Pacarku, Julian Jovan adalah grandmaster catur yang jenius. Waktu umurnya 16 tahun, dia jadi grandmaster termuda yang pernah ada di Benua Nathan. Aku habiskan 10 tahun hidupku untuknya, tapi dia nggak pernah ungkit soal pernikahan. Tapi, pas dia mencapai puncak karier dan memenangkan Grand Slam, dia tetap menolak ingkar janji yang dulu dia buat sama keluarganya soal karier. “Dalam rencanaku, nggak ada pernikahan atau komitmen jangka panjang lainnya sebelum semua targetku tercapai.” Mendengar ini, aku nggak debat dengannya. Aku diam-diam kemas kopernya untuk Kejuaraan Dunia dan doakan yang terbaik untuknya. Julian nggak tahu, saat dia mengangkat piala kejuaraan di hadapan dunia, aku dengan tubuhku yang sekarat sedang menandatangani surat persetujuan kematianku sendiri.
View MoreSaat Julian tiba, pemakaman hampir selesai.Dokter Marvin telah menyampaikan kata-kata terakhir untukku dan anak-anak dari rumah sakit menundukkan kepala dalam hening sejenak.Natal ini, setiap anak-anak akan punya hadiahnya sendiri.Nggak ada yang tahu apakah mereka akan diingat tahun depan.Suara nyanyian lembut anak-anak terdengar di pemakaman yang sepi.Lagu Natal yang entah kenapa membuat mata semua orang berlinang air mata.Saat itulah Julian melihat namaku di batu nisan.Fotoku selamanya menatapnya dengan tersenyum tipis.Dokter, perawat dan anak-anak yang mengantarku berdiri di dekat makam.Di tengah lautan pakaian hitam yang khidmat, setelan tuksedo Julian tampak sangat mencolok.Tapi justru dia yang menangis paling putus asa.“Eva, apaan ini?”“Katamu kau lagi di retret kesehatan. Katamu nggak ada sinyal.”“Aku percaya semua yang kau katakan. Kau kok tega tinggalin aku kayak gini?”Aku duduk di atas batu nisanku sendiri dan menatap dengan tenang saat Julian berlutut sambil me
Selama 10 tahun, orang-orang ini sudah bosan sama aku dan ingin memutuskan segala hubungan.Mereka buru-buru jemput Julian dari bandara untuk menghapus jejak kematianku yang mereka sebut sial dengan sebuah acara bahagia.Suapya Julian menikahi Kelly dan meneruskan kehormatan serta status keluarga.Dua puluh menit kemudian, suara meriam upacara menggema di halaman kediaman.Melihat ini, Julian kaget dan menatap ke arah kediaman dengan mata terbelalak.“Apa ini?” tanya Julian dengan nada tegang karena bingung.“Cepat ganti pakaian ini,” ucap sepupu Julian sambil menyerahkan sebuah tuksedo hitam pada Julian.“Ini dibuat khusus. Pas sekali untukmu.”Julian menerima tuksedo itu dengan gerakan kaku.Saat aku menggeleng, ibu Julian mengangguk-angguk dan menarik Julian masuk untuk berganti pakaian.Saat aku pertama kali datang ke rumah ini, ibu Julian pernah menunjukkan gaun pengantin warisan keluarga padaku.Dulu, aku sempat membayangkan sosok Julian mengenakan jas pengantin.Ternyata persis
Begitu mendengar kabar itu, Julian membeku, seolah seluruh tubuhnya mengalami korslet.Ekspresinya berubah-ubah antara terkejut dan menderita, pipi pucatnya bergetar hebat.Pria yang kukira nggak akan pernah menangis untukku meraba-raba kopernya dengan linglung dan mengeluarkan sebuah pulpen tua.Itu hadiah pertamaku untuknya, pulpen yang terukir inisial namanya.Aku membelinya dengan uang hasil kerja paruh waktu sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-18.Julian menempelkan pulpen itu ke pipinya dan menggosoknya berulang kali sampai kulitnya memerah.Julian menatap kosong informasi penerbangan yang berkedip di layar besar Bandara Jafeka.Julian tersenyum patah, lalu berkata, “Nggak mungkin … Dia bilang dia lagi di retret kesehatan …”Julian nggak berani melanjutkan pikirannya.Tapi dia terlalu cerdas, terlalu peka.Dia tiba-tiba teringat gimana aku selalu mengecilkan diri di antara orang-orang elit itu.Aku melihat Julian menutup wajahnya dan air mata membasahi jarinya, lalu bertanya de
