Home / Romansa / SUAMIKU SEORANG PENDUSTA / BAB 11 Jeritan hati Kinan.

Share

BAB 11 Jeritan hati Kinan.

Author: Adira
last update Huling Na-update: 2025-06-19 11:17:45

"Jenar ... Sayang!" jeritku.

Aku panik dengan cepat meraih gagang telpon seluler untuk menghubungi dokter.

Dalam hitungan detik dokter Frans yang menangani Jenar datang bersama dua suster.

Ia langsung menyuruh Mas Bram dan aku keluar ruangan.

Di luar rasa jengkel dan kesal pada Mas Bram masih menyelimuti otakku. Apalagi Mas Bram tak sedikitpun menyesali kesalahannya untuk minta maaf denganku.

Aku diam terpaku berdiri agak jauh dari letak Mas Bram. Aku enggan untuk menyapa terlebih dahulu apalagi semua ini bukan kesalahanku.

Tak lama kemudian pintu kamar ruangan Jenar terbuka. Dengan cepat aku menghampiri dokter Frans.

"Nyonya, putra Nyonya kembali kritis."

Aku panik mendengar penjelasan dokter Frans.

"Dok tolong selamatkan anakku!" teriakku histeris.

Dokter Frans mengangguk pelan, kembali masuk ruangan menyuruh ke dua Suster membawa Jenar ke ruang iccu lagi.

Aku berlari kecil mengikuti Jenar ke ruang iccu. Tangisku tak bisa aku kuasai saat Jenar masuk ke dalam ruang iccu da
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 17 tamu tak di undang.

    "Tunggu ...!" Aku kaget mendengar suara Alliandro tiba-tiba muncul dan berdiri di ambang pintu. Aku dengan cepat mengalihkan pandangan ke arah Alliandro yang melangkah mendekatiku serta menarik tubuhku hingga aku jatuh ke pelukan Alliandro. Bram yang sudah menurunkan tangannya. Menurunkan niatnya hendak menamparku. Ia segera menghampiri Neni yang sudah siuman dengan duduk di lantai."Mas, Kinan menyakitiku! Kepalaku pusing," suara Neni manja dengan memegang kepalanya sambil meringis seolah mencari pembelaan dari Bram. Apalagi ia memanggilku tanpa embel-embel Mbak lagi.Bram membantu Neni berdiri dan memapah Neni ke ranjang."Kinan. Aku tak akan memaafkan kamu jika terjadi kenapa- napa sama janin Neni!"Aku mengernyitkan keningku. "Janin ...? Neni hamil? tanya batinku. "Aku juga tak akan memaafkan kamu jika kenapa- napa sama Kinan!" ucap Alliandro. "Kamu ini laki-laki Bram tak sepantasnya menghajar wanita!" "Tak usah kau mengurusi rumah tanggaku," bentak Bram. "Keluar ... Kelua

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 16 mimpi buruk.

    Aku menjerit dan seketika aku bangun. Kubuka mataku lebar- lebar dalam keadaan bingung dengan samar aku melihat Mama sudah ada didepanku dan duduk di sisi ranjang ku. "Ada apa Kinan, Kau mengigau? Mimpi buruk ya?" Mama tersenyum dan berdiri melangkah ke arah jendela dengan membuka tirai jendela. Nafasku masih tersengal. Detak jantungku masih tak beraturan. Mimpi itu seperti nyata. "Ya, Jenar ... Jenar kena parang Bram?" batinku lirih. Aku mengambil nafas panjang. Kusibakkan selimutku dan turun dari ranjang. "Kau mimpi apa Kinan? Janganlah banyak pikiran." ucap Mama yang berjalan menghampiriku. "Mama kok ada disini?" "Aku hendak membangunkan kamu! Ini sudah jam setengah tujuh, katanya kamu berangkat pagi." Aku tersentak. Ingat janji sama Alliandro. Segera aku menarik handuk yang ada di depan kamar mandi. "Makasih Ma, sudah mengingatkan aku!" teriakku sembari menutup pintu kamar mandi. Butuh waktu tiga puluh menit. Aku sudah berada di ruang makan dengan pakaian rapi.

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 15 berita yang menyakitkan.

