Share

sks 4

Author: ananda zhia
last update Last Updated: 2025-01-01 17:40:19

Alangkah kaget dan hancur hatiku saat melihat video suamiku yang sedang bercint* dengan muridnya. Aku tak akan tinggal diam, aku akan menunjukkan video itu pada kepala sekolah nya!

SISWI KESAYANGAN SUAMIKU

Part 4

"Lina dan suami saya merencanakan untuk tidur bersama menggunakan baju kurang bahan yang diberikan oleh suami saya pada Lina, Pak, Bu. Dan saya mempunyai buktinya!" ujar Renita tegas membuat kakek dan nenek Lina terkejut bukan main.

"Astaghfirullah?! Tidak mungkin!"

Kakek dan nenek Lina berseru sambil menatap ke arah sang cucu yang terdiam ketakutan.

"Apa benar yang dikatakan oleh istri pak guru mu, Lin?" tanya kakek dan neneknya. Lina menunduk kian dalam.

"Tidak, bapak dan ibu, Lina adalah siswi teladan yang menjadi ketua kelas dan juara satu. Dia anak didik yang berprestasi. Lina merupakan siswi baik - baik, Pak, Bu," ujar Bagas tiba - tiba.

Renita mendelik. Sementara itu Lina melirik sekaligus menyeringai sekilas pada Renita, lalu menatap ke arah kakek dan neneknya dengan wajah memelas.

"Kakek dan nenek tenang ya, saya belajar baik - baik di sekolah. Saya tidak melakukan perbuatan yang mempermalukan almarhum bapak ibu maupun kakek dan nenek," ujar Lina.

Rahang Renita mengeras, tangannya terkepal mendengar betapa munafiknya murid sang suami. Dia meraih ponselnya. Untung saja semua pesan w******p dari Lina sudah disalin dan dikirim ke ponselnya. Tapi Renita berusaha untuk tetap tenang, karena dia sedang menggendong anak lelakinya dan berhadapan dengan orang yang sudah sepuh.

"Bapak dan ibu, saya tidak asal bicara tentang perselingkuhan suami dan cucu bapak ibu. Saya mempunyai bukti tentang perselingkuhan mereka," ujar Renita sambil membuka pesan w******p nya.

Wajah Lina dan Bagas memucat.

"Ren, jangan!" seru Bagas menggeleng kan kepala.

Renita menatap tajam ke arah sang suami.

"Kamu ingin diselesaikan sendiri atau di hadapan kepala sekolah kamu, Mas?" tanya Renita.

Nyali Bagas menciut.

Renita lalu maju ke arah kakek dan nenek Lina, Lina memperhatikan dengan takut - takut.

Renita memperlihatkan layar ponselnya ke arah kakek dan nenek Lina.

"Mana ada guru yang memberikan baju tidur kurang bahan pada muridnya dan murid yang menawarkan diri untuk tidur bersama gurunya?" tanya Renita getir. Kakek dan nenek Lina menatap layar ponsel Renita dengan prihatin sekaligus kaget. Betapa menyedihkan nya foto - foto Lina dengan baju dan pose yang mengundang syahwat yang dikirim ke nomor Bagas.

Kakek dan nenek Lina berpandangan. Mereka menatap iba dan merasa sangat bersalah pada bayi lelaki yang sedang tertidur dalam buaian ibunya. Rumah tangga orang tuanya sedang goncang karena cucu mereka.

"Jadi berapa lama hubungan kamu dan pak Guru kamu?" tanya Renita. Dia menghela napas. Sebenarnya dia sudah menyiapkan diri untuk mendengar jawaban terpahit nya. Tapi rupanya jiwanya tetap tergoncang juga.

Suasana ruang tamu hening. Lina menatap takut- takut pada Bagas. Berharap Bagas yang menjawab pertanyaan dari sang istri.

"Satu bulan, Ren."

“Beberapa bulan yang lalu, Bu,” jawab Lina pelan.

Dua jawaban yang berbeda dari dua orang yang berbeda. Keduanya memang belum mengatur kata sepakat untuk jawaban dari pertanyaan interogasi dari Renita.

Renita hanya mendesah pelan, sementara kakek dan nenek Renita beristighfar menyadari kesalahan sang cucu.

“Kami... Kami mulai dekat setelah sering bertemu di sekolah. Pak Bagas sering membantu saya dalam pelajaran matematika, dan... dan dari sanalah semuanya dimulai.” Lina menjelaskan dengan terbata - bata.

Renita mendengarkan dengan seksama, hatinya semakin hancur. Namun, ia mencoba tetap tegar. Bagas hanya bisa diam, tak berani menatap Renita maupun Lina.

“Kamu tahu dia sudah berkeluarga, bukan?” tanya Renita, nada suaranya datar.

