Share

Bab 8

“Ibu, tunggu!” Aku mengejar langkahnya. Malu kalau ujug-ujug dia nanyain Mas Laksa seperti itu. Mau ditaruh di mana mukaku ini?

Duh, kok jadi Ibu yang agresif, ya?

Langkahku berhasil menjejeri Ibu. Lantas aku menarik lengannya.

“Duh, Ra! Hati-hati, loh! Untung gak tumpah.” Ibu mendelik ke arahku ketika teh manis yang ada dalam nampannya nyaris tumpah.

“Ibu tolong, ya. Jangan aneh-aneh.” Aku menjejerinya dan terus berbicara.

“Aneh-aneh apa, sih, Ra? Ibu cuma mau –“

“Ahm, Ra.”

Suara Mas Laksa membuatku dan Ibu yang tengah berdebat di ruang tengah menoleh. Dia sudah berdiri di ambang pintu.

“Ya.” Aku menyahut.

“Boleh permisi ke toilet sebentar?”

“Ahm, silakan, Mas. Langsung saja ke belakang, ya.”

“Permisi, ya.”

Mas Laksa membungkuk melewati aku dan Ibu yang tengah mematung. Di tangan Ibu ada nampan berisi teh, sedangkan di tanganku ada baskom dan handuk kecil.

“Kamu sih, Ra. Ribut mulu. Ibu Cuma mau nanya baik-baik kok sama Nak Laksa.” Ibu menatap punggung Mas Laksa yang menja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Hany Mahanik
Sayangnya setiap akhir dpisode selalu diulang di awal episode berikutnya ya
goodnovel comment avatar
Safrida Asnawi Damopolii
iya . sama juga susah beli koin selalu gagal.. gimna klu belinya pake pulsa aja .. lebih muda loh..
goodnovel comment avatar
MA Asih
kuncinya ga bisa di buka kenapa ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status