"Apa semua sudah berkumpul?" tanya Amara tersenyum pada Eva"Manejer pemasaran dan manejer keuangan belum hadir di ruang meeting, saya telah menghubungi mereka agar bisa segera hadir sebelum jadwal yang ditentukan untuk meeting hari ini," jawab Eva membalas pertanyaan Amara Daft"Baikla! Jika semua telah berkumpul tolong beritahukan pada ku agar aku juga bisa segera keruang meeting, sekarang kau boleh

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.18 Tuhan Berkehendak lain

    Malam hari nya Amara mulai menelpon Gaung."Orang tua dan Kakak ku, telah mengetahui kehamilan ku dan mereka menginginkan aborsi. Aku akan menghubungi mu lagi setelah aborsi telah selesai dilakukan." Ucap Amara saat mengetahui panggilannya terhubung. Amara pun mengakhiri panggilan nya tanpa mendengar jawaban dari Gaung***Dua hari kemudian setelah waktu aborsi di jadwalkan Kakak sepupu. Kakak mengantar Amara kerumah Kakak sepupu untuk bersama-sama ke rumah bidan senior yang akan melakukan tindakan aborsi, pukul sepuluh mereka tiba di rumah bidan Jean. Saat bidan Jean melihat kedatangan kami, Amara di ajak masuk ke dalam ruang pemeriksaan dan diminta untuk berbaring diatas ranjang pemeriksaan. Semua telah di persiapkan, sepuluh menit kemudian bidan Jean, memasukan alat dan obat untuk melakukan tindakan aborsi, hampir setengah jam Amara berbaring diatas ranjang menahan rasa sakit." Sudah selesai, kita tunggu paling lambat dua kali dua puluh empa

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab 17 Terungkapnya Rahasia

    Hari berlalu serasa cepat, usia kandungan Amara hampir lima bulan. Suara bising mulai sayup-sayup terdengar di telinganya tentang kehamilannya. Amara seakan-akan menjadi sorotan semua mata dan menjadi bahan gunjingan, saat ia berada di lingkungan sekolah, entah dari mana dan siapa yang menyebar tentang kehamilannya.Amara mulai merasa tidak nyaman, ia pun mulai aktif membolos dan menghindari semua teman-teman sekolah dan juga tiga sahabat yang sejak kelas satu selalu bersama nya. Timbul kecurigaan pada Cuing karena hanya Cuinglah yang mengetahui cerita tentang kehamilannya.Rasa kecewa membuat Amara memilih tidak ke sekolah, hampir sebulan sudah Amara memilih mengurung diri di rumah. Amara beralasan sedang masa tenang sekolah, kadang pula Amara berpura-pura berangkat dan kembali lagi ke kamarnya mengurung diri.***"Ra, nanti siang tolong ke bank, transfer uang bulanan kakak-kakakmu." Perintah mama pada Amara melihatnya keluar dari kamar"Jam berapa, M

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.16 Kenyataan Pahit

    Setelah tak lagi berkomunikasi Amara mulai kembali menghubungi Gaung. Saat ia mengetahui dirinya tak datang bulan, hanya dalam kurun waktu satu bulan, dalam dua kali berhubungan intim. Amara hamil, ia menyadari itu setelah selesai ujian semester."Malam ini kita harus bicara." Pesan singkat yang dikirim Amara pada Gaung"Apa masih ada yang perlu kita bicarakan!" Jawab singkat Gaung acuh tak acuh saat membalas pesan Amara "Ya, aku harap kau harus datang dan ini sangat penting." "Oke!"Pukul delapan malam Gaung sudah menunggu Amara di depan gang seperti janji mereka."Aku ada masalah." Ucap Amara saat telah berhadapan dengan Gaung."Masalah apa?" Tanya Gaung dengan raut wajah binggung tapi tetap cuek"Aku belum datang bulan.""Apa kau yakin dan apa hubungannya dengan ku?" Ucap Gaung seakan-akan tidak percaya untuk apa yang ia dengar dari bibir Amara"Sangat yakin, terakhir datang bulan dua minggu sebelum kit

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status