SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 10By : Desy Irianti"Kami pilih untuk ngontrak saja, Bu." Berpura-pura tersenyum manis, aku tahu kalau Ibu suka memperhatikan kami berdua. "Lebih bagus bangun rumah saja, kalian juga harus pikirkan masa depan. Sebelum punya anak, rumah harus sudah selesai. Kalau ngontrak tiap bulan harus sisihkan uang untuk membayarnya, apalagi nanti kalau kontrakan itu mau dipakai sendiri sama pemiliknya, capek kalau harus pindah-pindah. Apa itu sudah kalian pikirkan?"Benar sekali ucapan Ibu, berpikir untuk kedepannya. Tapi, tidak mungkin aku bilang kalau tidak ada sedikitpun uang dari Mas Firman, kalau hanya tabunganku tidak akan cukup. Bahkan masih sangat minim aku rasa.Terlihat jelas begitu banyak pertanyaan yang tak dapat Ibu keluarkan pada kami, tertahan diantara segan dan menghargai menantu barunya. Pilihan Ibu sendiri."Uangnya tidak cukup, Bu." Senyuman getir yang aku tutup dengan manis.Aku ambil alih semua jawaban atas pertanyaan Ibu, Mas Firman pastinya tid
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 11By : Desy Irianti"Kalian pergi masing-masing?" Suara Ibu terdengar jelas di telinga.Berdiri di balik tubuh yang sudah siap untuk pergi kerja dengan menggendong tas kesayanganku."Iya, Bu. Hana juga punya motor sendiri.""Tempat kerja kalian searah, kenapa tidak sama-sama?"Di sepanjang jalan banyak suami istri yang boncengan naik motor pergi sama, ratusan para suami yang mengantarkan kerja istrinya, setiap hari itu aku lihat di gerbang pabrik. Pemandangan yang kulihat di pagi hari dan sore hari.Sejalan, sepemikiran, bersama menjalani kehidupan tanpa adanya egois yang ingin lebih tinggi dari pasangan. Saling mengisi kekurangan masing-masing. Itulah yang aku lihat di rumah ini, contoh nyata dari orang tuaku sendiri. Tapi, tidak bisa aku mengikuti jejak orang tua, punya suami yang sulit aku mengerti."Jam kerja kita beda, belum lagi kalau ada lembur! Hana juga sudah terbiasa pergi sendiri." Terus mencari alasan untuk menutupi kebusukan yang ada."Cukup
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 12By : Desy Irianti"Apa maksud kamu? Kamu mendoakan tidak baik dengan jodoh mereka? Memangnya kamu Tuhan!" Langsung Mas Firman menyambar jawab pertanyaanku kalau tentang keluarganya."Aku tidak ada mendoakan yang jelek untuk mereka, aku hanya tanya, gimana perasaan kamu kalau mereka dapat suami seperti aku yang mempunyai suami seperti kamu?" Aku keluarkan pertanyaan ini yang sudah aku pendam setelah menikah dengannya.Tak akan ada habisnya perdebatan yang menyinggung keluarganya. Aku akui dia selalu membela semua saudara kandungnya. Entah bagaimana cara Mama mendidik anak-anaknya, bahkan 11 anak yang aku anggap begitu banyak. Sekilas aku memperhatikan adik-adiknya, mereka seperti saling membantu dan menguatkan satu sama lain. Mereka mengprioritaskan sesama sekandung. Sekarang aku telah menjadi istri Mas Firman, seharusnya aku menjadi prioritas dari semua hidupnya. Tapi, itu tidak mungkin terjadi.Tatapan sinis matanya selalu terlihat jika dia sudah marah
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 13By : Desy Irianti"Aku minta uang gaji, Mas! Sudah gajian kan!" Menjembengkan kelima jariku di depan wajahnya.Seharusnya sudah keluar gaji di akhir bulan, yang aku tahu semua pemberian gaji pabrik itu serentak walaupun beda pabrik.Menabrak bahu atasku yang berdiri di depannya. Merogoh tas kerjanya, Mas Firman membuka dompet dan mengambil uang lembaran merah dan meletakkan di meja riasku. Apa aku salah meminta gaji pada laki-laki yang sudah menjadi suamiku?Terlihat begitu tipis kumpulan uang seratus ribuan. Firasatku sudah tidak enak.Mataku memperhatikan Mas Firman yang selalu santai dengan apapun keadaanya. Segera aku mengambil dan menghitung uang lembaran seratus ribu."Apa-apaan ini, Mas! Kok cuma segini?" Kujejerkan lembaran uang kertas itu di dadanya.Terdengar napas kasar sambil melihat ke arahku tanpa bersuara.Uang seratus ribuan hanya ada lima belas lembar. Cuma 1,5 juta yang dia kasih aku selama kerja satu bulan."Kamu jangan main-main, Ma
