Share

Dicampakkan

"Sungguh, Tuan? Jadi, malam ini Anda akan makan malam dengan seorang wanita?" Calista tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, sekaligus bercampur senang. 

Dibandingkan Zayn yang hanya berucap beberapa kata saja, Calista malah lebih antusias. Sampai jaraknya dan Zayn kurang dari satu meter.  

 "Anda memang luar biasa, Tuan. Misi di level 3 ini, pasti akan mudah Tuan selesaikan dalam waktu singkat."

Kalimat pujian terus terlontar, bersamaan dengan suara tepuk tangan meriah. Calista menyambut bahagia keberhasilan Zayn kali ini.

Baru beberapa jam berlalu, tetapi Zayn sudah mempu menggaet seorang wanita. Dari data Sistem Harem, ternyata wanita yang akan dikencani Zayn, seorang pewaris dari keluarga konglomerat. 

"Ish ... jangan memujiku berlebihan seperti itu. Kami hanya akan malam saja." 

Meskipun, Zayn berusaha bersikap acuh dan terkesan dingin, tetapi Calista bisa membaca dari raut wajah Zayn, yang sebenarnya sedang merasa bahagia. 

"Aku minta jaga jarakmu. Mundur lah!" Zayn menggeser wajah Calista ke sisi kanan, supaya jarak di antara keduanya tidak terkesan intim. 

"Anda memang luar biasa, Tuan. Sistem Harem tidak akan memilih sembarang orang, untuk bisa memilikinya. Anda adalah pria pilihan dan spesial." Calista menepuk bahu Zayn spontan karena saking senangnya dia, mengetahui Zayn sudah menemukan wanita cantik yang akan dikencaninya.

Zayn tersenyum canggung. Melirik bahunya yang baru saja ditepuk itu. Lirikan matanya, seolah mengartikan ia tidak menyukai perlakuan Calista. 

"Lantas, berada di mana levelku sekarang?" 

Kini suasana hatinya sudah berubah untuk serius lagi. Ditunjukkan dengan guratan panjang di keningnya.

Calista duduk manis menghadap majikannya itu. Ya. Semenjak Zayn menerima tawaran Sistem Harem Sang Milyader, maka kontrak kerja pun dimulai.

Calista harus mematuhi segala perintah Zayn. Apa pun itu, selama menyangkut soal Sistem Harem dan wanita.

Calista mengangkat sebelah tangannya. Menunjukkan layar notifikasi Sistem Harem.

Zayn melirik gadis cantik itu dan Calista tersenyum lebar, sampai menunjukkan deretan gigi-giginya yang putih bersih itu. Alih-alih dibalas kehangatan, Zayn malah memalingkan wajahnya. 

Calista tidak berkomentar. Dia diam, meskipun terselip sedikit rasa penasaran. 

"Lihat, Tuan! Anda masih perlu mengumpulkan 150 Poin Karisma, untuk bisa mencapai level selanjutnya."

"Hari ini, Anda mendapatkan tambahan 50 Poin Karisma, setelah mencium tangan wanita itu. Anda bisa meningkatkan Poin Karisma, dengan menjalin hubungan yang lebih intim lagi dengan para wanita." Calista menerangkan, arti dari setiap tulisan yang ada pada layar notifikasi.

Kening Zayn mengerut dan alisnya naik sebelah. Dia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, lalu melipat kedua tangan di dada. 

"Melakukan hubungan lebih intim dengan para wanita, dengan kata lain, diriku bisa mendekati wanita yang lebih menawan dari Vania dan Rebecca?" 

Pertanyaan tersebut mendapat anggukan kepala dari Calista, "benar, Tuan. Kesempatan Anda untuk mencapai level tertinggi dalam waktu singkat, terbuka lebar. Selama Tuan, selalu dekat dengan wanita."

Seperti gulungan ombak di laut lepas, jawaban Calista membawa angin segar bagi Zayn. 

