SISTEM HAREM SANG MILIARDER

SISTEM HAREM SANG MILIARDER

By:  Benang Biru   Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating
12Chapters
642views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Zayn hampir dipecat dari pekerjaannya. Ketika hendak kembali ke rumah, dia mendapati Rebecca sedang bersama dengan pria lain di dalam mobil. Zayn berusaha mengejar mobil tersebut. Namun, dari arah kiri melaju kencang sebuah mobil truk, hingga tubuh Zayn terpental beberapa meter. Sistem Harem Sang Milyader pun telah memilih Zayn. Menyelamatkan hidupnya dari kematian dan mengubah dunianya.

View More
SISTEM HAREM SANG MILIARDER Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Iin Romita
Wah .. author keren bikin buku lagi nih..gak kalah kece sama satunya... semangat up
2024-01-22 17:08:31
0
12 Chapters
Penghinaan
"Mengapa bayaranku hanya segini, Bos? Bukankah ini hanya sebagian saja?"Zayn, pemuda dua puluh dua tahun tertunduk lesu melihat uang hasil kerja lemburnya. Restoran tempatnya bekerja menjanjikan uang lembur 25$ per jamnya, sedangkan Zayn bekerja 10 jam tanpa henti. Bayaran yang harus diterimanya 100$, kendati demikian ia hanya menerima separuhnya saja."Apa kau ingin protes, ah?! Kerjamu saja tidak becus, dasar bodoh! Masih untung diriku masih mau membayarmu, di luaran sana tidak ada yang mau membayarmu dengan harga tinggi, bodoh!"Carlos, sang manager restoran membentak dan memaki Zayn di hadapan semua orang. Para pengunjung restoran pun lantas mengarahkan pandangan mereka pada Carlos dan Zayn.Para pelayan lainnya ikut mengerumuni Carlos yang tengah marah kepada Zayn. Mereka penasaran dengan suara ribut-ribut di sana."Dasar pelayan tidak tahu diuntung! Seharusnya kau bersyukur, restoranku masih menerima orang sepertimu. Jelek, bodoh, dekil dan tidak berpendidikan!" caci Carlos leb
Read more
Tempat Asing
BRAK ...Zayn tidan menyadari adanya mobil truk bermuatan besar yang datang dari arah kiri, melaju kencang dan menabraknya. Fokus Zayn hanya pada mobil kekasihnya yang sudah lebih dulu pergi itu. Zayn terjatuh dari motor dan motornya terpental sejauh lima ratus meter. Seketika pandangan Zayn berubah gelap. Ia merasakan seluruh tubuhnya sudah mati rasa. Ingatan terakhirnya adalah, menatap sang kekasih yang sedang bersama pria lain di mobil mewah.Sepasang mata terbuka, bersamaan dengan seberkas cahaya berwarna biru menyorot tajam. Zayn menutupi matanya dengan sebelah tangan. Ia sepintas melihat sekelilingnya seperti ruang hampa. Gelap tanpa adanya benda satu pun. Mungkinkah dirinya benar-benar sudah mati? Inikah yang dinamakan alam baka?Zayn berpikir demikian. TRING ...Terdengar suara nyaring, Zayn pun membuka matanya lebar-lebar dan mendapati dirinya berada di tempat yang sama sekali tidak dikenal.Zayn mengubah posisi tubuhnya menjadi duduk, kemudian berdiri dengan cepat. "Di ma
Read more
Berhasil Naik Level
20:30 p.m."Lima puluh ..." Zayn pun menyelesaikan sit up sebanyak 50 kali. Dalam waktu lima belas menit. Zayn tidur telentang di rerumputan taman kota. Sejak sore hingga malam menyapa, ia menjalankan misi harian dari Sistem Harem.Selama menjalankan misi harian, tidak sedikit dari orang-orang sekitar yang memperhatikannya. Zayn memilih untuk tidak memperdulikannya. "Astaga! Aku merasa lelah sekarang. Menjalankan misi harian sama saja seperti berlatih militer di academy," gumamnya menggerutu sambil menstabilkan napas yang masih memburu itu."Tuan." Calista pun datang secara mengejutkan. Calista duduk berjongkok tepat di samping Zayn, yang sontak membuat pemuda dua puluh dua tahun itu tersentak kaget."Apa-apaan kau ini? Mundur beberapa langkah dariku!" tegas Zayn, merasa risih dekat-dekat dengan Calista. Dia masih belum bisa mempercayai Calista sepenuhnya."Anda hebat, Tuan. Misi harian berhasil Anda selesaikan." Calista berkata dengan penuh semangat sembari menunjukkan ibu jarinya
