Share

Taruhan Susan

last update Last Updated: 2025-11-28 23:21:54

"Oh kamu benar-benar keterlaluan ya Susan. Bisa-bisanya kamu berpikir jika aku memintamu untuk memegang anu ku!" sarkas Lucky untuk pemikiran absurd Susan.

"Habisnya Tuan sih... ngomong gak jelas. Kan Susan jadi salah faham. Kirain Tuan anu... itu!" balas Susan dan diam-diam Lucky justru tersenyum dalam hati, tapi gengsi untuk dia tunjukan pada Susan. Namun perasaan indah itu tidak bertahan lama karena detik berikutnya, Susan justru mengatakan... "Habisnya Tuan itu tampangnya kek orang mesum. Jadi wajar sih Susan mikir aneh kek gitu. Ekspresi wajah Tuan tadi kek orang gimana gitu.... Kan Susan jadi takut Tuan!" sambung Susan yang mana kalimat itu sukses membuat Lucky menoleh ke arah Susan dengan ekspresi melotot. Benar-benar tidak percaya jika Susan berani mengatakan hal itu di hadapannya langsung.

"What... Kau bilang jika tampangku seperti tampang orang mesum?!" Kutip Lucky tidak percaya tapi dengan santainya Susan justru mengangguk seraya memainkan kelopak matanya seolah dia merasa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (17)
goodnovel comment avatar
MissQueen
ya elaahhh lucky kamu ngomong anu anu lagii tar Susan salah paham lagi dah
goodnovel comment avatar
ida sari
jd uang mas kawin itu buat biaya Susan masuk kuliah ya maka nya dia mau nikah sama lucky asal uang mas kawin segitu dia penuhi sama lucky.. jgn anv2 lucky ntar salah paham lagi Susan,
goodnovel comment avatar
nawsas
Weh ternyata diam" Susan udah daftar kuliah lewat jalur prestasi...️kenapa lagi tuh lucky jangan bilang cumak modus tuh kesusan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • SUSAN... OOH SUSAN   Hukuman Pilihan Susan

    Susan memang benar-benar keterlaluan, jadi wajar Lucky semakin murka padanya."Jangan coba-coba menghindar dari kesalahan yang sudah kamu lakukan, Susan. Bukan kah aku sudah mengatakan jika kamu harus tau batasan kamu, Susan!" tekan Lucky, dan Susan langsung terlihat menelan salivanya sendiri. "Apaan dah. Pergi nongkrong gak jelas. Bukankah kau mengatakan ingin fokus sama kuliah kamu, tapi yang aku lihat, kamu mulai bergaul dengan sembarang orang!" sambung Lucky.Susan semakin kesulitan mendapatkan oksigen untuk mengisi paru-parunya, jarak Lucky yang terlalu dekat dan tengah mengintimasinya membuat Susan kesulitan mengelak dari amarah laki-laki itu, terlebih lagi Susan tahu jika dirinya salah."Apa aku perlu mengulang kalimat aku yang kemarin , Susan? Jika jam pulang kampus kamu harus pulang, dan jika kamu ingin pergi ke suatu tempat, kamu harus pergi sama sopir atau Bibi. Apa itu saja tidak bisa kamu pahami, Susan!" Sarkas Lucky mengulang kalimat yang sebelumnya dan sebelumnya lagi

  • SUSAN... OOH SUSAN   Aksi intim Susan

    Dari jam dua belas siang Lucky menahan amarahnya pada Susan, dan saat Susan hampir di depan matanya, wanita mini itu justru tak kunjung ke kamarnya.Entah apa yang Susan lakukan di lantai bawah, rasanya tidak mungkin jika Susan makan dulu sebelum kembali ke kamar mereka, kan sebelumnya Susan habis pergi makan-makan sama teman-teman, dan karena penasaran, Lucky akhirnya tidak bisa terus menunggu di kamar, dan harus secepatnya menuntut penjelasan pasti dari Susan. Lucky kembali menghela nafas , kesal , karena sepertinya Susan benar-benar ingin menantang kesabarannya, tapi percayalah... Lucky sudah kehabisan rasa sabar dari tadi siang. Hingga akhirnya Lucky kembali bangkit dari duduknya , dan bersiap menyusul Susan di luar, karena sepertinya wanita mini yang belakangan Lucky juluki telur Kinder-Joy itu semakin terang-terangan menguji kesabarannya. Namun baru saja Lucky menampakkan kakinya di lantai terbawah rumah itu, saat tiba-tiba Susan langsung mengejutkannya dengan sapaan ceria ta

