Share

SUAMI UNTUK TUAN PUTRI
SUAMI UNTUK TUAN PUTRI
Penulis: Jayashree

Bab 1

Entah dirimu kaya, atau miskin. Kenyataannya hidup sebagai manusia selalu di liputi rasa takut.

Takut kehilangan apa yang dimiliki atau takut dirimu tak berharga hanya karna tak memiliki apa yang orang lain miliki.

Setelah di buang dari keluarganya yang kaya raya, Dania merasa tidak bisa lagi menampung sahabat kecilnya. Semua orang menyukai Zora karena kekuasaan yang ia miliki, tanpa semua itu dia hanya anak manja yang tidak mungkin bisa menjalani hidup.

"Please Dania, aku bisa kemana lagi sekarang? Aku udah gak punya tempat pulang, aku bahkan gak punya uang lagi."

Dania menghela nafasnya dengan kesal. "Kalo begitu, seharusnya kamu balik ke orang tuamu. Zora, kalo aku jadi kamu, aku gak akan ngelakuin hal bodoh begini cuma karna seorang Julian. Liat, dia bahkan gak bisa tolong kamu."

"Aku bakal cari kerja setelah ini, please aku gak tau lagi harus kemana." Zora memohon dengan melas, pelupuk matanya basah, hatinya gusar, dan mukanya memerah dengan panik.

Tak pernah terbayang sebelumnya bahwa Dania juga ikut berubah, setelah belasan tahun mereka bersahabat bagai keluarga.

"Kamu sekuat tenaga mau buktiin Julian pantes buat kamu, seharusnya kamu berusaha lebih keras. Liat apa dia bisa diandelin?" Dania tidak bisa lagi menahan rasa muak selama ini. "Lihat, Ini sudah hampir 1 tahun! Apa yang bisa dia lakuin? Cuma kasih kamu semangat?"

Dengan cepat Dania melempar koper berisi pakaian dan peralatan Zora keluar rumahnya. "Pergi sekarang, aku gak mau tau soal kamu lagi."

"Dan.. dan please ..." Zora mencoba mendorong pintu yang di banting Dania dengan paksa dan menguncinya dari dalam.

"Hah.." nafasnya terengah-engah, hatinya tak menentu dan pikirannya tak dapat memberikan jawaban. Dia terduduk di depan pintu dengan putus asa. Sudah 1 tahun dia hidup tanpa kepastian begini.

Zora mengambil Ponsel dan menelpon pacarnya, Julian. Tapi tidak ada tanda tanda bahwa laki-laki itu menjawabnya. Berulang kali dia mencoba, hinggal 70 panggilan tidak terjawab.

Dengan putus asa Zora melangkah menyusuri jalan sepi, waktu saat itu menunjukan pukul 10 malam. Bahkan Dania tidak bisa menunggu untuk mengusirnya di pagi hari.

Hingga sebuah mobil Audi menghampirinya dan membuka kaca mobil untuk menyapanya.

"Butuh tumpangan nona?" Kata orang dalam mobil tersebut.

Mobil itu hitam dengan ornamen khas Audi yang mewah, siapapun yang melihat mobil itu akan terpana, apalagi melihat sosok yang mengendarainya, seorang pria tampan dengan wajah blasteran Indo-Eropa dengan mata tajam dan hidung mancung.

Tapi tidak untuk seorang Zora, sebelumnya dia bahkan memiliki Audi terbaru, harta bukan soal yang dia inginkan, bahkan gedung pencakar langit pun dia mampu membelinya.

Hatinya yakin, bahwa Julian bisa di andalkan dan mencintainya dengan tulus. 1 tahun ini, Julian membantunya mengurus hidupnya, tak masalah menjadi sederhana, tapi dia memiliki cinta yang tulus.

"Pergilah Andra," tepis Zora dengan malas.

"Pacarmu itu tidak akan datang, ini sudah larut, kamu mau kemana?"

"Berenti peduli padaku, banyak wanita yang bisa kamu kencani, gak perlu ngejar-ngejar aku terus!"

Affandra tersenyum kecut, kapan wanita ini akan sadar, mungkin pelet itu memang nyata.

Dia terus mengikuti dengan perlahan di belakang Zora.

Tak terasa sudah 1 jam Zora berjalan dan menuju taman terdekat. Dia duduk untuk merenggangkan kakinya yang penat. 1 tahun ini begitu sulit, semua orang mengucilkannya. Kecuali Julian, dia masih selalu bertahan walaupun tidak seperti dulu.

Zora menarik nafas panjang dan membuangnya secara teratur.

'Dia pasti sibuk banget, mungkin nanti akan nelpon aku.' batinnya menghela nafas dengan tiupan angin malam yang menggigit.

Melihat pemandangan ini Affandra tidak bisa tidak lebih menganguminya, walaupun bodoh, wanita ini tulus dan keras kepala, seperti dirinya.

Affandra mengambil beberapa minuman ringan dan membawanya turun menghampiri wanita yang membawa koper berjalan-jalan di jalan sepi dan melamun dengan mata kosong dan putus asa.

Zora dengan malas mengabaikan, tapi Andra terus mendekat dan duduk di sampingnya.

"Nah.." Andra menyerahkan minuman untuknya melepaskan dahaga.

Zora dengan enggan tapi mengambil minuman itu. Tenggorokannya kering sekali.

"Andra, please jangan berusaha lagi, kamu cuma bikin aku lebih benci."

Andra menatap wanita itu, pandangannya lurus tak ingin menatapnya. Dengan mantap dia mengatakan untuk Andra menyerah saja.

"Zora, aku minta maaf, kita bisa lupain semua pertunangan kita, tapi tolong kita tetap berteman."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status