Read more
Dicampakkan
"Sungguh, Tuan? Jadi, malam ini Anda akan makan malam dengan seorang wanita?" Calista tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, sekaligus bercampur senang. Dibandingkan Zayn yang hanya berucap beberapa kata saja, Calista malah lebih antusias. Sampai jaraknya dan Zayn kurang dari satu meter. "Anda memang luar biasa, Tuan. Misi di level 3 ini, pasti akan mudah Tuan selesaikan dalam waktu singkat."Kalimat pujian terus terlontar, bersamaan dengan suara tepuk tangan meriah. Calista menyambut bahagia keberhasilan Zayn kali ini.Baru beberapa jam berlalu, tetapi Zayn sudah mempu menggaet seorang wanita. Dari data Sistem Harem, ternyata wanita yang akan dikencani Zayn, seorang pewaris dari keluarga konglomerat. "Ish ... jangan memujiku berlebihan seperti itu. Kami hanya akan malam saja." Meskipun, Zayn berusaha bersikap acuh dan terkesan dingin, tetapi Calista bisa membaca dari raut wajah Zayn, yang sebenarnya sedang merasa bahagia. "Aku minta jaga jarakmu. Mundur lah!" Zayn menggese
Read more
Membuat Rebecca Kesal
Hari berikutnya.Rebecca berdandan sangat cantik layaknya putri di negeri dongeng. Mengenakan gaun berwarna biru laut dengan sebuah mahkota di kepalanya, menambah kesan anggun bagi sang wanita yang sedang berulang tahun.Matthew pun terlihat gagah dan tampan dengan setelan jas yang senada dengan gaun Rebecca."Selamat ulang tahun, Sayang. Ini hadiah untukmu." Matthew memberikan sebuah kotak berukuran sedang yang sudah dibungkus sangat indah. Ada pita warna emas di atasnya, membuat Rebecca tersenyum sumringah."Terima kasih, Sayang." Rebecca mengecup bibir Matthew di hadapan semua orang. Dia mengambil hadiah tersebut dan berniat untuk membukanya sekarang.Rebecca menebak pasti sesuatu bernilai fantastis ada di dalam kotak tersebut. Mungkin sertifikat rumah, tanah atau yang lainnya? "Apa kau sudah menghubungi si sampah itu, untuk datang pesta ini?" tanya Matthew tersenyum penuh makna."Tentu, Sayang. Aku sudah meminta sampah itu untuk datang. Kamu tenang saja, Sayang." Rebecca mengalun
Read more
Setelah Berkencan
Vania mengantar Zayn hingga pintu apartemen. "Masuklah," pinta Vania. "Kamu tidak ingin masuk juga, Sayang?" tawar Zayn ramah, sekedar basa-basi. Berlama-lama dengan Vania, membuatnya seperti terlahir kembali. Dunianya sekarang dipenuhi warna. Bukan hanya hitam saja. "Tidak untuk sekarang, Sayang. Lain kali saja ya. Daddy memintaku untuk pulang hari ini. Nanti aku kabari kamu ya." Vania mengecup pipi kanan Zayn lembut. Kemudian tersenyum sumringah sampai lengkungan bibirnya terlihat. [Sang wanita merasa senang: Mendapatkan +10 Poin Karisma] "Iya, Sayang. Pergilah. Jangan biarkan Daddymu menunggu," ucap Zayn sambil mengelus lembut kedua pipi Vania. "Love you, Sayang." "Love you too, Sayang," balas Zayn, disertai kecupan hangat di kening sang kekasih. [Sang wanita merasa Jatuh Cinta: Mendapatkan +20 Poin karisma.] Kini Zayn tahu, bagaimana memperlakukan wanita, dengan begitu poin karismanya akan bertambah. Level pun akan cepat naik. "Dah, Sayang." Vania mulai melenggang
Read more
Kejutan Tak Terduga
