Share

Bab 2

Author: Kirani senja.
last update Last Updated: 2023-05-26 19:54:57

Namaku Rina, usiaku sekarang menginjak tiga puluh tahu dan kini aku sudah dikaruniai dua orang anak dari hasil pernikahan ku dengan mas Arman selama sepuluh tahun, yang pertama Dani, 7 tahun dan yang kedua Kirani 3 tahun.

Awal menikah semua nya masih terlihat baik-baik saja. Ibu mertuaku, bu Nani terlihat sayang padaku, namun semua berubah setelah aku dinyatakan hamil dan terpaksa harus berhenti bekerja dan semua uang tabungan ku habis karena ikuti membantu membiayai membangun rumah di tanah yang sebelumnya sudah di belikan oleh orang tua mas Arman.

Waktu itu ibu ku pernah bilang, "Nak, kenapa nggak bangun rumah di sini saja? Tanah Ibu masih luas. Itu tanah ibu mertua kamu, kalau nanti ada apa-apa, kamu tidak bisa menggugat nya, apalagi kamu berniat mengeluarkan semua uang tabungan mu demi membangun rumah itu. Kalau ibu boleh kasih saran, sebaiknya jangan, Nak. Kecuali, kalau kamu membangun rumah di atas tanah yang kalian beli selama menikah baru boleh, karena itu termasuk harta Gono-gini dan kamu punya hak di situ," ucap ibu ku waktu itu sekitar 6 tahun yang lalu.

Namun aku yang bodoh. Aku selalu berprasangka baik kepada semua orang, termasuk mertua ku. Aku sudah menganggap nya seperti orang tua ku sendiri, namun kenyataannya mereka tidak pernah menganggap ku seorang anak, bahkan di mata nya aku hanyalah semut yang layak di injak.

Seandainya saja waktu itu aku mendengarkan ucapan ibuku, mungkin nasib ku tidak akan seperti ini.

Astagfirullah ya Allah, cobaan macam apa ini? Kenapa engkau mengujiku dengan cobaan yang seberat ini? Aku tidak tahu harus berbuat apa?

Sepulang dari rumah mertuaku aku terus saja menangis, tanpa sadar, Athalla putra sulung ku dia juga ikut menangis sambil memeluk ku, semetara si bungsu Kirana dia sudah tertidur pulas di atas ranjang.

"Mamah ... Mamah jangan sedih. Aku jadi ikutan sedih. Ada aku. Nanti kalau aku sudah besar, sudah punya uang yang banyak aku akan membangun ruang untuk Mamah," ucap nya lirih.

"Masya Allah, Nak ... ." Aku menggapai tubuh mungil putra ku dan mendekap nya erta-erat sambil ku ciumi pucuk kepalanya dan sesekali ku kecup pipinya. Di usia nya yang masih terbilang sangat kecil, tapi putra ku bisa berpikir seperti itu.

Aku bersyukur kepada Allah karena telah dikaruniai putra seperti Athalla, aku berharap putra ku akan tumbuh menjadi anak yang Shole dan juga berbakti kepada kedua orang tuanya.

"Mamah, aku bilang jangan menangis," ucap nya sambil mengusap air mata ku dengan tangan mungilnya.

Aku kemudian mengusap air mata ku dan mencoba menarik sudut bibir ku. "Mamah sudah berhenti nangis nya. Lihat! Mamah sudah bias tersenyum," kata ku, walaupun berat aku berusaha untuk tersenyum.

Dani tersenyum haru lalu dia memeluk ku lagi. "Mamah, ini sudah malam. Kita tidur yuk!" ucap nya.

Aku mengangguk mengiakan, lalu ke rebahkan tubuh ku di samping si sulung dan di bungsu Kirani, ku usap dengan lembut kepala kedua anakku lalu ku panjatkan doa untuk mereka.

Malam semakin larut namun aku masih belum bisa tidur, ucapan kedua mertuaku terus terngiang-ngiang di benak ku, seketika itu juga air mataku tumpah kembali. Ingin rasanya aku menelpon mas Arman sekarang juga, namun aku urungkan karena besok pagi mas Arman juga akan pulang.

