Share

SUAMI UNTUK TUAN PUTRI
SUAMI UNTUK TUAN PUTRI
Penulis: Jayashree

Bab 1

Penulis: Jayashree
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-04 04:51:43

Entah dirimu kaya, atau miskin. Kenyataannya hidup sebagai manusia selalu di liputi rasa takut.

Takut kehilangan apa yang dimiliki atau takut dirimu tak berharga hanya karna tak memiliki apa yang orang lain miliki.

Setelah di buang dari keluarganya yang kaya raya, Dania merasa tidak bisa lagi menampung sahabat kecilnya. Semua orang menyukai Zora karena kekuasaan yang ia miliki, tanpa semua itu dia hanya anak manja yang tidak mungkin bisa menjalani hidup.

"Please Dania, aku bisa kemana lagi sekarang? Aku udah gak punya tempat pulang, aku bahkan gak punya uang lagi."

Dania menghela nafasnya dengan kesal. "Kalo begitu, seharusnya kamu balik ke orang tuamu. Zora, kalo aku jadi kamu, aku gak akan ngelakuin hal bodoh begini cuma karna seorang Julian. Liat, dia bahkan gak bisa tolong kamu."

"Aku bakal cari kerja setelah ini, please aku gak tau lagi harus kemana." Zora memohon dengan melas, pelupuk matanya basah, hatinya gusar, dan mukanya memerah dengan panik.

Tak pernah terbayang sebelumnya bahwa Dania juga ikut berubah, setelah belasan tahun mereka bersahabat bagai keluarga.

"Kamu sekuat tenaga mau buktiin Julian pantes buat kamu, seharusnya kamu berusaha lebih keras. Liat apa dia bisa diandelin?" Dania tidak bisa lagi menahan rasa muak selama ini. "Lihat, Ini sudah hampir 1 tahun! Apa yang bisa dia lakuin? Cuma kasih kamu semangat?"

Dengan cepat Dania melempar koper berisi pakaian dan peralatan Zora keluar rumahnya. "Pergi sekarang, aku gak mau tau soal kamu lagi."

"Dan.. dan please ..." Zora mencoba mendorong pintu yang di banting Dania dengan paksa dan menguncinya dari dalam.

"Hah.." nafasnya terengah-engah, hatinya tak menentu dan pikirannya tak dapat memberikan jawaban. Dia terduduk di depan pintu dengan putus asa. Sudah 1 tahun dia hidup tanpa kepastian begini.

Zora mengambil Ponsel dan menelpon pacarnya, Julian. Tapi tidak ada tanda tanda bahwa laki-laki itu menjawabnya. Berulang kali dia mencoba, hinggal 70 panggilan tidak terjawab.

Dengan putus asa Zora melangkah menyusuri jalan sepi, waktu saat itu menunjukan pukul 10 malam. Bahkan Dania tidak bisa menunggu untuk mengusirnya di pagi hari.

Hingga sebuah mobil Audi menghampirinya dan membuka kaca mobil untuk menyapanya.

"Butuh tumpangan nona?" Kata orang dalam mobil tersebut.

Mobil itu hitam dengan ornamen khas Audi yang mewah, siapapun yang melihat mobil itu akan terpana, apalagi melihat sosok yang mengendarainya, seorang pria tampan dengan wajah blasteran Indo-Eropa dengan mata tajam dan hidung mancung.

Tapi tidak untuk seorang Zora, sebelumnya dia bahkan memiliki Audi terbaru, harta bukan soal yang dia inginkan, bahkan gedung pencakar langit pun dia mampu membelinya.

Hatinya yakin, bahwa Julian bisa di andalkan dan mencintainya dengan tulus. 1 tahun ini, Julian membantunya mengurus hidupnya, tak masalah menjadi sederhana, tapi dia memiliki cinta yang tulus.

"Pergilah Andra," tepis Zora dengan malas.

"Pacarmu itu tidak akan datang, ini sudah larut, kamu mau kemana?"

"Berenti peduli padaku, banyak wanita yang bisa kamu kencani, gak perlu ngejar-ngejar aku terus!"

Affandra tersenyum kecut, kapan wanita ini akan sadar, mungkin pelet itu memang nyata.

Dia terus mengikuti dengan perlahan di belakang Zora.

Tak terasa sudah 1 jam Zora berjalan dan menuju taman terdekat. Dia duduk untuk merenggangkan kakinya yang penat. 1 tahun ini begitu sulit, semua orang mengucilkannya. Kecuali Julian, dia masih selalu bertahan walaupun tidak seperti dulu.

