Narti, seorang anak ke dua dari lima bersaudara. Hidup paling miskin diantara keempat saudaranya. Perhatian ibunya membuat saudara mereka menjadi iri. Kejahatan demi kejahatan ditunjukan saudaranya. Hingga sebuah nasib yang tidak disangka mengubah hidupnya. Hidupnya berubah 180 derajat. Lalu apakah serta Merta ia sepenuhnya hidup bahagia juga? Tidak. karena cobaan bertubi tubi kembali mendatanginya.
View More" Bulik, tadi Aliya bertemu ibu," ucap Aliya kirih di telingaku.Aku kaget bukan main. Aku isyaratkan untuk mengajaknya bicara diluar kamar." Bagaimana Aliya ?" tanyaku penuh selisik khawatir. Aku takut Aliya terluka." Aliya tadi bertemu ibu bersama laki laki lain yang mengaku menjadi pacar Ibu bulik. Kata nya ibu akan mengajukan gugatan cerai ke ayah. Ku kira ibu pergi untuk mencari nafkah menggantikan posisi ayah," kata Aliya di iringi tangisnya yang mulai tidak bisa ditahan. Ku peluk lembut dia. Suatu rahasia besar yang ingin aku sembunyikan dari dia, agar dia tak sakit hari, kini Aliya tau dengan sendirinya. Semoga waktu mampu meyembuhkan luka hatinya." Aliya sakit hati bulik. Bukan karena ibu pergi meninggalkan kami. Tapi ibu menghianati laki laki baik seperti ayah,"" Bulik mengerti, Aliya. Ayah adalah cinta pertama anak gadisnya. Jadi wajar jika kamu begitu menyayangi ayahmu. Tapi alangkah sebaiknya ayahmu jangan tau tentang hal ini dulu Aliya ? Bulik takut memperparah sakit
Ya Tuhan apakah lelaki itu Kang Sabar. Buru buru aku menghampiri. Aku takut kehilangan jejaknya lagi. Tubuhku bergetar hebat mendekati mereka." Aliya," panggilku lirih.Mereka mendongak bersama. Allohuakbar ternyata benar Kang Sabar. Aku menyalaminya dan ingin memeluknya. Tetapi dia menghindar." Jangan Narti sekarang kamu orang kaya. Dan aku hanya gelandangan. Tak pantas orang sepertimu menghormati gelandangan sepertiku," ucapnya menunduk.Mendengar penuturanya, aku malah menangis sejadi jadinya. Kakak ku yang dulu gagah dan sehat. Sekarang lusuh dan terlihat kurus." Jangan menangis Narti. Sudah cukup air matamu dulu habis untuk menangisi saudara saudara mu yang tak punya hati. Sekarang saatnya engkau bertepuk tangan. Menyoraki saudara saudaramu,"Aku semakin tidak tahan mendengar perkataanya." Sudah Kang. Ayok masuk dulu kita bicara di dalam," ajak ku menggandeng tangan beliau.Kembali dia melepaskan tanganku dengan lembut." Tidak Narti. Apa kamu tidak malu punya kakak menjadi g
" Kakakmu jadi gelandangan," ujar Mbak Lastri enteng.Degg..Dunia seakan runtuh. Pria yang aku anggap sebagai pengganti almarhum bapak menjadi gelandangan. Dimanakah dia ? Apa mungkin lelaki yang ku temui tempo hari benar Kang Sabar ? Kalau iya, aku mohon pertemukan lagi aku denganya Tuhan." Kenapa mbak tega sekali dengan Kang Sabar. Salah dia apa ?" ucapku menahan selaksa air mata." Salahnya dia itu miskin. Sakit sakitan,"" Bukankah semua tidak ada yang sempurna mbak. Miskin kan karena Mbak Lastri sendiri yang punya hutang bank," ucapku bersungut." Lah kamu kira gaji kakakmu dulu banyak gitu ? Kebutuhan rumah tangga itu banyak. Eh susah ya ngomong sama yang dulu orang miskin jadi tidak tau bahkan mungkin tidak pernah shopping," ucapnya mengejek ku sambil melengang pergi.Aku tak peduli ucapan Mbak Lastri yang mengejek ku atau bagaimana lah. Aku paham tentang gaya hidupnya. Tak heran jika dia tak bisa mengatur keuangan rumah tangga. Aku hanya sakit hati karena dia menelantarkan K
