Share

29. Menyakiti hati

“Bagaimana keadaanmu, Devan? Kau sudah membaik?” tanya ibunda dari Devan, Nyonya Sella.

Devan terus menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong, tanpa menghiraukan pertanyaan sang ibu yang mencemaskannya.

“Ayah, bagaimana ini? Sepertinya kondisi Devan masih sama saja,” ujar Nyonya Sella pada sang suami dengan manik mata mengembun dan menatap pilu pada putranya yang malang.

“Kalau begitu, tidak ada pilihan lain. Kita kirim saja Devan kembali ke Jerman!” ungkap Tuan Wildan.

“Untuk apa repot-repot mengirimku ke sana lagi? Kalian malu membuat putra yang gila seperti aku?” sinis Devan tanpa menoleh sedikitpun ke arah kedua orang tuanya.

“Devan baru saja pulang beberapa bulan yang lalu. Ayah ingin mengirimnya kembali ke sana?” rengek Nyonya Sella.

“Tidak ada pilihan lain! Devan lebih baik menjalani pengobatan dengan psikolog di sana daripada—“

“Daripada apa? Daripada aku berada di sini dan membuat malu Ayah?” potong Devan dengan sindiran ketus.

“Jaga bicaramu!” bentak Tuan Wildan.

“Katakan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status