"Lalu, setelah berkencan dengan Vania, apakah levelku akan naik cepat?" tanya Zayn menelisik lebih dalam. Dia menatap lekat gadis cantik bergaya centil itu. 

Calista mengangguk tanpa keraguan, "tentu saja, Tuan. Bahkan Tuan bisa mendapatkan bonus dari Sistem Harem nantinya. Bukan itu saja, Tuan akan menjadi pria yang dikagumi para wanita. Percayalah kepadaku. Semakin tinggi level yang Tuan miliki, maka pesona Tuan akan sangat luar biasa."

Calista menyentuh bagian atas dadanya. Mengisyaratkan bahwa ucapannya benar dan bukan lelucon.

Zayn menganggukkan kepalanya pelan, seraya mengelus dagunya lembut. "Heum, tiba-tiba terlintas sebuah ide cemerlang."

"Ide apa, Tuanku?" tanya Calista ingin tahu.

"Aku akan membuat perhitungan kepada Rebecca. Aku yakin, Rebecca akan terkejut nanti."

Mendadak gaya bicaranya berubah sangat serius, begitu juga dengan cara Zayn menatap objek di hadapannya sangat tajam. Sementara Calista memutar bola matanya cepat. Ke atas, lalu ke bawah. Sedang menerka-nerka, apa yang sedang direncanakan Zayn?

***

Hari berikutnya. Zayn pun mendatangi  apartemen Rebecca. Matanya membulat ketika mendapati ada laki-laki lain sedang menggandeng tangan kekasihnya itu. Laki-laki tersebut sangatlah tampan dan gagah. 

Zayn dapat mengenali laki-laki itu dalam sekali lihat. Nyatanya, Zayn memiliki trauma berat pada pria yang memiliki wajah oriental itu.

Zayn dapat melihat Rebecca begitu bahagia dalam dekapan tubuh pria itu. Setelah diam cukup lama, Zayn tersenyum miring. Selanjutnya menghampiri Rebecca di sana. 

"Rebecca!" Zayn lantas menarik tangan kekasihnya. Meminta paksa Rebecca untuk melepaskan tangan pria itu.

Zayn menjatuhkan tatapan tajam dan nanar kepada pria tersebut. Tubuh Zayn memang tidak sebanding dengan lawannya itu, tetapi jika menyangkut soal wanita, Zayn seakan berubah menjadi singa yang siap menerkam mangsanya.

Matthew, pria gagah itu menjatuhkan tatapan mengintimidasi, disertai senyuman sinis kepada Zayn.

BRUK ...

Matthew, mendorong tubuh Zayn sangat keras, sehingga pemuda itu jatuh tersungkur ke tanah. Kue yang telah dipersiapkan dengan baik itu, ikut terjatuh pula. 

Zayn tampak cemas karena kue tersebut keluar dari tempatnya. Sebagian kuenya telah menyentuh tanah. Alih-alih merasa iba, Rebecca malah menertawakan pacarnya yang miskin dan jelek itu. Namun, sebenarnya Rebecca tidak tahu, bahwa Zayn sedang memerankan sebuah sandiwara. 

"Kau itu tidak pantas menjadi kekasihnya! Tampangmu saja seperti gelandangan. Masih saja bermimpi memiliki cinta seorang wanita cantik!" hina Matthew disertai tawa keras.

Rebecca seperti di atas langit karena diperebutkan oleh dua laki-laki sekaligus. Namun, dirinya tetap memilih Matthew ketimbang Zayn. 

"Apa kau memiliki mobil mewah sepertiku? Lihatlah!" Matthew menunjukkan super car berwarna merah darah miliknya itu.

Matthew membanggakan barang mewahnya itu di hadapan Zayn, yang tidak memiliki apa-apa selain pakaian butut.

Zayn sekedar melirik mobil mewah itu dan tidak ada komentar.

Rebecca menutupi mulutnya dengan sebelah tangan saat Matthew mengedipkan sebelah mata ke arahnya. Wanita cantik, centil dan licik itu tersipu malu. Pipinya yang tertutup tebalnya make up itu, tampak merona.