Aku mencoba berdamai dengan hati ku dan sebisa mungkin untuk melupakan semuanya walaupun itu rasanya mustahil. Hinaan mertua ku seakan menembus kedalam hati ku yang paling dalam dan aku tidak akan pernah melupakan nya sampai kapanpun.

Di tengah malam yang sunyi, aku bangun dari duduk ku, lalu bergegas pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Setelah selesai wudhu, lalu aku mengambil sajadah dan mukena yang ada di dalam lemari.

Di pertengahan malam, sekitar pukul 02:00 aku bersujud kepada Allah, mengadukan semua masalah yang sedang aku hadapi saat ini. Di atas sajadah itu aku tumpahkan rasa sakit hati ku dan memohon kepada Allah supaya aku di berikan kekuatan serta rejeki yang luas, seluas samudra.

Setelah mengadu padanya, baru hati ku mulai merasa tenang dan aku bisa tertidur di penghujung malam.

****

"Ayah!" pekik Dani.

"Kakak. Dimana Kirani sama mamah, Nak?" tanya mas Arman, lembut.

"Mamah sama adik ada di dalam," jawab Dani.

Anak itu terlihat sangat senang dengan kedatangan Ayah nya yang baru saja pulang dari luar kota, dan si bungsu Kirani, gadis kecil itu juga langsung turun dari pangkuan ku dan lari menghampiri mas Arman saat melihat Ayah nya pulang. Semetara aku, aku hanya diam mematung sambil terus melihat kedua anak-anak ku yang terlihat sangat menyayangi ayah nya itu.

"Ayah, kemarin Nenek sama kakek hajat sama Mamah," ucap Dani dengan wajah polosnya.

"Jahat sama mamah? Kenapa emangnya?" tanya mas Arman sambil melirik ke arah ku yang masih berdiri beberapa centimeter dari nya.

"Ia. Mamah di bentak-bentak sama kakek dan nenek. Kasihan mamah, Ayah. Dia menangis sepanjang malam. Untung ada aku. Aku janji sama Mamah, kalau aku sudah besar nanti dan aku akan mencari uang ya banyak untuk Mamah. Biar nenek sama kakek jangan marahin mamah lagi," ucap Dani.

"Dani, kamu ajak main Kirani dulu yah, Nak. Ayah mau bicara dulu sama Mamah" pinta nya.

"Baik Ayah. Kirani, ayo kita main!" ajak Dani kepada adiknya. Kirani manggut, lalu ia ikut Dani bermain di halaman rumah.

Sementara mas Arman, dia menghampiri ku yang dari tadi hanya berdiri tanpa sebuah senyum di bibir ku.

"Rina, apa maksud dari ucap Dani? Kenapa dia berkata seperti itu? Apa benar semua yang di katakan oleh Dani?" tanya mas Arman pada ku.

"Ia, Mas. Semua yang di katakan Dani benar. Kemarin ibu datang kesini, dan mencai maki aku, Mas!" jawab ku sambil terisak. Entah mengapa, lagi-lagi air mataku tak dapat aku tahan dan meluncur begitu saja. Mungkin karena rasa sakit ku terlalu dalam sehingga air mataku seakan mewakili perasaan ku.

"Astaghfirullah. Tapi kenapa? Kenapa ibu bisa sampe semarah itu sama kamu, Rina?" tanya nya lagi.

"Masalahnya sepele, Mas. Kemarin pagi, adik kamu menelepon ku dan meminta aku untuk bilang sama kamu, kalau dia lagi sakit. Waktu itu aku menelpon kamu Mas. Tapi nomor nya tidak aktif dan juga baterai ponsel ku habis. Tapi entah ibu tahu dari mana kalau Arga menelpon ku.

Tiba-tiba saja dia datang marah-marah dan mencai aku di depan semua orang, Mas. Bukan cuma cacian yang aku dapat, melainkan juga hinaan. Aku memang miskin, Mas! Tapi aku juga punya harga diri." Aku menceritakan dengan jelas bagaimana kejadiannya kepada mas Arman dan laki-laki yang ada di hadapan ku itu hanya diam tanpa berkata apapun.