Lina mengangguk lemah. “Iya, Bu. Saya tahu, tapi saya... saya tidak tahu harus bagaimana. Saya merasa nyaman dengan Pak Bagas.”

Renita menatapnya lama, mencoba menahan amarah yang mendidih. “Kamu menghancurkan keluarga kami, Lina. Dan kamu, Bagas, kamu telah menghancurkan hidup kita dengan perbuatanmu ini.”

Bagas menundukkan kepalanya, merasa malu dan bersalah.

"Maafkan aku, Ren. Aku khilaf! Aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahan ku lagi! Ayo kita pulang, Ren! Aku minta maaf!" ujar Bagas dengan tatapan memelas.

Renita menggeleng. Dia baru saja akan menanggapi ucapan Bagas, saat nenek Lina membuka suara.

"Maafkan kami yang tidak bisa mendidik cucu kami dengan baik, Bu. Kami sungguh menyesal," ujar nenek Lina. Nenek Lina lalu mengalihkan pandangan nya ke arah sang cucu. "Sudah sejauh apa hubungan kamu dengan gurumu? Apa kamu... pernah tidur dengan gurumu?" tanya sang nenek. Nada suaranya terdengar getir.

"Nek, saya..."

"Kami belum pernah tidur bersama, Bu. Saya hanya memberikan nasihat, jajan, baju - baju pada Lina," potong Bagas cepat. Tapi Renita tidak semudah itu percaya pada ucapan sang suami.

"Aku ... akan bersedia menutup masalah ini jika sudah ada bukti kalian belum tidur bersama. Hm, Lina, ayo kita ke rumah sakit sekarang. Saya ada kenalan bidan di rumah sakit. Kamu harus menjalani tes keperawanan dulu, baru saya akan percaya jika hasilnya kamu masih virgin," ujar Renita tegas.

"Apa?!" gumam Lina dan Bagas hampir bersamaan.

Next?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Elfrida Panjaitan
Renita GK boleh terlalu keras,, kalau kmu lapar kepala sekolah,, suamimu dipecat, kamu juga dn anakmu menanggung malu
goodnovel comment avatar
Rna 1122
gedegggg bgt sama laki" modelan kek gitu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 40 B ( tamat)

    "Kamu tahu nggak apa persamaan antara cintaku padamu dengan isi kartu ATM ini?" tanya Arjuna dengan senyum dikulum. Renita menggeleng. "Emang apa persamaannya?!" tanya Renita bingung. "Persamaan antara isi kartu ATM ini dengan perasaanku padamu adalah sama - sama unlimited, jadi jangan ragu - ragu kalau kamu ingin beli apapun, Yang," ujar Arjuna sambil meraih tangan Renita dan memberikan black cardnya. Renita melongo. Diraihnya tangan Arjuna dan dikembalikan lagi kartu itu pada si empunya kartu. "Lho kenapa dibalikin, Yang? Kamu nggak butuh duit?" tanya Arjuna heran. Renita tertawa. "Haha, siapa sih di dunia ini yang nggak butuh duit? Tapi nanti saja deh, kalau kita sudah menikah, baru aku mau menerima nafkah dari mu. Kalau sekarang, jangan dulu. Kan kamu juga sudah membantuku untuk mendapatkan pekerjaan," ujar Renita tersenyum. Arjuna pun manggut-manggut. "Ya sudah kalau keinginanmu seperti itu. Hm, ngomong - ngomong soal menikah, aku ingin menikah langsung setelah aku lulus k

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 40 A

    Semakin orang gila itu mendekat ke arah Renita, Renita pun terkejut saat melihat siapa sebenarnya perempuan gila yang disoraki oleh anak-anak, karena perempuan gila itu adalah Lina! Renita menahan nafas saat Lina semakin mendekat ke arahnya. Sesaat dia ragu jika perempuan gila yang sedang disoraki oleh anak - anak kecil itu adalah Lina, tapi semakin sosok itu mendekat ke arah Renita, dia pun semakin yakin bahwa perempuan ODGJ itu adalah perempuan yang sama yang telah merebut suaminya. "Lina? Apa yang terjadi padamu? Kenapa kulit dan pikiran kamu rusak?" desis Renita saat Lina tepat berada di hadapannya. Tanpa diduga Lina berhenti di hadapan Renita sejenak, lalu mereka bertatapan. Dan mendadak Lina tertawa terbahak. "Hahaha! Ada set an! Haaa haaa haa!” seru Lina sambil menunjuk ke wajah Renita. Renita terperanjat dan sama sekali tidak menyangka jika Lina akan menyapanya dengan cara seperti itu. "Arghh! Setan! Setan!" seru Lina sambil merentangkan kedua tangannya dan berusaha menja