" Lalu ayah bagaimana Aliya ?" tanyaku penuh harap ia mau memberi tahu keadaan ayahnya." Ayah tidak tau ada dimana, bulik," ucapnya menunduk.Ya Allah kenapa keluarga Kang Sabar harus tercerai berai begini." Aliya bahkan juga tidak tau keberadaan ibu. Waktu Aliya pulang, rumah sudah dijual. Kata nya adik adik ayah tidak ada yang mau merawat nya lalu ayah pergi dari kampung bulik. Sebelumnya ibu sudah pergi dahulu meninggalkan ayah. Aliya bingung bulik sudah tidak punya keluarga. Belum tentu keluarga bulik Leli dan bulik Nisa mau menerima Aliya. Pun saudara saudara ibu karena kami sekarang miskin. Nenek juga sudah meninggal,"Aku trenyuh dengan jawaban Aliya. Kasian dia harus terpontang panting sendiri di kehidupan kota yang keras ini. Andai aku tau lebih awal." Bulik, Aliya mau bertemu pemilik restoran ini, apakah bulik tau yang mana ?" tanya Aliya menelisik setiap sudut restoran.Aku tersenyum. " Pemiliknya ada di depan kamu Aliya," " Hah ? Serius bulik ? Bulik sudah sukses seka
Kenapa menyangkut urusan bisnis juga ? Menjadi orang kaya tidak seindah yang aku bayangkan. Selama nafas berhembus pasti disitu ujian juga menerpa." Saya bahkan bersedia kembali ke kampung lagi dan meninggalkan Arifandi Group ini," ucap suamiku tegas. Tampak ibu mertua yang mulai berkaca kaca.Semua hanya terdiam." Bagaimana Tina kalau aku kembali hidup miskin di kampung lagi, apa kamu mau dijodohkan dengan ku ?"Tina melengos kesal." Ku kira wanita seperti kau tak pantas untuk ku nikahi. Bahkan kau hanya mengincar harta dan hingar bingar kehidupan dunia," lanjut suamiku.Pak Burhan mulai tersulut emosi dengan semua perkataan suamiku. Dia kemudian berdiri." Lancang kau Fandi. Jaga ucapanmu,"" Saya tidak takut pak. Apa yang saya lakukan ini adalah untuk menjaga keutuhan rumah tangga saya. Silahkan bawa perkara ini ke ranah hukum, saya siap," ucap suami ku tegas." Maya tunggu pembalasanku. Astri, Tina ayo kita pulang," ucapnya dengan wajah merah padam. " Bersiaplah akan ku geser
"Nggak tau. Sudah lama Nisa tidak keluar rumah," jawabnya tanpa ada bias khawatir sedikitpun. Aku heran dengan adik ku satu ini. Enteng sekali fia menjawab. Apa tak ada sedikitpun rasa khawatir untuk Nisa dan Kang Sabar. Mata hatinya benar benar sudah tertutup oleh harta dunia." Lel, apa kamu tidak khawatir dengan Nisa ?" ucapku sehalus mungkin." Ngapain khawatir ? Apa saudara saudara ku juga akan mengkhawatirkanku ? Pasti mereka juga sibuk dengan urusan mereka sendiri sendiri. Yang terpenting sekarang itu mencari uang yang banyak. Agar tidak bergantung pada orang lain. Kayak Mbak Narti. Oppss keceplosan," ucapnya kembali menyinyiriku." Maksudmu ?"" Ya mbak Narti jadi kaya kan bukan karena usaha. Karena kebetulan saja," Aku mendengkus kesal." Rezeki sudah ada yang mengatur Lel," ucapku tegas. Seraya meninggalkanya masuk kedalam mobil.Kadang terlintas di pikiranku menyesal akan keputusanku meninggalkan kampung ini. Kedua saudara ku Kang Sabar dan Nisa tak jelas keadaanya. Berib
