Share

Bab 3

Author: Neyta
Menghadapi sikap dingin Luna, Yosep meminta asistennya membelikan sebongkah berlian merah muda, ditambah sebuket bunga segar.

Dia tahu perempuan harus dirayu. Dulu kalau Luna marah, beginilah cara Yosep meluluhkan hatinya.

Namun, kali ini berbeda. Tidak ada tanggapan manja, tidak ada sikap luluh seperti biasanya. Saat Yosep bertanya kepada asistennya tentang reaksi Luna, jawabannya adalah "biasa saja".

Belum sempat merenung lebih dalam, rapat di kantor kembali menyita fokusnya. Sementara itu, Luna sudah mengajukan permohonan ke kampus. Dia hanya perlu menyelesaikan satu skripsi untuk meraih gelar kelulusannya.

Bagi Luna, menulis skripsi bukanlah hal sulit, selama dia bisa menyelesaikan sidangnya tepat waktu. Yang membuat rumit adalah dia harus belajar bahasa sekaligus latihan berbicara, yang selama ini belum banyak kemajuan.

Setelah bertahun-tahun tuli, kemampuan berbahasanya masih perlahan pulih, apalagi kemampuan berbicaranya yang berantakan.

Dia menelepon sahabatnya, Whitney. Saat telepon terhubung, suara di seberang terdengar ragu. "Halo? Ini siapa ya?"

Luna tersenyum. "Nomorku nggak ganti kok. Kamu nggak simpan kontakku?"

Terdengar seruan di seberang. "Astaga! Luna! Sudah berapa lama aku nggak dapat panggilanmu! Pendengaranmu sudah pulih?"

Karena banyak yang harus dibicarakan, mereka sepakat untuk bertemu langsung di kafe.

Saat Luna sedang menunggu, ponselnya berdering. Yosep menelepon dan bertanya dengan nada panik, "Takaran gula merahnya berapa sih?"

Luna bingung. "Apanya?"

Sebelum sempat paham, terdengar suara pembantu mereka. "Kecilkan apinya, nanti gosong! Tuan, biar aku saja yang buat!"

Yosep bersikeras. "Nggak perlu, aku saja. Lulu, gula merahnya harus berapa banyak? Aku sudah coba dua kali, tapi rasanya aneh terus. Ruha demam sampai 38 derajat. Dia pingsan ... obat-obatan nggak ada efek ...."

Dari suara di seberang, Luna bisa membayangkan betapa paniknya suasana di sana. Yosep yang selama ini tenang dan dingin, bisa kehilangan kendali hanya saat menyangkut Ruha. Padahal Yosep yang dulu, jangankan masuk dapur, makan pun penuh tuntutan.

Luna bahkan berhenti kuliah demi mengurus Yosep. Dari makanan, pakaian, semua dia tangani. Dia bahkan belajar pengobatan kuliner demi menyesuaikan makanan yang cocok untuk tubuh Yosep. Sementara itu, orang yang bisa membuat Yosep masuk dapur ternyata hanya Ruha.

Luna teringat saat dia menemani Yosep ski. Dia pernah demam hingga 40 derajat. Saat itu, Yosep belum menerimanya. Dalam keadaan hampir tak sadar, Yosep menyuruhnya berhenti bersikap berlebihan. Tak ada dokter, tak ada bantuan, Luna bertahan sendirian di negara asing.

Kini hanya dengan demam 38 derajat, Yosep sudah kalang kabut. Benar-benar kekuatan cinta sejati yang tak tergantikan.

Kopi hitam tanpa gula yang diteguk Luna tak terasa pahit sedikit pun. Begitu menutup telepon, Whitney pun tiba dengan napas terengah-engah.

Begitu duduk, dia langsung mengeluh tanpa henti, "Kamu nggak tahu betapa gilanya Yosep itu! Tengah malam suruh aku cari satu set perhiasan giok dan langsung transfer uang! Mentang-mentang kaya, semena-mena amat! Kirain aku robot yang nggak perlu istirahat? Dasar sok hebat! Untung aku banyak koneksi!"

Whitney menunjukkan gambar perhiasan itu di ponselnya.

Luna hanya tersenyum. Dia benar-benar bersyukur pendengarannya kembali. Bahkan suara bising penuh keluhan itu terasa indah di telinganya. Dia merasa kembali bisa menyentuh dan mencintai dunia.

Setelah selesai mendengarkan, Luna pun bercerita tentang rencananya untuk ke luar negeri dan kesulitan berbicara bahasa asing.

Whitney langsung bersikap serius. "Kamu sudah terlalu lama berhenti. Dunia di luar berkembang cepat! Sekarang tinggal lempar duit, sudah bisa dapat orang yang bisa ajarin kamu bahasa asing atau menghangatkan ranjangmu. Bahkan kamu bisa belajar di ranjang sama cowok sixpack!"

Kemudian, dia terdiam sejenak. "Tapi, kamu benaran mau pergi? Pergi ninggalin Yosep?"

Luna mengangguk. "Aku cuma mau tanya satu hal. Kamu ngerti soal perhiasan. Menurutmu, ini bisa dijual berapa?"