Zora menarik nafas panjang dan membuangnya secara teratur.

'Dia pasti sibuk banget, mungkin nanti akan nelpon aku.' batinnya menghela nafas dengan tiupan angin malam yang menggigit.

Melihat pemandangan ini Affandra tidak bisa tidak lebih menganguminya, walaupun bodoh, wanita ini tulus dan keras kepala, seperti dirinya.

Affandra mengambil beberapa minuman ringan dan membawanya turun menghampiri wanita yang membawa koper berjalan-jalan di jalan sepi dan melamun dengan mata kosong dan putus asa.

Zora dengan malas mengabaikan, tapi Andra terus mendekat dan duduk di sampingnya.

"Nah.." Andra menyerahkan minuman untuknya melepaskan dahaga.

Zora dengan enggan tapi mengambil minuman itu. Tenggorokannya kering sekali.

"Andra, please jangan berusaha lagi, kamu cuma bikin aku lebih benci."

Andra menatap wanita itu, pandangannya lurus tak ingin menatapnya. Dengan mantap dia mengatakan untuk Andra menyerah saja.

"Zora, aku minta maaf, kita bisa lupain semua pertunangan kita, tapi tolong kita tetap berteman."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • SUAMI UNTUK TUAN PUTRI   bab 106 - Tamat

    Affandra sangat bangga dan mengelus punggung tangannya lembut sambil mereka sering bertatapan penuh arti."Om Tante, aku pinjem Zora sebentar boleh?" Izin Affandra yang disambut baik kedua orang tua Zora.Affandra menggandeng tangan Zora untuk ikut bersamanya, ini hal yang baru ia lakukan lagi setelah sekian lama. Zora terus menatap tangannya yang di genggam orang yang selalu ia pikirkan setahun ini. Yang ia ingat terakhir kali memeluk tangannya saat ia demam malam itu. Dan kini genggaman itu kembali memberikan rasa aman.Affandra membawanya ke halaman tengah Villa mewah itu, dengan lampu-lampu redup, wajahnya bersinar."Aku sudah bilang untuk membuka blok di ponselmu." Kini Affandra cemberut."Aku sudah lama membukanya. Itu kamuu!""Mana ponselmu?" Affandra tak percaya karna ia masih tidak bisa menghubunginya.Ia membuka semua file block WhatsApp dan panggilan biasa. Ternyata ia masih menjadi daftar hitam dalam setingan ponsel. "Lihat?"Zora hanya tertawa, "Maaf, aku lupa soal yang i

  • SUAMI UNTUK TUAN PUTRI   Bab 105

    Ia pulang dengan perasaan lega. Sepanjang jalan ia terus tersenyum. Sampai Tuan Arnold merasa heran. "Sepertinya ada sesuatu yang terjadi pada putri kita."Nyonya Anita langsung menoleh untuk melihat Zora yang tersipu malu. "Apa kau bertemu Affandra?"Zora mengangguk pelan dan tak ingin membahasnya, ia sangat malu. Sesampai di villa ia langsung masuk ke kamar dan menjadi gila. Sangat senang hingga tertawa sendiri. Tapi ponselnya belum juga berdering ia menunggu sampai malam dan tidak juga berdering. Menunggu membuatnya kecewa.Malam ini mereka makan malam di rumah, menunggu Affandra menghubunginya benar-benar membuatnya kesal. Jadi ia berhenti untuk menunggu dan pergi makan malam.Tepat saat makanan di hidangkan, bel berbunyi, ada seseorang yang datang, jadi Nyonya Anita membukanya."Halo Affandra." Sambut Nyonya Anita senang. Zora sudah duduk di meja makan mendengar nama itu disebut ia memejamkan mata dan seketika malu sekali.Tuan Arnold melihat expresi Zora yang berubah menjadi kep

