Share

Saat Istri Pertama Datang ke Acara Pesta Bayi Suaminya
Saat Istri Pertama Datang ke Acara Pesta Bayi Suaminya
Author: Bintang Senja

Mempermalukan Suami

Author: Bintang Senja
last update Huling Na-update: 2022-06-25 19:17:07

"Lihat ini, alamat rumah sudah aku temukan, kamu tinggal labrak aja ke sana." Dila menyodorkan sebuah tumpukan foto. Dengan perlahan Saras mengambil tumpukan foto tersebut, dan melihatnya satu persatu.

"Kamu terlihat begitu bahagia, Mas." Saras menatap foto tersebut satu persatu, rasanya sangat perih melihat suaminya sendiri tersenyum bahagia bersama wanita lain.

Setelah itu Saras mengambil kertas yang berisi alamat rumah suaminya itu. Sedetik kemudian, Saras terkejut setelah mengetahui alamat tersebut. Rumah yang pernah Rayyan beli setahun yang lalu, bahkan sertifikat rumah itu adalah atas nama dirinya.

"Ini kan alamat rumah yang pernah, mas Rayyan beli setahun yang lalu," ucap Saras. Seketika Dila tersentak, itu artinya Rayyan sengaja membeli rumah itu untuk istri mudanya.

"Jadi kamu tahu kalau Rayyan membeli rumah itu?" tanya Dila. Akan sangat mudah jika Saras tahu kalau suaminya membeli rumah yang sekarang di tempati oleh istri muda Rayyan.

"Iya, sertifikat juga atas namaku," jawab Saras. Mendengar itu Dila menganggukkan kepalanya, terlebih sertifikat atas nama Saras.

"Itu artinya kamu punya hak atas rumah itu, bahkan jika kamu mau, usir saja mereka," ujar Dila. Meski bukan dia yang mengalaminya, tetapi ia ikut geram dengan kelakuan Rayyan. Suami yang tak pernah bersyukur.

"Iya, bahkan aku sudah menyiapkan surat gugatan cerai. Tak rela aku wanita itu ikut menikmati harta yang susah payah aku kumpulkan selama ini," ungkap Saras, beruntung hampir semua aset menggunakan atas nama dirinya. Dengan begitu, Saras akan mudah untuk menyingkirkan benalu seperti mereka.

"Bagus, aku suka dengan cara kamu. Diam tapi mematikan," ujar Dila. Ia benar-benar salut dengan sahabatnya itu, meski tersakiti tetapi tetap tegar.

"Ya sudah, aku pulang dulu ya. Kalau kamu butuh bantuan, kamu tinggal bilang saja," ujar Dila seraya bangkit dari duduknya.

"Iya, kamu tidak perlu khawatir," sahut Saras. Setelah itu ia mengantarkan Dila sampai di teras rumah.

Baru saja mobil Dila menghilang dari pandangan mata, tiba-tiba mobil suaminya sampai di halaman depan. Sejujurnya Saras sudah muak dengan suaminya itu, tetapi ia harus bertahan hingga pesta bayi itu datang.

"Sayang lagi ngapain." Rayyan berjalan menghampiri istrinya, tak lupa kecupan lembut di kening Saras. Namun, entah kenapa sekarang Saras justru jijik dengan sikap romantis suaminya itu.

"Enggak, tadi Dila habis dari sini. Tumben jam segini udah pulang." Saras mengambil alih jas serta tas kerja milik suaminya itu. Setelah itu keduanya beranjak masuk ke dalam rumah.

"Iya, soalnya nanti sore aku harus ke luar kota urusan kerjaan," ujar Rayyan seraya terus melangkah, setibanya di ruang tengah pria berkemeja putih itu menjatuhkan bobotnya di sofa.

"Berapa lama, Mas?" nggak lama kok, paling cuma dua hari.

"Oh, kalau begitu aku siapkan baju dulu ya. Sama sekalian nyiapin air untuk mandi kamu," ujar Saras dan beranjak naik ke lantai atas.

"Oya, kamu nggak usah nyiapin baju. Soalnya di sana sudah ada baju yang dulu," ujar Rayyan. Hal tersebut, karena Rayyan memiliki beberapa apartemen di setiap kota di mana perusahaannya berada.

"Oh, ok." Saras mengangguk. Setelah itu ia beranjak naik ke lantai atas, di mana kamar mereka berada.

***

Hari telah berganti, dan hari yang ditunggu kini sudah tiba, di mana Saras akan datang ke acara pesta bayi suaminya bersama wanita lain. Pagi ini Saras sudah mempersiapkan semua, setelah semuanya siap, Saras bergegas pergi.

"Siap-siap saja kamu, Mas. Setelah ini kamu akan merasakan akibatnya," gumamnya. Saras melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Rasanya ia sudah tidak sabar lagi untuk sampai ke tempat tujuan.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, kini mobil Saras sudah berhenti di pelataran rumah. Suasana nampak begitu ramai dan meriah, setelah memarkirkan mobilnya Saras bergegas turun. Perlahan wanita berjilbab itu melangkah menerobos para tamu yang datang.

Mata Saras menatap lurus, di mana suaminya tengah berbahagia dengan istri mudanya. Bukan itu saja, ibu mertuanya pun demikian, memang sakit tetapi Saras harus bisa kuat menghadapi itu semua. Kini Saras sudah berdiri tak jauh dari Rayyan serta keluarganya.

"Selamat ya, Mas atas kelahiran putrimu. Mudah-mudahan putrimu kelak tidak mengikuti jejak orang tuanya." Saras mengucapkan selamat kepada suami serta madunya itu. Seketika mereka terkejut melihat kehadiran Saras, terlebih Rayyan.

"Sa-Saras." Terbata Rayyan menyebut nama istrinya, bahkan lidahnya terasa kelu. Dan detik itu juga mereka menjadi pusat perhatian oleh tamu undangan yang datang.

"Kamu tidak perlu kaget seperti itu, Mas. Kedatangan aku ke sini untuk mengantarkan ini." Saras menyodorkan koper yang berisi baju milik suaminya, bukan itu saja. Saras juga menyodorkan sebuah amplop kepada suaminya itu.

"Saras maksud kamu ini apa?" tanya Rayyan ia benar-benar tidak tahu apa maksud istrinya itu.

"Ini koper berisi baju milik kamu, Mas. Dan ini adalah surat gugatan cerai dariku. Oya satu lagi, karena sertifikat rumah ini adalah atas namaku, aku harap setelah acara selesai kalian pergi dari rumah ini. Karena aku akan menjualnya," jelasnya. Seketika Rayyan terkejut mendengar penjelasan dari istrinya itu. Bukan hanya Rayyan, tetapi istri serta keluarganya pun demikian.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Saat Istri Pertama Datang ke Acara Pesta Bayi Suaminya   Hadirnya Malaikat Kecil

    Waktu terus bergulir, kini usia kandungan Saras sudah memasuki bulan sembilan, mereka tinggal menunggu hari saja. Kini Bima tengah menikmati perannya sebagai seorang suami dan calon ayah, butuh ekstra kesabaran dalam menghadapi sikap istrinya yang berubah-ubah. Tak jarang, Bima harus mempunyai stok kesabaran yang cukup banyak. Seperti malam ini, saat Bima tengah sibuk dengan pekerjaannya. Saras terus saja mengganggunya, entah itu meminta di pijit kakinya, dan masih banyak lagi. Beruntung, Bima termasuk orang yang penyabar, tetapi orang juga mempunyai batas kesabaran. "Sudah ya, aku selesein kerjaan dulu, biar nanti tinggal nemenin kamu tidur," ujar Bima seraya bangkit dari duduknya. Jika terus berada di samping istrinya pekerjaan yang menumpuk tidak akan pernah selesai. "Tapi jangan lama-lama," sahut Saras. "Iya, nggak lama kok." Bima mencolek hidung istrinya. Setelah itu ia beranjak menuju meja kerjanya. Baru saja Bima menjatuhkan bobotnya di kursi, tiba-tiba Saras sudah memangg

  • Saat Istri Pertama Datang ke Acara Pesta Bayi Suaminya   Ngidam Atau Menyiksa

    "Itu suara mama," batin Bima."Kami di ruang makan, Ma." Bima berteriak, setelah itu ia melanjutkan niatnya untuk melihat hasil tes yang baru saja istrinya itu lakukan. Dengan hati berdebar, Bima membuka benda pipih yang di tangannya. "Dua garis, itu artinya Saras hamil. Sayang kamu hamil." Bima menatap wajah ayu istrinya itu. Saras hanya mengangguk, seketika Bima menarik tubuh istrinya dan memeluknya dengan erat. Bahkan Bima juga menghujani Saras dengan kecupan, tak lupa juga ucapan terima kasih. "Terima kasih ya, Sayang. Sebentar lagi kita akan jadi orang tua." Bima mencium kening Saras dengan lembut, setelah itu ia membingkai wajah istrinya, saat hendak mendekatkan bibirnya, tiba-tiba suara ibunya mengagetkan mereka. "Ehem, ehem, mentang-mentang udah sah." Rahma berdehem, mendengar itu reflek Bima melepaskan tangannya lalu menoleh. Sementara Saras menunduk karena malu. "Ish, Mama. Oya, Ma kami punya kejutan." Bima menyerahkan test peck tersebut kepada ibunya. Seketika Rahma men

