Share

4. buhul

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-26 07:07:29

Dengan kengerian dan rasa masih terkejut kuremas benda yang ada di genggaman tangan dengan perasaan sedih, heran, ingin tahu dan murka.

"Siapa gerangan yang telah tega meletakkan teluh jahat berupa santet untuk penghuni rumah ini?" Jiwaku bersenandika.

Siapa yang telah berani meletakkan benda keji bermuatan iblis di dalam pot bunga, betapa nekat dan beraninya dia melakukan itu.

Namun, yang lebih ingin kuketahui siapa dalang dibalik semua ini? Apakah mungkin wanita yang menjalin hubungan dengan suamiku, atau segelintir orang yang merasa iri dengan kebahagiaan keluarga kami. Seingatku, aku tak memiliki musuh atau kawan berselisih paham. Hidupku aman dan semuanya baik-baik saja.

Pantas saja, akhir-akhir ini kurasakan hawa rumah ini sedikit berbeda, bawaannya selalu panas dan tidak nyaman, mudah gerah dan ingin  marah tanpa alasan.

Belum lagi deraan rasa sakit yang kian menjadi-jadi sepanjang waktu, apalagi ditambah keterangan dokter yang mengatakann jika aku baik-baik saja.

"Apakah pengaruh santet memang begitu dramatis secara mental dan  perasaan?" 

Aku masih bingung jawabannya. Sambil tetap memegangi benda itu, aku mencari Al-Qur'an dan meraih ponsel untuk mencari di mesin pencarian apa yang harus kulakukan pada buhul sihir yang telah kutemukan ini.

Aku tetap mensugesti diri sendiri bahwa aku akan tetap baik-baik saja setelah kejadian ini, pada hakikatnya sihir hanya sesuatu semi yang ditiupkan oleh jin pada tubuh Manusia agar kita selalu merasa sebaliknya dari keadaan kita sebenarnya. Misalkan kita yang sehat selalu olah merasa selalu sakit.

Aku merasa sakit, padahal sesungguhnya tidak benar-benar sakit, jin jahat yang bersekutu dengan orang yang memintanya menggangguku pasti membuat perjanjian terlebih dahulu, aku harus tahu semua detailnya.

Kuambil benda yang kutemukan tadi, kubacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an, seperti  surat Al-Baqarah, Al  Fatihah, ayat kursi, surat al Mulk dan surah, Al-Ikhlas, Al Falaq, serta An Nas.

Kubakat  benda benda itu hingga mengebulkan asap dan aroma yang begitu aneh menusuk penciumanku, serupa bau anyir darah, rambut yang terbakar dan campuran dupa. Sungguh menjijikkan serupa tampilannya.

Sambil terus merafalkan Istighfar aku mengambil wudhu dan mengerjakan salat Sunnah dua rakaat memohon ampun dan bantuan Sang Pencipta agar ia menunjukan jalan yang terbaik untukku dan keluargaku.

"Ya Allah, ya Hayyu ya Qayyum, jangan pernah meninggalkan hamba walau hanya satu kedipan mata," ujarku sambil terus mengulang-ulang doa Fatimah Az-Zahra Puteri Rasulullah.

Kuulang-ulang kembali ayat ayat ruqyah mandiri dan doa memohon pertolongan  pada Allah. Di titik ini tidak ada satu kekuatan pun yang mampu mencegah pengaruh sihir itu tanpa izin dan perlindungan Allah. Karenanya di samping pasrah pada-Nya aku juga berikhtiar  dengan usaha dan doa doa yang aku bisa.

"Lagi ngapain malam-malam begini," ujar suamiku yang meyentak khusyuknya doa-doaku. Aku segera bangkit dari sujuddan menemuinya di meja makan.

"Oh, mas udah pulang, aku ingin menceritakan sesuatu," kataku sambil meraih ponsel dan menunjukkan buhul yang kutemukan tadi dan sudah sempat kuphoto.

"Apa ini?" Ia mengernyit heran.

"Buhul sihir, Mas."

Ia begitu terkejut, dan tatapannya masih ingin mencari informasi dariku.

"Apakah Mas tidak tahu tentang ini?"

"Jagan sembarangan menuduhku! Andai aku tahu sudah lama aku menyingkirnya!"  Tiba-tiba Mas Ilham berteriak marah tanpa alasan membuatku terperanjat.

"Astaghfirullah Mas ... Istighfar," bujukku sambil mengajaknya duduk di tepi ranjang.

Entah mengapa meski aku adalah korban perselingkuhan dan santet, tak tahu kenapa aku selalu mengalah pada suamiku sedang dia tak tergerak sedikitpun untuk meminta maaf atau minimal terlihat menyesal dan sedih.

"Kamu jangan menuduhku!" Tudingnya marah.

"Siapa uang menuduh, Mas? Aku sedang bertanya, mungkin saja, benda itu yang telah membuatku sakit selama ini."