" Ada apa kesini ? Mau pamer ?" tanya Leli ketus.Aku mengelus dada. Kenapa masih sama saja sifat Leli. Kalau dulu aku dibenci karena miskin. Mengapa sekarang saat semua berputar aku masih saja dibenci ? Apakah aku memang sudah tidak dianggap kakak lagi olehnya ?" Astagfirulloh Lel. Apa yang mbak banggakan ? Semua yang kita punya hanyalah titipan,"Leli mencibirkan bibirnya." Sok alim," ucapnya.Aku mengelus dada. Berusaha menabahkan hati kembali. Tujuanku kesini bukan membuat keributan. Tetapi ingin mengetahui keberadaan Kang Sabar." Leli, mbak kesini bukan mau mengajak bertengkar. Mbak ingin mencari tau keberadaan keluarga Kang Sabar. Dimana mereka Lel ?"" Perduli apa Mbak Narti sama saudara ?"Ya Allah. Kenapa teganya Leli berkata seperti itu. Dulu saat aku tinggal di kampung, mereka bahkan tidak tau dan tidak mau tau keadaan ku. Yang di fikiran mereka hanya membenciku." Lel, tolong ceritakan apa yang sebenarnya terjadi," pintaku memohon.Leli mendekatiku. Ku kira dia akan ber
Mbak Lastri berlari terlalu kencang. Aku tak mampu untuk mengejarnya. Mungkin aku harus ke desa menemui Kang Sabar. Aku takut terjadi apa apa denganya. Atau aku bertanya saja dengan Aliya. Ahh bahkan aku belum bertanya tentang kelanjutan rekruitmen karyawan di rumah makan." Dia siapa Narti ? Kenapa kamu antusias sekali mengejarnya ?" tanya ibu mertua." Dia kakak ipar saya bu. Dulu kehidupanya membaik, tetapi kenapa sekarang dia menjadi baby sister. Narti takut ada yang tidak beres bu,"" Paling akal akalan kamu saja Narti. Supaya keluarga mu ikut menikmati semua ini. Sengaja kamu suruh kakak ipar mu menjadi baby sister,". Seperti biasa Tante Mira selalu menyinyiriku."Astagfirulloh. Bahkan mereka saja tidak menganggap Narti saudara, tante. Bagaimana mungkin Narti punya fikiran seperti itu ?"Sedih juga dituduh memanfaatkan harta ibu mertua. Sama sekali aku tak silau dengan harta. Karena kelak semuanya harus dihisab." Sudah neng, kapan kapan kita mengunjungi rumah di desa. Supaya ki
Tetapi aku berhenti saat merasakan perutku seperti mau haid tapi lebih sakit lagi. Aku berpegangan kursi. Suamiku buru buru menghampiriku." Neng kenapa ?" tanyanya dengan wajah penuh khawatir." Perutku bang. Sakit sekali. Seperti mau melahirkan. Tolong bang." rintihku.Seketika cairan putih menyembul begitu saja. Mungkin ini air ketuban ku. Ya Tuhan semoga tidak terjadi apa apa.Bang Usman bingung. Refleks dia menggendong ku yang entah sudah bertambah berapa kilo berat badanku memuju mobil.Mobil membelah keramaian kota. Tapi kemacetan menjadi hal biasa yang menghiasi kota besar." Tuan , bagaimana ini macet parah tampaknya dari depan ?" tanya Pak Asmat, sopir yang disuruh ibu mengantar kami. Ia ikut khawatir." Eneng sudah tidak tahan bang," air mataku bercucuran merasakan perut yang mulai kontraksi tak karuan." Pak Asmat saya tidak berpengalaman di kota pak. Bagaimana ini pak?" tanya suamiku tak kalah panik.Susah sekali hidup di kota besar yang apa apa harus ke rumah sakit. Kala
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.