SISTEM HAREM SANG MILIARDER

SISTEM HAREM SANG MILIARDER

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Oleh:  Benang Biru On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
12Bab
2.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Zayn hampir dipecat dari pekerjaannya. Ketika hendak kembali ke rumah, dia mendapati Rebecca sedang bersama dengan pria lain di dalam mobil. Zayn berusaha mengejar mobil tersebut. Namun, dari arah kiri melaju kencang sebuah mobil truk, hingga tubuh Zayn terpental beberapa meter. Sistem Harem Sang Milyader pun telah memilih Zayn. Menyelamatkan hidupnya dari kematian dan mengubah dunianya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Penghinaan

"Mengapa bayaranku hanya segini, Bos? Bukankah ini hanya sebagian saja?"

Zayn, pemuda dua puluh dua tahun tertunduk lesu melihat uang hasil kerja lemburnya. Restoran tempatnya bekerja menjanjikan uang lembur 25$ per jamnya, sedangkan Zayn bekerja 10 jam tanpa henti. Bayaran yang harus diterimanya 100$, kendati demikian ia hanya menerima separuhnya saja.

"Apa kau ingin protes, ah?! Kerjamu saja tidak becus, dasar bodoh! Masih untung diriku masih mau membayarmu, di luaran sana tidak ada yang mau membayarmu dengan harga tinggi, bodoh!"

Carlos, sang manager restoran membentak dan memaki Zayn di hadapan semua orang. Para pengunjung restoran pun lantas mengarahkan pandangan mereka pada Carlos dan Zayn.

Para pelayan lainnya ikut mengerumuni Carlos yang tengah marah kepada Zayn. Mereka penasaran dengan suara ribut-ribut di sana.

"Dasar pelayan tidak tahu diuntung! Seharusnya kau bersyukur, restoranku masih menerima orang sepertimu. Jelek, bodoh, dekil dan tidak berpendidikan!" caci Carlos lebih lanjut, tanpa mengenal waktu dan tempat.

"Betul itu, Bos. Orang jelek sepertinya, tidak seharusnya ada di tempat ini! Marahi dia, Bos. Kerjanya tidak serius. Aku lihat dia bermalas-malasan saat restoran sedang ramai," hasut salah satu karyawan yang menghampiri Carlos. Seorang pemuda memiliki rahang tirus dan kira-kira berusia tidak jauh berbeda dengan Zayn.

Zayn mengangkat kepalanya. Matanya membola seakan ingin melompat keluar. Sungguh ia tidak habis pikir dengan tuduhan yang dilontarkan rekan kerjanya itu. Mulutnya terbuka, tetapi tidak ada satupun kata yang mampu Zayn utarakan.

Carlos yang mendengar laporan tersebut lantas percaya begitu saja, "Memang tidak tahu diuntung, kau! Sudah bagus diriku mau menerimamu di sini, tetapi apa yang dirimu perbuat? Kerjamu malah enak-enakan!"

Carlos semakin naik vitam. Ia mendorong tubuh Zayn ke sisi kiri, membuat pemuda itu tersungkur menghantam meja. Lagi-lagi Zayn memilih diam seribu bahasa. Namun, hatinya teramat kesal akan perlakuan Carlos.

Ini bukanlah kali pertama Zayn mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan. Baginya hinaan Carlos sudah seperti hidangan wajib setiap harinya.

"Tidak ada satupun yang sudi menerima orang sepertimu. Jelek, dekil dan tidak berpendidikan, dirimu tahu itu!" Carlos semakin meninggikan suaranya. Sementara para pelayan yang lainnya menatap sinis Zayn di sana.

"Zayn juga sering mengambil bahan makanan di gudang tanpa sepengetahuan, Bos," ungkap yang lainnya, semakin membuat Carlos seperti tercabik-cabik. Murka dan geram. Tatapannya nanar pada Zayn.

"Itu tidak benar! Diriku tidak pernah melakukan hal yang kalian tuduhkan itu. Percayalah, Bos! Aku bersumpah, tidak memiliki niatan seperti itu."

Zayn beringsut dan bersaksi, berdiri menatap Carlos dengan sungguh-sungguh. Membela dirinya dari segala tuduhan yang ada. Sementara itu, rekan-rekannya memalingkan wajah dan memandang rendah Zayn. 

"Diamlah! Percuma kau bersumpah. Pelayan yang lain telah melihat tindakan mejijikanmu itu. Aku memang sampah, Zayn!" hardik Carlos yang tak dapat terelakkan lagi. Umpatannya itu tentu terdengar oleh para pengunjung di sana.

@@@##$$$&

"Usir saja dia dari sini, Bos." 

"Benar, Bos. Pelayan seperti dia, tidak layak berada di restoran ini. Nama baik restoran ini akan tercemar."

"Betul. Jangan percaya dengan ucapan manisnya, Bos. Dirinya itu bermuka dua. Di depanmu, dia bersikap seolah-olah menjadi yang tertindas. Namun, saat di belakangmu dirinya berlagak layaknya pemilik restoran."

Satu persatu pelayan di sana mulai menghasut Carlos untuk mengeluarkan Zayn dari restoran. Mereka kompak menjelek-jelekkan Zayn di hadapan Carlos dan pengunjung restoran. Entah apa penyebabnya, sehingga mereka melakukan hal demikian?

Zayn yang tidak terima dengan segala tuduhan tersebut mencoba untuk membela diri. Namun, sebelum dirinya melakukan tindakan lebih jauh, rekannya lebih dulu mendorongnya.

