Home / Romansa / SANG PEWARIS / HADIAH DARI KAKAK IPAR

Share

HADIAH DARI KAKAK IPAR

Author: UmiLily
last update Last Updated: 2025-05-14 08:17:42

Cosmo Restaurant pukul 09.00.

Satu persatu tamu berdatangan memberi ucapan selamat pada Elkan dan Haniyah atas pernikahan mereka.

Pernikahan yang sejak awal tidak digembar-gemborkan tapi ternyata malah terealisasi.

Tamu-tamu yang hadir tidak kurang dari acara pertunangan Calista Aryo sebelumnya. Kali ini bahkan lebih banyak.

Aryo, Calista dan keluarga mereka turut hadir. Yang disangka akan hadir ke pesta sederhana, ternyata sangat berbeda. Pesta ini, bukan royal wedding memang, tapi tidak kalah mewah dari acara para pesohor yang masuk tivi.

Didominasi warna emas di hampir tiap sudut dengan lampu-lampu kristal menghiasi tiap ruangan, belum lagi dengan banyak bunga hidup di beberapa sudut dan bunga hias warna-warni menjadi pemanis.

Sepasang insan yang sedang dirayakan hari bahagianya itu kini duduk di singgasananya dengan dress dan tuxedo maroon emas, dengan tiara cantik di atas kepala si wanita, dan seikat bunga di tangannya.

Aryo menatap dari kejauhan, sedikit ada rasa sesak di hatiny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SANG PEWARIS    RUKO

    Demi menghilangkan rasa penasaran dalam hati mereka. Elkan berencana membawa Haniyah untuk melihat lokasi ruko yang menjadi hak mereka.Pukul delapan pagi, Elkan dan Haniyah sudah sampai di sebuah perumahan elit di ujung kota Jakarta.Sebuah ruko kecil berdiri di hadapan mereka, nampak tidak ada yang aneh dari ruko itu. Pintunya tertutup rapat dan tidak ada yang mengawasi.Di seberang ruko itu ada kantor pemasaran dengan tulisan ‘Lavender Residence’. Terlihat beberapa orang bersetelan rapi masuk ke kantor tersebut, nampaknya jam kerja mereka sudah dimulai. Elkan mengajak Haniyah ke arah kantor pemasaran tersebut untuk bertanya lebih jelas.“Selamat pagi,” sapanya pada seorang yang berada di ruang depan.“Pagi Pak, ada yang bisa dibantu?” Perempuan dengan setelan abu-abu menjawab sapaan Elkan dan mempersilahkan keduanya duduk di sofa tamu yang sudah disiapkan.Elkan dan Haniyah duduk berdampingan sementara wani

  • SANG PEWARIS    ADA KEJUTAN LAIN KAH?

    Sungguh Elkan terkejut mendengar ucapan Kang Ujang. Niatnya datang ke perkebunan ini hanya untuk memastikan tanah yang dititipkan untuk Haniyah, tapi saat sampai justru mereka mendapat kejutan.“Maaf Kang, tapi di surat yang kami miliki hanya tertera tanah saja, bukan villa apalagi lahan perkebunan.”Mendengar penolakan Elkan, Kang Ujang menyerahkan semua berkas yang dimilikinya.“Yang diserahkan Pak Rusli memang hanya surat tanah saja A’, agar saat penyerahan ke Teh Hani tidak ada masalah dari anggota keluarga yang lain. Surat-surat lainnya ada di sini.” Elkan menerimanya, memeriksa satu persatu surat yang diserahkan Kang Ujang, dan benar saja di semua surat-surat itu tertera milik Haniyah Huriyah Wiryawan.“Jadi, semua ini milik Haniyah?” Kang Ujang mengangguk membenarkan.“Kami sudah dapat kabar dari Pak Rusli kalau Teh Haniyah sudah menikah, kami sudah menunggu kedatangan kalian dan bersyukur sekali karena masih bisa diperte

  • SANG PEWARIS    PERKEBUNAN

    Rumah sakit Al Fath.Sejak pagi Elkan dan keluarga kecilnya telah berada di rumah sakit, bertemu dengan Dokter Zenita dan Dokter Irgi yang dipilih Elkan. Setelah melakukan konsultasi ringan, mereka digiring untuk melakukan serangkaian pemeriksaan, dari pemeriksaan darah untuk gula darah, kadar kolesterol, sampai ke cek fungsi ginjal dan jantung.Namun hasil pemeriksaan tidak bisa didapatkan di hari yang sama, mereka harus kembali tiga hari lagi untuk mengkonsultasikan hasil pemeriksaan mereka. Namun dari pemeriksaan sementara menurut Dokter Irgi tidak ada yang perlu dikhawatirkan termasuk pada kondisi Humairah dan Mbok Minah.Karena itu Elkan tidak ragu membawa keluarganya ke tujuan berikutnya setelah itu.Elkan melajukan mobilnya ke arah Bogor dengan kecepatan sedang. S

  • SANG PEWARIS    RENCANA GCU

    Ditangkupnya wajah Elkan dengan dua tangannya, mata keduanya masih terus beradu pandang seolah tidak ada hal lain yang bisa mengalihkan.Cup!Satu kecupan diberikan Haniyah di bibir Elkan, hanya kecupan singkat tapi cukup membuat getaran di diri Elkan.“Kamu cuma boleh punya satu istri, cuma aku,” ucap Haniyah pada akhirnya, yang tentu diangguki Elkan dengan penuh semangat.“Tentu, cuma kamu.” Dan kali ini, Elkan yang memagut bibir Haniyah dalam. Menyalurkan setiap rasa yang dia miliki untuk sosok perempuan posesif di hadapannya ini.Sepertinya mereka lupa, mereka ada di dalam mobil dan sedang menepi di pinggir jalan saat ini.***

