Seserahan Yang Diminta Kembali.
Bab 7
POV Author
"Angga, sebaiknya kamu pulang saja dan jangan pernah temui Adiva lagi, karena sudah ada lelaki lain yang melamar dia," ucap Kirana membuat Angga terkejut.
"Ayo kita pergi sekarang, nanti keluarga Andrew kelamaan menunggu kita," ajak Erika yang tak lain ibu kandungnya Adiva dan Kirana.
Sedangkan Angga masih terpaku di tempatnya, lelaki itu mencerna ucapan Kirana yang membuatnya sedikit shock. Benarkah Adiva dilamar oleh seseorang?
"Hai Angga, kamu sudah budeg ya, disuruh pergi kok malah bengong?" ujar Kirana sedikit membentak, hingga pria itu tersadar dari lamunannya.
"Hahahaha, tidak mungkin, tidak mungkin ada yang melamar Adiva, itu cuma akal-akalan kalian saja kan?" ucapnya seperti tidak terima, jika Adiva telah menemukan pengganti dirinya.
Plak.
Kirana memukul pundak Angga, menatap lelaki itu dengan garangnya.
"Apa maksud ucapanmu, Adiva itu gadis yang baik, dia terpelajar dan pintar serta bisa menjaga dirinya dengan baik, sudah tentu ada pria yang tertarik kepadanya. Kamu iri karena Adiva mendapatkan pengganti yang jauh lebih baik dibandingkan dengan dirimu?" Ejek Kirana membuat Angga sedikit tersulut emosi.
"Sudahlah Mas, kamu tidak usah lagi menemuiku, jalani kehidupan kita masing-masing. Kamu sudah memilih Aira sebagai masa depanmu, sedangkan aku menerima pilihan kedua orang tuaku," ucap Adiva yang tidak ingin memicu pertengkaran.
"Betul itu, kamu yang membatalkan pernikahan, kok seolah-olah kami yang mendzolimimu," timpal Erika yang sudah merasa geram dengan Angga.
"Tapi bagaimana dengan emas dan uang tunai itu Dek? Apa tidak sebaiknya kamu ikhlaskan saja untukku dan Aira, apalagi kamu bakalan dapet seserahan lagi dari pria itu," ucapnya yang tetap ngotot ingin mendapatkan apa yang diinginkan Aira.
"Dasar lelaki tidak punya malu, emas dan uang itu milik Adiva, apa perlu aku sebarkan videonya, agar semua orang tahu seperti apa laki-laki yang pernah melamar adikku," ujar Kirana dengan sengit.
Angga terus saja mendesak Adiva perihal seserahan itu, yang jelas-jelas bukan haknya.
"Ini urusanku dengan Adiva kak, jangan ikut campur," jawab Angga dengan ketus.
"Kalau begitu, pergilah dari sini, atau aku teriakin maling, harta orang kok diakui, dasar lelaki tidak punya modal!?" Balas Kirana tidak kalah pedas.
"Ada apa ini, kenapa kalian malah berdebat di sini!" ujar Arman yang sejak tadi sudah menunggu istri dan kedua putrinya.
"Lihat Pak, siapa yang bikin keributan di sini, dari kemarin-kemarin sibuk meminta seserahan, padahal jelas-jelas belinya menggunakan uang Adiva," ucap Kirana dengan lantang, hingga menjadi perhatian para tetangga yang mulai berdatangan.
"Wah, tidak tahu malu sekali dia ya?" celetuk ibu yang berdaster batik.
"Sudahlah dibantu oleh Adiva biar tidak malu, ternyata melunjak," timpal ibu yang sedang menggendong bayinya.
"Kalian tandai saja lelaki ini ya, dia cuma modal uang tiga ratus ribu untuk melamar Adiva, sedangkan emas dan seserahan lainnya, justru menggunakan uang adik saya, tapi beraninya menuntut Adiva untuk mengembalikan seserahan itu!" ucap Kirana membuat Angga dihinggapi rasa malu.
Para tetangga pun menyoraki lelaki itu.
