Share

Mendadak Melarat

"Saras kamu tidak bisa seenaknya saja seperti itu, apa kamu lupa kalau aku yang membeli rumah ini. Memang sertifikat atas nama kamu tapi aku juga berhak karena .... "

"Karena apa? Apa kamu lupa dengan perjanjian pra-nikah kita, Mas? Yang di dalamnya, jika siapa saja di antara kita selingkuh, maka semua harta tidak akan dibagi menjadi dua. Dalam arti akan menjadi milikku sepenuhnya, karena di sini kamu yang selingkuh." Saras memotong ucapan Rayyan, seketika pria itu kembali terkejut. Dan yang Saras katakan memang benar adanya.

"Dan satu lagi, kamu juga sudah menanda tangani surat persetujuan yang kemarin aku bawa. Apa kamu lupa," lanjutnya.

Jlep, rasanya seperti ditusuk dengan belati yang tajam, semua apa yang Saras ucapkan memang benar. Ada perjanjian pra-nikah yang mereka buat dulu, dan sekarang Rayyan yang akan kalah. Karena pria itu ketahuan selingkuh, sebagai akibatnya harta akan menjadi milik Saras seutuhnya.

"Heh, Rayyan itu tidak selingkuh, karena dia menikahi wanita yang bersamanya, bukan hanya untuk bersenang-senang saja." Erika menimpali. Perempuan setengah abad itu nampak geram melihat putranya dipermalukan oleh istrinya sendiri.

"Dan asal kamu tahu, Rayyan menikah lagi juga karena kamu mandul. Sepuluh tahun kalian menikah tapi sampai detik ini kamu belum juga hamil. Jadi jangan salahkan Rayyan kalau memilih menikah lagi," lanjutnya. Jujur ucapan yang terlontar dari ibu mertuanya itu sangat menyakitkan hati Saras.

Saras terdiam sejenak. "Aku tidak menyalahkannya, karena itu aku memilih untuk bercerai. Tapi kalian perlu ingat satu hal, jangan pernah menyesal setelah tahu siapa istri muda mas Rayyan yang sesungguhnya."

"Maksud kamu apa bicara seperti itu, jangan fitnah ya. Anak saya tidak seperti yang kamu pikirkan," sergah Maya, ibu mertua Rayyan. Sementara wanita yang diketahui istri Rayyan hanya diam sembari memperlihatkan wajah melasnya, seolah-olah dia yang teraniaya.

"Lihat, Mas. Mbak Saras terus saja menjelek-jelekkan namaku. Apa salah aku padanya," ujar Alexa dengan menunjukkan wajah melasnya. Detik itu juga Rayyan mengusap punggung istri mudanya itu.

"Saras aku tidak suka dengan cara kamu yang seperti ini. Kita bisa bicarakan baik-baik, bukan seperti ini, mempermalukan suami sendiri," ujar Rayyan yang mulai tersulut emosi, tetapi sebisa mungkin ia menahannya.

Saras hanya menyunggingkan senyumnya. "Ya sudah, kalian bisa lanjutkan acaranya, maaf karena sudah mengganggu."

Setelah mengatakan itu Saras beranjak meninggalkan mereka. Berbagai bisikan serta tatapan mata mengiringi langkah Saras, ia sama sekali tidak peduli dengan mereka. Saras terus melangkahkan kakinya menuju mobilnya yang terparkir di halaman depan.

***

Waktu berjalan begitu cepat, pukul tiga sore Saras sudah sampai di rumah. Jujur, hatinya terasa sesak terlebih saat mengingat perkataan pedas mertuanya itu. Saras sadar, memang sampai saat ini ia belum bisa memberikan keturunan.

"Apa benar kalau aku mandul." Saras mengusap perutnya. Sepuluh tahun menunggu, tetapi sampai saat ini tidak ada hasilnya. Padahal dokter mengatakan baik Saras ataupun Rayyan sama-sama sehat.

"Aku tidak boleh lemah, karena semua ini masih belum selesai. Mas Rayyan pasti tidak akan tinggal diam," gumamnya. Tiba-tiba saja terdengar suara deru mobil yang berhenti di pelataran rumah.

Selang beberapa menit, terdengar suara yang tidak asing di telinga, siapa lagi jika bukan suara Rayyan. Entah mau apa pria itu datang, derap langkah yang semakin mendekat serta teriakan Rayyan memanggil nama Saras.

"Saras, Saras." Rayyan berjalan menuju ruang tengah di mana wanita yang dicarinya berada. Setibanya di ruang tengah, terlihat jika Saras sedang duduk santai di sofa.

"Saras, aku benar-benar tidak terima dengan cara kamu yang seperti ini. Ingat harta yang ada bukan hanya milik kamu," ungkap Rayyan, pria itu tidak terima jika semua harta jatuh ke tangan Saras.

Saras menghela napas. "Kalau kamu tidak suka aku berbuat seperti ini, lalu untuk apa kamu selingkuh, bahkan sampai menikah dan memiliki anak."

"Itu karena kamu mandul, sepuluh tahun kita menikah dan kamu tidak hamil juga. Kita menikah butuh keturunan, bukan untuk senang-senang saja," ungkap Rayyan, semua ucapan yang Rayyan lontarkan benar-benar sangat menyakitkan. Bukan hanya mertuanya saja yang mengatai Saras mandul, tapi juga suaminya.

"Saras sudahlah, terima saja Alexa menjadi istri keduaku. Aku janji akan adil, bahkan rasa sayang dan cintaku ke kamu tidak akan pernah berubah," rayunya. Rayyan terus berusaha untuk merayu Saras agar mau menerima pernikahan keduanya itu.

"Maaf ya, Mas. Aku bukan wanita murah*n yang akan mengemis cinta darimu, aku tidak masalah dengan perceraian kita, justru aku bahagia." Saras menolak rayuan suaminya itu, karena ia yakin. Saras akan jauh lebih bahagia meski harus berpisah dengan Rayyan.

"Kamu memang sombong," cibirnya. Mendengar itu Saras hanya tersenyum, setelah itu ia beranjak menuju ke kamar untuk mengambil sesuatu. Sementara Rayyan memilih untuk merebahkan tubuhnya di sofa.

Selang beberapa menit Saras kembali dengan membawa map berwarna merah. Wanita berjilbab itu berjalan menghampiri suaminya, lalu kembali duduk di sofa. Melihat Saras kembali, seketika Rayyan bangkit dan duduk. Rayyan menyipitkan matanya saat melihat Saras membawa map.

"Itu apa?" tanya Rayyan.

"Kamu baca saja sendiri." Saras menyerahkan map tersebut, dengan cekatan Rayyan menerimanya dan langsung membuka map itu.

Rayyan membaca isi map itu satu persatu, seketika matanya melotot saat tahu ada tanda tangan dirinya yang menyetujui semua aset jatuh ke tangan Saras. Seketika Rayyan merutuki kebodohannya sendiri, karena sudah tertipu oleh taktik Saras, wanita yang dia anggap lemah, justru sekali bertindak akan melebihi buasnya singa.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lail Maubile
hahaha rayuan pikir istri nya lemah jadi dia selingkuh.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status