    "Iya Ma, Bram mengusirku!" Dengan rasa takut aku menatap Mamaku. Aku meyakini diriku sendiri kalau Mamaku yang sering dipanggil Bu Citra dan masuk dalam daftar orang terkaya di negeri ini bakal memarahiku. Namun perkiraanku salah, bukannya marah padaku, ia meraih tubuhku dan memelukku. "Jangan sedih Kinan, aku lebih takut kehilangan kamu daripada hartaku. Biarlah rumah itu di ambil. Toh rumah kita banyak. Siapa yang bakal menempati. Dan suatu saat kamu juga dapat pengganti yang lebih dari yang hilang."Tapi Ma!" Aku melepas pelukan Mama, dan mulai bercerita apa yang telah terjadi denganku tanpa mengurangi dan melebihi kejadian itu. Mama mengambil nafas panjang dan menghempaskan kembali dengan pelan. "Gak bakal itu terjadi Kinan. Semua sertifikat perusahaan di simpan sama Papamu di Bank. Itu lebih aman. Biarlah Bram koar- koar ke ujung langitpun tak akan bisa memiliki perusahaan itu." Aku lega mendengar ucapan Mama. Dan mulai malam itu dan seterusnya aku tak akan kembali ke rumahk

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 14 Aku di usir dari rumahku sendiri.

    Aku kaget. Menatap Mas Bram yang tertawa seolah mengejek aku lah yang salah di depan umum. Aku mengalihkan pandanganku ke arah Alliandro. Namun Alliandro sepertinya tak bereaksi. Padahal aku ingin minta perlindungan pada Alliandro. "Bagus, bagus sekali ... Kau mengatakan aku yang selingkuh didepan keluargaku. Tapi justru kamu yang selingkuh. Dasar wanita murahan." Aku tetap menahan emosiku. Aku malu jika aku meladeni ucapan Mas Bram. Aku hanya memandang tanpa bergeming. Aku sangat menghargai reputasiku sebagai pemegang perusahaan ternama Papa ku. Aku takut jika ada yang mengetahui aku adu mulut dengan suamiku di ruang terbuka dan ada wartawan mengenaliku. Tanpa menghiraukan cerocosan Mas Bram. Aku membalikkan tubuhku hendak menghampiri mobilku. Namun sekelebat bayangan aku merasakan tiba-tiba Mas Bram mendekati Alliandro. Bresss ... Pukulan mengenai wajah Alliandro. Aku membalikkan tubuhku."All ...! jeritku, bergegas menghampiri Alliandro yang masih berdiri tegar dengan mengusa

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 13 Perang dingin.

    Namun perkiraanku salah. Mas Bram bukan menyerangku. Ia merayuku dengan memeluk pundakku. "Kamu dapat kabar darimana? Itu berita fitnah. Neni siapa? Sayang? Aku tak kenal Neni."Aku diam terpaku. Hanya pikiranku yang bergejolak. Jika aku membongkar dan menunjukkan bukti rekaman percakapan Mas Bram dan Ibunya waktu itu. Jiwaku pasti terancam apalagi di rumah ini tak ada pembelaku. Satpam sama sopirku sepertinya lebih dominan pada Mas Bram. "Kinan, aku kesini ini tak ingin mendengar pertengkaran kalian. Aku kesini ikut menyatakan bela sungkawa atas meninggalnya cucuku tercinta!" Bu Martin berkilah. "Sudahlah gak usah saling menyalahkan. Yang penting kita berdoa agar Almarhum Jenar tenang di sana." Doni suami Mira yang semula diam hanya sebagai penonton ikut dalam pembicaraan. Ia ikut melerai pertengkaranku dengan Mas Bram. Padahal menurutku mereka- mereka hanya mulut doang tapi hatinya picik. Sok baik sok lembut tapi hatinya srigala. Aku pun paham dengan isyarat Bu Martin mertuak

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 12 Kedatangan Mertua.

    "Kau harus kuat Sayang. Sebentar lagi Mama membawamu ke Singapura. Kamu harus sembuh Sayang!" Aku begitu Panik, aku terus mengguncang -guncangkan tubuh Jenar. Tapi tak ada reaksi sama sekali. Aku pun menjerit. Dengan memanggil Dokter Frans. Dalam sekejap dokter Frans muncul di ruangan Jenar dan memeriksanya kembali.Namun apa yang diucapkan Dokter Frans. "Inalillahi waina lilahi rojiun." Aku shok dan menjerit histeris dengan memanggil Jenar. Tiba-tiba tubuhku lemas, aku tak punya daya upaya untuk berdiri. Hingga Alliandro yang sudah sejak tadi berada di ruangan Jenar memapahku keluar ruangan. ***Suasana berkabung menyelimuti rumahku. Aku duduk tepekur di samping jenazah anakku. Dengan doa- doa terus kupanjatkan untuk mengantar hari terakhir Jenar anakku. Aku tak perduli Mas Bram, yang sejak kepulangan Jenar dari rumah sakit baru muncul ke rumah dengan menguatkan aku agar aku sabar dan tegar menghadapi kepergian Jenar untuk selamanya. Namun aku bukannya merasa terhibur dengan a

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status