Share

4

Author: Anik Safitri
last update Last Updated: 2024-05-08 17:17:29

Aku termangu di rumah memikirkan keadaan emak disana. Tak ku hiraukan Yuli dan Bang Usman membujuk ku untuk makan. Ya Tuhan anpuni aku membuat emak menjadi seperti ini.

"Asalamualaikum,". Terdengar suara salam dari luar. Bang Usman membukakanya. Melihatku yang tidak bersemangat.

"Wa'alaikumsalam. Toni, Dewi mari masuk. Ma af keadaan rumahnya seperti ini," Bang Usman mempersilahkan.

"Ahh tidak apa apa kang Usman. Rumah kita yang abadi bukan di dunia kan" ucap Dewi dengan tersenyum.

Aku hanya sedikit tersenyum. Aku tidak marah. Tapi aku sedih dengan keadaan emak.

" Ton, bagaimana keadaan emak ?" tanyaku.

" Kedatangan Toni kemari yang pertama ingin meminta ma af, mbak. Mungkin karena kepulangan Toni semua menjadi kacau seperti ini. Yang kedua, Toni ingin menjemput mbak Narti. Emak sudah siuman. Sudah boleh pulang. Tetapi emak ingin bertemu dengan mbak Narti,"

Aku membuang pandangan ke luar jendela. Melihat desir angin memainkan padi yang mulai menguning.

" Engkau tidak salah Ton. Rumah adalah tempat kembalimu saat penat. Tetapi mungkin mbak tidak ikut kesana. Mbak khawatir dengan emak. Tapi mbak tidak mau menjadi pemicu keributan lagi. Mbak sadar diri. Mbak tidak sehebat kalian,"

Aku menunduk. Bulir bulir bening lepas begitu saja dari pertahanan.

Tiba tiba Toni beranjak dari kursi menjatuhkan dirinya diatas lantai ku yang masih tanah. Ia memegang lututku memohon.

" Mbak, jangan berbicara seperti itu mbak. Kita semua sama. Kalau bukan berkat mbak, Toni tidak bisa seperti sekarang. Mbak yang ikut bekerja keras bersama emak dan bapak menyekolahkan Toni hingga tamat kuliah. Toni mohon mbak. Demi emak.". Toni menangis di pangkuanku.

"Neng, kasihan emak. Kamu kesana ya,". Kang Usman membujuk ku dengan lembut. Aku menatapnya. Dia mengisyaratkan untuk ikut Toni.

" Berdirilah, Ton. Mbak akan siap siap.". Toni mengusap air mata.

Safa dan Marwa, kedua anak kembar Toni asyik bermain dengan Yuli. Mereka terlihat akrab.

" Safa Marwa, ayok ikut mama sama papa kerumah sakit lagi," ajak Dewi.

" Nggak mau. Mau di rumah Mbak Yuli saja," 

Entah bagaimana Toni dan Dewi mendidik mereka tanpa mengenal strata sosial. Saudara tetaplah saudara mu meskipun keadaan ekonomi yang tidak sama.

Toni memarkirkan mobilnya dengan rapi. Berjejer dengan mobil lainya. Kulihat gedung rumah sakit mewah yang  menjulang tinggi. Semoga ini terakhir kali emak dilarikan ke rumah sakit.

Tampak emak melihat ke jendela yang dapat menyaksikan lalu lintas kendaraan berlalu lalang. Aku memasuki kamar emak dengan fasilitas lengkap seperti kulkas, AC, TV bahkan kamar mandi dengan air panas.

"Asalamualaikum, mak,". Aku mencium tangan emak.

" Walaikumsalam, Narti,". Emak memeluk ku erat.

" Ma afkan adik adik mu ya," bisik emak hampir tidak terdengar.

Aku tersenyum mengangguk.

"Mak, harus terbiasa dengan ini. Narti tidak apa apa mak. Narti ikhlas. Kita tidak bisa merubah sifat seseorang. Kita hanya bisa mendo'akan agar mereka berubah,"

Emak tersenyum mengangguk pelan.

***

Saat aku ingin menunaikan ibadah solat dhuhur, aku berpapasan dengan Leli dan Nisa. Sepertinya mereka usai makan siang.