"Jangan percaya takhayul, misteri dan benda berbau klenik semacam itu."

"Aku tak semudah itu goyah dan takut, namun kita tak bisa juga meremehkan Mas, dalam surah Al-Baqarah dijelaskan bahwa sihir itu ada bahkan dipelihara oleh dua malaikat penjaga, Harut dan Marut."

"Kalo ilmu dijaga malaikat mengapa bisa dicuri," sanggahnya.

"Dengan kelicikan Jin serta sekutunya telah mencuri dan mengajarkan manusia dengan batil, Mas."

"Berhentilah menjadi korban dongeng, Rahma, ini kita sudah hidup di zaman modern," ungkapnya sambil mengibaskan tangan ke udara.

"Sihir memang semu, Mas. Tapi dampaknya nyata, bahkan bisa menggangu mental dan berujung gila."

"Lalu apa hubungannya kamu  ngomong panjang lebar denganku?"

"Aku ...." Bibirku terkatup rapat dan suaraku tercekat  "Aku hanya ... Mencoba mencari kepekaanmu, Mas."

"Peka untuk apa?"

"Untuk membantuku melepaskan diri dari rasa sakit itu," jawabku.

"Kamu bisa mensugesti diri sendiri dengan segala asumsi bahwa kau sehat, bukankah sihir menyerang mental dan psikologis korbannya," jawabnya sinis.

"Astaghfirullah, Mas. Baik, terserah kamu Mas."

Aku beranjak kembali menuju musalla mini dekat ruang tidurku untuk kembali menumpahkan segala gundah, sedih dan resah terkait apa yang telah terjadi sepanjang hari ini.

"Mas Ilham, aku baru saja pulang dari rumah sakit, kini kau menambah sakitku," gumamku sambil menyeka air mata yang menganak sungai membentuk lelehan kepedihan yang sulit kumaknakan lewat tulisan. 

"Andai suamiku lebih pengertian ... Ah, aku sadar ... Dia berubah sekarang, tak selembut dan penuh perhatian sepeti dulu." Aku menyadari sesuatu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tth Im
pindah ke genre mistis ya thour? tapi bagus ni mistis & perselingkuhan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • SANTET KIRIMAN MADU   22

    Pov Alissa.jiwa mudaku bergejolak ketika pertama kali bertemu dengan Mas Ilham di sebuah restoran milik sahabatku. Pesonanya dan aura kedewasaan yang sulit kutolak dan terlihat seksi di mataku,sehingga ketika diperkenalkan aku begitu menyambut dengan gembira, nyata dia adalah pelanggan tetap di restoran itu yang juga berteman baik dengan sahabatku."Namaku Alissa," kataku ketika dia menjabat tanganku."Boleh minta nomor WhatsApp?" Tanyanya di ujung pertemuan kami yang langsung kuiyakan.Dari pertemuan malam itu hubungan kami berlanjut dan semakin dekat,aku merasa nyaman berada di sisi-nya, begitu pun dia selalu memberiku perhatian lewat SMS atau panggilan telepon, kadang juga mengunjungiku ke tempat bekerja membawakan makanan kesukaan. Sikapnya yang demikian membuatku semakin menyukai dan tergila-gila kepada pria itu."Mas setelah sekian lama bersama, boleh kan jika aku meminta sebuah kejelasan?"Tanyaku pada pertemuan makan malam kami setelah dua bulan menjalin hubungan mesra."Kej

  • SANTET KIRIMAN MADU   21

    Akhirnya setelah hampir 1 bulan lebih menjalani perawatan di rumah, kondisi Mas Ilham berangsur membaik dan mulai menunjukkan tanda-tanda perkembangan yang bagus. Meski sekarang Mas Ilham kehilangan banyak berat badannya dan tidak setempan dulu, namun aku selalu menyayangi dan merawatnya.Aku sangat bersyukur dan bahagia karena Allah masih memberikan Mas Ilham kesempatan untuk kembali sehat dan dan menikmati waktu bersama anak dan istrinya.Suamiku pun tidak pernah terlihat terbebani atau merasa sedih meski aku tidak tahu sebenarnya apa yang dia pikirkan di dalam hatinya namun aku yakin bahwa saat ini dia akan berkomitmen untuk fokus kepada keluargakami dan anak-anak.Dua hari yang lalu dia mengirimkan email ke perusahaan untuk pengajuan permohonan pindah ke kota kami agar dia bisa fokus menghabiskan waktu berkualitas nya dengan keluarga kecilnya, mendengar itu tentu saja aku merasa sangat bahagia dan terharu."Mas yakin akan memutuskan pindah kerja ke kota ini?" tanyaku ketika dia s

