Share

Berhasil Naik Level

20:30 p.m.

"Lima puluh ..." Zayn pun menyelesaikan sit up sebanyak 50 kali. Dalam waktu lima belas menit. 

Zayn tidur telentang di rerumputan taman kota. Sejak sore hingga malam menyapa, ia menjalankan misi harian dari Sistem Harem.

Selama menjalankan misi harian, tidak sedikit dari orang-orang sekitar yang memperhatikannya. Zayn memilih untuk tidak memperdulikannya. 

"Astaga! Aku merasa lelah sekarang. Menjalankan misi harian sama saja seperti berlatih militer di academy," gumamnya menggerutu sambil menstabilkan napas yang masih memburu itu.

"Tuan." Calista pun datang secara mengejutkan. 

Calista duduk berjongkok tepat di samping Zayn, yang sontak membuat pemuda dua puluh dua tahun itu tersentak kaget.

"Apa-apaan kau ini? Mundur beberapa langkah dariku!" tegas Zayn, merasa risih dekat-dekat dengan Calista. Dia masih belum bisa mempercayai Calista sepenuhnya.

"Anda hebat, Tuan. Misi harian berhasil Anda selesaikan." Calista berkata dengan penuh semangat sembari menunjukkan ibu jarinya. 

Zayn menghela napas lega, "sungguh? Apakah levelku bertambah?" Dia tidak kalah antusiasnya. 

Calista mengangkat tangan kanannya, lalu layar notifikasi pun muncul.

[DATA]

[Nama: Zayn Xander]

[Ras: Manusia.]

[Usia: 22 tahun.]

[Level: 1]

[Status: Pemilik Sistem Harem Sang Milyader.]

[Jumlah Wanita: 0.]

[Poin Karisma: 5]

[Fisik: 10/100%]

[Saldo: 1 juta Dollar.]

"Selamat, Tuan. Saat ini Anda sudah berada di level 1. Poin Karisma Anda pun bertambah. Anda bisa menukarkan Poin Karisma dengan berbagai item untuk bisa menarik perhatian wanita," beber Calista jelas.

Zayn mengubah posisinya menjadi duduk bersila. Sebelah tangan dilipat dan dijadikan penopang dagu.

"Selain menyelesaikan misi harian, Anda bisa mengumpulkan Poin Karisma dengan berkencan. Mendapatkan pelukan dari seorang wanita, maka Anda akan me dapatkan 50-70 Poin Karisma ..."

"Setiap kali Anda berciuman dengan wanita, maka Poin Karisma yang didapatkan akan semakin besar. Bahkan Anda bisa naik level dengan cepat," ungkap Calista berterus terang.

Zayn semakin semangat setelah mendengar ini semua, "kalau begitu, aku ingin 200 dollar, dari dalam saldo. Apa kau bisa memberikannya?"

"Tentu, Tuan. Aku akan mengirimkannya ke rekening Anda." Calista segera menuruti keinginan Zayn. 

TING ...

Calista menjentikkan jarinya. Tak perlu lama, dalam hitungan detik saja, Zayn pun menerima notifikasi di ponselnya. Ternyata, ia menerima transfer uang senilai 200 dollar, seperti yang diinginkan.

"Apa sudah masuk?" tanya Calista memastikan. Zayn mengangguk antusias. Sangat senang, sampai kehabisan kata-kata.

"Saat ini saldo Anda sudah berkurang 200 dollar. Tuan bisa menambahkan saldo, dengan menyelesaikan banyak misi. Setelah Tuan mencapai level 3, maka Tuan akan mendapatkan misi baru, selain misi harian."

Tak henti-hentinya, Calista menjelaskan tentang Sistem Harem kepada Zayn. Semakin dijelaskan, Zayn pun semakin bersemangat. Dia ingin cepat-cepat mendapatkan level tertinggi. 

***

Tiga hari berlalu, tanpa terasa. 

Zayn semakin semangat menjalankan misi harian, seolah yang dilakukannya sekarang sebagai olahraga rutin. 

[DATA TERKINI.]

[Poin Karisma yang sudah dikumpulkan, 100.]

[Fisik: 50/100%]

[Level: 3.]

"Selamat, Tuan. Anda sudah mencapai Level 3 dalam waktu singkat." 

"Kau benar, Calista, ternyata ini sangatlah mudah." Zayn hampir memeluk Calista saking senangnya. Namun, segera diurungkannya karena dirinya tak seakrab itu. 

Terlepas dari kejadian spontan tadi, Calista merasa bahagia karena tugasnya untuk membimbing pria pilihan dalam Sistem Harem, berjalan lancar. Bahkan melampaui ekpektasinya untuk sekarang.

"Apakah aku mendapatkan misi baru?" tanya Zayn penasaran.

"Tentu, Tuan. Ada misi baru yang harus Tuan selesaikan."

Calista mengangkat tangan kanannya. Sebuah layar notifikasi pun muncul. Kali ini cukup besar tampilannya.

[NEW QUEST!]

[Berkencan dengan wanita.]

[Hadiah yang didapatkan: 20 juta dollar.]

[Poin Karisma: 100]

[Tambahan item di perbelanjaan.]

"Berkencan? Aku berkencan dengan siapa? Haruskah aku ..."

Zayn menghentikan kalimatnya. Ia teringat akan sosok wanita yang begitu dicintainya saat masih sekolah dulu, bahkan sudah berkencan selama tiga bulan terakhir. Namun, apakah wanita itu merasakan hal yang sama?

Zayn melihat dengan mata kepalanya sendiri, Rebecca bercumbu mesra dengan pria lain di dalam mobil mewah. Seandainya saat itu, Zayn tidak melihat kejadian tersebut, mungkin saat ini dirinya masih berpikir bahwa Rebecca tulus mencintainya. 

