Inicio / Romansa / SURGA SEMALAM BERSAMA TUAN IVANDER / Bab 62. Keputusan yang ditentang

Compartir

Bab 62. Keputusan yang ditentang

Autor: Nanitamam
last update Última actualización: 2025-12-05 08:34:50

“Baiklah,” kata Nyonya Anindita perlahan, membuat Syafana dan Ivander keduanya terkejut. “Kamu bisa datang ke rumah besok pagi. Kita bicarakan ini dengan Papamu juga.”

Setelah telepon terputus, Syafana masih menatap Ivander dengan mata yang membulat. Otaknya seakan berhenti untuk sejenak, apalagi ketika kalimat itu terucap dengan lantangnya dari bibir Nyonya Anindita

“Dia setuju? Atau ini cuma cara dia untuk menolak dengan lembut?” tanya Syafana dengan suara gemetar.

Ivander menggenggam tangan dia lebih erat. “Tidak peduli apa yang akan mereka katakan, Sayang. Besok, aku akan ajak kamu ketemu orang tuaku. Meski aku tahu mereka mungkin tidak akan setuju langsung, bahkan mungkin marah aku mau memperjelas bahwa aku sudah menetapkan hati pada kamu. Hanya kamu.”

Kata-kata itu membuat Syafana merasa hangat di dada, meski takutnya masih ada. Ia mengangguk pelan, menyadari bahwa Ivander benar-benar serius seperti yang dia katakan.

Di samping mereka, Pak Bisma dan Bu Salsa saling melihat, sen
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • SURGA SEMALAM BERSAMA TUAN IVANDER   Bab 66. Firasat seorang ayah

    “A-anu ….” “Tadi, aku ketemu sama Pak Erlang. Dia katanya mau kesini dan tidak sengaja dengar juga kalau kamu ingin menikah, makanya aku ikut kesini!” sambar Ghaisa dengan cepat, suara sedikit gemetar karena cemas. Alis Syafana mengkerut lebih dalam, menatap sahabatnya dengan tatapan yang benar-benar membingungkan. “Oh, tidak sengaja dengar, nih?” tanya Syafana dengan senyuman menggoda. Sedangkan Erlang hanya diam, kepalanya sedikit menunduk. Gerak-geriknya begitu tenang sampai mencurigakan, bahkan Ivander pun bisa menilainya dengan pandangan aneh.“Iya! Aku boleh bergabung, kan?” tanya Ghaisa pada akhirnya.Syafana mengangguk perlahan, meski tanda tanya di benaknya masih tidak hilang. “Iya, lebih banyak orang, lebih baik. Kamu kan sahabatku, pasti butuh bantuanmu juga.” Erlang dan Ghaisa langsung bergabung duduk di sofa yang sama. Suasana mulai kembali hangat, tapi di balik itu, ada rasa tidak nyaman yang tersembunyi. Syafana masih bingung bagaimana Ghaisa tahu tentang pernikaha

  • SURGA SEMALAM BERSAMA TUAN IVANDER   Bab 65. Persiapan pernikahan

    Sementara di tempat lain.“Kenapa malah menjadi seperti ini?” gumam Tuan Alexander. Matanya memanas ketika melihat istrinya mengikuti Ivander dan Syafana melangkah keluar dari rumah. Napasnya tercekik, rasa kesal yang menyengat bercampur dengan sedih yang membanjiri dada. Ia mengangkat kaki seolah mau menyusul, tapi segera berhenti.Tuan Alexander hanya berdiam. Ia menghela napas panjang yang dalam, kemudian tubuhnya melengkung perlahan, bokongnya mendarat lembut di sofa. Tangannya cepat menyentuh kepala.‘Haruskah ia merestui pernikahan putranya dengan gadis yang berasal dari keluarga biasa?’ Pertanyaan itu muncul di kepala, berputar-putar tak kendali, membuat detak jantungnya berpacu kencang. Tanpa ragu, ia meraih ponsel yang ada di meja samping, jari-jari gemetar sedikit saat mengetik pesan singkat untuk asistennya:“Cari informasi lebih detail tentang Syafana dan orang tuanya, termasuk tempat tinggal mereka. Juga beritahu aku, kemana istriku pergi bersama Ivander dan Syafana.”D