"Mas, katakan sesuatu. Jangan hanya diam seperti ini. Apa hati mu tidak merasa kasihan kepada ku, Mas. Orang tua mu sudah menghina ku mati-matian di depan umum. Apa kamu tidak akan membela istri mu ini."

"Terus aku harus apa, Rina!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SUKSES SETELAH DIHINA MERTUA    bab 24

    POV author.Tangan Arman gemetar saat menerima kartu undangan pernikahan manatan istrinya. Bahkan ia tak berani untuk membuka apalagi membaca tulisan di dalamnya. Arman tak sanggup membaca nana mantan istrinya bersanding dengan lelaki lain.Dengan langkah gontai, lelaki itu masuk kedalam rumah nya sambil berlinang air mata. Entah mengapa rasa nya begitu sakit saat sang mantan akan menikah lagi. Padahal mereka sudah tidak ada hubungan apapun lagi. Tapi tetap, hati Arman terasa amat sakit."Kartu apa itu, Arman?" tanya bu Nani s sambil mengambil kartu tersebut dari atas meja.Dengan cepat, Bu Nani membuka kartu tersebut tanpa membaca siapa pengirimnya. Wanita itu terkejut, matanya membulat serta mulutnya menganga."Ada apaan sih, Bu? Kok, ekspresi nya kayak gitu banget!" Anita datang dari arah belakang, dengan cepat gadis yang sekarang sedang hamil 3 bulan tersebut mengambil kartu undangan tersebut dari tangan sang ibu, lalu membacanya.Sama seperti Bu Nani. Gadis itu juga sangat terke

  • SUKSES SETELAH DIHINA MERTUA    bab 23

    Aku terenyuh dengan ucapan mas Haikal. Kalau di lihat dari raut wajahnya, dia serius mengatakan itu. Tapi entah mengapa, mendengar semua itu hatiku malah merasa sedih. Kegagalan rumah tangga ku dengan mas Arman membuat aku trauma untuk memulai nya lagi."Maaf, Mas. Aku masih betah sendiri," ucapku."Tapi mau sampai kapan, Rina? Kamu bercerai udah mau dua tahun, harus butuh waktu berapa lama lagi untuk kamu bisa membuka hati untuk orang lain, setidaknya aku!" ucap mas Haikal.Tubuhku bergetar, hatiku semakin tidak karuan. "Tapi aku belum siap, Mas. Maaf, aku permisi."Aku segera beranjak pergi dari tempat itu dan meninggalkan mas Haikal sendiri di sana. Aku tahu dia pasti kecewa, namun aku juga tidak tahu apa aku mencintai nya atau tidak.Hari berganti malam, walaupun malam sudah larut tapi aku masih terjaga. Kata-kata mas Haikal masih terngiang jelas di telinga ku. Ingin melupakannya dan menganggap semua itu tidak pernah terjadi nyatanya tidak bisa. Di dalam kamar terasa panas, padaha

  • SUKSES SETELAH DIHINA MERTUA    bab 22

    Siang itu aku mendapat telpon dari seorang karyawan yang bekerja di restoran ku. Katanya, di sana terjadi keributan oleh seseorang yang mengaku sebagai keluarga ku. Aku penasaran, siapa orang yang sudah mengaku sebagai saudara ku sehingga siang itu juga aku langsung datang ke TKP."Ada apa ini ribut-ribut?" tanyaku setibanya di sana. Semua orang diam saat mendengar suaraku. Dan kedua wanita itu berbalik badan menatap ku."Bu Nani, Anita?""Bu Rina, ini orangnya. Mereka sudah pesan makanan banyak di restoran kita, tapi mereka nggak mau bayar. Mereka bilang, katanya mereka saudara nya Bu Rina," pungkas karyawati yang menahan mereka berdua.Wajah ibu pucat pasi, begitu juga dengan Anita. Gadis yang dulu pernah menyiram ku dengan kuah bakso, dia terlihat tertunduk malu. Entah emang beneran malu atau ada alasan lain, ah aku nggak peduli lagi."Dulu memang mereka keluarga ku, tapi sekarang bukan," tegas ku."Tuh denger sendiri kan! Jadi kalian cepat bayar!" "Rina, saya ini masih nenek nya

