Share

7. MALAIKAT PENOLONG

"Aku mau mandi dulu ya, sayang..." ucap Jimmy pada Yura saat dia baru saja sampai di dalam apartemen Yura bersama asisten pribadinya, Han Tae Suk.

Yura yang saat itu baru saja selesai berpakaian sehabis mandi.

Malam ini Yura sudah mempersiapkan dirinya di dalam apartemen sesuai dengan kehendak laki-laki yang sudah membookingnya malam itu. Yaitu, Jimmy Ling.

Seorang konglomerat yang merupakan anak dari perdana menteri Korea Selatan. Seorang laki-laki tampan yang terlihat sempurna secara fisik dan materi, hanya saja di luar dua hal itu Jimmy adalah pribadi yang memiliki kelainan seksual akut.

Dia, adalah satu-satunya pelanggan Yura yang rela mengeluarkan uang lebih banyak bahkan berkali-kali lipat dari harga biasa per satu malam hanya untuk bisa bersama Yura.

Pelanggan Yura yang membludak membuat Jimmy perlu bersabar dan bersusah payah supaya bisa mendapatkan giliran. Bagi Jimmy, hanya Yura yang bisa mengerti apa yang dia mau. Dan hanya Yura yang bisa membuatnya mencapai klimaks secara sempurna. Sebab, Yura sudah tahu hal apa saja yang di sukai dan tidak di sukai oleh Jimmy. Dan sejauh ini, Yura tak pernah melakukan kesalahan apapun yang mampu membuat Jimmy berpaling darinya.

Bagi Jimmy, Yura itu adalah satu-satunya PSK paling tangguh yang mampu bertahan di atas permainan kerasnya di atas ranjang. Sebab itulah, Jimmy rela mengeluarkan uang banyak demi bisa bergulat bersama Yura semalaman penuh.

"Apa lihat-lihat?" bentak Yura pada Tae Suk, asisten pribadi Jimmy yang sedari tadi terus menatapnya penuh keterpesonaan.

Lagi pula laki-laki mana yang tidak tergiur oleh tubuh seksi Yura yang kini hanya terbalut pakaian tidur tipis berwarna hitam dimana dia tak memakai dalaman sama sekali. Bahkan Tae Suk bisa melihat jelas pantulan puting payudara Yura yang menerawang dari dalam pakaiannya. Han Tae Suk berkali-kali menelan salivanya sendiri.

Beberapa menit kemudian, sang majikan telah selesai mandi.

Han Tae Suk di minta berjaga di luar kamar.

Padahal Han Tae Suk sangat berharap bisa ikutan mencicipi Yura malam ini.

Ah, sepertinya itu hanya mimpi! Pikir Tae Suk yang kini memilih duduk santai di sofa sambil meminum Soju sembari menunggu sang majikan melakukan aktifitas panasnya bersama Souyura Yeon Jin.

Aktris cantik sekaligus PSK yang memiliki aura kecantikan luar biasa, serta kepiawaiannya dalam memuaskan siapapun pelanggan yang telah membookingnya selama ini.

Yura itu memang wanita hebat.

Dia bisa tahan menghabiskan waktu satu malamnya bersama seorang Jimmy Ling.

Padahal Tae Suk tahu betul bagaimana buas dan ganasnya Jimmy di ranjang.

Bahkan seorang PSK pernah dikabarkan meninggal selang beberapa hari usai tidur bersama Jimmy.

Dari kabar yang beredar, PSK itu meninggal karena pendarahan hebat di organ vitalnya.

Ih...

Han Tae Suk jadi bergidik sendiri.

Membayangkannya saja dia sudah ngeri duluan.

*****

Pesan masuk

My wife

Akmal sudah tidur. Aku tidak bisa tidur, menunggu video call dari suamiku, lama sekali, memangnya Kakak sedang apa?

Pesan terkirim

Aku keasyikan mengobrol tadi bersama rekan-rekan satu kantorku sekalian makan malam. Maaf ya sayang. Ini aku sedang dalam perjalanan menuju apartemenku. Nanti aku langsung video call jika sudah sampai di apartemen. Muach muach muach...

Reyhan masih sibuk berkirim pesan dengan istrinya sambil terus melangkah menuju apartemennya.

Selepas shalat isya pukul setengah delapan malam tadi, Reyhan diminta Pak Satoshi untuk bergabung di sebuah kafe daerah Busan untuk ikut makan malam bersama beberapa petinggi perusahaan W-mart. Hingga dia lupa waktu, saking asiknya mengobrol sambil menikmati suasana malam tepi pantai kota Busan. Indah sekali. Reyhan sangat terpesona dengan panorama alamnya.

Reyhan masih terus mengetik-ngetik sesuatu di layar ponselnya saat dia melewati sebuah apartemen yang letaknya tidak jauh dari apartemen miliknya

Sampai sebuah suara teriakan seseorang yang berhasil ditangkap oleh Indra pendengarannya, membuat langkah Reyhan terhenti tepat di depan pintu apartemen itu.

Reyhan ingin menyimak lebih jelas lagi dengan menempelkan sedikit telinga kirinya ke arah pintu. Sebab suara itu semakin lama terdengar semakin keras.