"Tuan," sebut Calista pelan. Wajahnya sudah berada sangat dekat Zayn. Jaraknya kurang satu meter. Zayn langsung membuka matanya lebar-lebar, saat merasa ada hembusan angin hangat menerpa wajahnya. Saking terkejutnya dia spontan mendorong Calista, hingga membuatnya mundur beberapa langkah. Zayn buru-buru mengubah posisinya menjadi duduk dan menutupi tubuhnya dengan selimut karena kondisinya hanya dibalut mantel mandi saja. Takut ada sesuatu yang dilihat Calista. Jadi dia menutupnya rapat-rapat. "Kau ini, selalu mengejutkanku. Ada apa?" bentak Zayn mengomel. Dia tidak bisa menutupi kesalahannya. Sementara Calista menggembungkan pipinya seperti bola pingpong. "Tuan ... Kau membuat pakaianku rusak." Zayn melirik, "rusak katamu? Aku melihatnya baik-baik saja." Calista semakin kesal dibuatnya. Dia melipat kedua tangan di dada, lalu menyelengos seperti bocah yang merajuk ketika tidak dibelikan permen. "Anda, memang pria yang tidak peka, Tuan," celetuknya bernada kesal. Kini Za
Read more
Pertemuan Kedua
"Daddy, sudah menjodohkanku dengan pria lain dan Daddy sudah mengatur pertemuannya," ungkap Vania lemas.Senyuman Zayn pun memudar. Dia melepas genggamannya. Saking terkejutnya dia sampai beranjak bangun. Tangan kanannya mengusap kening, sedangkan yang kiri berkacak pinggang. "Lantas bagaimana dengan hubungan kita?" Zayn tidak banyak kata.Sebenarnya dia tidak terlalu peduli Vania dijodohkan atau tidak, tapi ya ... Apakah hanya berjalan satu hari saja? Zayn masih belum merasa puas. "Kamu tenang dulu, Zayn." Vania menarik tangan sang kekasih untuk kembali duduk bersama. Vania menggenggam erat tangan Zayn. Mengusapnya perlahan-lahan. "Aku sudah menolak perjodohan itu, Sayang. Jadi, hubungan kita tetap berlanjut. Secepatnya aku akan mengenalkan kamu pada Daddy dan keluargaku yang lain."Zayn membola. Namun, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.Bertemu keluarga? Apakah dirinya sudah siap? Matilah! Kalau Vania langsung memaksa untuk menikah. "Heum, sebaiknya kita buka
Read more
Wanita Baru
Zayn pun meninggal rumah sakit, bersama seorang wanita tiga puluhan tahun. Cantik dan menawan.Zayn sesekali melirik wanita itu. Dia merasa tidak asing dengan wajahnya. Seperti pernah bertemu. Namun di mana? Zayn pun sedang memikirkannya sekarang. "Siapa namamu?" tanya wanita itu santai sembari fokus pada jalanan beraspal Kota Jiang, membuka pembicaraan di antara keduanya. Suasana di dalam mobil terasa canggung karena Zayn tidak mengatakan apa-apa sedari tadi.Jika diperhatikan lagi, pemuda yang ada disampingnya cukup tampan juga. Pikir wanita itu, yang mulai tertarik dengan Zayn. "Namaku, Zayn Xander. Nona, bisa memanggilku Zayn saja," ungkapnya santai.Wanita itu mengangguk sambil bibirnya membentuk huruf O kecil, "kalau begitu panggil saja aku, Zia.""Zia?" Zayn menaikkan sebelah alisnya. Rasa penasarannya semakin memuncak setelah wanita itu menyebutkan namanya."Ada apa dengan ekspresi wajahmu? Apakah namaku terdengar aneh?" Zia mengarahkan pandangannya pada Zayn. "Apa kau meras
Read more
Vania Sayang
"Tuan, hendak pergi kemana?" tanya Calista, ketika mendapati Zayn, yang sudah rapi dengan setelan baju santai. Jika dilihat-lihat kembali, tampaknya Zayn akan pergi berolahraga?"Haruskah aku mengatakan segala kegiatanku kepadamu?" Zayn melipat kedua tangan di dada, menaikkan sebelah alisnya menatap penuh tanya. "Saya hanya ingin memastikannya saja, Tuan." "Heum, sudahlah. Aku tidak ingin berlama-lama berbicara denganmu. Sebaiknya, diriku ingin menghirup udara segar." Setelahnya dia melenggang pergi. Seperti biasa, mengacuhkan segala sesuatu yang Calista ucapkan.Gadis mungil itu, berbalik badan. Memperhatikan punggung Tuannya cukup lama. "Semangat, Tuan! Selamat, menikmati olahragamu! Semoga harimu menyenangkan!" teriak Calista kemudian.Zayn tidak menoleh, hanya mengangkat sebelah tangannya. Calista sekedar termangu di sana dan tersenyum kecil. ***Baru beberapa meter meninggal apartemen, Zayn sudah seperti idola yang sedang digandrungi. Aura ketampanannya seolah memancar sempurn
Read more
DMCA.com Protection Status