Share

Bab 2

Author: Eudora
Nindy sangat paham apa arti Sofia dan ibunya bagi Peter.

Saat Peter masih kecil, orang tuanya sibuk bekerja dan sering lembur. Hampir setiap hari Peter makan di rumah tetangganya, Bonita. Bonita adalah seorang ibu tunggal yang membesarkan Sofie seorang diri.

Sejak kecil hingga remaja, Peter dan Sofie selalu dipandang orang-orang sebagai sepasang kekasih masa kecil yang serasi. Semua orang yakin bahwa mereka berdua akan melangkah dari status teman masa kecil ke jenjang pernikahan.

Di tahun terakhir SMA, Sofie ikut ibunya pindah ke luar negeri dan kepergian itu berlangsung selama delapan tahun. Hingga tiga bulan lalu, Sofie kembali bersama ibunya yang divonis kanker pankreas, lalu mereka mencari Peter.

Sejak keduanya kembali, Peter mulai sering tidak pulang ke rumah. Jika ditanya alasannya, jawabannya selalu sedang di rumah sakit.

Karena memahami hubungan Peter dengan Sofie dan ibunya, Nindy tidak pernah mengeluh. Dia selalu percaya bahwa hubungan mereka berdua sangat kokoh, tidak akan terguncang hanya karena hadirnya sahabat kecil itu kembali.

Awalnya, Nindy bahkan ikut membantu menghubungi para ahli medis. Namun lambat laun, keberadaannya justru membuat Peter dan Sofie merasa tidak senang. Perlahan-lahan, setiap kali Nindy muncul, Sofie akan menangis dengan wajah penuh rasa tersakiti. Akhirnya, Peter meminta Nindy untuk tidak lagi datang ke rumah sakit.

Nindy benar-benar tidak mengerti apa kesalahannya. Dia tidak marah, tidak ribut, hanya menunggu dengan sabar hingga semuanya selesai. Dia berharap setelah Peter menyelesaikan semua urusan ini, mereka bisa kembali ke keadaan semula.

Namun, sikap Peter saat operasi kehamilan ektopiknya membuat keyakinan itu mulai goyah.

Sambil mengembuskan napas panjang, Nindy mengirim pesan singkat kepada Peter. Dia bahkan melampirkan hasil medis tentang kehamilan ektopiknya.

Di rumah sakit yang sama, Peter menatap layar ponselnya dengan dahi berkerut. Sofie yang duduk di sampingnya ikut mendekat untuk melihat. Belum sempat Peter mengatakan apa pun, mata Sofie langsung memerah. Air matanya jatuh deras dan suaranya tercekat.

"Maaf, Peter, aku nggak seharusnya menghubungimu. Aku tahu Kak Nindy takut aku merebutmu darinya, jadi dia sengaja mengarang alasan yang nggak masuk akal ini. Aku dan Ibu yang sudah merusak hubungan kalian berdua. Maafkan aku."

Tadi sempat ada sekelebat rasa cemas di hati Peter, tapi setelah dipikir lagi, tiga bulan terakhir ini dia memang jarang pulang karena merawat Bonita yang sakit. Dia dan Nindy sudah lama tidak berhubungan sebagai suami istri.

Peter juga mengenal Nindy dan tahu betul bahwa Nindy tidak mungkin berselingkuh. Jadi, menurutnya, ini hanyalah ulah Nindy yang sedang mencari perhatian karena ingin membuktikan bahwa dirinya masih dicintai.

Peter mengusap kepala Sofie dengan halus, suaranya terdengar begitu lembut. "Ini bukan salahmu. Aku yang terlalu memanjakannya, sampai-sampai bisa mengarang kebohongan seperti ini."

"Terima kasih, Peter. Kalau bukan karena kamu, aku benar-benar nggak tahu harus bagaimana."

Dengan air mata masih mengalir, Sofie langsung terjun ke pelukan Peter. Peter menepuk lembut punggung Sofie, memberikan kenyamanan dan kepastian.

Setelah cukup lama menenangkan Sofie, barulah Peter sempat membalas pesan Nindy.