  • SANG PEWARIS    DIJEMPUT PAKSU

    Haniyah mengerucutkan bibirnya saat melihat Elkan sudah berdiri di samping mobilnya di parkiran mahasiswa. Bukan tidak suka dijemput suaminya, tapi coba lihat saja, suaminya itu sekarang jadi pusat perhatian mahasiswi yang berlalu lalang.“Cieee dijemput Paksu.” Ledek Kamila sambil menyenggol bahu Haniyah.Tidak–tidak, kali ini dia tidak sedang mode salah tingkah karena diledek Kamila, justru kali ini dia sedang mode kesal karena melihat banyak mata memperhatikan suaminya yang nampak cuek bebek itu.“Kenapa dijemput suami gitu mukanya kusut? Masa baru nikah berapa hari sudah marahan sih?” Haniyah melirik kesal pada Kamila. “Isy, malah ngelirik begitu, kamu kenapa?” tanya Kamila pada akhirnya.“Lihat tuh, dia t

  • SANG PEWARIS    COSMO

    Elkan sudah duduk rapi di meja makan, sepiring nasi goreng dan segelas teh hangat sudah tersaji di hadapannya. Haniyah terlihat sedikit grogi saat itu, mengingat sebelumnya pembicaraannya dengan Ibu ternyata didengar Elkan.Elkan beberapa kali mencuri pandang dan melirik ke arahnya, tapi setiap kali itu Haniyah berusaha menghindar, membuat Elkan terkekeh sendiri melihat salah tingkah istrinya yang nampak lucu dan menggemaskan.“Motornya baru diantar hari ini, jadi pagi ini aku antar ke kampus ya?” Haniyah mengangguk pelan. “Pulangnya jam berapa kira-kira? Nanti aku jemput.”“Kayaknya sebelum dzuhur deh, aku naik ojol aja ya. Kalau nunggu dijemput di jam segitu pasti macet kan?” Elkan nampak berpikir sejenak.“Aku na

  • SANG PEWARIS    SAYANG

    “Kalian gak ada rencana menunda momongan kan Nak?” Pertanyaan itu kembali dilontarkan Humairah pada Haniyah dan Elkan.Elkan akhirnya duduk di samping kiri Humairah dan lekas mengusap lembut tangan tuanya.“Kami belum membicarakan itu Bu, tapi kalau Elkan sendiri bagaimana Allah dan Haniyah saja. Elkan insyaa Allah siap kapanpun Allah titipkan seorang anak untuk kami.” Haniyah menundukkan kepalanya, sepertinya dia ragu dengan jawabannya.“Apa Ibu sudah ingin punya cucu?” Humairah tersenyum.“Tentu, ingin sekali.”“Kalau begitu, Ibu perbanyak doa saja ya, insyaa Allah Haniyah dan Elkan manut apa kata Allah, kalau Allah kasi cepat akan kami terima, tapi kalau Allah bilang nanti dulu ya kami akan bersabar insyaa Allah.”Hati Elkan terenyuh mendengar jawaban Haniyah.***Malam harinya di kamar mereka, Haniyah dan Elkan kembali membicarakan tentang momongan.“By, yakin gak mau nunda punya momongan?” Elkan yang saat itu sedang melihat laporan di laptopnya mengalihkan pandangan pada Haniyah y

  • SANG PEWARIS    NAFKAH

    Entah cinta atau bukan yang hadir di dalam hati Haniyah saat ini, tapi dia membiarkan Elkan menyentuhnya dalam bentuk apapun. Sentuhan dalam bentuk kata, atau tindakan. Semua diterimanya dengan pengharapan yang makin dalam.“Besok kita pulang ke Jakarta, kembali ke roda kehidupan yang gak seintim sekarang. Aku mungkin makin sibuk dengan urusan kantor karena urusan F&B benar-benar sudah kuambil alih sekarang.” Haniyah mengangguk pelan. “Kamu siap dampingi aku kan? Jadi istri terbaik dalam versimu untukku.”“Insyaa Allah Kan.”“Sebagai permulaan, boleh gak sih manggil aku jangan pake nama lagi, panggil pakai panggilan sayang gitu? Sayang, love, cinta atau apa gitu?” Haniyah menggigit bibir bawahnya lalu dengan ragu menyebut.

  • SANG PEWARIS    CEMBURU PART 1

    Rencana sarapan di resto hotel dibatalkan Elkan karena melihat Haniyah yang kurang nyaman bergerak. Akhirnya, sarapan pagi ini mereka lewati di kamar mereka berdua dengan layanan room service dari hotel.Sementara Satriya dan Arifin pulang kembali ke Jakarta, Elkan dan Haniyah justru menghabiskan dua hari kedepan untuk bulan madu ala mereka.Hari pertama di Bali, menghabiskan waktu dengan menikmati pemandangan cantik di Bali. Melihat seni dan budaya, jalan-jalan masuk museum dan belanja oleh-oleh di Ubud, kemudian menikmati matahari tenggelam di Tanah Lot, serta diakhiri dengan makan malam romantis.Hari kedua lebih banyak mereka habiskan dari satu pantai ke pantai lain. Sayangnya, perjalanan hari ini kurang menyenangkan hingga akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke hotel dan makan malam d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status