Aku sengaja memghindar agar tidak ada keributan diantara kami. Tetapi telat, mereka menyadari kehadiran ku.

" Mbak Narti tunggu,". Mereka setengah berlari.

"Ada apa ?" tanyaku mencoba tersenyum.

Leli menyodorkan tagihan rumah sakit. Di kertas tertera nominal sepuluh juta.

"Kita patungan ber lima mbak. Masing masing dua juta," ucap Nisa dengan ketus.

Jangankan uang dua juta. Uang seratus ribu saja aku tidak punya. Tuhan..

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
jess
kan ada toni ada kang sabar ? cerita aneh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • SAUDARA MISKIN   74

    Lima belas tahun kemudian..." Fandi, perkenalkan ini Fania. Anak dari rekan bisnis, ibu," kata ibu seraya memperkenalkan seorang wanita cantik, berkulit putih, tinggi semampai.Fandi hanya membalas uluran tanganya. Disertai senyum yang sedikit dipaksakan.Sudah puluhan kali mungkin, ibu mengenalkan Fandi pada wanita yang bisa di bilang cantik untuk ukuranya, tetapi sama sekali tidak ada satupun yang bisa mengetuk pintu hatinya." Ibu, sudah jangan terus menerus membawa wanita di hadapanku. Umurku juga sudah semakin tua. Aku muak," keluh Fandi pada ibunya." Ibu hanya ingin anak ibu punya pendamping itu saja. Ibu ingin ada yang menemani masa tua mu. Tidak seperti ibu yang kesepian." Ada Yumna bu. Dia kelak yang menemani ku,"Bu Maya menghembuskan nafas dengan kasar. Membuang pandangan ke luar jendela. Sedikitpun ia tidak dapat menyelami pikiran putranya itu." Kamu sadar kan Fandi. Yumna diasuh oleh Narti. Jadi kemungkinan besar ia juga akan dekat dengan ibunya. Untuk merebut hak asu

  • SAUDARA MISKIN   73

    POV USMAN ARI FANDIAku tak menyangka bahwa langkahku berbakti pada surga ku benar benar menggores hati separuh jiwaku. Bukan segera mengharap kepergian Tina. Tetapi ku kira setelah kepergian Tina, semua akan berjalan kembali normal. Namun nyatanya Narti memiliki hati yang kokoh. Pernah suatu waktu dia berkata bahwa dia bukanya tidak menuruti suami. Tetapi dia lebih takut bahwa suaminya tak mampu berbuat adil.Ya aku harus akui. Karena dialah cinta sejatiku. Bahkan kebersamaan dengan Tina yang kata oramg memiliki kecantikan bak bidadari pun namun nyatanya cinta ini tetap tidak mau berbagi." Aku telah berhijrah. Aku telah berubah. Tidakah sedikit saja engkau mengatakan sayang padaku, bang ?" tanya Tina suatu malam." Kalau kamu berhijrah demi manusia, itu salah Tin,"" Permata indah memang tidak dilihat dari harta dan kecantikan raga. Tetapi dari keikhlasan dan ketulusan seorang wanita. Dan itu bagimu hanya ada pada Mbak Narti,"" Ma afkan aku Tin. Tapi memang itulah kenyataanya. Seki

  • SAUDARA MISKIN   72

    " Aku sama sekali tidak tahu, neng. Jangan menuduh sembarangan tanpa bukti. Nanti bisa jadi fitnah." kata Bang Usman." Aku telusuri riwayat siapa saja yang mengunjungi Yuli. Ada nama Tante Mira. Apa salah jika saya bertanya ?"Bang Usman menyuruh asisten rumah tangga untuk memanggilkan Tante Mira. Dan selalu dengan wajah yang angkuh ia melangkah. Tatapan sinis tak pernah lepas dari pandanganya saat menatapku." Mau apa lagi kamu kesini ?" tanyanya ketus." Saya kesini bertanya secara baik baik. Apa Bu Mira mendoktrin Yuli agar membenci saya ?"" Bisa dijaga mulut kamu itu ? Jangan asal tuduh," " Saya bertanya bukan menuduh,". Aku berusaha menenangkan diri agar tidak larut dalam emosi." Sama saja,"" Ma af Bu Mira. Saya telusuri riwayat siapa saja yang mengunjungi Yuli. Terakhir tertera nama anda. Maka dari itu saya bertanya. Letak salahnya dimana ?"Bu Mira melengos menatap arah lain. Aku yakin ada yang tidak beres dengan nya. Dari bahasa tubuhnya. Dari mimik wajahnya." Kenapa Bu