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 39 B

    "Bagaimana kalau kamu juga bekerja di kantorku? Bu Renita kan juga sarjana komputer? Hitung-hitung membantu aku di perusahaan. Nanti aku tanyakan pada HRD, apa ada posisi kosong yang bisa diisi oleh bu Renita," ujar Arjuna mantap. "Ah tidak perlu. Aku tidak mau kalau mendapatkan pekerjaan dengan cara nepotisme," kata Renita. "Ini bukan nepotisme, ini hanya memberikan posisi pada orang yang membutuhkan. Begini, Bu, misalkan ada posisi di perusahaan yang sedang kosong, apakah lebih baik diberikan pada orang yang tidak kita kenal sama sekali atau kita berikan pekerjaan pada orang yang sudah kita kenal dengan baik dan terpercaya?" tanya Arjuna.Renita hanya manggut - manggut. "Ya, kamu benar. Ya sudah, kalau begitu besok aku akan melamar kerja ke perusahaan papa kamu," ujar Renita. "Sekarang kamu tidur ya, sudah malam,” sambung Renita lagi. "Iya, Bu. Tapi sebelum tidur, sebenarnya saya itu STNK sama gurunya," ujar Arjuna. Kening Renita mengerut. "Hah, apa itu STNK?" "STNK itu Selalu

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 39 A

    Renita sedang mencari lowongan pekerjaan melalui media sosial nya saat sebuah pesan whatsapp masuk di ponselnya.Renita tersenyum saat membaca pesan whatsApp itu karena pesan itu dikirim oleh Arjuna.[Aku punya tebakan nih, Yang! Apa perbedaan antara akhir pekan dan cintaku padamu?]Renita dengan cepat membalas pesan Arjuna.[Tidak tahu. Memangnya apa bedanya, Jun?][Kalau akhir pekan itu weekend kalau cintaku padamu will never end]Balasan pesan dari Arjuna membuat Renita tersenyum. [Kamu bisa saja, Juna. Kamu belajar dari mana?][Belajar dari hati dong, Yang! Oh ya, kamu lahir tanggal satu ya?]Renita menjawab, [Enggak, emang kenapa?][Aku kira kamu lahir tanggal 1, karena kamulah satu-satunya tujuan hidupku.]Balasan chat dari Arjuna membuat Renita tertawa lepas.[Aku lahir tanggal 7 bulan depan.]Arjuna membalas dengan senyum terkembang. [Wah pantas saja kamu lahir tanggal 7, karena kamu adalah tujuan dari doa-doaku selama ini 🥰]Bunga - bunga di hati Renita seakan bermekaran.

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 38 B

    Renita mengangguk, dia kemudian menggendong Damar dan berjalan menuju ke arah mobil Arjuna. Suasana hening saat mobil melaju. Damar yang semula merengek karena ingin bermain hujan, terdiam setelah Arjuna memberikan roti coklat yang memang sudah disiapkannya untuk calon anak sambungnya itu. "Kenapa kamu diam saja, Bu Ren?" tanya Arjuna melirik ke arah Renita yang sedang menatap kaca jendela yang basah oleh air hujan. "Apa ada hal berat yang sedang bu Nita pikirkan?" lanjut Arjuna lagi. Renita menghela napas panjang. "Aku masih merasa sangat bersalah pada Mas Bagas. Apa aku harus mengatakan pada orang tua Bagas bahwa anak bungsu mereka meninggal karena menyelamatkan aku?" tanya Renita. Arjuna menggeleng. "Menurut saya hal itu tidak perlu. Bukan kamu yang bersalah. Kamu kan tidak minta ditabrak, kamu juga tidak minta untuk diselamatkan oleh Bagas kan, Bu? Jadi tidak usah mengatakan hal yang akan membuat orang tua pak Bagas justru menaruh dendam pada bu Renita," ujar Arjuna panjang leb

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 38 A

    Disusul dua batu yang mendarat dengan mulus di kaca belakang. Adi yang ketakutan, membeku di kursi belakang kemudi. Beberapa orang turun dari motor dan menyerbu mobil Adi. "Turun kamu! Atau mati!" teriak mereka murka. Adi menatap pada kerumunan orang yang berkeliling di depan mobilnya. "Ayo keluar dari mobil mu dan mempertanggungjawabkan perbuatanmu atau aku kami akan memberi pelajaran, biar kamu modyar sekalian!" teriak orang-orang yang berkerumun di depan mobil Adi.Adi sangat ketakutan. Tetapi dia tetap tidak mau keluar dari mobil karena khawatir akan diamuk massa. "Woi, budek ya?! Kalau kamu tidak mau keluar, kami akan menghancurkan mobilmu secara paksa dan menghajarmu!" teriak sebagian orang yang berkerumun di depan mobil Adi.Adi terdiam di belakang kemudi sehingga membuat jengkel orang - orang yang berkerumun di hadapannya. Dua orang lelaki yang membawa batu besar menghantamkan batunya ke kaca bagian depan mobil sehingga pecah berhamburan, tepat pada saat itu, Adi ditarik o

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status