  • SUAMI UNTUK TUAN PUTRI   Bab 104

    Kenapa? Kenapa dia selalu melakukan ini? Bukankah pria itu kali ini datang, seperti keinginannya sebelumnya?Affandra masih mematung disana menatap punggung Zora yang menjauh.'ini adalah kesempatanmu bicara, setidaknya minta maaf atas perbuatannya yang sudah menyia-nyiakannya. Kau tidak boleh marah Zora, bila ia akhirnya bahagia dengan orang lain, harusnya kau ikut bahagian untuknya.' batin dirinya pada hatinya sendiri. Menghentikan langkah kakinya dan membuatnya menoleh ke belakang. Pria itu masih disana, menatap pantulan langit di lautan dan terpaku diam.Zora kembali berjalan menuju padanya, hingga pria itu sadar, Zora sudah ada di sisinya dan menoleh tanpa expresi."Aku sudah membuat banyak kesalahan kan?"Tanya Zora padanya.Affandra hanya meliriknya sekali, tidak ingin menjelaskan apapun. "Harusnya, aku ikut bahagia bila kau sudah menemukan hatimu untuk orang lain, karna ini kesalahanku sendiri," Zora menatapnya yang masih mendengarkan dengan tatapan lurus menatap horison."Ak

  • SUAMI UNTUK TUAN PUTRI   Bab 103

    Ia segera membuang pandangan dari pria itu, bodoh sekali, apa dia melihatnya menangis? Itu sangat memalukan. Walau sudah mengakui perasaannya, di hadapan Affandra ia tidak ingin membuatnya besar kepala, ia tidak mau terlihat sedang merindukannya.Tapi sampai acara selesai, Affandra tidak sama sekali mengunjunginya. Ini adalah hal yang harus ia bayar, Zora melihat Affandra sedang mengobrol dan hendak menyapanya lebih dulu. Baru saja ia melangkah beberapa langkah, seorang anak umur 3 tahun berlari padanya, "Daddy, Daddy.." dengan sigap ia menggendong pria kecil tampan di pelukannya, mengecup pipi dan memberikannya sesuatu di tangannya. Seorang wanita cantik segera muncul juga menghampirinya, dan tertawa bersama, Zora mengenalnya, dia Amanda, salah satu putri dari teman ayahnya yang juga kaya raya, kabarnya ia Janda, dan akan segera menikah.Amanda mengobrol dengannya dengan lembut membersihkan sisa kue yang di makan putranya di jas milik Affandra dengan perhatian.Zora hanya merasa ten

  • SUAMI UNTUK TUAN PUTRI   Bab 102

    Sering kali, ia mulai ingat, bagaimana Affandra adalah salah satu orang yang membuatnya menjalani hari-hari ini dengan baik. Bagaimana ia telah membimbing Zora menjadi lebih baik dalam memandang kehidupan yang sepenuhnya ia tidak mengerti. Entah dimana ia kali ini.Akhirnya Zora kembali ke Forte Grup, dengan sambutan semua orang. Rahasia Zora di Gavin Tect lalu terbongkar dan membuat gempar karyawan mereka, ternyata selama ini, orang yang sudah mereka tindas adalah putri seorang konglomerat."Gak mungkin. Gak mungkin." Nadya dari divisi keuangan Gavin Tect tidak percaya saat mendengar kabar itu. Wajahnya pucat apa dia sudah membuat kesalahan? Tapi Zora sama sekali tidak pernah mengungkit mereka , Zora yang semula selalu digosipkan hal-hal miring, untuk kali ini ia menerima banyak pujian. Ia sesekali berkunjung ke Gavin Tect yang menjadi salah satu perusahaan sahabat dalam berinovasi, semua orang dengan sopan memuji dan menyanjung.Kesuksesannya kali ini lebih dari kesuksesannya sebelu

  • SUAMI UNTUK TUAN PUTRI   Bab 101

    Zora pulang dengan lesu, ini baru pukul 2 siang, tapi dia sangat butuh tidur, jadi begitu sampai dirumah ia langsung melempar diri ke tempat tidur dan memejamkan mata hingga magrib menjelang."Non, udah magrib, non" Bi Ima dengan lembut membangunkannya. Zora berbalik menggaruk wajahnya dan matanya masih rapat seolah lengket. "Non ayo solat dulu, terus makan malem sama tuan dan nyonya di bawah."Zora hanya mengangguk angguk tapi ia terlelap lagi. Kamar ini seolah punya daya magis yang selalu membuatnya nyaman.15 menit kemudian, Bi Ima kembali naik untuk membangunkannya lagi. Jadi dengan susah payah ia bangun dengan mata lengket. Bergegas mandi, solat magrib dan turun untuk makan malam.Hidangan rumahan yang lama tidak ia nikmati, jadi setiap pulang kerumah selalu merindukan masakan ibunya. Zora terlihat sangat menikmati hidangan yang membuat ibunya terus lebih sehat, Nyonya Anita juga jadi lebih mensyukuri kehadiran putrinya yang hilang hampir 2 tahun ini."Kau sudah kembali ke rumah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status