[ Nindy, umur Bi Bonita nggak lama lagi. Kamu tahu sendiri dia banyak menjagaku waktu aku masih kecil. Tolong kamu lebih pengertian. ]

[ Jangan lagi membuat keributan, apalagi mengatakan kebohongan kejam yang mengutuk dirimu sendiri dan anak kita di masa depan. Setelah semua ini berakhir, aku pasti akan menebusnya padamu. ]
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sahabat Masa Kecil Suamiku Adalah Pelakor   Bab 28

    Roman teringat pada musim panas yang terik itu saat Nindy memberinya sebutir permen dan selembar plester."Jadi, kita sebenarnya sudah saling kenal sejak lama.""Benar." Roman mengangguk. "Sudah sejak lama. Hanya saja aku kurang beruntung. Sekali saja terlewat, hampir saja seumur hidup terlewat juga.""Maksudmu apa?" Air mata Nindy jatuh tanpa henti. Dia mengira hatinya yang sudah mati, tetapi ternyata sekali lagi mulai berdegup."Nanti aku ceritakan pelan-pelan. Eh? Kok kamu nangis lagi? Jangan nangis. Kalau kamu nangis begini, lukaku ikut sakit." Roman mengulurkan tangan untuk menghapus air mata Nindy.Nindy menepis tangannya. "Kamu 'kan lagi pakai selang pereda nyeri, sakit apanya? Jangan bohong.""Benaran sakit, aku sakit hati.""Sudahlah, kamu mau minum air nggak?""Kapan kamu kasih aku status resmi?""Aku tanya, kamu mau minum nggak?""Mau. Asal yang menuang pacar sendiri, racun pun aku minum.""Siapa pacarmu? Aku belum setuju.""Sudah setuju, waktu kamu ngomong sambil tidur.""K

  • Sahabat Masa Kecil Suamiku Adalah Pelakor   Bab 27

    Saat ayah dan ibu Nindy sampai di rumah sakit, yang mereka lihat adalah Nindy yang tubuhnya penuh darah. Pasangan itu memeriksa beberapa kali, memastikan Nindy tak terluka, baru merasa lega.Namun, wajah orang tua Roman yang datang segera setelahnya terlihat sangat buruk. Meskipun demikian, ibu Roman tetap melangkah ke sisi Nindy, menggenggam erat tangan Nindy. "Kamu pasti ketakutan ya? Jangan khawatir. Roman kuat, cuma luka kecil, nggak apa-apa.""Maaf, Bibi. Dia terluka karena menyelamatkanku. Maaf ...." Emosi Nindy kembali tak terkendali, dia seperti anak yang telah berbuat salah dan tidak berani menatap ibu Roman.Orang-orang di sekitar melihat keadaan Nindy, tahu apa pun yang mereka katakan saat ini tak akan ada gunanya.Waktu berjalan menit demi menit, hingga akhirnya lampu di ruang operasi padam. Saat dokter keluar, Nindy adalah orang pertama yang berlari menghampiri. "Dokter, gimana keadaan Roman?""Nggak apa-apa, nggak kena bagian vital. Lukanya sudah dijahit, sebentar lagi bi

  • Sahabat Masa Kecil Suamiku Adalah Pelakor   Bab 26

    Karena surat keterangan gangguan jiwa Sofie sah, Nindy sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa padanya.Di depan kantor polisi, Peter ingin mengatakan sesuatu kepada Nindy. Namun, Roman berdiri di antara mereka berdua, sama sekali tidak memberi Peter kesempatan."Nindy, aku perlu bicara berdua saja denganmu.""Dia nggak mau bicara denganmu."Roman sudah menahan diri cukup lama. Ada beberapa hal yang hari ini harus dia katakan langsung kepada Peter."Peter, sebenarnya kamu mau apa? Kamu dan Nindy sudah cerai, aku minta kamu jangan ganggu hidupnya lagi. Dan satu lagi, jaga baik-baik orangmu. Surat keterangan gangguan jiwa itu bukanlah kartu bebas hukuman di mataku."Mendengar ini, rasa ingin menang Peter pun terpancing. Dia tersenyum sinis dan menatap Roman."Kenapa memangnya kalau kami cerai? Aku dan Nindy bersama delapan tahun. Semua pengalaman pertamanya adalah milikku. Kamu punya apa?""Pak Roman, kamu pikir aku nggak mengenalmu? Aku sudah lama mengenalmu, tapi aku nggak pernah mengan