"Tuan!" panggil Calista, yang sontak membuat Zayn tersadar dari lamunannya. 

"Tuan, pasti sedang memikirkan Rebecca bukan?" terka Calista dengan raut wajah senang dan senyuman yang berseri-seri. 

"Bagiamana bisa kau mengetahuinya? Apa kau seorang paranormal, yang mampu membaca isi pikiran seseorang?" cecar Zayn, yang tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya.

Calista terkekeh sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangan. "Saya bukan paranormal seperti yang Tuan pikirkan. Sistem Harem memberitahukan semuanya."

Alis Zayn naik turun, "aku tidak mengerti."

Gadis cantik yang selalu berpenampilan nyentrik dan rambut yang dikuncir dua itu, menghela napas panjang. Mengubah posisi duduknya cepat, kini saling berhadapan dengan Zayn.

Zayn menarik wajahnya merasa canggung karena jaraknya dengan Calista hanya beberapa sentimeter saja.

"Tuan sudah berkencan selama tiga bulan dengan Rebecca. Namun, wanita itu selalu memperlakukan Tuan sangat buruk. Bahkan Rebecca berkencan dengan pria yang berasal dari keluarga konglomerat. Tuan pasti tidak mengetahui hal tersebut."

Zayn menggeleng pelan. Pantas saja, saat itu dirinya melihat Rebecca berduaan dengan laki-laki lain di dalam mobil. 

"Tuan, harus membalas wanita itu!" ungkap Calista penuh keyakinan.

Zayn mengerutkan keningnya. Memicingkan mata, tak yakin dengan perkataan yang terlontar begitu saja dari mulut Calista.

"Aku yakin, Tuan bisa membalas wanita licik itu. Saat ini Tuan sudah memiliki 100 poin karisma. Fisik Tuan pun, sudah mengalami sedikit perubahan. Tuan hanya perlu kepercayaan diri yang lebih tinggi. Cobalah Tuan."

Dibandingkan Zayn, Calista tampaknya lebih antusias. Zayn masih berpikir lebih dulu. Benarkah dirinya akan mampu menggaet wanita dari keluarga konglomerat, sama seperti yang Rebecca lakukan dibelakangnya?

***

Zayn pun berkendara di jalanan beraspal Kota Jiang. Mencari udara segar untuk menjernihkan pikirannya. Ucapan Calista sungguh masih terbayang di benaknya hingga detik ini.

Laju motornya berhenti tepat lampu lalu lintasnya berwarna merah. Zayn membuka kaca helm, kemudian menoleh ke sisi kanan. Mobil mewah berwarna merah mencolok, seketika menyilaukan matanya.

Zayn melihat ternyata seorang wanita yang mengemudikan mobil tersebut. Zayn tersenyum simpul sambil menganggukkan kepalanya, sebagai salam perkenalan.

Wanita itu balik tersenyum simpul kepada Zayn. Bahkan dia sampai melambaikan tangannya, sontak membuat Zayn sedikit terkejut.

Tak berselang lama, lampunya pun berubah hijauh. Zayn pun melaju lebih dulu, kemudian mobil itu menyusul. 

Hanya berjarak seratus meter dari persimpangan tadi, Zayn menghentikan motornya di tepi jalan. Ternyata mobil tadi pun ikut berhenti juga.

Zayn tidak menduga, hanya dengan melempar sedikit senyuman, sudah mampu memikat seorang wanita yang sama sekali tidak dikenalnya.

Wanita cantik itu keluar dari mobil mewahnya. Menghampiri Zayn yang masih duduk di atas motor.

"Hai, namaku Vania Keisya. Panggil saja, Vania."

Tanpa merasa malu, wanita itu lebih dulu mengulurkan tangannya sekaligus memperkenalkan namanya tanpa diminta. 

Zayn turun dari motor, kemudian melepaskan helm, menunjukkan sosok aslinya yang memiliki ketampanan kayaknya aktor drama. 

"Wow, luar biasa. Anda sungguh tampan, Tuan," puji Vania tanpa ditutup-tutupi.

Zayn tersenyum canggung mendapatkan pujian dari seorang wanita cantik, bahkan kecantikannya mengalahkan Rebecca.

"Namaku, Zayn Xander. Nona bisa memanggilku Zayn." Tanpa menolak, Zayn pun menjabat tangan Vania. Bahkan dengan beraninya, Zayn mengecup lembut punggung tangan Vania. Zayn melirik dan mendapati lawan bicaranya itu tampak terpikat. 

Ya, tepat sekali. Vania memang merasa terkesan dengan perlakuan Zayn. Meskipun ini adalah pertemuan yang pertama, tetapi Vania merasa langsung jatuh hati.

Tentu, wanita mana yang tidak jatuh hati, bilamana diperlakukan lembut oleh seorang pria yang memiliki ketampanan layaknya aktor drama?

Vania merasa sanga beruntung bisa berjumpa dengan Zayn. 

"Anda, luar biasa, Tuan Zayn." Bahkan bibirnya ingin terus melontarkan kalimat pujian. 

"Panggil saja, Zayn. Supaya terdengar lebih akrab." Zayn berkata manis. 

Pipi Venia bersemu merah. Dia tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya itu di hadapan Zayn. 

"Baiklah. Zayn." Vania membalasnya lembut dan sedikit malu-malu.

"Heum, maukah Nona makan malam denganku? Anggaplah ini kencan pertama kita," ungkap Zayn sungguh-sungguh.

Kencan? Vania tidak bisa menyembunyikan raut wajah terkejutnya itu. Ajakan Zayn sungguh menggoda dan memikat, sayang untuk dilewatkan. 

Vania mengangguk, "iya, aku bersedia."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status