Seperti suara seorang wanita yang sedang merintih kesakitan dan berteriak-teriak sambil mengucapkan kata, "Sudah cukup! Hentikan! Aku mohon! Aaahhh... Sakiiitttt!!! Tolonggg... Berhenti!!!"

Kening Reyhan terlihat semakin berkerut. Dia kebingungan sekaligus cemas.

Lalu dia teringat dengan seorang wanita bernama Yura yang kemarin malam membantunya memasukkan kode pintu apartemennya. Bukankah ini adalah apartemen milik wanita itu? Pikir Reyhan membatin.

Seorang wanita yang mengenakan masker wajah dengan rambut yang digelung asal dan acak-acakkan. Pakaian yang dia kenakan kemarin malam juga tidak seperti pakaian wanita pada umumnya. Wanita itu mengenakan celana jeans sebatas lutut yang sobek dibagian paha. Lalu dia mengenakan atasan sebuah kaos belel yang bagian lehernya lebar hingga baju itu merosot dari atas bahunya. Memperlihatkan sebagian bra bagian atasnya. Meski tidak seluruhnya. Tapi hal itu cukup membuat Reyhan jengah. Meski pada akhirnya Reyhan tetap memperkenalkan diri sebagai tanda terima kasih karena Yura telah menolongnya.

Reyhan masih berdiri di sana, didepan pintu apartemen Yura dan dia sungguh tidak tahan lagi saat dia harus terus menerus mendengar suara teriakan wanita itu dari dalam sana. Reyhan benar-benar tidak tahan, hingga setelahnya diapun tergerak untuk menyelamatkan wanita itu. Tapi, dia mendadak ragu saat tangannya hendak menyentuh gagang pintu apartemen. Dia takut salah langkah. Karena dia sendiri belum bisa memastikan apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam sana. Hingga setelahnya diapun menelepon bagian security apartemen yang cekatan mendatanginya di depan apartemen Yura.

"Aku mendengar ada kejanggalan yang sepertinya sedang terjadi di dalam sana, Pak. Coba tolong di cek, Pak." ucap Reyhan khawatir.

Security itupun langsung memencet bel pintu apartemen. Dan tak lama kemudian seorang laki-laki terlihat membuka pintu apartemen itu. Dari wajahnya dia terlihat kesal.

"Ada apa?" tanyanya datar.

"Boleh kami periksa sebentar ke dalam sana, Pak?" ucap security apartemen.

"Maaf, kami sedang sibuk tidak bisa diganggu," ucap laki-laki itu lagi. Dia langsung menutup kembali pintu apartemen Yura. Tapi hal itu ditahan oleh Reyhan. Dia yakin ada hal buruk yang sedang terjadi di dalam sana.

"Kami hanya ingin memastikan saja, Pak sebentar. Karena saya sempat mendengar suara teriakan wanita dari dalam sana," ucap Reyhan masih dengan nada bicara yang sesopan mungkin.

"Anda siapa? Tidak usah ikut campur masalah kami!" bentak laki-laki di dalam apartemen itu yang kini menatap marah pada Reyhan. Hingga setelahnya, seorang laki-laki lain terlihat keluar dan mencoba untuk menengahi. Laki-laki itu terlihat lebih santai dan lebih ramah dibanding laki-laki yang pertama membuka pintu. Dia juga terlihat sudah berpakaian rapi saat keluar.

"Maaf, Pak. Kami sudah selesai dengan kegiatan kami. Ini hanya salah paham saja. Tidak ada apa-apa disini." ucap laki-laki kedua itu. Hingga setelahnya security itupun pergi dengan ekspresi ketakutan, setelah melihat siapa laki-laki ke dua yang baru saja keluar tersebut, dia adalah Jimmy Ling, salah satu anak pejabat penting di Korea Selatan.

Reyhan jadi dibuat semakin bingung oleh sikap security itu yang tidak bisa tegas menangani masalah. Reyhan tidak bisa percaya begitu saja dengan omongan laki-laki itu, hingga setelahnya diapun nekad menerobos masuk ke dalam apartemen Yura. Dan jadi dibuat tercengang saat dilihatnya sesosok tubuh tanpa busana sedang tergeletak lemah di atas ranjang tempat tidur dengan tubuh penuh luka di hampir setiap bagiannya, seperti luka bekas cambukan. Wajah wanita itu belum sempat Reyhan tangkap dengan jelas ketika tiba-tiba kerah bajunya di tarik dengan keras oleh Jimmy.

"Anda siapa? Anda belum tahu siapa saya? Saya peringatkan pada Anda, kalau sampai kejadian malam ini terungkap ke media, bukan hanya nyawa anda yang melayang tapi nyawa wanita jalang itu beserta keluarganya juga akan terancam. Paham?" ancam Jimmy dengan penuh amarah.

"Tae suk, ayo kita pergi dari sini!" Jimmy dan Tae Suk langsung meninggalkan apartemen Yura dengan langkah panjang. Mereka benar-benar dibuat geram oleh tingkah sok pahlawan laki-laki itu.