"Sadar diri dong dengan bujetnya, kok beraninya menuntut dikembalikan,"
"Namanya juga muka tembok, ya nggak ada malunya lah,"
"Huuuuu, dasar lelaki mokondo," ujar warga yang saling bersahutan.
Wajah Angga semakin merah padam karena dipermalukan Kirana.
"Pergilah Mas, aku sebenarnya tidak ingin membuka aib ini, tapi karena kamu terus mendesakku, terpaksa aku melakukannya," ucap Adiva dengan tatapan datarnya.
Angga pun berlalu begitu saja, namun dalam hatinya, lelaki itu berniat membalas perbuatan Adiva dan keluarganya, terutama Kirana yang berani mempermalukannya.
"Dasar lelaki kere mental tidak punya malu!?"
💞💞💞💞💞
Aira terkejut melihat kepulangan Angga dengan penuh kemarahan. Pria itu melampiaskan emosinya dengan menendang kursi dan meja.
"Sia*an mereka, bisa-bisanya mempermalukan aku seperti itu!" ucapnya dengan tatapan bengis.
"Kamu kenapa Mas, apa yang terjadi di sana? Dan siapa yang telah mempermalukan kamu?" cecar Aira yang menghujami Angga dengan berbagai pertanyaan.
"Adiva dengan keluarganya, mereka tega mempermalukan Mas, bahkan mengusir Mas dengan kej*," ujarnya dengan nada berapi-api.
"Keterlaluan mereka, beraninya memperlakukan kamu seperti sam*ah, pasti Adiva masih sakit hati karena Mas lebih memilih diriku." ucap Aira yang membuat hati Angga semakin panas.
"Sakit hati sama Mas?"
"Benar, makanya dia balas dengan cara mempermalukan mas,"
"Mungkin apa yang kamu katakan benar, sayang," ucap Angga seraya menghela napas.
"Oh ya Mas, karena Adiva dan keluarganya telah mempermalukan kamu, berarti kita bisa menuntut seserahan itu agar dikembalikan, bagaimana Mas, dengan ideku," ucap Aira membuat raut wajah Angga berubah pucat.
"Menuntut mereka?"
"Benar," ucap Aira sambil menatap suaminya.
"Tapi sayang, bagaimana jika mereka melaporkan mas kembali, bukannya itu semakin rumit?" ucap Angga tanpa berani menatap wajah istrinya.
Aira semakin bingung dengan sikap Angga, apalagi pria itu terlihat gelisah jika dirinya mengungkit soal seserahan itu.
"Mas, kamu tidak berbohong kepadaku bukan?"
"Tentu saja tidak sayang, mana mungkin mas tega membohongimu," ujarnya sembari merengkuh tubuh Aira.
"Kalau begitu, aku ingin mas membuktikannya hari ini juga,"
"Bagaimana caranya sayang?"
"Kita temui Adiva, minta dia untuk mengembalikan seluruh seserahan itu, atau..."
"Atau apa sayang?"
"Aku ikhlas jika mas mau melanjutkan rencana pernikahan mas dengan Adiva, aku bersedia di madu," ujarnya membuat Angga terkejut.
"Tapi itu tidak mungkin sayang,"
"Kenapa tidak mungkin, seserahan itu masih berada di tangan Adiva, mas tinggal melanjutkan rencana pernikahan itu,"
"Masalahnya adalah, Adiva sudah dilamar orang lain," ucap Angga membuat kedua mata istrinya membesar.