  • Saat Istri Pertama Datang ke Acara Pesta Bayi Suaminya   Dua Garis Merah

    "Ok, kalau begitu kita langsung datangi Dian dan juga tante Dyah, kita ajak mereka untuk ketemu lalu tunjukkan video ini," ungkap Bima. Ia ingin masalah itu cepat selesai, dengan begitu tidak ada lagi yang menggangu ketentraman mereka nantinya. "Sayang kamu ikut kan?" tanya Bima seraya menoleh ke arah istrinya, sementara itu Saras hanya mengangguk. "Ya sudah langsung sekarang saja atau kapan?" tanya Dody. Ia khawatir akan mengganggu pengantin baru. "Sekarang saja, lebih cepat jauh lebih baik," jawab Bima. Jika dibiarkan terlalu lama nanti mereka keburu membuat rencana lagi. Karena orang seperti Sintia tidak akan tinggal diam jika usahanya belum ada yang berhasil. "Ya sudah, kasihan kalian. Seharusnya lagi asyik mikirin mau honeymoon ke mana, eh ini malah ngurusin masalah," ujar Dody, mendengar itu Bima hanya tersenyum. Jujur, apa yang dikatakan Dody memang ada benarnya juga, itu sebabnya Bima ingin secepatnya masalah yang kini menimpanya segera selesai. Setelah itu mereka bergega

  • Saat Istri Pertama Datang ke Acara Pesta Bayi Suaminya   Dalang dibalik Fitnah

    "Siapa perempuan ini, kenapa tiba-tiba datang ke sini," batin Bima. Ia sama sekali tidak mengenal perempuan yang kini sudah berdiri di hadapannya itu. Apa mungkin itu kerabat istrinya, Saras. Tapi rasanya tidak mungkin, karena karena Saras tidak pernah bercerita apapun. "Siapa kamu, dan ada urusan apa kamu datang ke sini?" tanya Rahma. Ia merasa jika wanita hamil itu tidak beres, karena setahu Rahma, putranya itu tidak pernah melakukan hal di luar batas. "Saya datang ke sini untuk meminta pertanggung jawaban dari anak, Tante." Wanita hamil itu berucap seraya menunjuk ke arah Bima. Seketika pandangan mereka tertuju pada Bima, begitu juga dengan Saras. Bima tetap diam dan bersikap tenang, karena memang apa yang dituduhkan padanya itu tidak benar. Kenal saja tidak, apa lagi sampai berbuat hal di luar batas, itu rasanya tidak mungkin. Bima melirik wanita yang baru saja sah menjadi istrinya, ada rasa khawatir jika sampai Saras termakan omongan yang tidak nyata itu. "Maaf, tapi saya tid

  • Saat Istri Pertama Datang ke Acara Pesta Bayi Suaminya   Kepergian Rayyan

    Satu jam kemudian, kini Saras sudah berada di ruang rawat, saat ini Irma dan Dila yang sedang menemaninya. Sementara Bima dan Roby tengah bersama dengan Rayyan, beruntung kondisi Rayyan sudah stabil, hanya butuh istirahat yang cukup agar segera pulih. "Rayyan terima kasih, aku tidak tahu harus ngomong apa lagi. Kamu sudah menyelamatkan hidup Saras," ucap Bima. Sementara Rayyan hanya mengangguk, ia merasa berguna, walaupun apa yang Rayyan lakukan tidak akan sebanding dengan luka yang pernah ditorehkan kepada Saras. "Tolong jaga Saras," ucap Rayyan dengan suara lemah. Sejujurnya ia ingin melihat Saras untuk yang terakhir kalinya, tapi Rayyan sudah bersumpah. Bahwa ia hanya akan melihat mantan istrinya itu saat menikah dengan Bima nanti. "Mas, apa kamu tidak ingin melihat Saras?" tanya Roby. Walaupun Rayyan pernah berbuat jahat, tapi Roby kini sudah memaafkannya. Begitu juga dengan yang lain, mereka telah memaafkan kesalahan Rayyan. Rayyan menggeleng. "Aku akan melihat Saras saat dia

  • Saat Istri Pertama Datang ke Acara Pesta Bayi Suaminya   Pengorbanan Rayyan

    "Bima, kenapa kamu diam saja." Dyah berjalan menghampiri Bima, ia cukup kesal saat melihat calon tunangan putrinya yang seperti tidak peduli terhadap Sintia. "Kalau Sintia memang tidak bersalah, pasti nanti akan dibebaskan. Jadi, Tante tidak perlu khawatir seperti itu, dan satu lagi. Sintia tidak akan berurusan dengan polisi kalau memang dia tidak bersalah," ungkap Bima. "Apa yang dikatakan Bima itu benar, lebih baik sekarang kita ke kantor polisi saja untuk mengetahui lebih lanjut." Rahma, ibunda Bima menimpali. Tanpa banyak bicara, kini mereka memutuskan untuk ke kantor polisi. "Sintia, apa yang kamu lakukan. Kamu tidak akan pernah berurusan dengan polisi kalau memang tidak membuat ulah." Bima membatin, kini mereka sudah dalam perjalanan menuju ke kantor polisi. Entah kenapa perasaan Bima biasa saja saat melihat Sintia ditangkap polisi. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lebih, kini mereka tiba di kantor polisi. Bahkan kini mereka sudah berada di dalam, polisi sedang

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status