Whitney memeriksa berlian yang ditunjukkan Luna, lalu menyahut, "Kalau berlian begini, aku nggak punya jalur. Tapi kamu beruntung, aku punya ini."

Dia mengeluarkan sebuah undangan ke acara lelang perhiasan.

Luna tahu Whitney bisa dipercaya. Whitney adalah spesialis giok. Sementara itu, lelang ini adalah tempat para profesional. Berlian yang dia punya mungkin tak akan dihargai tinggi kalau dijual di toko. Namun di sini, ada kemungkinan mendapat harga yang pantas dan jaringan yang berguna.

Beberapa hari kemudian, Luna memutuskan untuk pindah dari Vila Luxe. Sebagai bentuk sopan santun, dia mencoba menelepon Yosep. Namun, yang mengangkat adalah Maia.

"Kakakku lagi temani Kak Ruha pilih-pilih gaun. Kamu pikir kamu siapa, calon istri resmi? Sudah deh, jangan ganggu!"

Panggilan yang diputuskan itu pun membuat Luna hanya bisa tertawa getir. Ya sudahlah, toh Yosep tak akan peduli dia pergi atau tidak.

Sore harinya, Luna datang ke acara lelang. Dia tidak tahu ternyata acaranya sebesar ini, jadi hanya mengenakan gaun sederhana.

Begitu masuk ruangan, dia baru sadar semua orang datang dengan persiapan matang. Namun, dia tidak merasa rendah diri karena teringat uang di dompetnya. Meskipun perhiasan di sini mahal, belum tentu dia tidak sanggup membeli.

Kerumunan mulai berkumpul di depan panggung. Sorotan lampu panggung menyala. Yang muncul adalah Yosep, di sampingnya adalah Ruha.

Perhiasan yang dikenakan Ruha adalah giok berkualitas tinggi yang beberapa hari lalu ditunjukkan Whitney kepada Luna, perhiasan dengan harga yang luar biasa mahal. Diberikan dengan niat tulus, dengan perhatian.

Sementara itu, hadiah dari Yosep untuk Luna? Selalu dikirim lewat asisten, dibeli secara acak di toko. Asal-asalan, tak ada ketulusan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sakit Sesaat Demi Kebahagian Masa Depan   Bab 22

    Ruha menjerit ketakutan saat melihat Yosep jatuh dari lantai atas.Luna dan Ronan segera berlari menuruni tangga untuk memeriksa keadaannya. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, Yosep menatap Luna dan berkata dengan penuh penyesalan, "Aku ... maaf, anggap saja ini sebagai penebusan dosaku ...."Saat ini, suara sirene polisi terdengar dari luar.Di depan ruang ICU, Luna memandang ke arah dalam dengan tatapan hampa. Dokter memintanya untuk menjalani pemeriksaan menyeluruh, tetapi dia tak memberi respons.Ronan sudah membujuknya berkali-kali agar mau diobati, tetapi Luna tetap bergeming. Hingga akhirnya, Ronan sendiri yang turun tangan mengurus luka-lukanya.Karena kelelahan, Luna bersandar di pelukan Ronan. Dia terus berdoa agar Yosep bisa selamat.Ronan terus menenangkannya, "Dia akan baik-baik saja ... pasti akan baik-baik saja ...."Hingga akhirnya dokter keluar dan mengumumkan hasil penanganan. Yosep berhasil diselamatkan, tetapi dia menjadi cacat seumur hidup.Saat Luna masuk, Yosep

  • Sakit Sesaat Demi Kebahagian Masa Depan   Bab 21

    Mendapati kesimpulan itu, Ronan mulai panik. Pikirannya mulai mengingat-ingat siapa saja musuh yang mungkin pernah dikenali ke Luna.Yosep juga menggunakan koneksinya, tetapi satu-satunya yang ditemukan adalah mobil hitam terakhir yang menghilang di jembatan layang pinggiran selatan. Setelah itu, tak lagi ditemukan jejaknya.Ronan langsung membuka laptopnya dan mengaktifkan pelacak. Yosep mencibir melihatnya. "Kamu bahkan memasang pelacak di tubuhnya? Ini yang kamu sebut memberikan dia kebebasan untuk memilih?""Kami pernah liburan bersama sebelumnya. Kamu nggak tahu 'kan kalau Luna itu buta arah, nggak bisa membedakan timur, barat, utara, dan selatan. Jadi, aku pasang pelacak untuk berjaga-jaga kalau dia tersesat di luar negeri. Lagi pula, pelacak ini hanya aktif kalau Luna sendiri yang menyalakannya."Sayangnya, saat laptop dibuka, pelacak itu sama sekali tidak menunjukkan sinyal. Seketika, sebuah pemikiran terlintas di kepala Ronan. Dia terdiam sejenak, lalu berkata, "Luna nggak pun