Zayn memandangi Matthew dan Rebecca secara bergantian. Dari cara keduanya berkomunikasi melalui kontak mata, Zayn bisa menarik kesimpulan bahwasanya Matthew menyukai Rebecca dan sebaliknya. 

Zayn beberapa kali bertemu Matthew ketika sedang bersama Rebecca dulu. Mungkinkah keduanya memiliki hubungan lain? Pikir Zayn, tidak terlalu terkejut. 

"Hei, kau pria miskin, dekil dan tidak berpendidikan!" seru Matthew sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arah Zayn, yang masih duduk tersungkur di sana.

Matthew menghampiri Zayn. Namun, detik itu juga Zayn bangkit dengan penuh semangat. Napasnya memburu, jantungnya menggebu-gebu. Tubuh kecilnya seakan mendapatkan dorongan semangat untuk melawan. Tatapan pun nanar kepada laki-laki yang menjadi lawan bicaranya itu.

"Menjauhlah dari kekasihku!" tegas Zayn dengan nada tinggi sambil mendorong bidang dada Matthew. Kali ini Zayn bersungguh-sungguh, walau sebenarnya sekedar akting. 

Tatapan nyalang, mengatakan bahwa Zayn tidak suka melihat kekasihnya digoda pria lain.

Alih-alih merasa takut, Matthew berbalik tertawa. Ia memegangi dadanya yang baru saja disentuh oleh Zayn. "Beraninya kau menyentuh pakaian mahalku dengan tanganmu yang kotor itu, ah! Harga baju ini saja lebih mahal dari harga dirimu itu!"

Zayn pun tidak gentar, meski telah mendapatkan cacian serta hinaan dari Matthew. 

"Jangan pernah kau menyentuh kekasihku! Rebecca adalah pacarku dan kau tidak berhak untuk bersamanya!" Zayn menatap nanar dan penuh amarah laki-laki yang dengan berani menggandeng tangan Rebecca.

Lagi dan lagi Matthew tertawa tanpa rasa bersalah. "Kekasihmu? Melihat wajahmu yang jelek ini, diriku merasa kasihan dengan Rebecca. Bisa-bisanya, Rebecca mau menjadi kekasih sepertimu, jelek, miskin dan tidak berpendidikan? Hahahaha."

Matthew terus tertawa dan merasa paling keren. Sementara Zayn mengepalkan kedua tangannya, mengumpulkan segenap keberanian untuk melawan pria yang dengan berani mengganggu kekasihnya itu.

BRUK ....

Zayn mendorong sangat kencang tubuh Matthew, hingga tersungkur di tanah. Matthew pun naik vitam. Tidak terima harus kalah dengan pemuda miskin yang tidak memiliki apa-apa itu.

Benarkah demikian?

Matthew segera bangun dengan napas memburu. Ingin rasanya ia mencekik leher Zayn dan mengirimnya ke alam baka sekarang juga. Namun, sebelum itu terjadi, Rebecca sudah lebih dulu menghentikannya.

"Kalian, berhentilah!" Rebecca pun hadir di tengah-tengah emosi yang memuncak. "Matthew, sebaiknya kau pergi saja. Aku tidak ingin ada keributan di sini," sambung Rebecca berusaha melerai pertikaian antara Zayn dan Matthew.

Zayn tidak berkata apa-apa. Pun dengan Matthew. Namun, di dalam hati, Leon merasa senang lantaran Rebecca menunjukkan sosok aslinya. 

"Baik. Aku akan pergi. Aku pun tidak sudi berlama-lama di tempat ini, apa lagi harus menghirup udara yang sama dengan pria miskin seperti dirimu!" sindir Matthew dan tidak lama kemudian melenggang pergi dari sana.

Rebecca melambaikan tangan sembari tersenyum lembut kepada Matthew, melepas kepergian pemuda itu dengan penuh kebahagiaan. Sementara itu, Zayn mengepalkan kedua tangannya. Jelas oleh netra bagaimana Rebecca terlihat lembut kepada Matthew, padahal pemuda itu bukanlah siapa-siapa baginya.