  • SANTET KIRIMAN MADU   20

    Beberapa hari ini kesehatan Mas Ilham menjadi semakin mengkhawatirkan. pikiranku kerap tegang karena harus memikirkan tentang kesehatannya sedang di sisi lain aku juga harus kurang istirahat karena tetap menjaganya.Aku tahu, ada rasa iba dari tatapan matanya ketika melihatku yang terjaga sepanjang malam duduk di sampingnya. Setiap kali dia menyuruhku untuk berhenti menjaga dan beristirahat aku selalu memberinya sebuah senyum tulus dan tepukan pelan di bahu sambari memberitahu jika aku tetap setia menemaninya selalu dan menjaganya."Maafkan aku setelah menyusahkanmu Rahma," bisiknya parau."Tidak apa Mas yang penting, Mas segera sehat.""Maafkankan karena telah mengabaikan perasaanmu dan kesetiaanmu selama ini, setiap kali mengeluhkan sakit ini aku sadar betapa besar luka yang aku tusukkan di hatimu saat mengetahui bahwa aku telah diam-diam menikah lagi.""Tidak usah dibahas lagi Mas." kubenahi selimutnya sambil mematikan lampu agar suamiku beristirahat dengan nyaman."Rahma, ras

  • SANTET KIRIMAN MADU   19

    Pagi-pagi buta pintu rumah sudah diketuk dengan gencar, entah siapa yang mengetuk sekeras itu membuat aku sedikit tertegun dan kaget ketika sibuk memasak sarapan di dapur."Siapa?"Ketika gagang pintu itu bergerak ke samping, istri muda Mas Ilham yang baru saja ditalaknya semalam sudah berdiri dengan mata memerah di depan pintu."Mana Mas Ilham?""Ada di dalam dia masih sakit," jawabku.Tanpa aba-aba wanita itu masuk ke dalam rumah, tidak memberi salam ataupun melepas alas kakinya ia menabrakku dengan kasar dan langsung mengedarkan diri mencari ke semua sudut rumah."Mas Ilham ... Mas Ilham ...." Nyatanya wanita ini memang tidak tahu sopan santun, bahkan ada untuk bertamu ke rumah orang lain pun tidak diterapkan, padahal jelas-jelas ini bukan rumah pribadinya."Dengar Alissa, Berhentilah berteriak, Mas Ilham sedang sakit dia bisa kaget dan syok mendengar suaramu yang keras," ujarku sambil membujuknya."Aku tidak peduli aku sedang mencari Mas Ilham," balasnya dengan nada sedikit memek

  • SANTET KIRIMAN MADU   18

    Setelah satu jam berjibaku untuk menyadarkan Mas Ilham, akhirnya suamiku bisa ditenangkan, dan setelah dibacakan ayat-ayat Alquran sesaat tadi ia sempat tak sadarkan diri namun selanjutnya dia mengerjab pelan dan mengeluh sakit kepala dan jatuh tertidur lagi.Aku ingin tahu siapa yang telah melakukan semua ini kepada suamiku tapi menurutku Alisa dia yang telah melakukan semua ini menimbang bahwa dia sangat dendam dan kecewa kepada sikap Mas Ilham yang lebih memilih untuk menghabiskan waktu lebih banyak bersama kami.[Gimana keadaan suamiku Apakah dia sudah sembuh? Kalau sudah suruh dia segera kembali ]Lama-lama aku bisa kehilangan rasa hormat kepada wanita ini bukannya ia malah menghargaiku sebagai istri pertama dari suaminya malah suaminya sendiri yang ia lecehkan.[Kalau kamu begitu ingin suamimu kembali datang saja jemput kesini! bila perlu, rawat ia sepenuh hati ][Itu tugasnya jangan kau bebankan tugas berat itu kepadaku]Ya ampun bahkan menyebut orang yang lebih tua saja ia me

  • SANTET KIRIMAN MADU   17

    Minta maaf Mas karena selama ini aku belum bisa memberikan pelayanan terbaik padamu ucapku sambil memijit di tangan dan kakinya ketika ia terbaring lemah di rumah sakit."Justru dengan mengucapkan kalimat itu kau telah membuatku sangat malu, Rahma."dia menatapku dengan raut yang sangat sedih ditambah dengan surat wajahnya yang sangat lemah dan pucat membuatku sangat prihatin dan khawatir padanya."Tidak perlu memikirkan hal-hal tidak penting yang paling penting adalah kesehatan dan kesembuhanmu.""Aku merasa badanku sangat lemah, dan lesu," imbuhnya."Sabar, Mas penyakit adalah cara Allah melihat sejauh mana iman kita," ucapku."Kau sudah begitu baik, menerima dan mendampingiku sepenuh hatimu, meski aku menyakiti," imbuhnya."Tidak apa Mas, Itu tugasku, sekarang Mas tidurlah," ujarku pelan sambik membenahi selimutnya."Jika ada kesempatan lain atau kehidupan kedua maka aku berjanji tidak akan membuatmu terluka," bisiknya."Kamu sudah menjadi suami yang baik, Mas."Baru saja dia hen

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status