  • Sakit Sesaat Demi Kebahagian Masa Depan   Bab 20

    Hari lamaran akhirnya tiba. Hari itu adalah hari balapan mobil di Pegunungan Oyama dan Ronan sudah janjian ikut serta bersama teman-temannya. Luna menonton dari pinggir lintasan sekaligus memberi semangat untuk Ronan.Dia bukan tidak paham dunia balap. Dulu dia pernah menemani Yosep bermain balap mobil. Saat itu, Yosep sedang terpuruk dan mencari sensasi, bahkan mengabaikan nyawanya sendiri, membuat Luna ikut terseret dalam kekacauan itu.Teman-teman Ronan sangat ramah. Meskipun penasaran pada Luna, mereka tetap menjaga batas dan hanya terus memanggilnya "Kakak Ipar".Sebelum pertandingan dimulai, Ronan bersumpah dengan penuh semangat, "Hari ini aku akan jadi juara buat kamu, Luna!"Luna sendiri tidak terlalu peduli soal menang atau kalah. Dia hanya memberi semangat dari pinggir. Namun, saat data peserta direkam, tiba-tiba muncul satu nama yang sangat familier, yaitu Yosep.Yosep juga sudah bersiap dengan perlengkapan lengkap dan sedang menatap tajam ke arah mereka, jelas ingin menanta

  • Sakit Sesaat Demi Kebahagian Masa Depan   Bab 19

    Ayah Ruha terdiam, sementara Ruha mulai panik. "Ayah, tega membuangku ke luar negeri? Rela memisahkanku darimu?"Melihat setumpuk bukti di tangan Yosep, ayah Ruha pun menghela napas dan akhirnya menyerah. "Baiklah, aku setuju.""Anakku, kamu nggak ingin melihat ayahmu kehilangan segalanya di masa tua, 'kan? Sesuatu yang bukan milikmu, jangan terlalu dipaksakan. Ayolah, cepat minta maaf pada Bu Luna!"Namun, Ruha menggeleng kuat-kuat, menatap Luna dengan tajam. "Aku nggak sudi! Sekalipun aku mati! Luna, jangan harap!"Ayah Ruha yang melihat tingkah anaknya itu hanya bisa merendahkan diri. "Bu Luna, ini salahku dalam mendidik anak. Mohon maafkan anakku yang keras kepala ini."Setelah itu, dia berdiri dan membungkuk dalam-dalam. Luna bisa melihat bagaimana ayah Ruha mengkhawatirkan anaknya dan hatinya pun sedikit tersentuh.Sebaliknya, Ruha tetap tak bisa menerima kenyataan bahwa dia telah tersingkir dan tetap menolak meminta maaf.Kasus plagiarisme pun akhirnya selesai. Yosep berjalan ke

  • Sakit Sesaat Demi Kebahagian Masa Depan   Bab 18

    "Dua tahun lalu, aku pernah menjadi desainer sukarela dalam proyek sosial di Krosa. Proyek hotel yang kalian sebut-sebut sebagai hasil jiplakan itu, arsiteknya bernama Cathy. Itu adalah nama yang kugunakan saat pertama kali tiba di luar negeri.""Dokumen yang kupegang saat ini adalah surat pernyataan resmi dari pihak hotel Krosa, menyatakan bahwa akulah perancangnya. Surat ini sudah dipublikasikan di situs resmi Grup Djohar. Semua orang bisa mengeceknya sendiri."Begitu Luna selesai berbicara, ruangan langsung gempar. Media tentu saja selalu haus berita yang menarik perhatian. Kalau tidak ada skandal plagiarisme, mereka tidak akan pulang dengan tangan kosong.Melihat Luna dan Yosep duduk berdampingan, para wartawan mulai bergosip."Pak Yosep, ada kabar bahwa Bu Luna dulu pernah menjadi tunangan Anda. Apakah pemilihan desainnya ada unsur pribadi?""Pak Yosep, benar atau nggak bahwa Anda sudah diam-diam menikah dengan Bu Ruha? Bu Ruha bahkan hadir di pemakaman Pak Santos. Apakah dia hadi

  • Sakit Sesaat Demi Kebahagian Masa Depan   Bab 17

    [ Proyek Vila Pemandian Air Panas Grup Djohar Diduga Menjiplak Proyek Krosa! ]Begitu berita ini tersebar, harga saham Grup Djohar langsung anjlok. Para pemegang saham pun mendesak agar diadakan rapat.Di luar vila, puluhan lampu kilat kamera menyala, mengarah pada Ronan dan Luna yang baru saja keluar. Tak ada yang tahu dari mana media-media itu mendapatkan alamat mereka, tetapi sekarang semuanya sudah mengepung di halaman depan.Ronan segera melindungi Luna di belakangnya. Dalam kerumunan yang saling mendorong, mereka berdua akhirnya masuk ke mobil dengan susah payah.Whitney menelepon Luna, memberi kabar soal kekacauan di dalam perusahaan, lalu menyarankan Luna untuk menghindar sejenak.Namun, Luna tahu bersembunyi tidak akan menyelesaikan masalah.Di ruang rapat pemegang saham, Yosep tengah menjadi sasaran kemarahan ayah Ruha yang memimpin penyerangan terhadapnya. Dia menuntut Yosep untuk segera mengakhiri kerja sama dengan tim John, menahan pelunasan pembayaran terakhir, bahkan ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status