"Rebecca," panggil Zayn sambil mendekatkan diri pada sang kekasih.

Rebecca menyelengos sambil menjatuhkan tatapan culas, "Besok ulang tahunku, mana hadiah untukku? Tentu kau tidak melupakannya 'kan?"

Rebecca mengangkat tangan kanannya, meminta hadiah yang seharusnya didapatkannya besok. Dicecar pertanyaan demikian, Zayn memilih diam.

Secara perlahan, Zayn merogoh kantong celana, lalu mengeluarkan kotak kecil berisi kalung perak yang telah disiapkannya itu. 

"Ini hadiah dariku." Zayn menunjukkan hadiahnya tersebut. Rebecca pun langsung tertawa keras sesaat setelah melihat isi kotak kecil itu.

BRAK ...

Rebecca menepis tangan Zayn, sehingga hadiah itu jatuh ke tanah. Zayn melihat sekilas kalung perak tersebut. Sebelum menjatuhkan pandangan pada sang kekasih.

"Ambil hadiah murahanmu itu. Kalung jelek itu, tidak layak untuk wanita modern seperti diriku!" ejek Rebecca kemudian dan diiringi tawa keras.

Seperti disambar petir di siang hari, Zayn pun mematung. Mata membola seakan ingin melompat keluar dari tempatnya. Ternyata dugaannya benar. Rebecca tidak mencintainya. 

"Berikan aku 1000 dollar. Diriku ingin membeli minuman sekarang!" pinta Rebecca dengan nada culas. 

Zayn mengeluarkan sisa uangnya, "Aku hanya memiliki lima ratus dollar saja." 

Zayn memelas dan tidak banyak berkata lantaran uang lemburnya memang hanya ada 500$ saja.

Rebecca pun kesal dan marah. "Aku ingin seribu dollar, bukan lima ratus dollar, apa kau tuli ah?!"

"Seharusnya kau mempersiapkan uang yang banyak di hari ulang tahunku, tetapi nyatanya kau hanya memiliki lima ratus dollar saja. Dasar miskin!" umpat Rebecca lebih lanjut tanpa peduli perasaan Zayn sekarang.

Lagi-lagi Zayn hanya diam menghadapi kemarahan Rebecca sekarang. 

"Kau juga hanya membeli kalung murah itu untuk hadiah ulang tahunku ...." Rebecca menjeda kalimatnya. Bibirnya tersungging, tersenyum sinis. "Dirimu memang keterlaluan, Zayn. Seharusnya kau bisa membelikanku hadiah yang lebih mahal dari kalung itu! Sekarang diriku tahu, sesungguhnya kau tidak pernah mencintaiku."

Zayn mengangkat pandangannya. Sungguh kali ini ucapan Rebecca mencabik-cabik hatinya. Namun, Zayn tetap diam. Setidaknya dia melihat wujud asli Rebecca. 

"Ya sudah, berikan uangnya! Sebaiknya kau pergi dari sini karena aku akan pergi minum-minum bersama teman-temanku!"

Secara tidak langsung Rebecca mengusir Zayn. Bukan itu saja, setelah mencaci maki Zayn, Rebecca mengambil uang tersebut secara kasar, membuat Zayn terkesiap dan tersadar dari lamunan. 

Sudah puas marah-marah, Rebecca pun masuk ke apartemen, sedangkan Zayn masih mematung di sana. Sekarang Zayn sadar. Siapa Rebecca yang sebenarnya. Kini hanya tinggal menunggu permainan yang sesungguhnya.

Apa yang akan Zayn lakukan kepada Rebecca?

****

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
balas zayn yg lbh menyakitkan buat Rebecca kalau dia bisa selingkuh knp kamu enggak Bawa Vania depan mula Rebecca Dan tunjukin Sama c Rebecca kalau kamu sekarang bukan lagi zayn yg lemah lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status