  • SUKSES SETELAH DIHINA MERTUA    bab 21

    POV Arman.Satu tahun terkahir, setelah aku resmi bercerai dari Rina dan menikah wanita pilihan ibu, kehidupanku ternyata tidak lebih baik saat aku masih mengarungi bahtera rumah tangga bersama Rina.Liana, wanita pilihan ibu, ternyata dia bukan wanita baik-baik. Dia mau menikah denganku karena mengincar sesuatu dariku, harta satu-satunya yang aku miliki telah dia jual demi menutupi hutang-hutang nya sebelum menikah dengan ku tanpa sepengetahuan ku. Kini hidupku semakin tidak jelas karena sudah tidak punya apapun, apalagi sekarang bapak sudah meninggal dan ternyata meninggalkan hutang yang jumlahnya sangat banyak sehingga aku dan ibu terpaksa menjual semua aset-aset yang kami miliki demi menutup hutang-hutang bapak. Hanya rumah ini satu-satunya yang kami miliki. Pekerjaan pun mendadak sepi, sehingga aku hanya mengandalkan dari hasil kerja serabutan itu pun kalau ada orang yang membutuhkan jasa ku. Dari hasil usaha ku aku harus membaginya dengan ibu, istri dan juga adik ku sehingga aku

  • SUKSES SETELAH DIHINA MERTUA    bab 20

    Satu tahun sudah aku menyandang setatus janda. Tidak mudah bagiku melewati masa-masa itu, di mana aku harus menjadi ayah sekaligus ibu untuk kedua anakku. Setelah kami bercerai, mas Arman lepas tanggung jawab begitu saja, aku tidak masalah kalau dia tidak memberikan nafkah untuk anak ku, karena Alhamdulillah tanpa uang nya pun aku bisa memberikan materi yang cukup untuk anakku. Yang membuat aku merasa sedih, dia tidak pernah sekalipun mengunjungi anak-anaknya padahal aku tidak pernah melarangnya untuk bertemu dengan anak-anaknya.Dalam satu tahun ini Alhamdulillah usaha ku sudah berkembang. Dulu hanya warteg biasa, kini sudah menjadi rumah makan atau yang di sebut restoran. Omset yang di dapat dalam satu bulan, bisa mencapai puluhan atau bahkan ratusan juta itu total dari keseluruhan. Aku bersyukur atas semua rejeki yang Allah berikan padaku.Dari hasil kerja keras ku selama ini, aku berhasil membangun rumah impian di pinggir kota dengan model minimalis modern dan Alhamdulillah juga,

  • SUKSES SETELAH DIHINA MERTUA    bab 19

    Hari ini, tepat di hari Senin aku dan mas Arman menggelar sidang putusan di pengadilan. Aku sudah tidak sabar menanti hari ini, setelah hari ini aku akan terbebas dari hubungan yang begitu menyiksa batin ku.Aku datang di temani oleh bapak, Ratna dan juga pengacara ku. Ibu sebenarnya ingin ikut, namun aku larang. Aku takut ibu sedih melihat aku seperti ini.Aku dan Ratan duduk di bangku sambil menunggu pak hakim dan yang lainnya datang termasuk mas Arman. Dari tadi aku belum melihat wajah nya, apa mungkin dia tidak datang lagi? Tapi rasanya tidak mungkin, ini adalah sidang terakhir untuk kami."Bu Rina, pak Arman kalian di panggil pak jaksa," ucap seseorang yang baru saja keluar dari ruangan itu.Deg!Aku terkejut saat nama ku di panggil. Jujur, aku sangat-sangat gugup sekaligus takut. Takut kalau mas Arman beneran tidak datang, tentu sidang nya bakal di tunda lagi dan itu sangat merugikan waktu ku.Hari ini aku sengaja tutup warung sementara, aku ingin masalah ku dengan mas Arman seg