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 8"Bagaimana Adiva, apa kamu bersedia menerima lamaran Andrew?" tanya Pak Baskoro yang merupakan orang tua laki-laki tersebut.Adiva menatap wajah kedua orang tuanya, hati gadis itu sedikit ragu, pasalnya ia pernah mengalaminya kegagalan dalam percintaan."Kamu jangan khawatir Nak, kedua orang tuamu sudah menceritakan semuanya, perihal kamu yang tidak jadi menikah," ucap Sinta seraya tersenyum."Adiva serahkan keputusannya di tangan ibu dan bapak, Tante. Karena merekalah yang tahu mana yang baik untuk Adiva," ujarnya dengan lembut, tanpa berani menatap wajah lelaki yang mengajukan lamaran kepadanya."Bagaimana pak Arman dengan Bu Erika, apa kalian setuju jika Andrew menjadikan Adiva istrinya?" tanya Bu Sinta seraya menatap kearah keduanya."Kami setuju saja Bu, asal Nak Andrew tidak keberatan dengan masa lalu putri saya Adiva, harap dimaklumi, yang namanya pernah mengalami kegagalan, pasti ada berita simpang siur yang memojokkan Adiva, apa nak Andre
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 9Angga terkejut mendengar perkataan Aira, yang menyatakan jika Adiva pernah mengandung lalu menggugurkan bayinya. Semua tamu yang hadir pun langsung berspekulasi tentang Adiva. Untungnya keluarga Baskoro sudah mengetahui dari awal tentang permasalahan Adiva sebelum acara lamaran."Sayang, kenapa kamu mengatakan hal itu?" bisik Angga dengan wajah pucat pasi, kemudian menarik tangan Aira agar beranjak dari tempat itu.Namun Aira malah memilih untuk bertahan, dan ingin melanjutkan untuk mempermalukan Adiva.Plak.Semua orang terkejut karena Adiva maju mendekati Aira lalu menamparnya, dan bukan itu saja, bahkan gadis itu menatap tajam kearah Angga yang kini tidak berani menatap wajahnya."Aku sudah duga Mas, kamu pasti tidak mau berterus terang kepada Aira, tapi malah menciptakan kebohongan seperti itu," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.Jujur saja dirinya merasa kecewa, karena sikap Angga yang tidak berani mengatakan kebenarannya pada Aira."Aku tahu
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 10Angga berusaha menghalangi polisi yang ingin membawa istrinya Aira, namun pria berseragam coklat itu tidak mempedulikannya sama sekali, bahkan mereka malah menghardik Angga, jika terus menghalangi tugas mereka, maka dirinya pun akan ikut dibawa ke kantor polisi, membuat nyali lelaki itu langsung menciut."Mas Angga tolong aku, aku tidak mau di penjara!" teriak Aira dengan deraian air mata.Angga tidak tega melihat keadaan istrinya, dibawa secara paksa oleh dua pria berseragam coklat, bahkan menjadi tontonan para warga sekitarnya."Bubar semuanya, ini bukan tontonan!" ujarnya sambil berteriak membubarkan para warga, tentu saja tindakan Angga mendapat ejekan serta sorakan."Inilah karma akibat memfitnah orang," seru seorang ibu yang memang sudah lama merasa gemas, dengan tingkah keduanya.Angga berniat menjenguk istrinya ke kantor polisi, bila perlu lelaki itu memohon bahkan berlutut demi kebebasan Aira.💞💞💞💞💞"Maaf Pak, saya ingin menjenguk i
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 11"Adiva!""Mama!"Andrew berteriak memanggil keduanya, ketika sosok bersepeda motor itu, muncul tiba-tiba dengan kecepatan tinggi. Untunglah ada yang menarik tubuh Sinta dan juga Adiva, hingga keduanya selamat.Adiva berlari menghampiri Sinta, wajah gadis itu terlihat pucat, begitupun dengan Sinta.Keduanya lantas berpelukan, karena diselamatkan oleh sosok yang tidak mereka kenal."Terima kasih ya Nak, karena telah menolong calon menantu saya," ujar Sinta kepada seorang gadis, karena sosok itulah yang menolong Adiva."Terima kasih Pak, sudah menolong mama saya," ucap Adiva pada seorang pria paruh baya."Sudah kewajiban kami Nak.' ucapnya sembari menepis debu yang melekat di pakaiannya."Syukurlah kalian berdua selamat," ujar Andrew seraya mengucapkan terima kasih kepada dua orang yang telah menyelamatkan Sinta dan Adiva.Namun Sinta mengernyit kala melihat gadis muda se