  • SURGA SEMALAM BERSAMA TUAN IVANDER   Bab 64. Saya masih segelan

    "Apa yang terjadi?"Jari-jari Ghaisa bergetar, melayang sejenak di udara sebelum cepat-cepat meraih selimut. Kain tebal itu melengkung menyelimuti badannya yang terbuka. Pandangnya menyala, tidak dari rasa senang melainkan kemarahan yang menyala, sementara Erlang duduk terbelah di sisi ranjang, wajahnya penuh kebingungan.“Bapak kok bisa ada disini?! Jangan bilang, bapak yang melakukan ini semua?” tanya Ghaisa. Erlang menggelengkan kepala. Kepalanya terasa pening, seolah dipukul keras karena berusaha keras menyusun memori tadi malam. “Tidak! Tidak mungkin!”“Tapi ini ….” Ghaisa perlahan menoleh ke arah tubuhnya. Ia memejamkan mata erat, mencoba meraih memori semalam tapi cuma ada kegelapan yang dalam, seolah semua kejadian hilang tertelan oleh malam yang gelap.“S-saya tidak inget apapun tentang semalam,” ucal Erlang terdengar serak. “Terakhir saya ingat, saya menolongmu dari pria hidung belang.”Bibir Ghaisa terkatup, ia menatap Erlang dengan tatapan tak percaya. “Alah, jangan ber

  • SURGA SEMALAM BERSAMA TUAN IVANDER   Bab 63. Gara-gara mabuk

    "Hari benar-benar melelahkan."Dentuman musik bergoyang menggegarkan lantai. Rasa suntuk tiba-tiba menyergapnya. Tanpa ragu, Erlang memilih duduk di pojokan dan langsung menarik gelas vodka yang sudah disiapkan pelayan, meneguknya dengan tegukan panjang hingga tenggorokan terasa terbakar.Matanya melayang, menyisir ruangan yang terang-terangan dengan lampu neon. Tiba-tiba, pandangannya terjepit. Di sudut lain, Ghaisa berdiri bersama seorang temannya, sedangkan pria hidung belang dengan rambut terurai mengelilingi mereka. “Hei, cantik, mau kemana buru-buru?”“Lepas!” pinta Ghaisa."Ghaisa? Sedang apa dia disini?"Erlang menyipitkan mata dengan tangan terkepal erat. Ia tetap diam, mengamati dari jauh. Tanpa sadar, Erlang sudah berdiri. Kepalanya sedikit berputar akibat vodka yang baru saja ditelan, tapi ia tidak peduli. Langkahnya cepat, menembus kerumunan orang tanpa melihat ke kiri kanan.Pria hidung belang mendekat lagi, tangan mau menyentuh bahunya, jarinya sudah terasa hampir meny

  • SURGA SEMALAM BERSAMA TUAN IVANDER   Bab 62. Keputusan yang ditentang

    “Baiklah,” kata Nyonya Anindita perlahan, membuat Syafana dan Ivander keduanya terkejut. “Kamu bisa datang ke rumah besok pagi. Kita bicarakan ini dengan Papamu juga.”Setelah telepon terputus, Syafana masih menatap Ivander dengan mata yang membulat. Otaknya seakan berhenti untuk sejenak, apalagi ketika kalimat itu terucap dengan lantangnya dari bibir Nyonya Anindita “Dia setuju? Atau ini cuma cara dia untuk menolak dengan lembut?” tanya Syafana dengan suara gemetar.Ivander menggenggam tangan dia lebih erat. “Tidak peduli apa yang akan mereka katakan, Sayang. Besok, aku akan ajak kamu ketemu orang tuaku. Meski aku tahu mereka mungkin tidak akan setuju langsung, bahkan mungkin marah aku mau memperjelas bahwa aku sudah menetapkan hati pada kamu. Hanya kamu.”Kata-kata itu membuat Syafana merasa hangat di dada, meski takutnya masih ada. Ia mengangguk pelan, menyadari bahwa Ivander benar-benar serius seperti yang dia katakan.Di samping mereka, Pak Bisma dan Bu Salsa saling melihat, sen

  • SURGA SEMALAM BERSAMA TUAN IVANDER   Bab 61. Permintaan ayah Syafana

    “Jadi, kapan kamu siap menikahi Syafana?”Pak Bisma mengulang pertanyaan itu dengan nada yang lebih tegas, matanya menatap Ivander langsung ke mata seolah menunggu jawaban pasti, suaranya mengganggu keheningan ruangan dan membuat Syafana terkejut seketika.Syafana menoleh dengan cepat, matanya membulat sempurna sampai kelopaknya terasa kencang, dan pandangannya yang tajam seperti mau menembus dinding. “Ayah, aku sama Mas Ivander baru saja pacaran seminggu yang lalu, lho!” Pak Bisma mengangguk perlahan, tengkuknya terlihat kaku seolah dia juga berusaha menahan sesak napas yang tiba-tiba. Udara di ruangan menjadi berat, penuh dengan harapan yang terasa terlalu besar.“Lho, tidak masalah, Syafana. Umurmu sudah memasuki dewasa, kan? Sudah waktunya untuk berpikir tentang menikah, bukankah lebih cepat, lebih baik.” Tangannya melambat menyentuh pergelangan tangan putrinya, sentuhannya lembut. “Kondisi Ayah juga sudah tidak sekuat dulu, Nak. Hati ini sering berdebar tidak teratur, dan kaki

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status