  • SUKSES SETELAH DIHINA MERTUA    bab 18

    "Sudah? Puasa, kalian menghina ku sekarang! Kalau sudah silahkan pergi dari sini," usir ku pada ibu mertuaku dan juga permpuaan itu.Tadi aku hanya diam karena ingin melihat sampai di mana dia akan menghina ku. Kini akan ku tunjukkan siapa aku yang sekarang."Kamu ngusir saya?" bentak nya geram."Iya," tegasn ku sambil melipat kedua tangan ku di dada."Berani kamu sekarang sama saya!" sentak nya sembari mengangkat tangan ke atas, dia berniat memukul ku namun aku berhasil meraih tangan itu sebelum tangan nya menyentuh pipi ku."Pergi dari sini atau terpaksa aku akan menyeret kalian dari warung ku," desis ku sembari menatap wajah mereka dengan tatapan tajam."Ha ... Ha ... Ha ... Dia memang gila, Rini. Dia merasa kalau ini adalah warung milik nya. Sampe segitunya orang miskin berkhayal jadi orang kaya, sehingga babu berasa menjadi majikan," cibir nya sambil berceloteh ria mengejekku."Oh sepertinya kalain memang perlu di usir. Mila, bawa keluar mereka sekarang juga!" titah ku."Baik, M

  • SUKSES SETELAH DIHINA MERTUA    bab 17

    POV Arman.Hari ini, setelah hampir 3 bulan aku tidak bertemu dengan Rina, secara tak senja aku bertemu lagi dengan nya namun dengan situasi yang tidak baik.Siang itu, aku dan Rini, wanita yang dipilihkan ibu sebagai pengganti Rina kelak setelah kami resmi bercerai datang kesebuah warung makan yang ada di pinggir jalan kota. Namun tak menyangka, di sana aku malah bertemu dengan Rina. Terkejut? Sangat! Aku sangat-sangat terkejut melihatnya ada di sana. Entah apa yang sedang Rina lakukan di warung itu? Tapi sepertinya, dia bekerja di warung tersebut dan wanita yang seperti nya majikan nya itu menghalangi langkah ku saat aku mencoba untuk mengejar Rina ke belakang.Sial! Aku tahu dia pasti sangat-sangat kecewa dengan ucapan yang terlontar dari Rini. Mungkin dia berpikir kalau aku sudah mengkhianati cinta nya padahal tidak sama sekali. Aku juga tidak tahu kalau Rini akan berkata seperti itu. Saat aku ingin menjelaskan semuanya tapi Rina sudah tidak ingin mendengarkan apapun lagi dari ku.

  • SUKSES SETELAH DIHINA MERTUA    bab 16

    "Rina?""Mas Arman," balas ku dengan wajah terkejut."Kamu kenal sama dia, Mas?" tanya wanita itu kepada mas Amran.Mas Arman tidak menjawab, dia hanya mengangguk mengiakan. Sementara wanita itu terlihat kebingungan melihat ekspresi mas Arman seperti itu, dan aku? Aku bisa saja walaupun sejujurnya hatiku sakit. Kami belum resmi bercerai tapi dia sudah mengandeng permpuaan lain di depan mataku sendiri. "Dia siap, Mas?" Kini giliran aku yang bertanya, aku penasaran siapa sebenarnya permpuaan ini."Dia_""Aku istri nya. Kenapa emang?" potong wanita itu.Deg!"Istri? Sejak kapan kalian menikah?" tanyaku dengan suara bergetar."Sudah hampir 8 tahun, kenapa emangnya? Terus ada urusan apa Anda menanyakan itu padaku?"Delapan tahun? Itu sama seperti usia pernikahan ku sama mas Arman. Apa mungkin selama ini? Tidak. Aku yakin mas Arman tidak pernah mengkhianati pernikahan kami, tidak. Ini tidak mungkin."Mbak yakin, kalau kalian sudah menikah selama 8 tahun sama lelaki ini?""Yakinlah, Mbak. M

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status