  • Sahabat Masa Kecil Suamiku Adalah Pelakor   Bab 25

    Roman benar-benar mengajak Nindy makan malam. Selesai makan, Nindy mengusulkan untuk jalan-jalan di kawasan pertokoan.Dengan segelas teh susu hangat di tangan, Nindy dan Roman berjalan berdampingan di tengah kerumunan orang."Sayang sekali ya, hari ini nggak turun salju. Oh ya, Roman, tahun-tahun sebelumnya pernah turun salju nggak?"Nindy sudah bertahun-tahun tidak merayakan Natal di kampung halamannya. Salju yang dia ingat hanyalah saat masih SMA.Roman sempat tertegun, lalu menggeleng pelan dengan sedikit canggung. "Aku nggak tahu.""Nggak tahu? Kamu nggak tinggal di sini?""Nggak, aku di ibu kota.""Di ibu kota? Untuk kerja?" Nindy hanya bertanya karena penasaran.Saat percakapan sampai di situ, Roman berhenti melangkah. Dia menunduk menatap wajah Nindy yang pipinya memerah karena udara dingin. "Untuk melihatmu.""Tahun lalu waktu Natal, kamu bersama dia di kampus, merayakan bersama mahasiswa asing yang dia bimbing. Dua tahun lalu, dia sepertinya nggak ada di rumah. Kamu ke minima

  • Sahabat Masa Kecil Suamiku Adalah Pelakor   Bab 24

    Nindy sama sekali tidak pernah menyangka dirinya akan mengalami situasi canggung seperti ini. Dia tidak ingin membuat siapa pun malu, tetapi karena sudah terlanjur, dia hanya bisa meneruskan aktingnya."Roman, kamu pulang dulu saja. Profesor Peter mungkin ada urusan sama aku.""Oke, nanti malam aku jemput kamu pulang kerja." Sambil berkata, Roman mengangkat tangannya menyentuh pipi Nindy. Gerakannya terlihat sangat terbiasa. Tingkat keintiman ini terlihat seperti mereka sudah berpacaran sejak lama.Setelah berpamitan dengan Peter sebentar, Roman pun masuk mobil dan pergi.Menunggu mobil Roman melaju cukup jauh, barulah Nindy menatap Peter dengan wajah dingin. "Kamu mau apa lagi? Nggak bisa sama-sama melangkah maju? Kenapa harus datang mengusik hidupku lagi?""Nindy, aku sudah mengundurkan diri. Aku memutuskan untuk bekerja di Kota Saka." Peter tidak tersinggung oleh sikap Nindy, malah tersenyum sambil melangkah maju.Nindy melemparkan bunga di tangannya dengan kesal, bahkan tak mau mel

  • Sahabat Masa Kecil Suamiku Adalah Pelakor   Bab 23

    Nindy mencoba mencari jawaban di kepalanya berulang kali, tetapi tetap tidak bisa mengingat kapan dirinya pernah bertemu Roman.Selain itu, Roman mengakui dirinya diam-diam menyukainya. Itu berarti mereka pernah bertemu sebelumnya.Roman mendengar pertanyaan itu, lalu terkekeh-kekeh. "Mm, pernah.""Di mana? Kapan?" Nindy mendesak."Aku rasa abu muda bagus, kelihatannya elegan. Kamu setuju?"Jelas sekali Roman tidak berniat melanjutkan jawabannya atas pertanyaan Nindy. Karena dia tidak mau bilang, Nindy juga hanya bisa mengurungkan niatnya."Mm, nanti aku kirim gambar rancangan yang sudah direvisi ke ponselmu." Tepat saat itu, ponsel Nindy berdering. Panggilan dari bibi keduanya. Meskipun malas, Nindy tak mungkin mengabaikan begitu saja.Begitu tersambung, di seberang langsung tak sabar menanyakan perkembangan. "Nindy, sudah ketemu orangnya belum? Gimana? Aku kasih tahu ya, Roman itu anaknya baik banget. Orangnya berkarakter, ganteng, bisa cari uang. Kalau kamu nikah sama dia, tinggal t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status