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 12.Adiva berlari menuju ke kamarnya, meluapkan seluruh kesedihannya karena perkataan Angga yang melukai harga dirinya.Erika coba menyusul putrinya ke dalam, namun Adiva telanjur mengunci pintu kamarnya hingga Erika tidak bisa masuk."Adiva sayang, buka pintunya Nak, izinkan ibu masuk," ujar Erika seraya mengetuk pintu kamar putrinya. Terdengar isak tangis Adiva dari dalam, membuat hati wanita paruh baya itu ikutan sakit.Karena Adiva tidak juga membukakan pintu, wanita itupun memutuskan untuk kembali ke halaman rumahnya, di mana para warga masih berkumpul, untuk menyaksikan keributan yang ditimbulkan oleh Angga.Kini Andrew mulai terlihat tenang setelah mendengar ucapan Arman.Bugh.Plak.Baru saja Arman bisa ditenangkan oleh Arman, justru Erika yang kini melampiaskan kekesalannya, pada sosok Angga yang sudah tidak sadarkan diri."Dasar manusia bedeb*h, lelaki tidak puny
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 13"Ma?"Sinta mengangguk, lalu memberi isyarat kepada beberapa orang untuk membawa Andrew dan Adiva mengganti pakaiannya, mereka harus dinikahkan secepatnya."Ikuti saja apa kata mama," ucap Sinta yang terpaksa dituruti oleh Andrew dan juga Adiva.Erika dan Arman maju mendekati Sinta, dan keduanya meminta penjelasan.Sinta pun menceritakan sebab dirinya mempercepat pernikahan Andrew dengan Adiva, jika ada seorang gadis yang berusaha mendapatkan putranya."Kan hanya gadis itu yang memiliki perasaan terhadap nak Andrew, kenapa pernikahan mereka dilakukan secara mendadak," ujar Arman yang merasa sedikit keberatan, pasalnya NA putrinya belum keluar sama sekali."Masalahnya gadis itu tinggal di rumah saya, hanya ini satu-satunya membuat gadis itu sadar jika Andrew sudah menemukan belahan jiwanya, yaitu Adiva,""Tinggal di rumah Bu Sinta, bagaimana bisa? Kenapa ibu tidak memintanya pe
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 14Kirana menjerit penuh ketakutan, karena orang itu juga mengejarnya, wanita itu segera berlari menuju ke kamar Adiva, lalu menguncinya dari dalam.Tubuhnya gemetar karena menyaksikan orang itu menyerang Angga secara tiba-tiba.Suasana mendadak hening, Kirana tidak lagi mendengar suara pecahan kaca ataupun gedoran pintu, namun..."Kirana... Kirana kamu dimana?!"Wanita itupun bergegas membuka pintu, kemudian berlari menyambut kepulangan orang tuanya."Ibu," ujarnya seraya berlari ke pelukan ibunya, wanita itupun meluapkan ketakutannya dengan menangis.Arman memandangi halaman rumahnya, lalu beralih ke kaca jendelanya yang telah hancur sebagian.Para warga pun mulai ramai, dan mereka terkejut melihat keadaan rumah pak Arman."Apa yang terjadi di sini Pak, kenapa rumah bapak seperti ini," tanya salah satu warga yang disahuti oleh warga lainnya."Tadi saya sempat meng
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 15Disebuah kamar tampak seorang pria sedang merenungi nasibnya, akibat penolakan dari putri pertamanya, meskipun ia telah membantu putrinya itu terlepas dari suaminya."Aira putriku, kenapa kamu masih membenci bapak," gumamnya dalam hati, seraya mengingat kejadian silam, dimana dirinya memutuskan untuk menikah lagi dengan wanita lain.Akibat keputusannya itulah, ia harus menerima kemarahan putri pertamanya, yang enggan memanggilnya dengan sebutan bapak.Lamunan pria itu mendadak terhenti, karena putri keduanya memasuki kamarnya dengan linangan air mata."Apa yang terjadi kepadamu Nak, siapa yang berani menyakitimu?" ucap lelaki tersebut yang ternyata Marwan."Mawar ingin menyingkirkan Adiva dari kehidupan mas Andrew Pak," adunya meluapkan segala kesedihannya, karena penolakan Andrew.Marwan terkejut mendengar pengakuan putrinya, setelah Mawar menyebut nama Adiva."Dia lagi?" gumam Mar