Short
Tiga Tahun Kau Pergi, Kini Aku Mengandung

Tiga Tahun Kau Pergi, Kini Aku Mengandung

Oleh:  IcaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
8Bab
8Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Di hari pernikahanku dengan Alvano Baskara, anak angkat Keluarga Baskara hendak bunuh diri dengan melompat dari atas gedung. Demi wanita itu, Alvano meninggalkanku yang sudah mengenakan balutan gaun pengantin, memilih untuk kabur dari pelaminan. Di hadapkan pada tatapan tajam penuh cibiran dari para tamu undangan, aku dengan lantang berkata, “Siapa pun yang berani maju ke depan dan menikah denganku hari ini, dialah yang akan jadi suamiku!” Tiga tahun kemudian, Alvano membawa adik angkatnya itu kembali ke kediaman Keluarga Baskara. Aku sedang duduk santai di atas sofa kulit, menikmati sup sarang burung sambil menonton drama favoritku. Tatapannya jatuh pada perutku yang membuncit, lalu berkata dengan geram, “Anak haram di perutmu itu … anak siapa?” Aku menyesap sup sarang burung perlahan, lalu tersenyum ringan berkata, “Tentu saja anak dari Keluarga Baskara.”

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Di hari pernikahanku dengan Alvano Baskara, anak angkat Keluarga Baskara hendak bunuh diri dengan melompat dari atas gedung.

Demi wanita itu, Alvano meninggalkanku yang sudah mengenakan balutan gaun pengantin, memilih untuk kabur dari pelaminan.

Di hadapkan pada tatapan tajam penuh cibiran dari para tamu undangan, aku dengan lantang berkata, “Siapa pun yang berani maju ke depan dan menikah denganku hari ini, dialah yang akan jadi suamiku!”

...

Tiga tahun kemudian, Alvano membawa adik angkatnya itu kembali ke kediaman Keluarga Baskara.

Aku sedang duduk santai di atas sofa kulit, menikmati sup sarang burung sambil menonton drama favoritku.

Tatapannya jatuh pada perutku yang membuncit, lalu berkata dengan geram, “Anak haram di perutmu itu … anak siapa?”

Aku menyesap sup sarang burung perlahan, lalu tersenyum ringan berkata, “Tentu saja anak dari Keluarga Baskara.”

Dengan wajah penuh amarah, Alvano datang menghampiri lalu menarikku dari sofa dengan kasar.

“Dasar jalang! Di hari pernikahan kita, aku lebih memilih pergi bersama Vania. Aku juga nggak pulang selama tiga tahun, jadi nggak mungkin di perutmu itu anakku!” ucap Alvano dengan kasar.

Aku nyaris tertawa mendengarnya. Memangnya aku pernah bilang janin di perutku itu anaknya? Apa dia pikir hanya dirinya satu-satunya pria di Keluarga Baskara?

“Anak ini tentu bukan anakmu! Kamu nggak pantas jadi Ayah dari anakku!” ucapku getir.

Vania tampak terkejut, lalu berkata, “Nayla! Meski Mas Alvano pergi di hari pernikahan kalian, tapi kamu masih menyandang gelar istri dari Mas Alvano. Kamu bisa nikmatin kehidupan mewah di Keluarga Baskara. Tapi apa yang kamu lakuin sekarang? Kamu malah hamil anak haram, dasar nggak tahu malu!”

Aku melirik tajam ke arahnya.

“Vania, Vania! Kamu itu anak angkat Keluarga Baskara. Tapi kamu malah terang-terangan menggoda kakak angkatmu sendiri. Sekarang, siapa yang nggak tahu malu? Aku atau kalian?” sindirku tajam.

Vania langsung memasang wajah memelas dan menatap Alvano sambil berkata, “Mas Alvano, dalam tiga tahun ini, kita saja menjaga batasan. Tapi dia? Dia malah hamil anak haram dan mencoreng nama baikmu dan keluarga.”

Begitu mendengar kata “mencoreng nama baik”, Alvano langsung naik pitam.

Plak!