Saat merekam video itu, aku berusaha keras biar nggak kelihatan terlalu lemah.Efek samping kemoterapi telah membuat berat badanku turun 11,3 kg.Apa pun yang kutelan, selalu dimuntahkan lagi.Aku merasa diriku tampak terlalu lelah di depan kamera, jadi aku memaksakan diriku untuk berdandan selama setengah jam.Tapi saat aku melihat pantulan diriku di cermin dengan bibir merah mencolok di wajahku yang pucat, aku justru merasa ngeri.Tiba-tiba aku teringat saat dulu aku menemani Julian ke sebuah wawancara, aku nggak sengaja mendengar bisikan beberapa wartawan gosip di kamar mandi.“Kalau saja dia bukan pacarnya Julian.”“Aku beneran nggak akan mau mewawancarainya. Dia membosankan, nggak punya pesona dan bikin rating jatuh.”“Penampilannya di depan kamera buruk sekali. Kelly jauh lebih cantik dan memikat.”“Sayang sekali jadwal wawancara Kelly sudah penuh …”Setelah mendengar itu, aku melatih bersenyum di kamar mandi supaya terlihat lebih alami.Aku pikir aku bisa tampil lebih baik setel
Prosedurnya berlangsung persis seperti yang dijelaskan Dokter Marvin.Saat obat mulai mengalir di nadiku, tubuhku terasa tenggelam ke laut yang dingin dan dalam.Tubuhku terasa berat, mati rasa dan napasku pun berhenti.Saat kubuka mata lagi, aku sudah melayang di antara penonton turnamen di Etiropia.Sebuah layar raksasa menunjukkan pukul 7 malam, Waktu Etiropia Tengah.Pertandingan final sedang berlangsung dan Julian jelas tampak unggul.Hanya tinggal beberapa langkah lagi menuju kemenangan mutlak.Kemungkinan Julian untuk menang kini mencapai 90 persen.Seluruh penonton terdiam.Para wartawan sibuk menekan tombol kamera mereka.Seluruh dunia menunggu untuk menyaksikan momen bersejarah ini.Julian duduk di depan papan catur, jarinya menggantung di atas benteng putih.Hanya tinggal beberapa langkah kecil untuk skakmat lawannya.Gelar juara dunia sudah di depan mata.Namun, tangannya tiba-tiba terhenti.Julian mendongak dan matanya menyapu ke seluruh arena.Lalu, dia menjatuhkan rajany
Keesokan harinya, berita tentang perubahan drastis gaya permainan Julian tersebar di mana-mana.[Gaya permainan Julian mengejutkan dunia catur! Para ahli bingung!][Jenius catur goyah! Apakah masalah pribadi yang menjadi pemicunya?][Kelly Kiara mengisyaratkan ‘ketidakstabilan emosional’ tunangannya adalah penyebabnya!]Perawat-perawat di rumah sakit selalu berjalan pelan di sekitarku dan memerhatikan ekspresiku.Mereka kira aku nggak mau melihat berita apapun dari mereka.Tapi aku sudah nggak peduli sama apa pun.Aku hanya menyelesaikan boneka-boneka beruang di tanganku dengan tenang.Setiap jahitan adalah sisa kasih sayang terakhir yang bisa kukasih.Malam sebelum prosedur, aku menuntaskan semua persiapanku.Aku mengemas dan mengirim semua boneka yang sudah kujahit selama 8 bulan.Bersamaan dengan itu, aku mengirim 6 undangan pemakaman.Karena prosedurnya dijadwalkan dengan rapi, aku bahkan bisa mengatur perpisahanku sendiri.Perawat, Lisa Sumarno, menatap pria di TV yang baru saja m
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments