Share

Part 54

"Belum, Mas. Apa mungkin mas Dimas di rumah Lena, ya?" Suara Dwi terdengar kecewa. Dan Arya bisa merasakannya.

"Sudah coba telepon, Dwi?"

"Belum, Mas."

"Kenapa?"

Dwi tak menjawab.

"Mau Mas yang hubungi?" Arya menawarkan bantuan.

Dwi yang sudah menyaksikan pertengkaran mereka di kantor tadi merasa tidak enak hati.

"Enggak usah saja, Mas. Biarin aja. Sudah, ya. Maaf ganggu Mas Arya malam-malam. Assalamualaikum."

Dengan cepat Dwi mematikan panggilan meski belum ada jawaban salam dari Arya. Dirinya merasa bersalah, namun tak tahu harus berbicara pada siapa.

Dwi lalu membaringkan diri di atas ranjang. Masih tetap mendekap benda pipih canggih itu di dadanya. Berharap ada keajaiban yang membuatnya memiliki kekuatan untuk menghubungi suaminya. Asal dia tahu Dimas baik-baik saja. Itu sudah cukup untuknya.

Saat larut dalam pikiran, tiba-tiba ponsel Dwi berdering. Ada panggilan masuk dari Dimas. Tangan Dwi bergetar. Bingung harus menjawabnya atau tidak.

Tak lama nada dering berhenti. Disusul not
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status