Tamparan keras mendarat di wajahku.

“Dasar jalang! Jelas-jelas kamu hamil anak haram, berani-beraninya malah memfitnahku dan Vania. Cepat pergi dari sini! Pergi dari kediaman Baskara!” bentak pria itu.

Rasa sakit menyengat di pipiku, membuat pandanganku berkunang. Aku terpaku di tempat, butuh beberapa detik untukku tersadar.

Tiga tahun lalu, Alvano kabur bersama Vania, meninggalkanku sendirian di pelaminan, menanggung hinaan dari seluruh tamu undangan.

Aku yang diliputi amarah pun membuat pernyataan di tempat, layaknya sebuah sayembara. Namun, hal yang tidak aku sangka terjadi. Reyhan, paman Alvano naik ke atas pelaminan dan melangsungkan pernikahan denganku.

Reyhan Baskara, pria yang dikenal di seluruh Kota Mesil sebagai “Raja Berwajah Dingin”.

Semenjak menikah dengannya, semua orang yang berjumpa denganku selalu tersenyum ramah. Apalagi setelah aku hamil, Reyhan lebih memanjakanku, bahkan tak rela satu helai rambutku terluka.

Namun hari ini, Alvano justru berani menamparku. Kalau sampai Reyhan tahu, mungkin akan terjadi pertumpahan darah di sini.

Demi mencegah tragedi keluarga yang lebih memalukan dan anggap saja juga demi anakku yang belum lahir, aku berusaha memperingatkan mereka.

“Kalau sekarang kalian pergi, aku akan anggap semua ini nggak pernah terjadi,” ucapku dingin.

Namun siapa sangka, mereka tidak menggubris peringatanku. Vania malah menghampiriku lalu menjambak rambutku.

“Mas Alvano, coba lihat! Wanita jalang ini mulai ketakutan. Dia usir kita supaya bisa menggunakan anak haram ini untuk merebut semua kekayaan Keluarga Baskara,” cemooh Vania sembari tersenyum sinis.

Alvano lantas membentakku berkata, “Dasar wanita jalang! Jadi itu tujuanmu yang sebenarnya? Lihat saja, aku nggak akan membiarkan rencanamu berhasil!”

Dengan sekuat tenaga aku melepaskan diri dari cengkeraman Vania.

“Sejak kalian kabur di hari itu, kakek mencoret namamu dari daftar Keluarga Baskara. Sekarang, kamu bukan lagi bagian dari keluarga ini!” ucapku dingin.

Vania justru terkekeh lalu berkata, “Kakek mengatakannya hanya karena emosi waktu itu. Kamu tahu ‘kan kalau Mas Alvano itu satu-satunya cucu lelaki di keluarga ini. Jadi bullshit kalau kakek mencoret nama Mas Alvano dari pewaris keluarga.”

“Sejak awal kakek pernah bilang, semua yang dimiliki Keluarga Baskara adalah milikku,” seringai Alvano tampak puas.

Aku menatap mereka dengan tajam sambil mengusap perutku, suara dinginku memotong keheningan, “Sekarang nggak lagi, anak di perutku ini juga cucu pewaris Keluarga Baskara.”

Aku pikir kata-kataku sudah cukup jelas. Namun Alvano justru semakin naik pitam. Matanya tampak membelalak penuh kebencian.

“Jalang sialan! Jadi kamu memang mau menggunakan anak haram ini untuk berpura-pura jadi pewaris, hah? Hari ini, aku akan memberimu pelajaran!” bentak pria itu.

Dia kembali mengangkat tangannya dan …

Plak!

Tamparan yang jauh lebih keras mendarat di wajahku.

Aku pun terhuyung jatuh ke lantai sambil memegangi perutku erat-erat.

Melihat wajah mereka yang beringas dan penuh kebencian, muncul rasa takut di hatiku. Aku takut mereka benar-benar akan menyakiti anakku.

Dengan suara yang gemetar, aku memohon sambil menahan rasa sakit, “Anak ini … bukan anak haram. Dia … dia adalah …”
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
8 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status