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 14By : Desy Irianti"Kapan kamu mau ke rumah Mama?" "Tidak perlu kamu tahu, aku juga tidak ngajak kamu!" Bukan berarti aku juga lembut menjawab pertanyaan Mas Firman, tetap ketus yang aku keluarkan dari bibirku. Aku ingin mencari tahu sendiri kebenarannya, semakin yakin kalau ada yang Mas Firman sembunyikan. Firasatku semakin kuat, ada sesuatu yang tidak aku ketahui."Mas ikut, Mas yang antar kamu!""Tidak perlu, aku bisa sendiri!" Gantian aku yang sekarang menabrak bahu atas Mas Firman. Sama yang dia buat ke aku sebelumnya. Sombong.Biar tahu Mas Firman bagaimana rasanya di perlakukakan sama seperti dia perlakukan ke aku. Kasar.Baru kali ini dia mendadak berkata lembut. Baru kali ini juga dia mau mengantarkanku ke rumahnya, biasanya juga aku yang menawarkan diri untuk ikut ke rumah Mamanya alias mertuaku tapi tidak diizinkan. Kali ini dia sendiri yang menawarkan diri. Semakin bergejolak darahku ingin mencari tahu kebenarannya.*****Seperti biasa akti
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 15By : Desy IriantiKuhabiskan waktu berjam-jam di rumah ini, mana tau aku akan mendapatkan informasi lebih banyak tentang Mas Firman."Kita makan yuk, Han." Ajak Mama yang memang sudah waktunya makan siang.Canggung aku di rumah ini, rumah asing yang sekarang jadi mertua, tapi tetap asing bagiku.Perhatikan setiap sudut ruangan ini, di mana letak piring pun aku tidak tau. Pelan-pelan kujelajahi dengan mata yang tetap harus bekerja, di dalam lemari letak piring itu berada, kulihat Mama baru mengambilnya.Bekal yang aku bawa tadi pagi tersimpan di jok kereta, pastinya itu tidak termakan. Ingin kucicipi masakan Mama. Anaknya yang selalu berkata biasa saja masakanku."Anggap saja ini rumah kamu sendiri. Jangan mau-malu." Menyendokkan nasi ke piring dan diberikan padaku.Senyuman manis dan anggukan kepala yang kuperlihatkan pada Mama.Masakan Mama enak, pantas saja Mas Firman selalu bilang masakanku biasa saja. Ternyata lidahnya sudah terbiasa makan masakan y
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 16By : Desy IriantiDiam, tunduk, tak ada suara sedikitpun yang keluar dari mulutnya."Apa harus aku ulangi lagi pertanyaannya?"Helaan napas yang naik turun, emosi yang sudah memuncak terasa ingin meledak.Aku menunggu jawaban darinya beberapa menit berlalu tapi tak ada suara yang terdengar di telinga."Kemana uang gaji kamu? Kemana kamu selama ini sebelum pulang ke rumah? Setiap kali aku tanya kamu di mana, kamu selalu bilang kalau di rumah Mama. Di mana sebenarnya kamu, Mas?""Mana suara kamu, Mas? Mana suara lantang kamu yang biasanya? Mana?" Emosiku yang sedang meletup-letup membuat bicaraku terus dengan nada tinggi.Berharap Ibu dan Bapak tidak mendengar suaraku. Tatapan sinis tidak ada malam ini, tidak berani memberikan pandangan yang menantang. Aku yakin banyak yang disembunyikan dariku."Jawablah, jangan diam saja! Laki-laki hebat itu berani menanggung resiko atas apa yang telah diperbuat!""Kalau kamu tidak berani jawab, berarti kamu pecundang!
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 17By : Desy IriantiMasalah datang bersamaan tanpa adanya pemberitahuan dan undangan. Di satu hari hanya selisih jam, mereka seakan menghancurkan hidupku seketika.Sesampainya Bang Rizal di rumah bersama istri dan satu orang anaknya, dengan cepat kami bersama mengangkat badan kekar Bapak masuk ke dalam mobil. Tanpa adanya kata yang keluar dari mulut kami. Hanya air mata dan doa sepanjang jalan menuju rumah sakit.IGD tujuan utama ketika sampai di rumah sakit, dengan cepat para perawat membantu kami untuk menurunkan cinta pertama kami turun dari mobil dan memasukkan ke dalam ruangan.Melihat kondisi yang sudah tidak memungkinkan, langsung masuk ke ruangan yang tidak boleh dimasuki oleh keluarga, hanya dokter dan para perawat.Menunggu di luar ruangan sangat membuat hatiku berdebar kencang, takut terjadi yang tidak diinginkan. Tak sanggup aku melihat wajah Ibu yang sudah lemas tak berdaya di pelukan Abang. Memang begitu dekat mereka berdua, Abang yang sela