  • SUSAN... OOH SUSAN   Resah & Gelisah

    Lucky benar-benar menghubungi pak Udin, dan meminta pak Udin untuk segera menjemput Susan, karena sungguh Susan semakin kesini semakin berani mendebatnya , bahkan mulai tidak mau mendengar perintahnya."Susan... Kamu benar-benar ya. Sepertinya kamu harus di beri pelajaran agar taat aturan!" Lucky mendengkus sendiri seraya meremas kertas hanya untuk melampiaskan kekesalannya.Sementara di tempat lain.Susan baru mengatakan jika dia akan langsung pulang begitu dia selesai dengan makan siangnya, akan tetapi kalimat Susan belum sepenuhnya selesai saat tiba-tiba ponselnya justru mati karena kehabisan daya, dan secara tidak langsung Susan juga tidak mendengar ucapan Lucky yang terakhir. "Ooh my God. Kenapa pake mati pula sih. Padahal kan pagi tadi udah di cas!" ucap Susan berbicara sendiri.Dia lantas menatap layar ponselnya yang sudah padam dan Susan mencoba menggoyang-goyangkannya kemudian mencoba memaksa ponsel itu untuk kembali hidup, akan tetapi gagal. Ponsel itu benar-benar kehabisan

  • SUSAN... OOH SUSAN   Gebetan

    Lucky merasa tidak terima ketika Roni mengatakan jika mungkin saja Lucky justru terpesona atau mungkin kesulitan mengimbangi perasaannya terhadap wanita kampung yang kini menjabat sebagai istrinya, wanita berbadan mini yang tentu saja terlalu kontras dengan Lucky yang tingginya seratus delapan puluh tujuh. Sangat jauh untuk kategori tinggi normal laki-laki Indonesia. Bagaimana Roni tidak akan berpikir demikian, sepanjang meeting itu digelar, Lucky seperti tidak berada di tempatnya dan Lucky terus saja tersenyum tidak jelas , bahkan ketika Nona Miranda mempresentasikan skema pembagian hasil dari proyek yang rencananya akan diberikan pada perusahaan Lucky, Lucky justru terlihat seperti orang kasmaran, bahkan tadi Roni mendengar dengan sangat jelas ketika Lucky menyebut nama Susan dengan senyum yang tentu saja terlihat sangat menggelikan untuk Roni. Namun lihatlah, ketika Roni memberikan sarkasme atas perasaan Lucky terhadap istri mininya, Lucky justru keberatan."No. Stop pikiran tidak

  • SUSAN... OOH SUSAN   Rasa yang Aneh

    Setelah drama minum susu dan morning kiss Susan yang reflek, sekarang Lucky justru tidak bisa konsentrasi dengan meeting di perusahaannya. Bayangan Susan yang begitu manis ketika mendaratkan kecupan dengan begitu jaim seolah menari di benak Lucky. Ya... Ini memang bukan kali pertama Lucky melakukan adegan berciuman, hanya saja saat Susan yang melakukan ciuman itu di pipinya, dia merasa seperti sedang berada di taman bunga dengan kupu-kupu yang berterbangan di sekitarnya. Senyum Lucky beberapa kali terbit , lalu menggeleng saat menyadari jika dia benar-benar sangat norak. Namun meski demikian, Lucky tetap saja tidak bisa mengenyahkan sweet morning di meja makan tadi. "Susan... Susan. Sepertinya mulai sekarang kau harus pandai memilih hadiah untuk mendapatkan ucapan terima kasih darinya, Lucky..!" ucap Lucky , dengan pandangan hampa dan pikiran yang entah ada di mana. "Pak Lucky... Maksudnya bagaimana ya pak...?!" tanya Miranda, kliennya yang sedang menerangkan struktur bagi ha

  • SUSAN... OOH SUSAN   Khilaf Yang Disengaja

    Beberapa hari berlalu. Genap satu bulan Lucky menikahi Susan dan membawa Susan pulang ke rumah orang tuanya , menenangkan kekhawatiran ibu dan ayahnya yang sebenarnya tidak masuk akal.Hanya perkara Lucky mengatakan masih ingin menikmati masa lajangnya, dua paruh baya itu justru mengira jika Lucky tidak normal, padahal sejatinya ada sesuatu yang membuat Lucky menahan diri juga hasratnya untuk tidak buru-buru mengambil keputusan menikah. Pasalnya beberapa teman Lucky merasa tidak nyaman setelah menikah, mereka rata-rata mencari wanita lain dan memilih mengkhianati pernikahan mereka di belakang istrinya dan Lucky hanya ingin antisipasi agar hal serupa tidak terjadi pada dirinya. Namun tentu saja pemahaman kedua orang tua Lucky tidak sama dengan apa yang saat ini Lucky pikirkan. Mereka sudah tua, teman-teman sosialita yang seumuran dengan dia sudah mendapatkan cucu bahkan ada yang sudah mendapatkan lebih dari dua cucu , sementara Wenda sendiri masih belum juga mendapatkan seorang cucu,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status