"Hei, bodoh!"

Zayn tersungkur kembali. Tubuhnya yang ringkis membuat ia mudah jatuh saat menerima dorongan dan sifatnya yang tidak mau melawan, menjadikan Zayn orang yang pasrah.

"Jika ada di posisimu, maka diriku memilih pergi dari sini dan tidak akan pernah menunjukkan wajahku lagi!" lanjut rekannya itu dan Zayn pun tak menggubrisnya.

Zayn diam cukup lama. Pikirannya mulai kemana-mana. Seandainya, ini menjadi hari terakhir ia bekerja di sini, maka bagaimana dirinya akan membeli hadiah ulang tahun untuk pacarnya?

Zayn buru-buru beringsut, menghampiri Carlos dengan segera. "Bos, dirimu boleh menghinaku sesuka hatimu, tetapi aku mohon berikanlah 1000$. Diriku membutuhkan uang itu untuk membeli hadiah ulang tahun pacarku."

Zayn memohon dengan sungguh-sungguh serta mengutarakan keinginannya supaya gajinya dibayar sepenuhnya. Carlos terbelalak. Pun dengan para pelayan yang sedari tadi menghina dan memfitnah Zayn.

"Masih berani kau meminta gaji kepada, Bos? Ternyata dirimu begitu rendah," cibir rekannya yang memiliki postur tubuh tinggi dan gagah itu, mendorong bidang dada Zayn. Lagi dan lagi, Zayn mengacuhkannya.

"Bos, biarkan aku mendapatkan uang itu dan aku mohon untuk tidak memecat diriku. Setelah ini diriku berjanji akan menjadi pelayanmu yang baik." Zayn memelas. Namun, Carlos tetap diam.

"Bos, biarkan aku tetap bekerja di sini." Zayn berusaha lebih keras lagi membujuk Carlos untuk tidak memecatnya. Perasaannya sungguh takut, bilamana harus berhenti dari pekerjaan ini. Hal pertama yang terlintas dalam pikirannya iyalah sang kekasih.

Carlos menatap lamat-lamat pemuda di hadapannya. Sebenarnya, ia sudah muak dengan Zayn. Akan tetapi, diantara seluruh pelayan di restoran, Zayn karyawan teladan. Carlos mengakuinya, tetapi tidak berani untuk mengucapkannya secara langsung.

"Baiklah, kau masih bisa bekerja di restoran ini. Akan tetapi, diriku tidak akan memberikan 1000$ itu. Ini adalah keputusanku!" tegas Carlos dengan ekspresi serius. Percayalah. Di dalam hatinya ia sedang tertawa puas. Di mana lagi dirinya bisa mendapatkan karyawan seperti Zayn, yang mau saja dibodohi?

"Bos, apa yang dirimu lakukan?" protes pemuda yang sedari tadi terus mendesak Carlos supaya memecat Zayn.

Zayn sudah membuka mulutnya dan siap untuk mengeluarkan kata-katanya. Akan tetapi Carlos sudah lebih dulu mengangkat tangannya. "Sebaiknya kau pergi dari sini, Zayn!" tegasnya.

Zayn mengangkat kepala. Ia sebenarnya berat untuk pergi karena uang yang didapatkan tak sesuai harapan.

"Hei, apa kau tuli? Cepat pergi!" usir Carlos yang emosinya kembali memuncak.

Zayn mematung sejenak, menghela napas panjang, sebelum akhirnya ia benar-benar pergi dari sana. Carlos tersenyum puas, sementara rekan-rekan Zayn, menggerutu kesal. Ada juga yang mengumpat lantaran tidak bisa menyingkirkan Zayn dari restoran tersebut.

Zayn pun tertunduk lesu, lantaran uang untuk membeli hadiah ulang tahun sang wanita tidak sesuai dengan ekspektasinya. Zayn tengah menjalin asmara dengan wanita cantik bernama Rebecca. Sekitar tiga bulan yang lalu saat pertemuannya kembali dengan Rebecca di minimarket. Sesungguhnya Zayn telah menyukai Rebecca sejak lama masa-masa sekolah dulu. Namun, ia terlalu malu untuk mengutarakannya.

    

***

Zayn pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang di jalanan beraspal Kota Jiang. Menikmati suasana sore hari yang cukup ramai hari ini. 

Setelah beberapa menit berkendara, Zayn menghentikan laju motornya, tepat di persimpangan. Kebetulan lampu lalu lintasnya berwarna merah. Zayn melihat sekitarnya. 

Mobil sport pun berhenti tepat di sisi kanan. Zayn menoleh karena terdengar suara cekikikan seorang wanita. Zayn membuka kaca helm, seketika bola matanya melebar mendapati sang kekasih sedang bersandar manja, sembari bercanda gurau dengan pria lain.

"Rebecca." Bibirnya sempat mengucap nama sang kekasih. Namun, sebelum Zayn sempat mencari tahu lebih dalam, lampu lalu lintasnya berubah hijau. Mobil itu segera tancap gas, begitu juga dengan pengendara lainnya.

Zayn pun bergegas untuk mengejar. Namun, naas dari arah kiri. 

BRAK ...

Apa yang terjadi kepada Zayn?

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Andi Feri
............
2024-11-29 15:42:27
0
user avatar
Iin Romita
Wah .. author keren bikin buku lagi nih..gak kalah kece sama satunya... semangat up
2024-01-22 17:08:31
0
12 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status