  • SAUDARA MISKIN   71

    " Ma afkan aku, Nis,". Leli langsung menjatuhkan diri di hadapan Nisa.Nisa diam mematung. Dia melirik ke arahku seolah penuh tanda tanya. Aku hanya mengangguk." Siapa ?" tanya Nisa seraya mengangkat Leli dari kaki nya. Dengan malu sekaligus takut, Leli memberanikan diri mendongakan wajahnya. Ku lihat wajah Nisa memerah tanganya mengepak. Aku pegang tangan itu. Aku takut Nisa berbuat nekat. " Kenapa setelah semuanya hancur baru berujar ma af ?" " Aku bertaubat Nis. Ma afkan aku,"" Andai ma af mbak berguna,"jawab Nisa singkat. Seraya meninggalkan Leli yang masih diam mematung di tempatnya.Aku terhenyak dengan perkataan Nisa. Sakit itu terlalu dalam." Nis, coba kamu fikirkan. Leli sudah menuai karmanya. Tolong ma afkan dia Nis. Kasihan dia,"" Mbak, mau dia menuai karma,mau dia mati pun tidak bisa menggantikan apa yang sudah hilang kan,"" Nis,mbak tau. Mbak juga belum pernah berada di posisimu. Tetapi kita sama nis.Sama sama pernah di khianati dalam ikatan suci pernikahan. Tetapi

  • SAUDARA MISKIN   70

    " Leli," panggilku. Tidak salah dia Leli. Aku mengenalinya walaupun dengan penampilan yang berbanding terbalik dengan yang terakhir aku temui tempo hari.Wanita yang ku panggil hanya melengos masuk kedalam lagi dengan menelangkupkan tangan ke wajah. Seolah enggan menemui ku. Karena rasa penasaran yang tinggi, ku kejar dia. Kalau memang dia bukan Leli, kenapa harus lari.Ku buka tirai tanpa pintu itu dengan hati hati. Kepala ku menyembul kedalam. Wanita itu menangis di ujung ranjang yang reyot. Bahunya terguncang. Aku duduk di sampingnya. Ku pegang pelan ujung tanganya." Benar. Ini Leli adik mbak ?" tanya ku sehalus mungkin.Dia histeris. Berdiri dengan berlinangan air mata." Mau apa mbak kesini ? Mau menghinaku sekaligus mengusirku ? Hancurkan aku sekalian mbak," ucapnya pilu.Ku genggam tanganya. Ku dudukan lagi dia di sisiku. Tanganya masih bergetar. Tangisnya belum reda." Lel, mau seperti apapun aku ini adalah kakakmu. Setiap orang pasti punya salah dan masa lalu,"Serta merta L

  • SAUDARA MISKIN   69

    " Sombong kamu Narti. Berapa sih uang mu dari hasil kerjamu menjadi babu di negara orang ? Paling tidak sampai setahun juga sudah habis," hina Tante Mira." Itu urusan saya Tante. Mau berapapun, setelah ini saya akan rebut hak asuh anak anak dari kalian,"" Apa bisa kamu menghidupi anak mu dengan layak hah ?" Seorang anak tidak perlu orang tua yang kaya. Tapi orang tua yang bahagia. Permisi,"Aku berpamit ke kamar Yuli. Putri ku tergolek lemah di ranjang. Badan kurusnya semakin membuat hatiku menjadi miris. Kupegang tanganya. Ku ciumi berulang ulang. Tak henti hentinya aku meminta ma af karena telah meninggalkanya.Mata itu terbuka perlahan." Bu, Yuli tidak tahan. Tolong belikan Yuli bu," ucapnya memelas. Tetapi air mataku semakin tumpah ruah. Permintaan yang tidak mungkin akan aku turuti." Yuli lawan ya nak. Itu haram. Yuli harus bisa," " Hanya dengan itu Yuli tenang bu. Tolong," kata Yuli bergetar.Ya Tuhan apa yang selama ini dialami Yuli. Hingga dia mengharapkan ketenangan. A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status