Share

9. Terpaksa atau Tidak

Selesai membersihkan badan aku keluar dan mendapatkan pria itu tengah duduk di

sofa.

"Bereskan baju-bajumu, buka saja pintu lemari yang paling kanan!"

teriak Om Do sementara matanya masih fokus ke layar televisi. Tanpa menjawab

aku menurut apa yang baru saja dia katakan, ternyata lemari paling kanan itu

memang kosong.

"Sudah?" Seperti biasa, tiba-tiba dia sudah berada di pintu.

"Sudah," jawabku tanpa menoleh lalu menutup pintu lemari.

"Sebentar lagi maghrib, sebelum makan kita salat berjamaah dulu."

"Salat?" tanyaku heran, pasalnya di rumah, aku hampir tidak pernah

melaksanakan salat.

"Iya salat, kamu muslim 'kan?" tanya Om Do sambil menautkan kedua

alisnya.

"Eum ... iya, aku muslim, tapi...aku tidak membawa...mukena," jawabku

ragu.

"Apa? Kamu pindah ke sini tidak membawa mukena? Lalu kamu salat memakai

apa? Atau ... jangan-jangan ...."

"Aku.... "

Aku aku tak bisa meneruskan ucapanku karena memang benar di rumahku yang

menjalankan salat hanya bibi saja. Aku dan Mama nyaris tidak perna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status