Sepeninggal Jimmy dan Tae Suk, perhatian Reyhan langsung beralih pada sosok Yura yang kini sudah bangkit dari ranjang tempat tidurnya. Yura terlihat masih ketakutan. Dia duduk di pojok ruangan di atas lantai apartemennya. Tubuhnya dia tutupi dengan selimut putih miliknya. Begitupun sebagian wajahnya. Hingga menyisakan bagian matanya saja. Dia menangis di pojok ruangan itu. Bahkan di sebagian keningnya terlihat luka memar dan sedikit berdarah.

"Kamu, tidak apa-apa?" tanya Reyhan khawatir. Reyhan membuka jaket kulitnya dan menutupi tubuh Yura dibagian bahunya yang terlihat sedikit terbuka.

Dan pandangan mereka bertemu. Hanya beberapa detik.

Tapi cukup membuat Reyhan flashback pada sebuah kejadian beberapa tahun silam.

Saat dirinya tengah berjalan menghampiri seorang wanita yang hampir saja menjadi korban perkosaan laki-laki biadab bernama Dimas, rekan kerjanya di kantor. Dan wanita itu adalah istrinya sendiri, Katrina.

Dan kini dihadapannya, Reyhan seolah mendapati kembali sorot mata yang sama dengan sorot mata Katrina, istrinya.

Tatapan mata itu, pancaran ketakutan dengan binar mata kosong yang menyiratkan luka yang mendalam. Tatapan mata itu sama dengan tatapan wanita dihadapannya sekarang. Sungguh Reyhan tidak mengerti dengan semua ini.

"Mari, aku bantu. Luka-lukamu cukup serius, kita harus ke rumah sakit sekarang." Reyhan hendak membantu Yura untuk bangkit dan dia baru sadar saat sebelah tangannya masih menggenggam ponsel miliknya, diapun cekatan menaruh ponselnya di atas meja di dekatnya dan Yura, barulah setelah itu dia kembali beralih pada Yura.

"Tidak usah. Pergilah! Aku tidak apa-apa," perintah Yura saat Reyhan hendak memapahnya untuk bangkit. Yura semakin membenamkan wajahnya lebih dalam. Dia tidak ingin Reyhan melihat wajahnya dan mengetahui bahwa dia adalah Seoyura Yeon Jin, seorang aktris pendatang baru yang kini sedang merintis karirnya di dunia hiburan. Yura tidak ingin identitasnya sebagai seorang wanita panggilan diketahui oleh orang lain. Jelas hal ini tidak boleh terjadi.

"Jangan takut, aku hanya ingin membantumu. Aku tidak berniat jahat," ulang Reyhan sekali lagi. Dia mencoba untuk meyakinkan Yura seperti dulu dia meyakinkan istrinya.

"Aku tidak apa-apa. Sudah kamu pergi saja! Sungguh aku tidak apa-apa! Cepat pergi!" bentak Yura masih dengan suara tangisnya yang merebak.

"Baiklah, kalau begitu. Tapi, jika kamu butuh bantuan panggil saja aku. Inshaa Allah aku siap membantumu. Anggap saja ini balas budiku karena kemarin kamu sudah membantuku," Reyhan keluar dari apartemen Yura dengan perasaan yang tidak karuan. Dia hanya cemas dan merasa khawatir. Itu saja.

Pintu apartemen Yura sudah ditutup oleh Reyhan. Bayangan laki-laki itu telah menghilang sepenuhnya dari pandangan Yura.

Yura mulai bangkit dari pojok ruangan itu dengan langkah yang tertatih-tatih. Menuju ranjang tempat tidurnya. Dia merebahkan tubuhnya seraya meringis kesakitan. Bahkan tak ada posisi yang membuatnya nyaman untuknya berbaring. Seluruh tubuhnya terasa remuk. Perih. Nyeri. Sakit.

Yura kembali menyeka air matanya. Dia tidak boleh cengeng. Bukankah dia sudah mengalami sesuatu yang lebih buruk dari ini sebelumnya? Seharusnya dia bisa lebih tegar. Mungkin dia hanya sedang merasa letih. Mungkin tubuhnya hanya perlu istirahat sejenak.

Yura sangat bersyukur, doanya dikabulkan malam ini. Tentang sosok malaikat penolong itu.

Mungkin, seandainya laki-laki bernama Reyhan itu tidak datang, entah apa yang kini terjadi padanya. Perbuatan Jimmy semakin menggila. Membuatnya hampir saja mati saking tidak kuat menahan sakit. Tenaganya benar-benar terkuras habis oleh Jimmy malam ini.

Hingga akhirnya mata sayu itupun mulai terpejam. Dan berharap jika esok matanya kembali terbuka, semuanya bisa menjadi lebih baik.

Dan di saat yang bersamaan, tanpa Yura menyadarinya, sebuah ponsel tengah berdering sejak tadi.

Ponsel milik laki-laki bernama Reyhan yang tertinggal di apartemen Yura.

Dan tertera sebuah panggilan video di layar ponsel itu.

My Wife Memanggil...

Herofah

Semoga suka, jangan lupa jejaknya...

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status